Ayda POVHampir satu jam lamanya Ayda menunggu Arya selesai dengan pekerjaannya. Siang ini Arya sudah berjanji akan mengantar Ayda untuk pergi fitting gaun yang akan dikenakan untuk resepsi pernikahan. Akan tetapi, setelah habis tiga gelas es teh di meja Ayda. Arya tak kunjung datang menemuinya di kantin yang mulai sepi.“Ih Arya kemana sih? katanya bakal nyusul, tapi sampai sekarang belum datang juga.” Ayda berdecak kesal sambil melihat ke arah jam di tangannya.Bersamaan dengan itu, muncul Bayu yang datang dengan membawa sebuah coklat di tangannya. Wajah Ayda yang semula terlihat kesal pun berubah saat Bayu duduk di sebelahnya. “Ini untuk Mbak,” ujar Bayu sambil menyodorkan cokelat berpita merah pada Ayda.Tanpa ragu Ayda pun menerimanya. “Terima kasih, memangnya dalam rangka apa?” tanya Ayda sambil membuka bungkus cokelat dan mulai melahapnya.“Tidak dalam rangka apa-papa. Tadi saya lihat Mbak Ayda kesal. Jadi, saya kasih cokelat ini agar suasana hati Mbak kembali membaik,” jelas
“Emm.” Ayda bergumam saat Arya perlahan menggigit cokelat di sisi lainnya.Kondisi jalan yang sepi seakan mendukung aksi romantis antara Ayda dan Arya yang baru merasakan manisnya cinta. Ayda yang merasa gugup tidak bisa mengontrol perasaannya. Terlebih ketika bibir Arya mulai mendekat.Drtttt!Benda pipih yang terletak dibalik saku jas Arya menghentikan aksinya. Di tengah asmara yang berkobar, panggil dari Darma membuat Arya mengurungkan niatnya. “Maaf, saya harus angkat telepon dari nenek,” jelasnya dengan raut wajah memelas.Ayda yang merasa lega karena bibir Arya perlahan menjauh pun langsung menghabiskan cokelat di bibirnya. Maksud hati ingin menghibur Arya, tapi akhirnya Ayda yang tak siap melakukannya. Situasi di pinggir jalan membuat Ayda merasa tidak nyaman untuk melakukan hal yang akan bahaya jika dilihat orang.“Iya, Nek. Arya akan segera pulang setelah fitting gaun,” ucap Arya dan langsung menutup panggilan.Ayda yang mendengarkan percakapan Arya dengan Darma pun menahan t
“Sayang banget ya sama saya?” Pertanyaan yang terlontar membuat Ayda langsung menjauh dari Arya. “Ih ngga! Siapa yang bilang gitu,” elaknya tak berani menatap Arya. “Bilang aja. Kalau iya juga gapapa,” imbuh Arya sambil mencubit pipi Ayda dan berlari masuk ke rumah. Ayda yang merasa tak terima pun mengejar Arya yang berlari menuju kamar. Saat melewati beberapa kerabat yang masih berada di ruang tamu, Ayda berjalan pelan dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Akan tetapi, setelh itu Ayda kembali mebgejar Arya yang selalu meledeknya. “Tangkap saya kalau bisa! Setelah itu saya akan mengakui bahwa cinta saya yang lebih besar untuk kamu,” serunya sambil terus berlari. Ayda yang tak mau kalah pun terus berusaha mempercepat langkahnya. Akan tetapi, saat hendak masuk ke kamar menyusul Arya. Tiba-tiba langkah Ayda terhenti saat nenek Darma menarik tangannya. “Kamu mau kemana Ayda?” tanya Darma yang sudah berdiri dihadapan Ayda. “A-ayda mau ke kamar, Nek. Memangnya kenapa? Aa ada ya
“Ramuan apa, Nek?” Ayda menatap Darma yang tersipu malu saat ingin menjelaskan tentang ramuan yang menarik perhatian.“Ah, sudahlah. Lupakan saja … yang terpenting ramuan itu bagus untuk kesehatan kalian dan bisa meningkatkan rasa cinta di antara kalian,” jawab Darma yang langsung bangkit dari duduknya.Ayda yang merasa belum puas dengan jawaban Darma pun menyusul langkah wanita paruh baya yang terlihat awet muda. Kamar yang tertata rapi dengan dekorasi modern membuat siapapun akan merasa betah berada di sana. Dengan perlahan Ayda mengikuti langkah Darma yang berjalan menuju tempat tidur.“Kamu harus segera istirahat, besok kita akan pergi ke salon,” ujar Darma sambil bersiap untuk tidur.Ketika mendengar kata salon, Ayda merasa sangat malas dan hendak menolaknya. Akan tetapi, Ayda mengurungkan niatnya saat melihat Darma mengeluarkan sesuatu dari laci meja yang terletak di samping tempat tidur.“Nenek punya sesuatu untuk kamu, bacalah!” titah Darma sambil memberikan secarik kertas pad
