Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Pertemuan Menyakitkan

Share

Pertemuan Menyakitkan

Author: Grafz23
last update Last Updated: 2025-01-10 22:18:20

Sesampainya di rumah orang tua Andini, mereka melihat ada seorang pria bertubuh kekar, di penuhi dengan gambar serta beberapa hiasan di tangannya. Dia sedang mengais seorang anak kecil berusia 2 tahun di tangannya, nampak rasa takut tersirat di wajah sang anak ketika berada dalam genggaman Axel.

Kedua orang tua Andini tak mampu berbuat apa-apa selain hanya mengawasinya dari balik kaca. Usia mereka yang sudah tidak muda lagi, membuat keadaan semakin sulit.

"Raya!" teriak Andini dari dalam kendaraan, kemudian segera berlari mendekat ke arah putri semata wayangnya.

"Berikan kepadaku Axel!" matanya menyala, menatap pria yang pernah menjadi suaminya itu.

"Oh sayang, kenapa kau begitu kaku terhadapku?" tanya Axel mendekap Raya semakin erat, "apakah kau tidak rindu kepadaku?" sambungnya bertanya, perlahan mendekat ke arah Andini.

"Berikan Raya kepadaku!" hardik Andini, berusaha meraih tubuh kecil yang ada di hadapannya.

"Ayolah Andini, kita ini masih memiliki ikatan bukan?" tutur Axel sambil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Di Ujung Botol   Kayla

    "Halo sayang!" merdu terdengar suara dari seorang kekasih yang sudah mendampingi Rio selama 3 tahun lamanya, "aku sudah berada di bandara, mungkin sekitar 3 jam lagi aku akan menemuimu di rumah.""O-ok sayang, aku akan pulang lebih cepat hari ini," ucap Rio lalu menutup teleponnya.Andini hanya bisa terdiam ketika mendengar panggilan yang terucap dari mulut Rio, selama ini dia benar-benar tidak mengetahui jika ada orang lain di samping Rio. Dia memalingkan pandangannya ketika Rio kembali menemui dirinya serta kedua orang tuanya."Nak Rio, ibu ucapkan terima kasih sudah banyak membantu keluarga kami," ungkap ibunda Andini, "ibu harap Andini bisa lebih baik lagi ke depannya, dan kamu bisa memberikan yang terbaik untuknya," dengan penuh harapan, ibunda Andini mengusap lengan Rio.Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut Rio, selain anggukan. Dia tahu sedang berhadapan dengan siapa, dan tak ingin memberikan harapan apapun kepada keluarga Andini. Rio kemudian segera berpamitan untuk kem

    Last Updated : 2025-01-10
  • Cinta Di Ujung Botol   Campur Aduk

    Rio terkesiap mendengar apa yang terlontar dari mulut kekasihnya itu, dia tidak pernah mengira jika Kayla akan mengajak dirinya ke sebuah tempat berdosa yang sering dia datangi selama wanita yang menjadi kekasihnya itu berada di luar negeri."Aaa...aku, hmm....," Rio mulai gelagapan karena dia tak tahu harus menjawab apa.Kedua matanya tampak layu dengan wajah tersalip kepanikan di barengi dengan keringat dingin yang tiba-tiba saja mengalir membasahi bagian sisi telinganya."Honey!""Are you okay?" tanya Kayla menatap Rio."Yeah...sure, i'm good," jawabnya lalu menarik gelas yang ada di sampingnya."Sial, kenapa harus berpesta di sana sih!" gerutu Rio dalam hati, perlahan ekor matanya mendelik ke arah kekasihnya.Kayla dan Rio menumpahkan rasa rindunya dengan saling bercerita satu sama lain, di barengi dengan candaan yang membawa malam itu menjadi semakin syahdu."Rasanya aku tak ingin berpisah lagi mas," Kayla menjatuhkan kepalanya ke pundak Rio."Cukup beberapa bulan ini hatiku sera

    Last Updated : 2025-04-09
  • Cinta Di Ujung Botol   Amarah Robby

    Robby menaikkan sudut mulutnya, menyeringai lalu memutar roda untuk menghadapkan wajahnya ke arah Rio."Aku ingin Laudya kembali ke rumah malam ini juga," pinta Robby melemparkan tatapan sinis ke arah putranya itu."Apa kau yakin tidak akan menyakitinya lagi jika dia pulang kembali ke sana huh?" tanya Rio kesal karena Robby tidak menunjukkan sikap yang ramah ketika meminta putri bungsunya itu pulang."Seharusnya aku yang berkata seperti itu Rio," timpal Robby."Selama ini kau saja tega menelantarkan kami,""Bukankah itu lebih menyakitkan?" lanjutnya dengan wajah perang.Rio hanya menggelengkan kepala, dia hanya bisa diam mendengar ocehan Robby yang sudah ngelantur dan mendramatisir semuanya. Dia tak ingin perdebatan ini di dengar oleh Kayla dan juga Anna, karena keduanya selalu terbebani ketika Rio kembali bermusuhan dengan ayah kandungnya itu."Cukup ayah!" terdengar suara Laudya dari balik pintu menghentikan ocehan Robby terhadap Rio."Aku sudah muak dengan sikapmu yang selalu ingin

