Share

CHAPTER VII

       

Berbelanja bersama mereka memang selalu menyenangkan, sepulang sekolah sekitar jam 6 sore kami janjian bertemu di department store terdekat. Setelah berkeliling dengan beberapa kericuhan seperti biasanya akhirnya kami sepakan menentukan pakaian apa yang cocok untuk ku kenakan besok. Baju terusan sepanjang lutut berwarna merah muda dan putih , dengan lengan yang memperlihatkan sedikit bahu jika dikenakan , menurut mereka aku akan terlihat manis memakainya.

         Sekarang kami sedang duduk di sebuah café di pinggir jalan , sepertinya café ini memang cukup populer karena instagramable dan karena ini hari jum’at malam suasana di café pun sedikit lebih rame dari biasanya kurasa. Karena kami bertiga jadi kami memilih untuk duduk di meja dengan 4 kursi saling berhadapan, sebenar nya  Sabrina ingin duduk di kursi Bar di depan tapi Karin menolaknya karena merasa tidak nyaman. Setelah menunggu sekitar setengah jam minuman dan camilan kami pun datang , aku memesan smoothies strawberry dengan es krim diatasnya , Karin memsan mocktail mix berry sedangkan Sabrina memesan hazelnut coffee. Kami juga memesan beberapa camilan seperti lava cake, strawberry cake dan kentang goreng porsi besar , mengingat perut kami yang perlu di isi makanan ringan sebelum makanan utama.

         Tring tring , terdengar suara dari ponsel ku , ternyata Lendra mengirim pesan singkat seperti nya dia barusan selesai latihan band

“Siapa ?” Tanya Karin sambil melihat kearah handphone yang sedang aku pegang

“Oh, Lendra , dia Tanya aku ada di mana karena dia sekarang ada dirumah ku.” Jawabku sambil mengetik membalas chat dari Lendra

“Ehm, apa dia akan kesini ?” Tanya Karin lagi

“Apa kamu mengharapkan dia akan kesini ?” Tanya Sabrina menggoda Karin

“tutup mulutmu.” Jawab Karin dengan nada pelan seperti berbisik

“uuuh kamu sangat menakutkan” balas Sabrina , tentu saja sebenarnya dia tidak takut , dia malah senang karena berhasil memancing Karin , Sabrina memang selalu senang menggoda Karin.

“Aku meminta nya datang kemari.” Kataku kemudian

“Apa dia akan datang?” Tanya Sabrina

“Sepertinya , mungkin saja.” jawabku

         Sambil menunggu Lendra kami pun sibuk dengan minuman , makanan , dan handphone kami masing-masing tentu saja sambil sesekali melakukan selca dan foto bersama. Café ini bergaya vintage dan mempunyai beberapa spot foto yang sayang untuk dilewatkan apalagi kami memang sangat senang berfoto khususnya Sabrina yang tanpa malu berpose dengan berbagai gaya kecuali Karin yang sedikit pemalu. Sampai tanpa sadar beberapa orang pengunjung sepertinya memandangi kami dan kami hanya tertawa saat menyadarinya. Setelah sekitar 45 menit akhirnya Lendra pun datang.

“Kalian bersenang-senang tanpa ku rupanya.” Kata Lendra sambil menaruh lengannya di pundakku ketika datang

“Iya karena ini adalah urusan cewek.” Jawabku sambil menyingkirkan lengannya yang berat dari pundakku

“Kami hanya pergi berbelanja untuk Aya.” Kata Karin kemudian

“Sebenarnya jika dipikirkan lagi , harusnya kita mengajak Lendra dari awal, bisa saja dia memberikan penilaian sebagai seorang cowok.” Celetuk Sabrina

“aku meragukannya.” Kata Karin

“ya aku juga , sepertinya Lendra tidak bisa dihitung ‘sebagai cowok’ yang bisa memberikan penilaian” kataku menyetujuinya

“Waaah , kalian berdua menyakiti perasaanku, bisa-bisanya, apa kalian ga bisa ngeliat kejantananku sebagai cowok” jawab Lendra sambil melebarkan mata nya dan kami pun tertawa bersama “tapi Aya mau ada acara apa?” Tanya nya kemudian

“Ayana akan pergi kencan.” Jawab Sabrina “Dengan kakak yang waktu itu dia cerita , Kak Bima anggota klub basket.” Lanjutnya menjelaskan

“akan kemana kamu besok?” tanya Lendra kepadaku “apa kakak mu tau kamu akan pergi berdua saja sama cowok?” tanya nya lagi

“kenapa kamu cerewet sekali sih, itu semua urusanku tahu.”

“Bukan begitu, ingatlah yang aku katakan sebelumnya , kamu harus hati-hati dan jangan mudah percaya sama cowok yang baru saja kamu kenal.”

“kak Bima orang baik. Dia juga bukan orang asing yang asal aku temui di jalan , dia kakak kelas kita , mungkin kamu saja yang kurang berbaur sama teman-teman di sekolah jadi membuatmu berpikiran negatif tentang semua orang.”

“Aku berkata seperti itu demi kebaikanmu, setidaknya aku sudah mengingatkanmu, maka pikirkanlah.”

“Ayana , bukannya aku membela Lendra tapi yang dia katakan tidaklah salah.” Kata Karin yang mencoba menengahi kami

“Ayolah , sudah , sudah , kita lanjut saja ke tempat berikutnya , aku sudah benar-benar kelaparan nih.” Kata Sabrina kemudian sambil menaruh lengannya di pundak Lendra “Kira-kira enaknya makan apa ya malam ini.” Lanjutnya sambil memegang perut dan meringis.

         Kami benar-benar makan besar malam itu , sesampainya di rumah , meskipun lelah dan kenyang tapi mata ku tak juga terpejam. Aku memikirkan dan begitu menantikan tentang kencan besok , aku berdoa semoga tidak membuat kesalahan.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status