Share

CHAPTER VII

Author: Kha Aang
last update Last Updated: 2021-07-27 05:13:38

       

Berbelanja bersama mereka memang selalu menyenangkan, sepulang sekolah sekitar jam 6 sore kami janjian bertemu di department store terdekat. Setelah berkeliling dengan beberapa kericuhan seperti biasanya akhirnya kami sepakan menentukan pakaian apa yang cocok untuk ku kenakan besok. Baju terusan sepanjang lutut berwarna merah muda dan putih , dengan lengan yang memperlihatkan sedikit bahu jika dikenakan , menurut mereka aku akan terlihat manis memakainya.

         Sekarang kami sedang duduk di sebuah café di pinggir jalan , sepertinya café ini memang cukup populer karena instagramable dan karena ini hari jum’at malam suasana di café pun sedikit lebih rame dari biasanya kurasa. Karena kami bertiga jadi kami memilih untuk duduk di meja dengan 4 kursi saling berhadapan, sebenar nya  Sabrina ingin duduk di kursi Bar di depan tapi Karin menolaknya karena merasa tidak nyaman. Setelah menunggu sekitar setengah jam minuman dan camilan kami pun datang , aku memesan smoothies strawberry dengan es krim diatasnya , Karin memsan mocktail mix berry sedangkan Sabrina memesan hazelnut coffee. Kami juga memesan beberapa camilan seperti lava cake, strawberry cake dan kentang goreng porsi besar , mengingat perut kami yang perlu di isi makanan ringan sebelum makanan utama.

         Tring tring , terdengar suara dari ponsel ku , ternyata Lendra mengirim pesan singkat seperti nya dia barusan selesai latihan band

“Siapa ?” Tanya Karin sambil melihat kearah handphone yang sedang aku pegang

“Oh, Lendra , dia Tanya aku ada di mana karena dia sekarang ada dirumah ku.” Jawabku sambil mengetik membalas chat dari Lendra

“Ehm, apa dia akan kesini ?” Tanya Karin lagi

“Apa kamu mengharapkan dia akan kesini ?” Tanya Sabrina menggoda Karin

“tutup mulutmu.” Jawab Karin dengan nada pelan seperti berbisik

“uuuh kamu sangat menakutkan” balas Sabrina , tentu saja sebenarnya dia tidak takut , dia malah senang karena berhasil memancing Karin , Sabrina memang selalu senang menggoda Karin.

“Aku meminta nya datang kemari.” Kataku kemudian

“Apa dia akan datang?” Tanya Sabrina

“Sepertinya , mungkin saja.” jawabku

         Sambil menunggu Lendra kami pun sibuk dengan minuman , makanan , dan handphone kami masing-masing tentu saja sambil sesekali melakukan selca dan foto bersama. Café ini bergaya vintage dan mempunyai beberapa spot foto yang sayang untuk dilewatkan apalagi kami memang sangat senang berfoto khususnya Sabrina yang tanpa malu berpose dengan berbagai gaya kecuali Karin yang sedikit pemalu. Sampai tanpa sadar beberapa orang pengunjung sepertinya memandangi kami dan kami hanya tertawa saat menyadarinya. Setelah sekitar 45 menit akhirnya Lendra pun datang.

“Kalian bersenang-senang tanpa ku rupanya.” Kata Lendra sambil menaruh lengannya di pundakku ketika datang

“Iya karena ini adalah urusan cewek.” Jawabku sambil menyingkirkan lengannya yang berat dari pundakku

“Kami hanya pergi berbelanja untuk Aya.” Kata Karin kemudian

“Sebenarnya jika dipikirkan lagi , harusnya kita mengajak Lendra dari awal, bisa saja dia memberikan penilaian sebagai seorang cowok.” Celetuk Sabrina

“aku meragukannya.” Kata Karin

“ya aku juga , sepertinya Lendra tidak bisa dihitung ‘sebagai cowok’ yang bisa memberikan penilaian” kataku menyetujuinya

