Share

Bertengkar

Penulis: Missia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-01 16:45:41

Mulut wanita itu terbuka dan tertutup layaknya ikan di permukaan tanah. Bella tidak pernah menyangka jika dirinya akan bertemu dengan Sagar di tempat dan saat seperti ini. Kepanikan muncul tanpa diminta.

“Itu … itu ....” Bella kelabakan untuk menjawab pertanyaan Sagar yang menanyakan apa yang sedang dia lakukan. “Aku … aku cuma mau pergi ke luar sebentar, ke minimarket.”

“Malam-malam begini? Untuk apa?” interogasi Sagar sekali lagi. Bella heran, tidak biasanya Sagar mempedulikannya seperti sekarang.

“Cuma mau beli … es … krim,” cicit Bella pelan.

“Apa?” seru Sagar tidak dengar.

“Cuma mau beli es krim!” jawab Bella dengan suara yang agak ia kencangkan. Ia menahan rasa malunya karena alasannya yang terdengar aneh.

“Beli es krim malam-malam? Aku tidak percaya. Untuk apa makan es krim jam segini? Jangan-jangan kamu mau melakukan hal yang aneh-aneh, kan?” tuduh Sagar.

Bella mengernyit. Ia mencoba membela diri, “Apa maksudmu melakukan aneh-aneh? Aku cuma mau beli es krim! Aku tidak bohong tahu!”

Tatapan Sagar menajam menatap istrinya. Meski wanita itu keras kepala, Sagar tidak akan mempercayainya. Keluar malam-malam untuk membeli es krim pasti hanya alasan belaka agar Bella bisa pergi menemui kekasih gelapnya. Tidak mungkin ada orang yang membeli es krim tengah malam jika tidak ingin dirinya jatuh sakit keesokan harinya.

“Kamu pasti ingin pergi menemui kekasihmu, kan? Katakan saja dengan jujur,” tuduh Sagar.

Pernyataan Sagar membuat Bella menganga. Meski ia tahu jika Sagar tidak mencintainya dan pernikahan mereka tidak jelas, tidak pernah ada dalam pikirannya untuk berselingkuh.

“Dari mana kamu mendengar hal itu?” tanya Bella tidak terima.

“Dari orang yang bisa dipercaya, kau tidak perlu khawatir.” Sagar menyeringai, ternyata Bella memang sedang memiliki hubungan gelap dengan pria lain.

Orang yang memberi tahu Sagar adalah seorang wanita yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Laura memberikan beberapa foto kedekatan Bella dengan seorang dokter yang ada di tempat kerjanya. Setiap ada berita tentang kedekatan Bella dengan dokter itu, Laura selalu mengatakannya pada Sagar tidak lupa dengan memberikan bukti-buktinya.

“Tidak kusangka, padahal kau terlihat seperti orang diam dan penurut, ternyata kamu juga bisa bermain licik,” ejek Sagar dan menatap rendah Bella.

Wanita yang ada di hadapan Sagar itu diam. Matanya yang biasa menatap dengan hangat kini menatap tajam ke arah suaminya. Dada Bella naik turun, matanya panas dan berkaca-kaca, rahangnya mengeras menahan emosi. Bella tanpa sadar memegangi dadanya yang terasa sesak.

‘APA KAMU TIDAK TAHU JIKA BAYI DALAM KANDUNGAN INI ANAKMU?!’

Ingin sekali Bella berteriak dan menunjuk muka berengsek Sagar. Ingin rasanya Bella mengeluarkan bukti kehamilannya dan melemparkannya ke hadapan Sagar.

Tidak ada lagi keinginan untuk membeli es krim. Hilang sudah nafsunya untuk memakan benda dingin dan lezat itu.

“Terserah kamu mau menuduhku seperti apa. Aku sudah tidak peduli,” ungkap Bella yang mengurungkan rencananya. Ia berbalik dan meninggalkan Sagar yang berdiri sendirian di ruang tamu.

Bella menahan rasa kesal, amarah, kecewa, dan sedihnya. Saat ia benar-benar berada di dalam kamarnya, barulah bendungan yang tadi ia bangun tinggi dan tebal itu hancur seketika. Wanita itu meraung-raung menangis dalam kamarnya. Hatinya hancur sudah dituduh seperti itu. Ia kesal pada pemikiran sempit Sagar. Ia kesal pada perlakuan Sagar kepadanya.

“Hidup ini benar-benar tidak adil!” seru Bella di sela isak tangisnya. Tangannya tidak berhenti memukul-mukul bantal empuk demi melampiaskan emosinya.

