Alhamdulillah, telah usai kisah cinta Ayda dan Arya yang penuh dengan warna. Terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk membaca kisah ini. Nantikan cerita baru akuuuu ... wajib baca yaa! Hihi. Selamat menunaikan ibadah puasa. Mohon maaf lahir dan batin. Kaleng-kaleng apa yang bisa dimakan?
Suara gemericik air terdengar di salah satu sudut ruangan. Terlihat sosok perempuan yang memakai setelan baju rumahan sedang bergelut bersama setumpuk pakaian. Dengan mengenakan celana panjang dan kaos oblong berwarna hitam ia berjalan membawa seember baju yang baru saja selesai dibersihkan.Rambutnya terurai panjang dengan wajah sedikit basah yang menambah kesan cantik dan sederhana. Berulang kali tangannya memeras baju basah dan ia jemur di halaman belakang rumah. Dengan lincah perempuan bernama Ayda Karisma menjemur semua pakaian sambil berjoget ala oppa korea. Lagu yang diputar melalui ponsel milik Ayda terdengar ke seluruh ruangan. “Moment is yet to come, yeah.” Ayda pun mulai bersenandung.Di momen kebahagiaan yang sederhana, aksi Ayda terhenti saat suara musik berganti menjadi nada dering panggilan. Setelah memastikan tangannya tidak basah, Ayda pun langsung meraih ponselnya di atas meja. “Iya, halo. Dengan saya sendiri, ada apa ya?” tanyanya dengan ramah sambil berusaha untuk
Ayda menjatuhkan tasnya dan membalikkan badan ke hadapan lelaki yang sudah membuatnya merasa geram. “Lepas jas Anda sekarang!” tutur Ayda dengan emosi yang membara. Ekspresi wajah yang terlihat menakutkan membuat Ayda terlihat seperti harimau. “Saya bilang lepas!” tegasnya lagi sambil mulai beraksi.“A-apa! Jangan mendekat atau sa-” lelaki itu berusaha menyelamatkan diri saat Ayda tiba-tiba mendekat dan menutup mulutnya.Tatapan mereka saling bertemu. “Tampan,” gumam Ayda dalam hatinya yang terpesona dengan lelaki di hadapanya. Namun, saat kembali tersadar Ayda pun langsung memaksa lelaki itu untuk melepas jas yang digunakan. Masih dengan membekap mulut lelaki tampan di hadapanya, Ayda merasa gemetar. Untuk pertama kalinya Ayda bersikap seperti preman dan memaksa seseorang.Lelaki yang berhidung mancung pun tak berkutik dan mengikuti semua perintah Ayda. Setelah jasnya terlepas dengan sempurna, Ayda pun langsung mengenakan jas itu untuk menutupi bagian lengan kanan tubuhnya. “Saya buk
Setumpuk berkas pekerjaan memenuhi meja kerja Ayda yang sedang fokus menjalani hukumannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tapi Ayda masih belum menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak banyak waktu lagi yang Ayda miliki, dengan konsentrasi dan semangat tinggi Ayda berusaha menyelesaikan kembali semua tugasnya.Akan tetapi, tiba-tiba Ayda teringat bahwa dirinya belum mengabari sang ayah yang pasti mencemaskannya. Tanpa berpikir lama, Ayda pun mencoba menghubungi Rahman untuk memberitahu kalau dirinya akan pulang telat. Namun, entah kenapa Ayda merasa khawatir karena Rahma tak kunjung menjawab panggilannya.Hingga akhirnya, di percobaan kedua panggilan telepon pun terhubung. “Halo, Ayah dari mana aja sih? Ayda telepon ko lama banget diangkatnya,” keluhnya yang merasa cemas.[“Ayah sedang di jalan kenanga. Tadi ada orang yang menyewa angkot ayah. Ini baru mau pulang, tapi tiba-tiba angkot ayah mogok. Sekarang ayah lagi mau minta bantuan orang di jalan. Kamu sendiri sudah
“Me-menikah?” Ayda mengulang kalimat yang membuat syok pikiranya. Lelaki yang sama kembali datang, dengan perkataan yang mengubah keadaan. “Ini bukan saat yang tepat untuk bercanda, Pak,” imbuhnya sambil bangun dari posisinya.“Saya tidak bercanda. Pikirkanlah keadaan ayah kamu dan jangan membuang waktu hanya untuk menangisi lelaki tidak berguna seperti dia,” ujarnya sambil menunjuk ke arah belakang Ayda.Sosok lelaki yang sudah sangat mengecewakan terlihat jelas, Ayda meremas tangannya dan kembali membalikkan badan ke arah lelaki yang sudah memberikan tawaran dadakan padanya. “Baiklah, saya terima.” Dengan gemetar Ayda meraih uluran tangan yang diberikan.Lelaki yang berdiri tegak dengan tawaran dadakan itu adalah Arya pemilik perusahaan ternama. “Pilihan yang bagus, ikutlah dengan saya,” titahnya dan menatap tajam ke arah Zayn yang berdiri tidak jauh di hadapannya.Dengan penuh keyakinan, Ayda melangkahkan kakinya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menoleh ke arah b