“Waaah , kalian berdua menyakiti perasaanku, bisa-bisanya, apa kalian ga bisa ngeliat kejantananku sebagai cowok” jawab Lendra sambil melebarkan mata nya dan kami pun tertawa bersama “tapi Aya mau ada acara apa?” Tanya nya kemudian

“Ayana akan pergi kencan.” Jawab Sabrina “Dengan kakak yang waktu itu dia cerita , Kak Bima anggota klub basket.” Lanjutnya menjelaskan

“akan kemana kamu besok?” tanya Lendra kepadaku “apa kakak mu tau kamu akan pergi berdua saja sama cowok?” tanya nya lagi

“kenapa kamu cerewet sekali sih, itu semua urusanku tahu.”

“Bukan begitu, ingatlah yang aku katakan sebelumnya , kamu harus hati-hati dan jangan mudah percaya sama cowok yang baru saja kamu kenal.”

“kak Bima orang baik. Dia juga bukan orang asing yang asal aku temui di jalan , dia kakak kelas kita , mungkin kamu saja yang kurang berbaur sama teman-teman di sekolah jadi membuatmu berpikiran negatif tentang semua orang.”

“Aku berkata seperti itu demi kebaikanmu, setidaknya aku sudah mengingatkanmu, maka pikirkanlah.”

“Ayana , bukannya aku membela Lendra tapi yang dia katakan tidaklah salah.” Kata Karin yang mencoba menengahi kami

“Ayolah , sudah , sudah , kita lanjut saja ke tempat berikutnya , aku sudah benar-benar kelaparan nih.” Kata Sabrina kemudian sambil menaruh lengannya di pundak Lendra “Kira-kira enaknya makan apa ya malam ini.” Lanjutnya sambil memegang perut dan meringis.

         Kami benar-benar makan besar malam itu , sesampainya di rumah , meskipun lelah dan kenyang tapi mata ku tak juga terpejam. Aku memikirkan dan begitu menantikan tentang kencan besok , aku berdoa semoga tidak membuat kesalahan.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta & Persahabatan   Awal yang Canggung

    Hari pertama Sabrina di sekolah baru di Australia adalah campuran antara harapan dan ketidakpastian. Setelah menjalani perjalanan panjang dari kota asalnya dan beradaptasi dengan rumah barunya, ia merasa tidak siap menghadapi tantangan baru di sekolah. Sekolah barunya adalah sebuah institusi besar dengan ribuan siswa, berbeda jauh dari sekolah kecil yang ia tinggalkan.Ketika Sabrina memasuki gerbang sekolah, dia merasa seolah-olah dia terlempar ke dalam dunia yang sama sekali baru. Gedung-gedung sekolah yang tinggi, koridor yang ramai, dan suara-suara yang bergema di seluruh area membuatnya merasa terasing. Bahkan, pengantar informasi tentang fasilitas sekolah dan jadwal pelajaran terdengar seperti bahasa asing bagi Sabrina.Di kelas pertama, Sabrina duduk dengan canggung di kursi barunya. Dia mencoba mendengarkan pelajaran, tetapi kata-kata gurunya terdengar cepat dan sulit dimengerti. Bahasa Inggris yang dia pelajari di sekolah sebelumnya sangat berbeda dari aksen d

  • Cinta & Persahabatan   Keputusan Besar

    Satu tahun telah berlalu sejak pembicaraan Sabrina dengan Ibu tentang perpindahan ke Australia. Setelah kenaikan kelas akhirnya Sabrina benar-benar tidak bisa lagi menunda kepergiannya dan harus menamatkan SMP di sekolah lain.Malam sebelum keberangkatan Sabrina ke Australia, suasana di rumah terasa tenang dan penuh kehangatan. Sabrina sudah menyiapkan semua barangnya dan melakukan segala persiapan akhir untuk perjalanan yang akan mengubah hidupnya. Meskipun dia merasa siap secara fisik, hatinya terasa berat karena harus meninggalkan Brian, sahabat terdekat yang telah mendampinginya selama ini.Sabrina duduk di kamarnya, mengatur pesan singkat terakhir yang akan dikirimkan kepada Brian. Pesan ini sangat penting baginya, karena merupakan bentuk perpisahan dan ungkapan terima kasihnya. Dia membuka aplikasi pesan di ponselnya dan mengetik dengan hati-hati:“Brian, besok pagi aku akan pergi ke Australia. Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dukunganmu selama ini. Kehadiranmu sel

