Share

2. Mantan Kekasih Dan Calon Suami Bertemu

"Wanita lain?" Alfa ternganga.

"Apa maksudmu dengan wanita lain?" Alfa meminta penjelasan.

"Cih, dasar bajingan! Kamu sama sekali nggak menyadari kesalahanmu, ha?" Entah mendapat keberanian dari mana, Naura yang tadinya menciut ketakutan kini ia berani mengumpati laki-laki di hadapannya itu, dengan jarak yang sangat dekat.

Bam!

Alfa meninju pintu tepat di belakang Naura dengan mengurung Naura pada lingkaran yang ia ciptakan dengan tangannya.

Naura terpelonjat karena saking terkejutnya dengan pukulan yang mengenai pintu dibelakangnya. Dan ketika ia membuka mata wajahnya hampir tak berjarak dengan wajah Alfa.

"Kamu sampai menyebutku bajingan? Memangnya apa kesalahanku, Naura?" Dengan nada pelan penuh penekanan, Alfa berkata dengan gigi gemertak.

"Kenapa kamu kelihatan sangat membenciku?" lanjut Alfa bertanya.

Naura memutar bola mata jengah. "Jangan pernah tanyakan apa kesalahanmu pada orang lain. Kamulah yang paling tahu karena kamu yang melakukannya." Meski dengan nada rendah namun kata-kata Naura tajam menusuk tepat pada ulu hati Alfa.

"Maaf, aku datang kemari untuk bekerja jadi tolong menjauhlah!" Dengan sangat berani Naura mendorong Alfa mundur.

"Oh, kalau bisa aku ingin mengundurkan diri dari perusahaanmu sebelum aku mulai bekerja," lanjut Naura lagi.

Alfa tersenyum sinis. "Kamu yakin kamu ingin mengundurkan diri? Kalau begitu kamu siap membayar uang kompensasinya kan?"

"Berapa uang kompensasi yang harus aku bayarkan? Tunanganku pasti sanggup membayarnya." Naura menjawab dengan sombongnya.

'Tunangan?' Satu kata itu berhasil membuat Alfa mematung. Namun detik berikutnya ia bersikap tenang dan tak mau kalah.

"Oh ya? Kalau begitu suruh dia membayar sebanyak satu milyar!"

"Apa? Kamu gila!"

"Aku gila? Itu tertera pada surat kontrak yang sudah kamu tandatangani, kamu mau membaca ulang kontrak kerja itu?"

Srak! 

Alfa melempar konrak kerja Naura ke atas meja.

Naura tak percaya pada apa yang Alfa ucapkan, namun sialnya itu memang tertera pada perjanjian kontrak kerja. Naura mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan emosinya.

"Kamu sengaja menjebakku?" Naura bertanya lantang.

"Tidak ada kata menjebak. Semuanya sudah tertera disitu kan?" Alfa berkata dengan santainya.

"Kamu pasti mengganti isi kontraknya kan?" tuding Naura.

"Oh, aku mungkin bisa mengganti isi kontraknya tapi aku nggak mungkin bisa mengganti tanda tanganmu."

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu melerai perdebatan mereka .

"Masuk!" seru Alfa.

"Maaf, Pak, rapat akan segera dilaksanakan. Bapak sudah ditunggu," lapor seorang yang tadi mengetuk pintu.

"Oke, saya segera kesana."

"Naura, ikut aku!"

***

"Naura, aku tunggu laporan hasil rapat tadi."

"Akan segera aku kerjakan," balas Naura patuh tetapi terdengar datar.

"Naura, dimana kamu tinggal sekarang?" tanya Alfa, sangat menantikan jawaban yang tepat dari mulut Naura.

"Kamu bisa lihat di cv yang aku kirim kan?" balas Naura acuh. Alfa tentu saja kecewa. Alfa bertanya-tanya kenapa Naura sangat mengacuhkannya sekarang.

Lima tahut tidak bertemu dan tidak ada kabar sama sekali. Alfa membayangkan ketika mereka dipertemukan kembali mereka akan saling melepas kerinduan yang terpendam selama bertahun-tahun, tetapi nyatanya? Naura mengacuhkannya bahkan memakinya. Alfa benar-benar sangat kecewa dan rasa sakit itu tentu saja ada. Alfa ingin sekali menanyakan apa yang menyebabkan sikap Naura berubah drastis.

"Naura aku ingin bicara denganmu. Bisa aku mengantarmu pulang?" tanya Alfa penuh harap.

"Terima kasih atas niat baikmu, tapi tidak usah repot-repot. Tunanganku sudah menjemputku." Sambil bersiap-siap membereskan barang-barangnya, Naura menjawab dengan sengaja ingin membuat Alfa cemburu.

Tunggu dulu, kenapa pula Naura ingin melihat Alfa cemburu?

Naura menggelengkan kepalanya untuk membuang pikiran-pikiran yang tidak seharusnya terlintas di kepalanya.

"Jam kerjaku sudah habis. Aku akan pulang sekarang, selamat sore." Naura menyampirkan tasnya di pundak lalu pergi begitu saja.

Alfa memejamkan matanya kuat-kuat sambil menjambak rambutnya frustrasi.