***

Sagar menatap ponsel yang ia nyalakan. Dalam layar itu terlihat kiriman foto berupa Bella yang duduk bersampingan dengan seorang dokter pria di rumah sakit tempat wanita itu bekerja. Itu bukanlah satu-satunya foto, banyak foto yang menunjukkan bagaimana kedekatan Bella dengan kekasihnya.

Pria itu ingin sekali membanting ponsel yang ada dalam genggamannya. Bukti-bukti yang terus dikirimkan oleh Laura kepadanya terlalu banyak.

Sagar tidak mencintai Bella. Namun, harga dirinya sebagai pria yang hidup sempurna dan selalu dikejar-kejar oleh banyak wanita terluka. Ia sangat tidak suka saat Bella memandangnya remeh. Wanita itu tidak mengejarnya seperti wanita lain, ternyata itu karena ia sedang berselingkuh.

Sagar semakin tidak menyukai Bella saat wanita itu menatapnya dengan garang dan tidak terima atas bukti yang ia berikan kepadanya.

Keinginan Sagar untuk tidur di kamarnya menghilang. Ia justru kembali melangkah ke luar rumah. Ia ingin melampiaskan kekesalannya dengan kembali menyibukkan diri dalam kehidupan malam dan alkohol yang jauh lebih menyenangkan.

Di sana, ia bisa bermain-main sepuasnya dan melupakan segala kehidupan dunianya yang menyesakkan.

***

“Bagaimana hasil editan fotonya, Laura? Apa hari ini ada foto yang mau diedit lagi?”

Wanita yang memakai gaun dengan bahu terbuka berwarna merah terang itu menyeringai menatap salah satu kenalannya. Ia adalah orang yang dikenal jago memanipulasi foto. Dengan menggunakan kecantikannya, pria itu berhasil terjerat dan melakukan apa saja untuk Laura, termasuk mengedit foto.

“Hasil editanmu bagus banget! Kelihatannya kaya foto asli! Tapi, hari ini sudah cukup, deh, kapan-kapan aku bakal kirim lagi fotonya,” balas Laura yang duduk sangat dekat dengan pria itu.

Diam-diam, Laura menyunggingkan seringai. Berkat pria ini, Laura bisa mempengaruhi Sagar. Sejak ia jatuh cinta dengan Sagar, ia selalu mencari informasi mengenai pria itu, termasuk rahasia-rahasianya.

Laura terkejut saat mengetahui fakta bahwa Sagar sudah menikah 9 bulan yang lalu. Pernikahan Sagar dan istrinya dilaksanakan diam-diam, dan itu menimbulkan kecurigaan bagi Laura. Melihat bagaimana sikap Sagar yang seolah tidak peduli dengan kehidupan pernikahannya, Laura berpikir jika kemungkinan besar Sagar tidak mencintai istrinya.

Jadi, Laura juga mencari informasi mengenai wanita itu. Laura mengetahui jika istri Sagar bernama Bella Tasya, wanita biasa yang bekerja sebagai ahli gizi di sebuah rumah sakit.

Demi kesempurnaan rencananya mendapatkan hati Sagar, ia tidak mau mempunyai saingan seorang wanita lainnya, maka Laura berusaha untuk merusak hubungan pernikahan Sagar.

Laura menciptakan skenario seolah-olah Bella sedang selingkuh dengan pria lain dan menunjukkan bukti-buktinya pada Sagar. Meski terlihat tidak peduli, tetapi Laura tahu jika Sagar marah besar. Buktinya, setiap Laura memberikan bukti-bukti palsu yang ia buat, Sagar sama sekali tidak menolaknya seolah penasaran.

Wanita cerdik itu pun sangat yakin jika rencana yang sedang ia susun kali ini akan sukses besar, seperti rencana-rencananya yang lain. Hanya dalam waktu dekat, Sagar pasti sudah ada di tangan Laura. Membayangkan hal itu sudah mampu membuat Laura terbang ke langit ke tujuh.

***

Semenjak pertengkaran hebat antara dirinya dengan Sagar, Bella menyadari jika jaraknya dan Sagar semakin jauh. Sebelumnya, Bella masih beberapa kali melihat Sagar berada di rumah, entah untuk tidur atau makan, atau kegiatan lainnya. Namun, saat ini sangat jarang Bella menemukan keberadaan pria itu. Melihat Sagar sekali sehari saja sudah menjadi hal yang jarang.

Namun, di sisi lain, sebenarnya Bella bersyukur ia jarang bertemu dengan Sagar. Ia masih tidak ingin bertemu dengan pria itu. Dadanya masih terasa sakit saat mengingat tuduhan yang pria itu layangkan kepadanya.

