Share

Bab 69

Author: Yovana
"Logan, dalam hidup ini kamu harus banyak berbuat kebaikan. Orang yang berbuat jahat akan sangat mudah bertemu dengan hantu saat berjalan di malam hari."

Setelah berkata demikian, Vanesa melirik dingin ke arah Olive yang berada di tangga, lalu berbalik untuk berjalan keluar.

"Vanesa! Aku akan membunuhmu!"

Logan menggertakkan gigi sambil berteriak dengan penuh amarah. Pria itu meraih pot tanaman di sampingnya sambil berlari mengejar Vanesa. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi, hendak memukul kepala Vanesa dengan keras.

"Logan!"

Olive berteriak kaget, matanya melebar sambil berteriak panik, "Cepat! Kenapa kalian masih berdiri diam di sini? Cepat tahan dia …."

Para pelayan di halaman segera maju untuk menarik Logan.

Pot tanaman jatuh ke tanah dengan bunyi keras, meninggalkan kekacauan di mana-mana.

Vanesa berhenti dan menoleh, melirik ke arah pot tanaman di tanah. Dia mengangkat kelopak matanya, menatap Logan yang matanya memerah dengan penuh raut muak.

Vanesa tersenyum sinis serta merendahka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 250

    Steven pun berhenti membaca, lalu menengadah menatap Noel. Kacamatanya tampak berkilau dengan dingin. "Bagaimana kondisinya sekarang?""Janinnya baik-baik saja, tapi sepertinya ada yang aneh dengan sakit perut Nyonya kali ini. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Nyonya terpapar sesuatu dengan radiasi kuat akhir-akhir ini. Untungnya, hal itu terdeteksi dini dan janinnya nggak apa-apa. Tapi, kondisi Nyonya lemah dan perlu dirawat di rumah sakit untuk memantau kondisi janinnya."Steven melepas kacamatanya dan memijat batang hidungnya. "Tambahkan dua orang lagi untuk mengawasi mereka.""Baik." Noel pun terdiam sejenak, lalu bertanya, "Apa kamu masih akan menghadiri jamuan makan Keluarga Brandson malam ini?"Steven menyipitkan matanya dan berkata, "Iya. Siapkan beberapa botol anggur yang enak.""Baik."…Lucy mencari bolak-balik di kantor dan ruang istirahat, tetapi tidak dapat menemukan batu energi apa pun.Dia akhirnya menelepon Vanesa. "Aku sudah mencari ke mana-mana, tapi aku tetap nggak

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 249

    "Aneh sekali," kata Dokter Riley. "Supaya lebih aman, sebaiknya nanti diperiksa secara menyeluruh pas pulang.""Baiklah, terima kasih, Dokter Riley.""Sama-sama. Kondisimu ini terdeteksi dini, jadi nggak menyebabkan keguguran. Tapi, nanti harus lebih berhati-hati saat pemeriksaan malformasi janin selanjutnya. Kalau memang kamu terpapar bahan radioaktif, maka kita harus memberikan perhatian khusus pada perkembangan janin."Dokter Riley tidak mengatakannya secara langsung, tetapi semua orang mengerti maksudnya.Bahwa radiasi dapat mengakibatkan malformasi janin.Rasanya jantung Vanesa seperti berhenti berdetak selama sepersekian detik.Amanda menyentuh tangan Vanesa dan berujar menenangkan, "Biar kuantar Dokter Riley keluar, kamu nggak usah terlalu banyak berpikir. Dokter Riley 'kan bilang kalau kita menemukan penyebabnya tepat waktu, bayimu akan baik-baik saja.""Iya." Vanesa mengangguk.Amanda pun mengantar Dokter Riley keluar.Vanesa tampak serius.Jake mendekat dan menatapnya. "Apa k