  • Cinta & Persahabatan   Pertemuan Tak Terduga

    Hari pertama kursus memasak dimulai dengan suasana canggung. Sabrina merasa sedikit gugup di tengah banyak anak perempuan yang tampak saling mengenal satu sama lain. Namun, melihat Brian di antara mereka memberikan sedikit rasa lega.Instruktur, seorang wanita ramah bernama Ibu Maya, memulai dengan memperkenalkan diri dan menyambut para peserta kursus."Selamat datang di kursus memasak anak-anak! Hari ini kita akan belajar membuat kue sederhana. Mari kita mulai dengan mencuci tangan dan bersiap-siap di meja masing-masing."Sabrina dan Brian mengambil tempat di meja yang sama."Aku tidak menyangka akan bertemu kamu di sini," kata Brian dengan senyum lebar."Aku juga," jawab Sabrina, mencoba tersenyum meskipun hatinya masih berat.Saat kursus berlangsung, mereka belajar tentang bahan-bahan dasar dan cara mencampur adonan. Sabrina merasa kikuk, tapi Brian dengan sabar membantunya.“Ini seperti seni, kamu akan terbiasa,” katanya sambil menunjukkan cara mengaduk dengan benar.“Aku tidak ya

  • Cinta & Persahabatan   SABRINA

    Hari ini pun ibu memarahiku , seakan apapun yang kulakukan selalu salah dimatanya. Karena berlari keluar rumah sambil menangis tanpa sadar kini aku sudah ada di taman , untung saja taman ini begitu sepi jadi aku bisa menghabiskan waktu disini sendirian ‘dengan tenang’ pikirku. Tempat ini begitu tenang dan sejuk karena banyak pohon-pohon dengan ukuran besar yang seolah menjadi pagar pembatas antara taman dan jalan lebar di depannya. Aku mengayunkan tubuhku naik turun di sebuah ayunan sambil menatap langit , haruskah aku pergi ketempat ayah tapi sebenarnya datang ke tempat asing juga menakutkan buatku , aku juga tidak ingin meninggalkan ibu disini sendirian. Ketika sedang sibuk dengan pikiranku sendiri , lewat sudut mata aku melihat seorang anak lelaki yang usianya sepertinya tidak jauh berbeda denganku. Kuperhatikan dari kejauhan dia terlihat begitu murung , berjalan sambil tertunduk lesu sepertinya dia mulai menyadari jika aku terus saja memperhatikan

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXIII

    Kami masih menikmati suasana di dalam café bahkan setelah semua makanan dan minuman yang dihidangkan untuk kami telah sepenuhnya habis. Tapi itu tidak membuat kami mendapatkan masalah dari pemilik cafe karena café ini tergolong cukup sepi , mungkin juga karena baru saja dibuka. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya Brian datang menghampiri kami bertiga. Brian sangat tinggi dan cukup tampan dengan rahang yang terlihat begitu kokoh , rambut hitam rapi dan kulit yang sehat dan bersih. Gen keluarga besar Karin memang tidak main-main , mereka seperti hidup di dunia yang berbeda , aku merasa seperti lalat yang berhadapan dengan 2 kupu-kupu yang begitu cantik.“jadi kamu serius mau terus jadi pembuat kue.” Tanya Karin pada brian yang sekarang duduk disampingnya“Iya begitulah , aku ingin belajar lebih dalam lagi sekarang , sam