Sayangnya, di suatu hari, Bella kembali bertemu dengan Sagar secara tidak sengaja. Saat itu, nampaknya Sagar pulang lebih cepat dari biasanya. Karena tidak pernah Sagar pulang di jam segitu, apalagi ketika ia dan Bella bertengkar. Bella yang baru saja datang dari dapur setelah mengambil sushi yang ia idamkan tidak bisa mengelak dari pria itu.

“Pasti itu sushi dari kekasihmu itu, kan?” tanya Sagar yang masih dalam keadaan setengah mabuk.

Bella memicing. “Apa pedulimu? Mau aku bilang ini buatan Bi Diana ataupun dari kekasihku, kau tidak akan percaya, kan?” balas Bella tidak kalah sengit.

“Jadi sekarang, kamu benar-benar mengakui kalau kamu sedang selingkuh dengan pria lain, ya?”

Bella mendengkus kasar. Ia memutar bola matanya bosan. “Dengar, Tuan Sagar. Semenjak menikah denganmu, aku sama sekali tidak peduli dengan kehidupan pribadimu! Aku tidak pernah cemburu meski kamu bermain dengan belasan wanita yang lebih cantik dariku di luar sana! Aku juga tidak protes saat gosip tentangmu dan aktris itu sedang berpacaran! Kita sudah berjanji untuk tidak peduli dengan kehidupan pribadi masing-masing!”

Sagar terdiam, saat ia membuka mulut ingin menjawab, Bella berbalik dan berjalan meninggalkannya.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Datang Terlambat   Happy Ending

    Bella tidak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya. Ia bahkan sampai mencubit pipinya sendiri agar ia percaya jika apa yang ada di depannya adalah kenyataan, bukan bagian dari bunga tidurnya.“Kak Sagar benar sudah sadar?” tanya Bella. Ia benar-benar tidak percaya meski sudah mencubit pipinya sendiri.Sagar yang ada di hadapan Bella terkekeh. Ia menyentuh pipi Bella dan menarik wajahnya untuk mendekat. Kecupan singkat di bibir Bella membuatnya bisa merasakan kehangatan dari bibir Sagar.“Apa masih belum percaya?” goda Sagar.“Kak Sagar,” panggil Bella sekali lagi. Kini dengan suara bergetar karena menahan tangis.Sagar tersenyum lembut. “Sudah lama aku tidak mendengar panggilan itu. Waktu awal menikah, aku ingat kamu memanggilku seperti itu. Oh, tunggu dulu … kalau tidak salah, ketika kamu kecil, kamu juga memanggilku begitu.”Mata Bella melebar. “Kak Sagar ingat?”“Tentu saja. Aku punya ingatan yang baik.” Sagar kembali tertawa saat melihat wajah Bella yang mendadak memerah.Bel

  • Cinta Datang Terlambat   Hukuman

    “Iya, Gabriel. Papamu masih istirahat. Doakan dia cepat sembuh, ya?” ucap Bella dengan suara bergetar. Ia bangkit dan membawa Gabriel menuju Sagar. Ia mendudukkan Gabriel di sisi sang Papa.Dengan polosnya, Gabriel merangkak mendekati wajah Sagar dan menepuk-nepuk pipinya pelan. Tingkahnya itu mau tidak mau membuat Bella menarik senyum.“Bilang pada Papa untuk cepat bangun, ya? Bilang kalau Gabriel mau bermain lagi dengan Papa,” bisik Bella di telinga Gabriel.Seolah mengerti, Gabriel kini menggeser tangannya untuk menyentuh dada Sagar. Ia menggoyangkan tubuh Sagar dengan kekuatannya yang sangat lemah itu. Sesekali Gabriel memanggil ‘papa’ dengan mulut kecilnya. Ia seperti ingin membangunkan Sagar. Entah lelah karena Sagar tidak kunjung bangun atau apa, Gabriel tampak cemberut. Ia memilih untuk membenamkan wajahnya di dada Sagar dan diam di situ.“Gabriel mau tidur dengan Papa, ya?” ucap Bella dengan sedikit menahan tawa.Sebenarnya, Bella ingin meletakkan Gabriel di sisi Sagar tetap