Ayda yang menyadari kehadiran dokter pun langsung bangkit dari duduknya. “I-iya dok, saya anak dari pasien yang berada di dalam.”Dokter yang terlihat berumuran sama dnegan ayah Ayda pun menganggukkan kepala. “Operasi pasien berjalan dengan lancar, tapi sepertinya akan membutuhkan waktu lama untuk pasien bisa sadar. Jadi, Mbak sekarang tidak perlu khawatir. Keputusan Mbak untuk segera melakukan operasi ini sudah benar. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ayah Mbak segera pulih.”Ayda mengulum senyumnya dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih banyak dokter,” ucapnya sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.Perasaan yang semua diliputi rasa khawatir pun akhirnya bisa merasa tenang. Ayda terus mengucap syukur dalam hati. Dokter yang sudah menyelesaikan tugasnya pun berlalu pergi.“Sepertinya harus ada satu orang lagi yang harus kamu beri ucapan terima kasih.”Ayda mengalihkan pandangan dan menatap seseorang yang berdiri tidak jauh dari posisinya. Senyuman yang terl
“Ini kamar kamu dan Arya. Nenek sudah menyiapkan segalanya. Kamu bisa mandi dan bersiap untuk malam pertama kalian,” ucap Darma, nenek Arya yang terlihat sangat menyukai Ayda.“Ma-malam pertama?” Ayda tersenyum gugup saat mendengar dua kata yang membuat jantungnya langsung berdegup kencang.Darma pun ikut tersenyum dan memahami kegugupan yang Ayda rasakan. “Jangan khawatir, Arya adalah lelaki yang lembut. Nenek yakin dia pasti akan memperlakukan kamu dengan baik. Selama ini nenek tidak mengira kalau dia bisa mendapatkan istri yang baik seperti kamu. Selama ini dia selalu menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja,” urainya yang berusaha untuk membuat Ayda merasa nyaman.Memiliki keluarga yang penuh kehangatan memang menjadi impian dari setiap orang. Ayda bersyukur karena nenek Darma bisa memahami dirinya meskipun belum mengenal lama. “Terima kasih Nek. Ayda senang bisa diterima dengan baik di keluarga ini,” sahutnya dengan senyum bahagia.Tanpa berlama-lama, Ayda pun langsung masuk
“Duhh … sakit banget sih ini badan gue,” keluh Ayda saat merasa sakit di seluruh tubuhnya. Alarm yang berbunyi membangunkan Ayda dari tidurnya. Dengan perlahan ia mengerjapkan mata dan merasa kesulitan untuk bergerak. Sampai akhirnya, setelah sepenuhnya sadar Ayda langsung membelalakkan mata ketika melihat Arya yang tidur tepat di hadapannya. “Aaaa!” teriak Ayda sambil mendorong tubuh Arya dengan sangat kencang.Brukkk!Tubuh yang masih belum mendapatkan kesadaran sepenuhnya pun langsung terjatuh ke lantai setelah mendapatkan serangan dadakan. “Aydaaa!” pekik Arya yang merasa sangat terkejut sekaligus sakit pada tubuhnya.Ayda yang merasa bersalah pun langsung bangkit dari posisi tidurnya dan membantu Arya untuk bangun. Akan tetapi, dengan kasar Arya menolaknya.“Kamu itu bisa ngga sih ngga bikin saya kesal sekali aja! Baru juga nikah sehari sama kamu, tapi badan saya udah remuk semua,” keluh Arya sambil memegang pinggangnya.Sedangkan Ayda yang merasa tidak enak pada Arya pun langsun
“Bapak jahat banget sih nyuruh saya minum jamu yang pahit kayak gini. Saya ‘kan harus kerja, Pak. Kalau pas di kantor saya muntah-muntah gimana?” gerutu Ayda yang masih bisa merasakan pahit di lidahnya.Sedangkan Arya yang sudah mendukung keinginan nenek Darma hanya diam dan tertawa saat melihat ekspresi lucu Ayda setelah meminum jamu yang terasa membingungkan. “Memangnya kamu berani nolak nenek? Semalam juga saya minum. Jadi, sekarang gantian dong. Biar adil,” sahutnya tanpa rasa bersalah.Dengan tatapan intens, Ayda menatap Arya. “Dasar suami durhaka!” gumamnya dalam hati yang tak bisa mengatai suami sekaligus bosnya secara langsung.“Kenapa ngeliatin saya kayak gitu? Kamu pasti mengumpat saya dalam hati ‘kan?” cecar Arya yang seakan mengetahui isi hati Ayda.“Ihh nggak, Pak. Curigaan banget sih. Lagi pula kalau mau mengumpat Bapak saya bisa ngelakuinnya secara langsung kali,” elak Ayda sambil mengalihkan wajahnya ke arah jendela mobil.Perjalanan menuju kantor terasa sangat menegan