Home / Romansa / Cinta Dalam Skandal / Bab 1 : Kesalahan Fatal

Share

Cinta Dalam Skandal
Cinta Dalam Skandal
Author: RibyNabe

Bab 1 : Kesalahan Fatal

Author: RibyNabe
last update Last Updated: 2023-02-02 22:31:39

Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, Bitna menghirup dalam udara segar dari negara yang baru pertama kali dikunjunginya itu. Tatapannya langsung mengarah pada segerombolan orang-orang yang menjeritkan namanya dengan tatapan penuh puja. 

"Nana!"

"Kami mencintaimu!"

"Kamu sangat cantik!"

"Saranghae, Nana Eonni!

Bodyguard yang sudah siap menjaganya, dengan sigap segera menghadang para fans dari aktris terkenal asal negeri ginseng tersebut. Bitna lantas memakai kacamata hitamnya dan mulai melanjutkan langkahnya. Diikuti oleh manajer dan timnya yang lain. Sesekali ia melambaikan tangannya dan menundukkan kepalanya untuk membalas sapaan dari para fansnya. 

“Aku tidak menduga jika aku seterkenal ini di mancanegara,” bisik Bitna pada Dalmi, manajernya, dengan rasa bangga.

Dalmi tertawa kecil mendengarnya dan berkata, “Lebih seringlah membuka akun media sosialmu dan sapa fansmu, agar kamu mengetahuinya. Ini berkat film yang kamu bintangi terakhir kali.”

“Ternyata tidak hanya idol,” balas Bitna dengan gumaman. 

Netra Bitna menangkap segerombolan orang berpakaian jas berwarna hitam rapi dari kejauhan yang berlawanan arah darinya. Atensinya langsung jatuh pada seorang pria yang memimpin mereka di depannya. Ia memang tampan dan terlihat memiliki aura yang sama dengan yang dimiliki oleh CEO perusahaannya. Hanya dengan menatapnya dari kejauhan, entah untuk alasan apa, membuat jantung Bitna berdetak dua kali lebih cepat. Bitna menatapnya hingga ia bahkan melepas kacamatanya untuk bisa menatap pria itu langsung.

Ketika gerombolan pria tersebut sudah ada tepat di depannya, Bitna tanpa sadar mengatakan sesuatu sambil menghentikan langkahnya. “Tampan,“ gumam Bitna yang ditunjukkan pada pria tersebut.

“Ada apa denganmu?” Dalmi bertanya pada Bitna yang tiba-tiba saja berhenti.

Bitna segera tersadar dan menatap Dalmi yang sudah ada beberapa langkah di depannya. Untuk terakhir kalinya ia menatap pria tersebut dari belakang.

“Tidak ada,” jawab Bitna seraya melanjutkan langkahnya menyusul Dalmi.

“Permisi.” Tiba-tiba suara seorang pria terdengar dari belakang mereka yang membuat Bitna beserta rombongannya berhenti dan berbalik.

Dia adalah pria yang diperhatikan Bitna secara diam-diam sejak tadi. Dibalik sikap tenangnya, diam-diam Bitna mengutuk dirinya sendiri yang membuat kesalahan.

“Ya? Ada urusan apa, Tuan?” tanya Dalmi.

“Aku melihatnya terjatuh dari tanganmu,” ucap pria tersebut sembari mengulurkan sebuah gelang pada Bitna.

“Ah, ya, benar. Itu milik saya.” Bitna bahkan tidak menyadari jika gelang berharga miliknya itu sudah terjatuh dari tangannya karena terlalu fokus memperhatikan pria ini.

Pria tersebut meletakkan gelang yang ia pegang di telapak tangan Bitna yang terbuka. Sensasi aneh dirasakan Bitna ketika mereka bersentuhan secara tak sengaja.

“Terima kasih,” ucap Bitna setelah pria tersebut menarik tangannya kembali.

