Share

Cinta Satu Malam dengan Tuan Posesif
Cinta Satu Malam dengan Tuan Posesif
Author: Ellea

Menyingkirkan Aghata

“Ini tidak adil bagiku! Kenapa harus Aghata yang selalu mendapatkan semua ini?! Aku membencimu Aghata!” teriak seorang gadis berambut pirang di dalam kamarnya. 

Dia histeris, barang-barang seperti lampu tidur dan bantal sudah berserakan di lantai akibat amukannya itu. Mata gadis bernama Roses Gabriella Hernandes tersebut memerah, disertai dengan kedua tangannya mengepal. Aura kemarahan semakin terpancar dari raut wajahnya yang semakin merah. Napasnya menggebu-gebu. 

“Hanya ada satu cara untuk mendapatkan semua kenikmatan itu, yaitu dengan cara menyingkirkan Aghata,” gumamnya sambil menatap lurus ke depan. 

Rasa benci dan iri kian meraja lela di hati Roses. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa pria bernama David Imanuel Brown pewaris tunggal dari keluarga Brown datang ke rumah untuk melakukan perjodohan, sesuai janji Adam Brown dan Lee Hernandes bahwa anak mereka harus dijodohkan. 

David disuruh memilih salah satu putri dari Lee Hernandes yang akan menjadi istrinya, tanpa ragu David memilih Aghata Xerina Hernandes karena pria tersebut sudah lama mendambakan gadis cantik itu. 

Wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Roses, sebab dia tahu kalau putrinya akan mengamuk hebat karena Roses sering curhat, bahwa dia sangat mencintai David Brown. 

“Sayang, tenanglah. Mama akan membantumu untuk mendapatkan David Brown,” ujar wanita itu, menarik Roses agar duduk di ranjang. 

Aghata dan Roses adalah saudara tiri. Ibu Aghata meninggal saat melahirkan Aghata akibat pendarahan hebat. Dua tahun kemudian, Lee menikah lagi dengan sekretarisnya bernama Meylan Gabriel dan dikaruniai satu anak yaitu, Roses. 

“Mama serius?” tanya Roses sambil menghapus air matanya. Meylan mengangguk sambil tersenyum untuk meyakinkan putrinya. 

Meylan membisikkan sesuatu kepada Roses sehingga gadis itu tersenyum sambil mengangguk. 

“Bagaimana?” Kedua wanita itu senyum licik. 

Roses mengangguk. “Rencana yang bagus, Ma. Tapi kapan ide Mama kita jalankan?” 

“Nanti malam. Intinya hari ini kamu harus pura-pura baik sama si Aghata. Dia kan gadis polos dan goblok pasti mudah untuk menjebaknya,” ujar Meylan. 

“Betul! Lebih cepat lebih baik. Mama memang paling the best.” Roses memuji sambil memeluk mamanya. 

*** 

“Kak Aghata, aku minta maaf karena selama ini aku sudah jahat sama Kakak,” lirih Roses dengan mata berkaca-kaca. Menyesali semua perbuatannya karena sudah sering bersikap seenaknya pada Aghata. 

“Tidak apa-apa, Roses. Kamu jangan menangis.” Aghata menghapus air mata adiknya. 

“Kakak serius?” 

Aghata mengangguk. 

“Sebagai permintaan maafku, Kakak mau gak ikut ke pesta ulang tahun temanku nanti malam? Mau, ya? Please. Lagian Kakak juga sebentar lagi mau menikah dengan Kak David. Anggap ini permintaan terakhirku ke Kakak, soalnya sebentar lagi Kakak akan jadi seorang istri” bujuk Roses memelas agar kakaknya mau ikut ke pesta ulang tahun temannya. 

Sedikit pun tidak ada rasa curiga di benak Aghata. Aghata mengira di balik sikap manis Roses ini karena sebentar lagi dia akan menikah dengan David. 

‘Dilihat-lihat sepertinya Roses memang sudah mulai berubah. Aku iya kan saja agar hubungan kami tidak renggang lagi,’ batin Aghata. 

“Baiklah, Roses.” 