    Last Updated : 2025-04-09
  • Cinta Di Ujung Botol   Rahasia Di Masa Lalu

    Terdengar suara Robby di telinga Anna sedang memanggil kedua putranya, dia segera melangkah ke sisinya sambil menitikkan air mata."Anna!" dia melirik ke arah istrinya dengan kantung oksigen menutupi mulut dan juga hidungnya."Mas...," Anna tak mampu menahan lagi air mata yang membendung di kelopak matanya.Rio hanya menatap keduanya dari depan tempat tidur, hatinya tak merasakan apapun ketika melihat sang ayah sudah mulai menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik. Dia melihat Robby sedang membisikkan sesuatu kepada Anna.Air mata sang ibunda berderai semakin kencang, seolah dia sedang mendapatkan sebuah pesan yang sangat mengiris hatinya."Rio kemari nak," kata Anna memanggil putra sulungnya untuk duduk di samping Robby.Anna membukakan kantung oksigen yang melingkar di wajahnya, agar Robby dapat berbicara dengan jelas kepada Rio.Keduanya hanya saling beradu pandang tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka,

    Last Updated : 2025-04-10
  • Cinta Di Ujung Botol   Masa Kritis

    Rio bergegas menuju ke dalam mobil setelah Kayla menghilang dari pandangannya, dia langsung menginjak pedal gas dalam-dalam untuk segera menemui Reynold. Sesampainya di sana, dia langsung berlari ke dalam lift kemudian langsung membuka pintu ruangan sahabat karibnya."Sial! dimana dia!" gumam Rio karena dia tidak menemukan Reynold di dalam ruangan."Kathy!""Kathy dimana kau!"Dia berteriak tanpa menghiraukan para pegawainya yang sedang bekerja, wajah tampan itu kini berubah menjadi menyeramkan. Beberapa karyawan yang ingin meminta tandatangannya segera mengurungkan niat setelah melihat perangai sang pemimpin nampak tak sedap di pandang.Rio mengambil ponsel yang ada di dalam saku jas nya itu, kemudian mencoba menelepon Reynold namun dia tak kunjung mendapat jawaban."Maaf tuan, aku sedang di toilet," ucap Kathy menghadang langkah Rio dengan nafas tersengal-sengal sambil merapikan roknya."Kemana si brengsek itu?" tanya Ri

    Last Updated : 2025-04-10
  • Cinta Di Ujung Botol   Semakin Memburuk

    Dua jam berlalu, keduanya belum di ijinkan masuk ke dalam ruang ICU karena dokter dan juga perawat masih melakukan obeservasi. Terdengar suara langkah menggema di lorong yang terbilang sangat jarang sekali orang yang berlalu-lalang.Wajah penuh duka di serta tangisan kecil terlihat jelas ketika Laudya sedang mendekat kepada Rio dan juga Anna."Ayah bagaimana bu?" tanya Laudya sambil mengatur nafas.Dia segera bergerak menuju sebuah kaca kecil yang berada tepat di depan pintu ruang ICU, kedua matanya menyapu sekeliling untuk mencari keberadaan Robby. Laudya melihat ada beberapa orang sedang mengelilingi pria tua yang sedang berbaring di atas kasur."Maafkan aku ayah," dia meratapi kesalahannya, karena telah berani membentak Robby tadi malam.Tak lama berselang, salah satu dokter yang berada di samping Robby kemudian mendekat ke arah pintu masuk. membuat Laudya harus segera berpindah dari tempatnya karena dia menghalangi jalannya."Ibu A

    Last Updated : 2025-04-11
  • Cinta Di Ujung Botol   Hampir Saja

    Perawat yang berada di sisi Robby membuka jalan untuk Rio agar bisa berada di samping sang ayah."Rio, tubuhku sudah tak lagi seperti kemarin,""Semua penyesalan yang keluar dari mulutku mungkin sudah tak lagi berguna, tetapi ada satu hal yang harus kau ketahui," sambung Robby terbata-bata."Maafkan aku ayah jika selama ini telah membuatmu seperti ini,""Aku yakin jika kau akan baik-baik saja," ucap Rio kemudian meminta semuanya untuk kembali melakukan pekerjaannya, kemudian Rio beranjak keluar ruangan.Rio kembali menemui Anna kemudian memberikan dekapan hangat agar sang ibu bisa lebih tenang menghadapi semuanya. Dia berjanji akan merubah sikapnya terhadap Robby jika masih di berikan kesempatan."Ibu harap kamu mengerti apa yang sedang dia lakukan terhadapmu nak!""Karena selama ini, pengorbanan ayahmu sudah terlalu besar untuk kalian berdua," kata Anna menatap kedua putranya.Rio mengangukkan kepalanya, sementara Laudya

