Share

37

Author: Lavender
last update Last Updated: 2025-05-11 19:46:49

"Kenapa kamu yakin kalau anak yang dikandung Amira anakmu?" tanya wanita yang duduk dihadapan Randy.

Malam itu pikiran Randy masih sangat kacau dengan fakta yang dilihatnya. Randy ingat sebelum benar-benar meninggalkan Amira bahwa mantan kekasihnya itu memang sedang hamil dan menuntut tanggung jawab darinya.

"Bisa saja itu akal-akalan Amira minta dinikahi sama kamu. Padahal aslinya nggak hamil sama kamu," lanjut wanita itu dengan meminum es kopinya yang mulai tidak dingin lagi. Melihat keterdiaman Randy, wanita itu melanjutkan, "jangan naif."

"Kalau wanita yang hamil itu kamu, aku yakin memang bukan anakku karena kamu bercinta dengan pria mana pun. Tapi Amira nggak kayak yang kamu tuduhkan. Jadi diam dan tutup mulutmu."

Randy menghina wanita itu. Namanya Siska dan statusnya dengan Randy tidaklah jelas. Entah mereka ini sepasang kekasih atau hanya friend with benefit karena keduanya tinggal bersama dan bercinta sepanjang waktu ketika libido mereka sama-sama tinggi.

"Benar, aku nggak p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Diamnya Sang CEO   45

    Amira terus bergumam merasakan nikmatnya mie nyemek yang dimauinya. Mulutnya tidak berhenti mengunyah dengan mata merem melek. Keringat bercucuran di dahinya menandakan sensasi pedas dan panas sudah mulai menghangatkan tubuhnya."Aku mau di masakin kayak gini terus setiap hujan. Semoga setiap hari hujan. Masakan Justin nggak ada lawan."Amira acungkan jempolnya dengan kepala miring dan senyum mautnya yang membuat Justin nyengir."Tapi nggak setiap hari juga, sih. Bukannya nggak mau masakin mie nyemek buat kamu tapi ada menu lain yang lebih sehat yang lebih baik buat kamu dan bayi kita.""No!" Tolak Amira dengan gerakan jarinya ke kanan dan ke kiri. "Ini jadi makanan favoritku ketika hujan dan wajib dibuatkan seperti ini. Resepnya nggak boleh berubah biar rasanya tetap sama. By the way kamu nggak mau buka restoran saja?""Biar apa? Biar kamu makan enak terus tanpa memikirkan kesehatan kamu?" Justin sudah tahu isi kepala Amira. "Lagian ngapain aku buka usaha restoran? Kalau kamu mau mak

  • Cinta Diamnya Sang CEO   44

    Malam hari ini Semarang di guyur hujan deras. Petir dan kilat saling menyambar disertai angin besar. Kondisi jalanan bukannya lenggang yang terjadi justru kemacetan panjang. Tidak jauh dari mobil yang Justin dan Amira tumpangi terjadi kecelakaan dikarenakan jalanan licin. Sehingga makin menumpuk mobil-mobil yang tidak bergerak sama sekali."Hujan-hujan kayak gini enaknya makan mie nggak, sih?"Amira mencetuskan apa yang ada dibenaknya dan menatapi kondisi di luar mobilnya. Lidahnya menjilati bibirnya sendiri, Amira ngiler.Justin menoleh dengan kedua tangan tetap di atas kemudi. Kedua matanya menyipit, tidak memikirkan yang aneh-aneh akan keinginan Amira. Bisa jadi wanita hamil itu lapar atau malah sedang ngidam. Justin akan menurutinya."Mie apa? Rebus atau goreng? Kamu kurang spesifik nyebutnya. Nanti aku salah masak malah bikin mood kamu berantakan.""Nyemek nggak, sih?" Amira menopang dagu, mengusapnya seakan-akan sedang memikul beban berat. "Iya, nyemek saja. Kasih telur, suwiran