"Kenapa, Naura, kenapa sikapmu seperti ini? Apa kamu nggak mendambakan pertemuan kita?" lirih Alfa pedih.

"Nggak bisa kayak gini. Aku harus meminta penjelasan Naura. Aku harus mengejarnya."

Alfa pun bergegas meninggalkan ruangannya dan pergi menyusul Naura sebelum ia pergi terlalu jauh.

***

Naura telah keluar dari gedung perusahaan. Alfa mengejarnya dengan cepat, dengan langkah lebar.

Set!

Alfa menarik tangan Naura dan menahan agar Naura tidak pergi.

"Naura, tolong, kita harus bicara," cegah Alfa.

"Mau bicara apa lagi, Alfa? Kamu aja nggak tau apa kesalahanmu kan?"

"Itulah yang mau akau tanyakan."

"Nggak! Sebelum kamu tahu kesalahanmu dan minta maaf, aku nggak akan mau bicara sama kamu!" sentak Naura kasar.

"Lepasin aku!" Naura menghentakkan tangannya lalu berusaha untuk pergi. Namun baru dua langkah berjalan, tangan Naura kembali ditangkap oleh Alfa.

"Naura, tolong, jangan bersikap seperti ini padaku," kata Alfa memohon.

"Lalu aku harus bersikap seperti apa, Alfa? Apa aku harus selalu bersikap baik padamu sedangkan kamu sudah sangat menyakiti perasaanku? Coba katakan, sikap yang seperti apa yang harus aku tunjukkan padamu, Alfa? Ayo katakan!" Naura berteriak tertahan.

"Naura, sepertinya ada kesalahpahaman diantara kita. Aku ingin kita bicara, Naura, tolong." Alfa tak henti-hentinya membujuk Naura.

"Hei, Bung, kamu tidak seharusnya memaksa seseorang untuk menuruti kemauanmu. Kalau dia sudah menolak maka tidak seharusnya kamu memaksanya," kata seorang pria yang datang memisahkan Naura dan Alfa.

"Eza?" Naura cukup terkejut dengan kedatangan Eza di tengah-tengah mereka.

"Tolong jangan ikut campur!" tukas Alfa tajam.

"Oh, ternyata kamu memang arogan seperti yang dikatakan orang-orang di luar sana. Kamu adalah pemimpin, dan seorang pemimpin tidak akan baik jika bersikap seperti ini," kata Eza memperingatkan.

"Sudah aku bilang jangan ikut campur! Ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan urusan kepemimpinan. Aku hanya sedang menyelesaikan masalah kami, aku dan kekasihku!" Alfa semakin menajamkan kalimatnya untuk menyadarkan orang asing itu.

"Ke-kekasih?" Eza tercengang.

Eza kemudian mengalihkan pandangannya pada Naura dan ternyata Naura sedang gugup. "Naura, apa maksudnya ini?" tanya Eza pelan dan tenang.

"Ah, em ... Eza, sebaiknya kita pulang sekarang, ayo," kata Naura dengan sedikit tergagap.

"Tidak, tunggu, Naura, kita belum selesai bicara." Alfa tetap ngotot menahan Naura agar tidak pergi.

"Tolong lepaskan tanganmu, Bung!" ancam Eza.

"Diam! Kamu terlalu ikut campur!" Alfa tak segan menyentak Eza.

"Tentu saja aku akan ikut campur, dia calon istriku!" Eza tidak kalah keras membentak Alfa.

"Kamu—"

"Cukup! Sudah hentikan!" Naura tidak tahan lagi dan berteriak frustrasi.

"Kamu, tolong jaga bicaramu! Jangan pernah sebut aku kekasihmu lagi. Diantara kita nggak ada hubungan apapun!" Dengan telunjuk mengacung pada Alfa, Naura berseru rendah penuh penekanan.

"Eza, ayo kita pulang sekarang." Dengan begitu Naura pergi menjauh dari dua laki-laki itu dan masuk ke dalam mobil Eza.

Eza dan Alfa saling bertatap tajam, menyalakan percikap api permusuhan yang tak terhindarkan. Namun saat ini Eza masih harus mengantar Naura pulang, maka Eza menyusul Naura segera.

Brak!

Eza menutup pintu mobil namun tak langsung menyalakan mobilnya.

"Naura, apa hubungan kalian sebenarnya?"

***

Komen (4)
goodnovel comment avatar
SetyaAiWidi
Kayak pengen mewek pas Alfa ngejar Naura. Kesalahan apa yang dibuat Alfa sehingga Naura bener² kecewa sama dia? Sakitnya berasa banget sampe ke hati aku. Jahat kau Alfa 😭
goodnovel comment avatar
Deema Raindu
Alfa masuh menganggap Naura kekasihnya?😂 Perpisahan mereka salah paham, makanya harus diselesaiin dulu. Wajar sih Alfa penasaran dan pengen ngobrol sm Naura, tp di satu sisi, engga enak juga sama Eza...
goodnovel comment avatar
Na Raeni
Naura diberatkan dengan dua pilihan sulit, antara harus memilih Eza yang tidak lain adalah kekasihnya, atau Alfa yang menjadi masa lalunya. 🤧🤧🤧 kemungkinan niat Eza untuk menikahi Naura akan tersendak karena cinta Naura yang belum kelar dengan Alfa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status