Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan.
"Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan.
"Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya.
"Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya.
"Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna.
"Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya.
"Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Arjuna adalah seorang Ceo tampan yang memiliki perusahaan di Jakarta,karirnya sebagai seorang Ceo sangat sukses ia memiliki beberapa perusahaan di Jakarta Namun ia sangat lemah dalam asmara, di usia yang sudah tak muda lagi ia belum juga memiliki pasangan. Namun ia tidak pernah menanggapi wanita yang mencintainya ia selalu bersikap dingin sehingga sangat sulit untuk mendapatkan pasangan, terkadang ia merasa kesepian dan sangat ingin menikah, namun karena ia sangat selektif dalam memilih pasangan membuatnya kesulitan untuk bisa mendapatkan pasangan.Andini seorang karyawan yang bekerja di perusahaan Arjuna ia bekerja sebagai karyawan biasa. Andini hanya tinggal berdua bersama ibunya ayahnya sudah lama meninggal. Andini harus bekerja keras untuk bisa menghidupi dirinya dan ibunya. Ketika Andini berjalan menuju kantornya ia tidak sengaja menabrak laki laki yang berjalan di depannya, berkas berkas yang ia bawa pun jatuh di lantai."Bruk" Andini terkejut
Arjuna yang terbiasa terbangun pukul 05.00 pagi itu pun belum bangun. Ia tak pernah bangun siang meskipun ia lelah ia tetap bangun subuh untuk melakukan sholat subuh. Sekarang sudah jam 08.00 tapi Arjuna belum juga bangun. bibik asisten rumah tangga Arjuna ingin sekali mengecek tuanya namun ia tak berani. ia hanya terdiam menunggu tuanya turun. Basri yang sudah tiba di kantor sejak jam 07.00 pagi itu menunggu bosnya tiba. ia duduk di ruanganya dan menyiapkan berkas yang harus ia sampaikan kepada bosnya. Jam menunjukan pukul 11.00 bibik sangat khawatir karena tuanya belum juga turun dari kamarnya. Bibik memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Arjuna ."Tok ,,, tok ,,, tok ,,,, tuan" panggil bibik dengan suara lirih. Arjuna tidak bangun dan tidak menjawab panggilan bibik. Bibik hanya bisa berjalan kesana kesini ia sangat bingung ada apa dengan tuanya yang tidak biasa tertidur sampai siang hari. Akhirnya ia memberanikan untuk mengetuk pintu lagi ."Tok ,,, tok
Andini bersama ibunya pergi ke ruangan Arjuna ia mencari Ruangan yang di tempati Arjuna, setelah menemukan Andini mengetuk pintunya.Tok tok tokAndini mengetuk pintu kamar Arjuna, Arjuna pun mempersilahkan Andini untuk masuk ke dalam kamarnya."Masuk" Arjuna terbaring sangat lemas wajahnya sangat pucat, bibik yang merawatnya terus mengompres kening Arjuna, Arjuna sudah terbiasa dirawat oleh bibik. Bibik sudah lama menjadi asisten rumah tangga Arjuna. Bibik membukakan pintu kamar Arjuna."Masuk mbak buk" sapa bibik kepada dua wanita yang berada di depannya. Bibik sangat ramah kepada semua orang. Bibik yang memiliki kepribadian yang baik dan penyayang membuat Arjuna nyaman di rawat oleh bibik. Kedua perempuan itu pun masuk. Arjuna masih memejamkan matanya saat Andini memegang keningnya Arjuna pun terbangun. Ia sangat terkejut melihat wanita yang berada di sampingnya."Andini" Arjuna memanggil nama Andini ia merasa sangat senang melihat wanita
Mamah Arjuna yang mendengar anaknya sakit segera pulang ke Jakarta ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Arjuna. Ia pulang dan langsung menuju rumah sakit, ia membawakan makanan kesukaan Arjuna. Setelah tiba di bandara sopir yang akan menjemput ibu Arjuna sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit.Arjuna yang sedang merapikan bajunya di bantu oleh Andini Andini sangat dewasa dan ke ibuanya sangat terasa. Arjuna benar benar merasa nyaman dengan kehadiranya."makasih kamu mau membantuku" ungkap Arjuna yang mulai jatuh cinta. Ia sangat nyaman dengan sikap Andini. Andini ikhlas melakukanya tanpa mengharaap imbalan darinya .ia sangat murah hati dan sangat sabar. setelah beberapa menit mamah Arjuna tiba. Mamah sangat senang Arjuna ada yang merawatnya."Halo sayang mamah bawa makanan kesukaanmu " mamah memberikan Arjuna makanan kesukaanya. Mamah mengambil makananya dan menyuapi Arjuna. Arjuna yang suda
Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini." Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri." Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam ha
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"