    Last Updated : 2025-04-11
  • Cinta Di Ujung Botol   Terjebak Keadaan

    Reynold terkesiap saat terlihat Andini sedang berdiri di depan pintu bersama dengan seorang pelayan di klub. Dia memasang wajah ketus karena Andini tidak menuruti permintaannya, padahal sebelumnya dia sudah memberi uang untuk mengganti denda yang di kenakan oleh Lucy."Maaf Kay, aku tinggal sebentar," kata Lucy langsung beranjak keluar menemui Andini.Kedua mata Kayla tak lepas menatap pintu yang ada di hadapannya, seolah ada rasa penasaran yang sedang berkecamuk dalam pikirannya. Sesaat kemudian Lucy pun masuk lagi ke dalam, lalu duduk kembali di samping Kayla."Siapa wanita itu?" tanya Kayla penasaran."Oh...dia Andini, anak buahku yang baru saja bekerja di tempat ini," jawab Lucy sambil menelan salivanya."Kenapa kau tak ajak dia kemari?" tanya Kayla kembali menatap Lucy.Lucy hanya tersenyum kemudian mengalihkan pembicaraan agar Kayla tidak terus membicarakan mengenai Andini.***"Mas aku tidak melihatmu bersama Reyno

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Dari Luar

    Alinda melangkah cepat, membuntuti Nadia menuju ruang interogasi."Apa yang kau sembunyikan di sakumu, Nadia?" tanyanya dingin, matanya mengawasi gerak tangan gadis itu.Nadia menoleh tajam. "Kenapa kau terlihat gelisah? Atau... kau yang sebenarnya menyimpan sesuatu dari kami?" tatapannya lurus menusuk.Langkah Alinda melambat. Tangannya perlahan merogoh sesuatu dibalik tubuh, menggenggam pisau yang kini terangkat setengah ke udara—siap menebas kapan saja."Syukurlah..." suara Rio terdengar dari dalam ruangan. Tubuhnya muncul dari balik pintu. "Aku perlu bicara denganmu. Dan juga Viktor." Suaranya datar, tapi tegas. Ia melirik Nadia, lalu memberi isyarat agar masuk bersamanya.

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Sistem

    Rio mengendap, mencoba mengintip melalui jendela kecil yang terlalu tinggi untuk dijangkau. Ia berjinjit, mencari sudut pandang lebih baik.“Aku sudah kirim semua file yang kau minta. Sekarang tinggal kirim uangnya ke rekeningku,” ujar suara terdistorsi dari alat pengubah suara. Rio tak bisa mengenali siapa, tapi pria yang berdiri di balik kendaraan itu…wajahnya tak asing. Rio mengenalnya. Sangat.Ia segera mundur. Harus pergi sebelum Viktor atau anak buahnya menyadari.Saat keluar dari celah itu, dari kejauhan Alinda melihatnya. Tatapannya kosong. Ia hanya memutar koin di tangan kanan, pura-pura tak melihat.

  • Cinta Di Ujung Botol   Sabotase Dari Dalam

    Langkah Viktor bergema saat menghampiri Rio. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya gelap. "Kita bertemu Damien. Sekarang," katanya datar, tanpa embel-embel penjelasan.Di halaman depan, iring-iringan kendaraan sudah menunggu. Mesin-mesin menderu pelan, seperti binatang buas yang menahan diri untuk tidak menyerang duluan.Kayla muncul dari belakang, mengenakan jaket hitam dan menenteng tablet. Matanya terus bergerak, membaca situasi."Viktor, kau yakin malam ini tak akan jadi malam terakhir kita?" tanya Kayla suara rendah, menahan keresahan"Jika Damien bicara, kita bergerak. Jika dia diam… berarti kita sudah mati sebelum sempat mulai." jawab Viktor tak menoleh, naik ke kursinya)

  • Cinta Di Ujung Botol   Sosok Itu Muncul

    Dua anak buah Viktor menyeret Andini dengan kasar menyusuri lorong sempit. Lampu gantung di langit-langit berayun pelan, memantulkan cahaya kuning kusam ke lantai beton yang lembap. Di ujung lorong, pintu baja terbuka perlahan dan interogasi pun dimulai.Andini dijatuhkan ke kursi logam, tangan terikat ke belakang. Nafasnya pendek. Matanya liar.Rio duduk menyamping, diam. Luka di pelipisnya masih merah, tapi sorot matanya lebih tajam dari sebelumnya. Di sisi lain ruangan, Kayla mondar-mandir seperti singa betina yang dikurung.Viktor berdiri menghadap dinding monitor, memutar ulang rekaman ledakan gudang senjata. Suaranya pelan, tapi penuh tekanan. “Ini bukan kebetulan. Seseorang tahu lokasi kita. Tahu rencana kita.”

