Share

26. The Real Truth

***

Marco mengerang pelan, bibirnya menyambut Isa. Ia menyelipkan tangan di antara rambut gadisnya yang lebat, meraih tengkuknya dan menciumnya lebih dalam. Gadisnya cekikikan.

"Tuan Serigala, sudah tidak marah?"

Setelah beberapa saat, Marco lalu meraih gadisnya ke dalam pelukannya dan membaringkannya ke bantalnya. Ia sendiri berbaring di sampingnya, menatap gadisnya hangat dan seluruh tubuhnya memancarkan aroma vanilla yang bersumber dari gadisnya.

"Setelah serangan fajar yang kau lakukan semalam, Princess?" Marco menggeleng dan membelai bahu polos Isa dengan bibirnya.

Astaga, kenapa minggu lalu ia sombong sekali dan pergi meninggalka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status