Terima kasih untuk Goodreader yang telah mengikuti buku ini sampai selesai. Author mohon maaf karena selama proses penulisannya banyak terjadi delay dan pending cerita. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan cerita yang lebih menarik dan menginspirasi selanjutnya.
"Jika kamu ingin masalah ini selesai, menikahlah denganku." Seringai di wajahnya beserta pandangan tajam wanita yang duduk di kursi direktur itu membuat sekujur tubuh pria di hadapannya bagaikan disambar petir. Bayu tak percaya, bagaimana bisa dirinya bisa berurusan dengan wanita gila seperti itu?
“Aku menerima tawaranmu.” Tanpa basa basi Bayu langsung menyampaikan maksudnya, menatap nanar wanita cantik yang baru beberapa waktu yang lalu merendahkannya. Sebelumnya, setelah memohon kepada dokter untuk menyelamatkan adiknya, Bayu melaju, menerobos derasnya air hujan. Meskipun merasa harga diri
“Kau memang wanita yang licik, Marcella!” Bayu menggeram di antara kabut panas kental yang telah menguasai tubuhnya. “Sebutlah aku sesuai maumu. Jangan lupa menyebutkan namaku dalam euforiamu.” Marcella berbisik tepat di dekat daun telinga bayu. Bibirnya menyentuh telinga Bayu dan membuat pria muda
“Apakah kau tak ingin menghabiskan malam denganku, Marcella?” Bisikan dan juga napas hangat pria yang baru dikenalnya itu membuat Marcella merasa benar-benar jijik. Ketika tangan Antony mulai menjalar ke bahunya, Marcella dengan tegas berdiri. “Berhenti!” Marcella membalikkan badan dan melotot pada
“Marcella Hadiwijaya, apakah kau bersedia menjadi istri Bayu Tjandra. Mencintai dan menerima dalam suka dan duka?” Ini adalah hari di mana Marcella mengikat hubungannya dengan pria yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Wanita yang dibalut gaun putih panjang nan indah itu tak kuasa dengan ta
Kening Bayu mengerut. “Putri?” Dia memastikan bahwa telinganya tidak salah mendengar. Entah siapa yang salah dalam menghitung usia, tapi Marcella dan Bianca terlihat hanya berjarak beberapa tahun saja. Orang akan percaya jika mereka kakak dan adik. Kenyataan yang Bayu dengar jika Bianca ternyata ad
Marcella yakin, Andara tidak datang untuk sekedar memberi ucapan selamat. Tantenya itu pasti datang untuk membuktikan apakah suami Marcella lebih baik dari Antony Si Pria Botak yang pernah dijodohkan dengannya. Dengan panik Marcella keluar dari kamarnya sambil tetap berbicara dengan suara pada ibun
“Katakan lebih jelas,” Bayu berbisik tepat di belakang telinga Marcella. Kali ini Marcella merasa keberaniannya sungguh tidak berguna. Sementara Bayu sepertinya enggan untuk melepaskan tubuh Marcella. Mereka nyaris tenggelam dalam kekacauan perasaan ketika ponsel Marcella berbunyi dan mengejutkan k