Ia segera berbalik dan melanjutkan langkahnya bersama rombongannya. Bitna menatap punggung tegapnya sampai tertutupi oleh orang-orang dibelakangnya. Jantungnya semakin berdegup dengan kencang setelah interaksi mereka.

“Ayo kita pergi, Bitna,” ajak Dalmi seraya berbalik dan melanjutkan langkahnya.

“Ayo, Eonni,” sahut Bitna yang segera mengikuti Dalmi.

Bitna, Dalmi, dan rombongan mereka melanjutkan perjalanan dengan mobil yang sudah menunggu mereka. Sebuah apartemen sudah dipersiapkan oleh perusahaan, sementara mereka menetap di Indonesia.

“Apa kita tidak tinggal di hotel?” tanya Bitna setelah sampai dan melihat-lihat seisi ruangan.

“Tuan CEO sudah menjelaskan padaku bahwa kita akan menetap cukup lama di Indonesia yang berpotensi selama bertahun-tahun. Semua keperluan kita sudah diurus oleh perusahaan," sahut Dalmi. 

“Selama itu?” tanya Bitna terkejut.

Dalmi tidak lagi menjawab karena sudah sibuk dengan barang-barangnya dan pikirannya yang lagi-lagi melamun. Semua ini seakan sudah dipersiapkan dengan matang dan dari jauh-jauh hari. CEO mereka benar-benar seolah berniat membuang mereka jauh dari Korea.

“Eonni … “ Bitna memanggilnya untuk bertanya lebih banyak.

“Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Hal yang terpenting adalah kita selesaikan pekerjaan ini sampai selesai. Acara pertamamu adalah besok malam, persiapkan dirimu saja. Di sana ada banyak orang-orang yang penting di negara ini,” jelas Dalmi seraya membawa kopernya ke dalam salah satu kamar.

Keesokan malamnya

Bitna melangkah masuk ke dalam ruangan yang sudah di dekor sempurna dengan langkah percaya diri. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengambil minuman dan memperhatikan sekelilingnya. Dalmi mengatakan bahwa dirinya hanya harus mengobrol seperti biasanya tanpa membuat masalah.

Suara seseorang yang terdengar lewat microphone, mengalihkan atensi para tamu secara serempak. Tak terkecuali dengan Bitna, yang saat itu juga tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Melihat pria yang dilihatnya di bandara kemarin saat ini berdiri di atas panggung.

"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan semua yang sudah hadir di acara saya." Suara bariton khasnya mulai terdengar.

Bitna semakin terpesona padanya, meskipun pria itu mengucapkan kalimat-kalimat yang menurutnya sangat membosankan dalam pidato. Sampai setelah ia menutup pidato singkatnya dan mendapatkan banyak tepuk tangan, Bitna masih terhipnotis dengan pesonanya. Hingga pria tersebut turun dari panggung, Bitna baru tersadar.

“Dia terlihat luar biasa,” ucap Bitna bergumam. ‘Tentu saja dengan status keluarganya dia sudah terbiasa melakukannya.’ Bitna menambahkan di dalam batinnya.

Setelah kalimat singkat pidato yang diucapkan olehnya selesai, pesta membosankan ini pun akhirnya berjalan kembali. Bitna mulai mendekati gerombolan orang-orang berkelas ini untuk sekedar bercengkrama demi membangun citranya. Tentu saja dengan beberapa kali minum, yang entah sudah keberapa kalinya.

“Nona Bitna, apa saya benar?” sapa seorang pria yang tiba-tiba saja sudah ada di dekatnya.

“Ya, benar, Tuan pengembali gelang?” Bitna bertanya secara tidak langsung nama dari pria yang ia temui di bandara kemarin.

Pria di depannya tertawa dan mengulurkan tangannya seraya memperkenalkan dirinya, “Nama saya Kenzo.”

“Senang bertemu dengan Anda, Nona Bitna.” Bitna membalas uluran tangan

tersebut. 