  • Cinta Diamnya Sang CEO   43

    Selesai dengan urusan perut, Amira dan Justin ke kantor. Sekitar pukul dua siang dan kondisi kantor sepi dengan wajah-wajah serius penuh ketegangan menyusun rencana pekerjaan selama beberapa minggu ke depan."Kamu lapar?" tanya Justin yang selalu bertanya apakah Amira lapar padahal sudah melihat dengan kepalanya sendiri jika Amira makan begitu banyak. "Biar aku pesenin makan.""Kamu sengaja banget mau bikin aku naik berat badannya. Kenapa, sih selalu nanya itu ke aku?"Amira kesal dan bersungut-sungut dengan wajah cemberut yang di mata Justin itu sangat lucu."Aku suka melihat kamu makan dengan lahap." Pintu lift terbuka dan lorong kosong nan sepi yang membawa kaki keduanya menuju ke ruangan. "Senang saja gitu lihat kamu makan kayak nggak ada beban sama sekali. Makanya aku harus terus tanya apa kamu lapar atau mau makan apa.""Tapi nggak gitu juga harusnya. Wanita sangat memperhatikan penampilannya. Gendut dikit dia bakal overthinking. Tanya deh sama Mia kalau nggak percaya."Mia yang

  • Cinta Diamnya Sang CEO   42

    Justin masih terbengong-bengong sampai mereka tiba di kafe dekat rumah sakit. Belum sempat memesan baik makanan dan minuman karena pikiran Justin melayang ke potret makhluk mungil yang bersarang di perut Amira. Rasanya sangat tidak Justin percayai bahwa itu nyata adanya."Kamu mau pesan apa?" tanya Amira yang entah keberapa ratus kalinya. "Hei!"Amira mendengkus saat Justin masih asik dengan pikirannya sendiri. Wanita hamil itu membolak balikkan buku menu yang dibawanya. Ikutan bingung ingin memesan apa karena keterdiaman Justin yang belum usai dengan rasa takjubnya.Inginnya Amira ingin mengatai Justin lebai tapi Amira sadar itu tidaklah etis. Bagaimana pun juga Amira harusnya senang karena Justin mengagumi bayinya yang bukan darah dagingnya sendiri. Bukankah ini yang selalu Amira inginkan agar anaknya juga diterima?"Dia itu beneran ada, ya?""Hmmm.""Beneran nyata, ya?""Ck!" Amira berdecak kesal barulah Justin menggelengkan kepalanya tersadar dari lamunannya yang panjang. "Perlu a

  • Cinta Diamnya Sang CEO   41

    Hari ini jadwal Amira check up kandungannya. Dan Justin sudah bersiap untuk mengantarnya."Aku bisa sendiri loh."Amira masih kekeuh ingin pergi sendiri dan Justin fokus ke pekerjaannya saja. "Aku juga mau lihat kondisi bayiku."Amira nyengir mendengar ucapan Justin. Rasanya sedikit geli tapi ada aliran hangat di dadanya. Fakta bahwa Justin mengakui bayi yang bukan miliknya menjadikan Amira ingin terus berdekatan dengan Justin. Amira ingin Justin terus mencurahinya dengan cinta dan perhatiannya yang tidak terkira itu."Aku bawa bekal buat kamu, salad yang semalam masih bagus karena aku simpan di kulkas. Ini bisa kamu makan sambil nunggu antrean.""Kayaknya berat badanku naik drastis deh." Amira mengeluh tapi tangannya mencomot gorengan tempe tepung yang dibuat oleh Bi Yem. "Kamu setiap harinya ngasih aku makanan enak dan masakin aku yang enak-enak terus. Kamu harus tanggung jawab sih.""Kamu bisa olahraga tapi nanti saat anak kita sudah tercukupi semua kebutuhannya. Begitu kamu melah

  • Cinta Diamnya Sang CEO   40

    Sekarang setiap malam Justin punya kebiasaan baru. Ini lebih tepatnya Justin yang mengikuti cara Amira menikmati waktu selepas beraktivitas di luar seharian. Dan karena tahu gimbal yang Amira bungkus masih ada, maka sembari menonton film malam ini, hidangan itu menjadi makan malam keduanya."Hampir lupa." Justin buru-buru bangkit dari duduknya. "Salad buahnya belum aku siapin."Justin berteriak dari arah dapur sedangkan Amira tetap mengunyah makanannya. Fokusnya kembali ke film yang sedang Amira tonton.Sementara Justin mengeluarkan buah-buahan dari dalam kulkas, memilihnya yang masih layak di makan dan segera mencucinya. Ada anggur kesukaan Amira, apel, pear dan kiwi. Setelah semuanya tercuci dengan bersih, sambil menunggu kering, Justin meracik mayonais dan kejunya."Ini harus dingin, 'kan?" tanya Amira yang sudah berada di belakang tubuh Justin. Kedatangannya tiba-tiba, suara langkah pun tidak terdengar membuat Justin berjengit kaget. "Kamu kenapa kaget gitu? Aku bukan setan, ya!"