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXII

    Matahari bersinar dengan indah hari ini , sedikit awan dan udara yang tidak begitu panas membuat sabtu ini begitu cerah dan ceria. Seperti rencana sebelumnya , akhirnya aku , Karin dan Sabrina pergi ke toko aksesoris yang ditemukan lewat sosmed oleh Karin. Tempat ini mirip seperti sebuah toko antik yang terletak di pinggiran kota , ada seorang wanita muda berusia sekitar awal 30 tahunan menyambut kedatangan kami , bisa aku tebak dia adalah pemilik toko ini. Tentu saja dia sudah mengetahui kedatangan kami karena memang untuk kesini harus membuat janji temu terlebih dahulu dan itu yang sudah dilakukan Karin untuk kami. Setelah berkenalan kuketahui nama kakak pemilik toko tadi adalah Kak Nila , Kak Nila menunjukkan beberapa contoh yang sudah dipilih oleh Karin melalui website sebagai referensi , mulai dari gelang-gelang cantik juga cincin dan gantungan kunci.“Ini sangat indah ketika sudah dilihat langs

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XXI

    Setelah seminggu berjibaku dengan soal-soal dari berbagai materi pelajaran , akhirnya selesai juga akhir dari perjuangan kami para murid SMA dalam menghadapi ujian semester kali ini. Cukup lega karena telah selesai tapi juga lumayan was-was dan cemas karena menunggu hasilnya. Aku selalu berharap mendapatkan peringkat pertama di sekolah meskipun itu tidak mungkin karena ada Karin yang satu sekolah denganku , tapi setidaknya aku selalu masuk ke peringkat sepuluh besar di sekolah. Kami bertiga janjian untuk bertemu di halaman belakang sekolah setelah setelah ujian selesai. Karin dan Sabrina sudah berada disana ketika aku datang . lengkap dengan cola dan pizza yang sepertinya baru saja di pesan oleh Karin.“Ayaaa , sini-sini , Karin pesan banyak makanan , ayo makan bareng.” Teriak Sabrina sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah ku“Cepatlah ke

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XX

    “Aku tidak mengerti kenapa kamu menganggapku seperti itu sedangkan kamu sendiri tidak benar-benar menganggapku sebagai teman.” Kataku kali ini sambil menundukkan kepala lagi dan memandangi punggung tanganku. “Tunggu dulu, aku tidak menganggapmu sebagai teman, ide dari mana itu, kenapa aku seperti itu padamu, tidakkah kamu melihatnya, aku bahkan masuk ke sekolah ini karena ada kamu disini.” Jawab Karin “Aku mendengarnya Karin , saat itu , saat reuni para orang tua kita , kamu menyetujui pendapat tante itu untuk berteman hanya dengan anak-anak yang selevel denganmu , itu artinya bukan aku kan , aku tidak pernah selevel denganmu, kamu cantik dan juga pintar.” kataku sambil sedikit meninggikan nada bicaraku “Jika diingat lagi , kamu memang menjauh setelah pertemuan waktu itu ya , tapi bukankah kamu harusnya men

  • Cinta & Persahabatan   CHAPTER XIX

    Sore ini aku malas untuk beranjak dari dalam kamar , setelah Karin pulang aku harusnya segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat les , tapi rasanya badanku sangat berat untuk digerakkan , seakan-akan berat badanku tiba-tiba bertambah 10 kg dalam hitungan menit. Mungkin aku akan langsung tertidur seperti ini , tanpa makan malam , aku bahkan berencana untuk tidak mandi kalau saja tidak ada suara ketukan keras dari pintu kamarku. “Aya kamu tidur ? Ga pergi les ?” Terdengar suara teriakan ibuku dari balik pintu , dengan Langkah berat aku mulai menuju Ke arah pintu kamar dan membuka sedikit pintunya sehingga kepalaku saja yang keluar dan aku bisa melihat ibu menggelengkan kepalanya padaku “Kamu sakit.” “Iya” jawabku sambil memanyunkan bibirku “Tapi tadi waktu Karin kesini , kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status