Melihat sekali lagi dari dekat wajah pria yang diam-diam ia kagumi ini memang membuat Bitna semakin mengakui ketampanannya. Sikapnya yang kini Bitna lihat juga terasa sangat berbeda dengan saat pertemuan pertama mereka atau saat ia berpidato di atas panggung tadi. 

“Saya juga senang, Tuan Kenzo.” Setelah cukup lama berjabat tangan, Bitna melepaskan jabatan tangan mereka. 

“Maafkan saya,” ucap Kenzo terlihat canggung.

“Saya dengar, Anda yang mengadakan pesta indah ini? Terima kasih sudah mengundang saya, Tuan Kenzo.” Bitna segera kembali berbicara untuk menghilangkan kecanggungan Kenzo dalam Bahasa Indonesia. 

“Terima kasih juga atas pujiannya, Nona Bitna. Ngomong-ngomong, Bahasa Indonesia Anda cukup fasih, apa Anda berasal dari negara ini?” tanya Kenzo mengalihkan pembicaraan.

“Tidak, manajer saya yang memiliki darah Indonesia. Jadi, dia yang mengajari saya,” jawab Bitna yang diangguki Kenzo.

“Kalau begitu, saya pamit untuk menyapa tamu yang lainnya. Selamat menikmati pestanya.” Kenzo mulai berpamitan setelah berbincang sebentar dengan Bitna.

“Dengan senang hati,” sahut Bitna dengan senyum manis formalitasnyanya mengiringi kepergian Kenzo. 

Setelah Kenzo pergi, Bitna melepaskan senyum manis di wajahnya. Efek samping dari alkohol yang sejak tadi ia minum mulai terasa. Sesegera mungkin ia keluar dari ruangan, meninggalkan pesta tanpa diketahui siapapun.

Berjalan sempoyongan dalam keadaan yang sudah setengah sadar, Bitna masuk ke dalam lift dan menekan tombol lift terbawah. Ketika suara lift berbunyi menandakan jika lantai yang dituju oleh Bitna telah sampai, ia keluar dengan langkah yang masih sempoyongan. 

Matanya yang buram sama sekali tidak melihat meja resepsionis yang tadi ia lihat saat masuk ke dalam hotel. Yang dilihatnya hanya sebuah lorong panjang dan pintu-pintu kamar. Merasa jika ia salah menekan tombol, Bitna berbalik untuk kembali ke dalam lift.

Pandangannya kembali menangkap seseorang yang berjalan dari arah berlawanan ke arahnya. Ia menundukkan kepala, berharap tidak dikenali. Namun, tiba-tiba saja pria tersebut berhenti tepat di sampingnya dan menghentikan langkah Bitna dengan menahan tangannya.

Bitna yang berdiri tak seimbang memegang dinding di sampingnya untuk menahan tubuhnya. Ia lantas mendongak untuk menatap pria yang lebih tinggi darinya ini. Namun, belum sempat Bitna melihat, tanpa aba-aba, ia mencium bibir Bitna. Bahkan tangannya entah sejak kapan menarik pinggang Bitna membuat tubuh keduanya menempel sempurna.

Bitna masih belum bereaksi dengan apa yang baru saja terjadi. Entah karena rasa mabuk atau karena permainannya yang membuai, ia mulai terbawa oleh suasana dan perlahan membalas ciuman pria tersebut. Kepalanya kosong, tidak memikirkan apa akibat yang bisa terjadi dengan perbuatannya ini.

“Aku merindukanmu, Ariana.” Ditengah ciuman mereka, Bitna samar-samar mendengar suara pria tersebut.

‘Aku sepertinya pernah mendengar nama Ariana di suatu tempat?’

-

-

-

To be continued 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 100 : Akhir Karir Bitna ?

    Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 99 : Rencana Masa Depan

    Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 98 : Benar-benar Dirinya!

    “Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 97 : Kejutan Tidak Terduga

    Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 96 : Tidak berekspektasi

    Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te

  • Cinta Dalam Skandal    Bab 95 : Kehampaan

    Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status