“Sudah siap?” Darma menatap Ayda yang sudah berdiri di sampingnya dengan penuh semangat.Tanpa berpikir lama, Ayda langsung menganggukkan kepala dan bergegas turun dari mobil. Sebuah bangunan bertingkat terlihat sangat mewah dan menarik perhatian Ayda. Dekorasi yang modern menggambarkan salon ini merupakan salon terbaik yang memiliki kualitas tinggi.Sambil menggenggam tangan Darma, Ayda berjalan memasuki salon yang terlihat cukup ramai. Beberapa orang juga ingin mempercantik dirinya sama seperti Ayda. Meski ini pengalaman pertama Ayda bermain di salon, tapi ia tidak mau mempermalukan Darma yang sudah mengajaknya.“Ayo, Ayda! Nenek sudah pesankan paket terbaik untuk kamu,” ucap Darma sambil menarik Ayda masuk ke sebuah ruangan.Hal yang menarik perhatian Ayda setelah memasuki ruangan khusus ini adalah perlengkapan perawatannya yang terlihat bagus dan sangat lengkap. Dengan ekspresi kagum, Ayda mengikuti langkah Darma yang langsung duduk di sofa. Dalam ruangan ini hanya beberapa orang
“Semua ini tidak sepadan dengan apa yang sudah kamu lakukan. Rasa sakit yang kamu rasakan tidak lebih besar dari rasa sakit yang saya rasakan saat kehilangan Arya. Kamu pantas untuk mendapatkannya!” cecar Laras setelah memberikan Ayda sebuah tamparan keras.Semua orang yang berada di ruangan pun menatap prihatin ke arah Ayda. Caca yang juga terkejut melihat Ayda diserang pun langsung mendekatinya.“Mbak Ayda,” panggil Caca yang tak bisa tinggal diam.“Saya baik-baik saja,” jawab Ayda sambil memegang pipinya yang terasa panas dan terlihat merah.Sebagai manusia biasa, Ayda tak bisa berbuat banyak untuk melindungi dirinya. Di sisi lain ingin rasanya Ayda melawan, tapi ia tidak ingin terlihat sama dengan Laras yang tak bisa mengontrol emosinya. Cukup Ayda yang terluka, orang lain tak perlu merasakannya.Tanpa mengatakan apapun, Ayda yang tak ingin memperpanjang masalah pun hendak melangkah pergi. sudah cukup sebuah tamparan menutup perdebatannya dengan Laras. Ia harap semua ini sudah cuk
Arya POVSatu hari telah terlewati, Arya membuka jendela kamar dan merasakan embusan angin mengenai wajahnya. dengan mengenakan pakaian spesial di hari bahagia, Arya terlihat sangat berbeda. Wajahnya bahkan terlihat berseri dengan memancarkan raut bahagia.“Tunggu saya, Ayda,” lirih Arya sambil sesekali melirik jam di tangannya.Hari yang dinanti akhirnya tiba, rindu yang Arya rasakan akan segera terobati. Tak disangka kini Arya akan menjalani hari yang tak akan terlupakan sepanjang hidupnya. Pernikahan yang semula hanya dibalik kesepakatan hari ini akan menjadi ikatan suci yang didasari cinta.“Pak Arya, semuanya sudah menunggu. Acara akan segera dimulai,” ucap salah satu pengawal yang sengaja disewa untuk memastikan acara aman.Dengan penuh percaya diri, Arya berjalan keluar kamar. penampilan yang terlihat sangat sempurna membuat semua pandangan tak bisa lepas darinya. Perpaduan jas dan celana bahan berwarna putih memang tak pernah mengecewakan.Rumah yang didekorasi sebaik mungkin
Arabella POVTidak ada wanita yang tidak merasa bahagia saat mendapatkan lelaki tampan, baik hati dan juga penyayang. Meski harus melewati perjalanan panjang, Ayda merasa dirinya beruntung karena bisa mendapatkan Arya yang sangat mencintai dirinya. Bukan hanya itu, Arya terlihat sangat sayang pada Fahri, seakan dianggap seeprti adiknya sendiri.Acara resepsi pernikahan yang di nanti akhirnya terjadi sesuai harapan. Senyum pun terus mengembang di wajah Ayda yang merasa sangat bahagia. Sesi demi sesi acara telah terlewati dengan suasana suka dan cita. Bahagia saat bersama dan sedih ketika teringat perjuangan untuk tiba di titik ini.“Kamu sudah hebat Ayda. Bibi bangga sama kamu, selama ini bibi sangat khawatir dengan rumah tangga kamu dan Arya. Namun, sekarang kamu sudah membuktikan bahwa kecemasan bibi itu salah. Kamu dan Arya sekarang sudah saling mencintai. Jaga cinta dan kepercayaan agar hubungan kalian selalu diliputi kebahagiaan,” ucap Sri dan memeluk Ayda.“Terima kasih ya, Bi. S