Share

Perbedaan Kamu dan Hujan

“Kejarlah. Kalian memang ditakdirkan untuk bersama.”

Kalimat yang terdengar menenangkan membuat senyum mengembang sempurna di wajah Ayda. Setelah perjuangan panjang kini akhirnya, ia bisa bernapas lega. Merangkai kisah yang terhenti dengan hati yang telah pulih. “Terima kasih … Ibu,” urai Ayda dengan tatapan penuh kasih sayang.

Marisa yang tak menyangka Ayda akan memanggilnya ibu pun langsung meneteskan air mata. Menantu yang selama ini sangat ia benci ternyata memiliki hati yang tulus dan kuat. “Pesawatnya akan pergi dalam waktu satu jam dari sekarang. Cepatlah kejar Arya!” titah Marisa memberitahu Ayda.

Tanpa berpikir lama, Ayda pun langsung menganggukkan kepala. saat hendak melangkah pergi, tak lupa Ayda bersalaman dengan Marisa dan mengecup sekilas pipinya. “Ayda tidak akan melupakan kebaikan ibu,” ujarnya dan langsung berlari ke tepi jalan.

Mencari kendaraan yang bisa membawanya pada Arya. Dengan penuh semangat, Ayda menunggu taksi yang lewat. Hingga akhirnya, setelah menunggu
Mei.10

Halo gais, tidak terasa menuju bab akhir dari kisah Ayda dan Arya nih huhu. Terima kasih sudah membaca dan singgah di kisah Ayda. Semoga ada banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran. Terutama soal hidup dan cinta ya hihi. Tunggu karya aku selanjutnya. Salam sayang. Lope banyak-banyak untuk kalian yang baca tulisan ini. Bahagia selalu.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status