  • Cinta Diamnya Sang CEO   39

    "Kalau saya nego apakah masih bisa?"Klien mengajukan nego setelah Amira dan Justin menyodorkan proposalnya. Dan setelah membacanya dengan saksama, mempertimbangkan dengan matang akhirnya meminta nego."Di angka yang sudah tertera, saya tidak terlalu berani memberikan nego dengan harga di bawah itu." Justin yang menjawab. "Melihat kondisi pasar saat ini dengan begitu banyaknya peminat dari golongan gen Z, saya yakin properti ini akan diminati.""Beberapa anak muda akan suka dengan hunian simpel: kecil tapi elegan. Itu karena mereka jarang sekali punya waktu untuk bersih-bersih. Mereka kebanyakan menghabiskan waktu di luar setelah usai dengan kuliahnya atau pekerjaannya. Jadi untuk bebersih mereka akan mengambil waktu panjang dalam satu atau dua minggu. Menyempatkan beres-beres apartemen bukan hal yang mudah."Kali ini gantian Amira yang memberikan penjelasan. Amira tidak asal ngomong, bukan sekadar untuk meyakinkan bahwa bisnis ini akan berhasil namun Amira sudah menelusuri lebih dala

  • Cinta Diamnya Sang CEO   38

    Selesai dengan makan siangnya yang penuh kenikmatan, wajah Amira yang semringah tidak mampu disembunyikan. Justin berkali-kali meledeknya. Melupakan obrolan serius tentang hati mereka beberapa menit yang lalu."Kamu mirip sama bocah SD yang nggak pernah dikasih es krim dan permen lolipop.""Terusin saja nggak apa-apa. Kali ini kamu lolos dari amukanku. Karena suasana hatiku sedang baik, perutku kenyang dan pikiranku tenang setelah memakan tiga porsi tahu gimbal." Amira menggebu-gebu namun detik berikutnya menunduk lesu sembari mengelusi perutnya. "Kalau aku tambah gemuk gimana, ya? Soalnya yang aku rasain baju-bajuku beberapa ada yang mulai engap di pakai.""Wah...." Justin berseru dengan senangnya. "Bagus dong! Itu artinya anakku suka dengan semua makanan yang mamanya konsumsi. Dia senang makanya membantumu untuk menaikkan berat badanmu.""Nanti aku nggan cantik lagi!?""Hahaha, memangnya cantik cuma dilihat dari fisiknya saja? Percuma cantik fisik kalau hatinya busuk. Kamu harus tah

  • Cinta Diamnya Sang CEO   37

    "Kenapa kamu yakin kalau anak yang dikandung Amira anakmu?" tanya wanita yang duduk dihadapan Randy. Malam itu pikiran Randy masih sangat kacau dengan fakta yang dilihatnya. Randy ingat sebelum benar-benar meninggalkan Amira bahwa mantan kekasihnya itu memang sedang hamil dan menuntut tanggung jawab darinya."Bisa saja itu akal-akalan Amira minta dinikahi sama kamu. Padahal aslinya nggak hamil sama kamu," lanjut wanita itu dengan meminum es kopinya yang mulai tidak dingin lagi. Melihat keterdiaman Randy, wanita itu melanjutkan, "jangan naif.""Kalau wanita yang hamil itu kamu, aku yakin memang bukan anakku karena kamu bercinta dengan pria mana pun. Tapi Amira nggak kayak yang kamu tuduhkan. Jadi diam dan tutup mulutmu."Randy menghina wanita itu. Namanya Siska dan statusnya dengan Randy tidaklah jelas. Entah mereka ini sepasang kekasih atau hanya friend with benefit karena keduanya tinggal bersama dan bercinta sepanjang waktu ketika libido mereka sama-sama tinggi."Benar, aku nggak p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status