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 248

    Di rumah sakit khusus ibu dan anak di Kota Lenon.Vanesa sedang berada di UGD dalam kondisi sakit yang tidak jelas.Sepuluh menit sebelum pesawat mendarat, Vanesa tiba-tiba mengalami sakit perut dan sedikit pendarahan.Kru pesawat langsung menghubungi awak yang berada di darat dan memanggil ambulans.Setelah mendarat, Vanesa langsung dibawa ke rumah sakit.Jake menatap pintu UGD yang tertutup dengan gugup.Tepat begitu Marlon dan Amanda tiba, pintu UGD pun terbuka.Mereka bertiga bergegas menghampiri si dokter.Dokter Riley menatap Amanda dan mengangguk. "Tenang saja, Bu Amanda. Si ibu memang mengalami sedikit pendarahan, tapi kondisi janinnya saat ini baik-baik saja. Masalahnya, kondisi si ibu cukup aneh. Pasien perlu dirawat di rumah sakit dan diawasi dengan ketat untuk memantau kondisi janinnya."Mereka bertiga pun menghela napas dengan lega.Jake bersandar ke dinding. Setelah rasa tegangnya hilang, barulah kakinya terasa agak lemas.Dia menghela napas panjang. "Aku hampir mengira p

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 247

    "Temannya Dokter Alex?" Stella langsung mengernyit. "Apa kamu menyukai Dokter Alex?"Setelah itu, dia mendongak dan memelototi Alex.Alex hanya terdiam.Vanesa menatap wanita yang cemburuan itu dengan geli. "Kami hanya berteman biasa kok. Aku sudah menikah dan lagi hamil. Kamu nggak perlu takut aku merebutnya darimu.""Oh." Stella akhirnya merasa lega dan tertawa sopan kepada Vanesa. "Kamu cantik sekali, tapi keran air matamu bocor, ya? Kita baru pertama kali bertemu, tapi aku jadi takut karena kamu sudah menangis begini ...."Vanesa pun mengusap air matanya dengan pasrah sambil berkata, "Mungkin karena perasaan ibu hamil lebih sensitif. Aku agak sedih melihat gadis semanis dan secantik dirimu tanpa rambut.""Ah!" Stella memegang kepalanya yang mengenakan topi wol merah muda dan mengernyit dengan marah. "Kamu sangat cantik, tapi bisa-bisanya kamu menusuk perasaanku dengan kata-katamu!"Vanesa merasa terhibur dengan sikap Stella yang menggemaskan.Makin Vanesa tertawa, makin deras pula

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 246

    "Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku?""Iya." Vanesa mengeluarkan sebuah kartu ATM dari tasnya dan menyodorkannya ke depan Alex. "Ada dua miliar di dalam sini."Alex melirik kartu ATM itu dan bertanya, "Mengapa kamu memberikan ini padaku?""Stella memang sudah nggak mengingatku, tapi aku tetaplah teman dekatnya. Ini hadiah kecil dariku. Tolong simpankan ini untuknya."Alex tidak menjawab, dia hanya mengernyit dan menatap Vanesa. "Apa kamu berencana meninggalkan Kota Amari?""Iya.""Jadi, apa perceraianmu dengan Steven sudah selesai?""Belum." Vanesa berkata dengan tenang, "Kamu tahu aku sedang hamil, jadi aku jujur saja. Aku mau melahirkan anak ini dulu. Setelah dua tahun berlalu atau kalau Steven berubah pikiran dalam masa itu, aku akan pulang untuk bercerai darinya."Alex sedikit mengernyit. "Bagaimana kalau Steven nggak mau?""Aku akan mengajukan gugatan terhadapnya," jawab Vanesa sambil mengelus perutnya. "Aku tahu bukan perkara mudah menuntut Steven, tapi aku harus menc

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 245

    Meskipun ini bukan pertama kalinya Fandy melihat putrinya mengambil inisiatif untuk memegang tangan Alex, tetap saja dia merasa iba.Fandy memejamkan mata dan menghela napas.Rina melirik Fandy, lalu menatap Alex dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Alex, aku dan suamiku mau pergi beli barang dulu. Tolong temani Stella, ya."Alex mengangguk. "Oke."Rina pun menarik Fandy keluar dari kamar rawat.Mereka pergi ke taman kecil di belakang poli rawat inap."Bagaimana percakapanmu dengan Dokter Alex?" tanya Rina."Dokter Alex orang baik. Dia tahu harus apa." Fandy melepas kacamata bacanya dan mengernyit. "Tapi, ketika seorang pria bertemu dengan gadis yang disukainya, bagaimana mungkin dia punya tekad kuat untuk menahan diri?"Fandy dan Alex sama-sama pria, Fandy juga pernah muda. Jadi, Fandy tahu betul ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan mengandalkan karakter yang baik."Aku punya pandangan yang berbeda darimu soal ini."Fandy pun mengernyit dan menatap istrinya den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status