  • Cinta Datang Terlambat   Menunggu

    Bryan melompat dari tempat duduknya ketika mendengar bahaya menghampiri Sagar. “Tuan Sagar tertembak? Bagaimana bisa?”Sebenarnya, ini bukan kali pertama Sagar tertembak. Dulu, saat melawan musuh-musuhnya, beberapa kali Sagar terkena tembakan. Beruntungnya, Sagar masih selamat hingga saat ini.“Iya, Tuan Sagar tertembak oleh Stefany. Wanita gila itu awalnya ingin menembak Nyonya Bella, tetapi Tuan Sagar dengan cepat melindungi Nyonya Bella. Jadinya, Tuan Sagarlah yang tertembak,” jelas William.Bryan menghela napas panjang dan geleng-geleng kepala. “Sudah kuduga kalau wanita itu memang sama gilanya dengan Laura! Untung sekali dia sudah ditangkap. Biarkan dia mendekam dalam penjara bersama si jalang itu!”William yang mendengar omelan Bryan hanya bisa tertawa kaku. William tahu jika Bryan sangat membenci wanita-wanita yang mendekati Sagar. Kebanyakan dari mereka adalah penjilat yang hanya mengincar harta maupun fisik Sagar. Namun, entah mengapa Bella punya aura yang berbeda, jadi merek

  • Cinta Datang Terlambat   Pembuktian

    Mata Bella terpejam erat. Padahal ia hanya ingin menggapai Sagar dan merasa aman di sisinya. Namun, suara tembakan yang mengarah kepadanya, serta teriakan Sagar yang memanggil dirinya, membuat Bella meringkuk ketakutan. Ia sudah siap merasakan rasa sakit dari tembakan itu.Akan tetapi, setelah beberapa detik setelah tembakan terdengar, Bella tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Yang ia rasakan justru rasa hangat dari pelukan yang tidak asing baginya.“Kak … Sagar?” Bella mendongak. Wajah Sagar berada tepat di hadapannya. Melihat itu, Bella segera menyadari satu hal. Wajah Sagar terlihat pucat, suara erangan kecil terdengar dari mulutnya, dan keringat dingin membasahi dahinya.“Kak Sagar?!” Bella berusaha memanggil nama Sagar sekali lagi. “Ughh,” erangan kesakitan Sagar lebih keras dari sebelumnya. Mata Bella memindai tubuh Sagar. Ia pun melihat tangan Sagar berusaha menekan salah satu bagian tubuhnya. Ada cairan merah segar yang keluar melalui celah-celah jarinya. Ternyata, pelu

  • Cinta Datang Terlambat   Menyelamatkan Bella

    “A … apa? Tidak!” Bella mencoba untuk memberontak, ia memalingkan wajahnya agar bisa menjauh dari ujung pistol. Namun, Stefany tidak tinggal diam. Ia mencengkeram erat wajah Bella hingga membuat kulit wanita itu terluka karena ujung kuku-kukunya yang tajam.“Jangan memberontak, bodoh! Biarkan saja takdirmu ini berlalu!” Stefany tertawa sangat keras. Dia menyukai apa yang sedang ia lakukan saat ini.Sementara itu, Bella gemetar ketakutan. Ia tidak bisa membayangkan jika dirinya tidak ada di dunia ini. Ia tidak memikirkan rasa sakit yang mungkin ia terima setelah mendapatkan tembakan di kepalanya. Yang ada dalam pikirannya saat ini dipenuhi oleh Gabriel, anaknya.‘Tidak … tidak … kalau aku mati … kalau aku mati … bagaimana dengan Gabriel?’ batin Bella berkelut. Bella tidak bisa membayangkan bagaimana Gabriel tumbuh besar seorang diri. Ia tahu rasa tidak enaknya saat tidak punya seorang ibu di sisinya. Tidak akan ada pelukan hangat dan kata-kata yang menenangkan lagi di dunia ini.‘Bag

  • Cinta Datang Terlambat   Di Ujung Kemarahan

    "Nona Stefany beberapa hari yang lalu memberi rumah di salah satu perumahan terpencil yang ada di kaki pegunungan, tidak jauh dari kota tempat Tuan Sagar tinggal saat ini. Kemungkinan besar dia membeli rumah itu agar bisa menyembunyikan Nyonya Bella di sana," jelas Bryan. "Akan segera saya kirimkan alamatnya."Tak lama setelah Bryan memutuskan hubungan teleponnya dengan Sagar, Bryan pun mengirimkan alamat beserta titik koordinat yang menjadi tempat kemungkinan Bella disembunyikan. Sagar segera membukanya. Meski Bryan mengatakan jika tempat itu cukup terpencil dan jauh dari pemukiman warga, tetapi rumah itu terlihat cukup mewah layaknya villa pribadi.Belum selesai menganalisa temuannya, lagi-lagi ponsel Sagar berdering. Pria itu segera mengangkatnya setelah melihat nama William tertera di sana."Tuan Sagar, saya sudah menemukan lokasi di mana Nyonya Bella dibawa pergi," jelas William. Sagar mendengarkan dalam diamnya. "Mobil yang membawa Nyonya Bella pergi ke sebuah daerah kaki gunun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status