Roses langsung memeluk Aghata sangking bahagianya. Namun, di belakang Aghata, dia malah menyeringai karena sebentar lagi Aghata akan masuk ke dalam perangkapnya. 

‘Aghata, Aghata.  Rasanya tidak sabar lagi menantikan hari kehancuranmu. Pasti menyenangkan melihatmu menangis darah karena semua orang membencimu termasuk ayah dan Kak David,’ batin Roses sambil menepuk pelan punggung Aghata. 

“Roses, di mana Mama?” 

Aghata bertanya setelah melepaskan pelukan mereka. 

“Mama di kamar untuk mempersiapkan baju kita nanti malam, Kak,” jawab Roses. 

***

Di waktu yang sama, tepatnya di sebuah Kasino banyak orang yang bermain judi di sana.

“Jika kau memenangkan permainan catur ini, aku akan memberikanmu ini.” 

Pria tua itu meletakkan sebuah kunci di meja. Pria bernama Louis melirik benda tersebut sambil menautkan alisnya. 

“Itu kunci kamar hotel. Di dalamnya ada gadis perawan yang sudah kubeli karena ibu tiri dari gadis itu menjualnya,” kata Robert lagi, karena dia paham kalau Louis tidak tau maksud Robert meletakkan kunci itu. 

“Dari mana kau tau kalau dia masih perawan?” tanya Louis datar. 

“Ck! Ibu tirinya sendiri yang mengatakan kalau gadis itu masih perawan dia bisa menjamin karena gadis itu jarang bergaul dengan pria dan jarang keluar rumah. Zaman sekarang susah lo cari gadis yang masih tersegel rapat. Hahahaha ... tapi,  kuncinya kau harus memenangkan permainan ini, jika kau kalah, maka pemilik saham terbesar LD adalah aku. Setuju?” 

Perkataan Robert membuat  Louis tertawa horor, tapi matanya masih terlihat sangat tajam. 

“Pak tua yang licik. Tapi siapa takut, aku setuju,” ucap Louis menyetujui tantangan dari pria yang ada di hadapannya. 

Mereka berdua memulai permainan. Louis terlihat biasa saja saat bermain permainan ini, berbeda dengan Robert yang ingin menang agar bisa menjadi pemilik saham terbesar di LD Group yang bergerak di bidang fashion. 

Roses dan Aghata saat ini masih di perjalanan menuju pesta yang dikatakan Roses tadi siang. 

Mobil sudah diperkirakan karena mereka sudah sampai di tempat tujuan. 

“Kak, kurasa kau minum dulu agar nanti kau tidak canggung.” Roses memberikan satu botol Aqua. 

Aghata tanpa curiga meminum pemberian dari adiknya karena kebetulan dia juga sedang haus. Tidak lama dari itu, tiba-tiba tubuh Aghata mulai panas. Dia mulai merasa aneh dengan dirinya. Roses menarik tangan Aghata agar berjalan dengan cepat. 

Perasaan Aghata mulai tidak enak. Apalagi saat Roses membawanya ke kamar yang tidak ada satu pun orang. Badan Aghata mulai mengeluarkan keringat, ditambah lagi dengan gejolak aneh di tubuhnya. 

Setetes air mata melewati pipinya Aghata, dia tau kalau dia dikhianati oleh adiknya. Sekarang gadis itu sudah tau kenapa mama dan adik tirinya tadi bersikap sangat manis padanya. Rupanya ini ... 

“Ro—Roses, kenapa?” Mulut Aghata bergetar saat bertanya. Dia sekarang dalam bahaya. 

“Ini memang sangat pantas untukmu, Aghata! Selama ini, kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan dan kasih sayang ayah seratus persen hanya padamu! Dan sekarang  ... kau malah merebut David dariku! Ini semua pantas untukmu!” 

Roses langsung mendorong Aghata sehingga gadis itu tersungkur, dengan cepat Roses mengunci pintu membiarkan kakaknya berteriak di sana. 

Kunci yang di tangan Roses dia berikan ke resepsionis. Gadis licik itu segera meninggalkan hotel tersebut dan pergi ke hotel tempat temannya yang malam ini akan mengadakan ulang tahun.

I*: elleafriyann_

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status