  • Cinta Di Ujung Botol   Ancaman Dalam Bayangan

    Malam itu mereka menuju Lorentz Base, tempat dimana Rio akan memulai kembali semuanya tapi dengan bisnis yang lebih mendebarkan.Tempat ini merupakan persembunyian Damien sebelum dia mendekam di penjara.Debu beterbangan setiap kali langkah mereka menginjak lantai beton yang retak. Bau logam tua dan oli sangit menyusup ke hidung Rio, membangkitkan ingatan lama yang tak diundang.Viktor berjalan di depan, membuka gerbang baja dengan suara berderit nyaring."Selamat datang kembali di sarang Damien," gumamnya dingin.Rio melangkah masuk. Matanya menyapu sekeliling — dinding dengan bekas peluru, tangga spiral berkarat, dan peta strategi berjamur yang masih tergantung di dinding, penuh coretan merah."Dulu Damien memulai semuanya dari tempat ini

  • Cinta Di Ujung Botol   Siapa Yang Harus Ku Percaya

    Pagi itu, Andini terbangun perlahan. Dia masih bersandar dalam pelukan Rio, tubuh mereka terbalut kehangatan yang kontras dengan udara dingin yang merayap dari mulut gua.Kabut tipis melayang di udara, membentuk bayangan samar di luar sana. Suara tetesan air embun jatuh dari batu-batu di langit-langit, menciptakan irama pelan yang terasa hampir romantis — jika saja situasinya tak begitu berbahaya.Tiba-tiba, suara teriakan menggema di kejauhan."Alinda... sepertinya mereka di dalam mulut gua!" Suara Reynold—panik, mengancam—menggetarkan dinding batu.Andini membeku, lalu dengan cepat menggoyangkan tubuh Rio. "Rio... bangun. Rey dan Alinda... mereka mencari kita," bisiknya tergesa, nadanya d

  • Cinta Di Ujung Botol   Semakin Dekat Dengannya

    Bayangan moncong senjata nampak dari balik pintu, Rio mengangkat satu jari ke depan mulutnya.Saat pria itu masuk, Rio langsung menarik senjatanya kemudian mengapit lehernya sambil membekap mulut hingga dia tak bernafas.Rio menyelinap keluar, masih ada dua orang bersenjata sedang mengelilingi kabin tua ini, dia sengaja meninggalkan Andini untuk menjadi umpan."Jangan berge-," belum selesai bicara, Rio langsung memutar kepalanya pemburu tersebut dari belakang.Suara tulang berderak kencang, lehernya patah.Tubuhnya langsung ambruk ke tanah."Rio di belakangmu," Andini memekik menunjuk pemburu lain yang siap menyerangnya.Dengan sigap Rio berguling lalu menarik pisau yang ada di kakinya, kemudian menusuk perutnya berkali-kali hingga tewas.Kedua matanya kembali mengawasi keadaan sekitar, setelah di rasa aman, Rio segera menarik Andini untuk segera keluar dari kabin ini.Kabut tipis

  • Cinta Di Ujung Botol   Pelarian Tak Berujung

    Asap tebal mengepul dari reruntuhan vila, menciptakan kabut kelabu yang mengaburkan pandangan. Rio bangkit dengan tubuh remuk, setiap gerakannya menusuk sakit, tapi dia menahan semua itu. Dia tidak punya pilihan.Matanya liar mencari satu sosok."Andini!" teriaknya, suara serak karena asap.Dia merangkak di antara puing-puing, menahan batuk, hingga akhirnya menemukan Andini tergeletak.Gadis itu masih bernafas, meski wajahnya penuh debu dan darah tipis mengalir di pelipis."Andini, kau dengar aku?" Rio memegang bahunya, mengguncangnya perlahan.Andini membuka mata, pandangannya buram,

  • Cinta Di Ujung Botol   Nadia Si Mata-Mata

    Rio langsung melompat berdiri, insting bertahan hidupnya meraung liar."Mereka menemukan kita..." desis Alinda, matanya menyala.Sebelum Rio sempat bertanya siapa "mereka"—BOOM!Ledakan brutal mengguncang vila. Dinding retak, lantai bergetar, dunia Rio berputar keras."Andini!!" Rio meraung, tubuhnya limbung tapi tekadnya keras. Dia merangkak di tengah puing-puing, Alinda menarik bajunya kasar."Ada senjata di bawah kasur!" teriak Alinda sambil melindungi kepala dari reruntuhan yang berjatuhan seperti hujan neraka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status