"Bukan begitu." kata Fauzi sambil merasa bingung.
"Sudah, kamu masih saja berani berbohong. Tadi kamu sendiri yang mengatakan bahwa wanita itu hamil." kata Roni sambil merasa kesal. Mereka semua masuk ke dalam rumah. Fauzi langsung mencoba menjelaskan semuanya. "Dengarkan aku! Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Roni. Aku tidak pernah melakukan itu terhadap wanita. Aku hanya berusaha untuk membantu dia." kata Fauzi sambil merasa gelisah. "Sudah, jujur saja!" kata Roni sambil tersenyum. "Sungguh, aku tidak membuat dia hamil. Pria brengsek itu yang membuatnya hamil." kata Fauzi sambil merasa kesal. Roni merasa terkejut saat mendengar perkataan Fauzi. "Apa? Seorang Fauzi? Penipu yang paling lembut dan baik. Dia mengatakan brengsek. Kamu sudah membuat aku merasa terkejut. Ada apa ini?" tanya Roni sambil merasa terkejut. "Sepertinya teman kita ini sedang jatuh cinta terhadap wanita itu." jawabSalah satu mafia berbisik dan menyuruh mafia yang lain untuk pergi karena tidak ingin terlibat dengan masyarakat."Baik, pak. Maafkan kami." kata mafia itu sambil merasa kesal.Mafia itu langsung pergi dari sekolah itu. Roni dan Fauzi merasa lega dan menarik napas. Alif hanya tersenyum saat melihat itu. Satpam kembali dan menemui Alif."Ternyata kamu benar. Mereka bukan orang baik. Mereka mengatakan bahwa kamu adalah penipu dan bertiga. Padahal kamu sedang sendiri dengan saya." kata satpam sambil tersenyum.Alif hanya diam karena dia memang penipu. Alif tidak bisa merasa benar dan tidak bersalah. Dia langsung pamit dari hadapan satpam itu."Maaf, saya harus pergi. Saya memiliki urusan penting." kata Alif sambil tersenyum."Sebaiknya kamu memang harus pergi. Tidak baik jika lama berada di sekolah. Guru akan merasa curiga dengan kamu." kata satpam sambil tersenyum."Terima kasih, pak." kata Alif sambil tersenyum.&n
"Itu berarti istri anda sangat mencintai anda. Anda harus menjaga perasaan dia dengan baik." kataku sambil tersenyum."Benar, pasti itu. Saya senang sekali bisa berbicara banyak dengan anda. Selamat tinggal, ibu Alea." Kata klien itu.Klien itu pergi dan aku langsung masuk ke dalam mobil. Saat dalam perjalanan, aku merasa seperti orang bodoh saat mengingat pembicaraan tadi dengan klien itu."Aku menyuruh dia untuk menjaga perasaan istrinya. Tapi aku sendiri, aku tidak bisa menjaga perasaan ini kepada Andre. Aku masih mencintai Alif. Semua ini terasa seperti memukul diri sendiri. Aku berbicara dengan omong kosong. Semua itu tidak bisa aku lakukan di dalam kehidupan percintaan ini. Menyebalkan." kataku sambil merasa kesal.Saat sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam rumah. Alif sudah berada di rumahku."Selamat datang, Alea!" kata Alif sambil tersenyum."Untuk apa kamu datang kemari?" tanyaku sambil merasa kesal.&
Andre hanya tersenyum dan melihat wajah Tamara."Kamu masih belum berubah, Tamara. Kamu wanita paling bijak selama aku mengenal seseorang." kata Andre sambil tersenyum."Benarkah? Aku tidak begitu bijak. Kamu terlalu berlebihan." kata Tamara sambil merasa malu.Saat malam hari, aku mencoba menghubungi Andre. Tapi telepon Andre tidak bisa aku hubungi."Kenapa ini? Apa ada sesuatu dengan Andre?" tanyaku sambil merasa bingung.Saat pagi hari, aku bersiap dan langsung keluar dari kamar tidur. Alif datang ke rumahku. Dia membawa masakan untuk aku. Aku sangat terkejut saat melihat dia ada di depan rumah."Alif!" kataku sambil merasa terkejut."Alea, aku membawakan makanan untuk kamu." kata Alif sambil tersenyum."Kenapa kamu berada di sini? Apa kamu masih akan memaksa aku?" tanyaku sambil merasa kesal.Alif mendekat dan mencium bibir aku dengan sangat lama. Aku merasa terkejut dan mencoba me
Dokter pergi dan Fauzi langsung menemui Dita."Apa perut kamu masih sakit?" tanya Fauzi sambil merasa khawatir."Tidak, hanya sebentar saja. Setelah diperiksa, aku sudah merasa tidak sakit. Aku harus pergi dari rumah sakit sekarang. Aku harus bekerja." kata Dita sambil berdiri.Fauzi melarang Dita untuk kerja."Ayo kita pergi ke rumah!" kata Fauzi sambil tersenyum.Fauzi langsung menarik tangan Dita."Tidak, aku harus pergi ke kantor. Bagaimana kamu ini?" tanya Dita sambil merasa kesal."Jangan, kamu harus istirahat." jawab Fauzi sambil merasa kesal.Mereka menaiki taksi dan Dita mengatakan tujuan ke kantor aku."Tidak, kita harus pulang." kata Fauzi sambil merasa kesal."Tidak, aku ingin ke kantor." kata Dita sambil merasa kesal."Kamu harus mengikuti perkataan aku." kata Fauzi sambil merasa kesal."Tidak, siapa kamu?" tanya Dita sambil merasa bingung.
Benar, aku diberikan ini oleh seseorang." kataku sambil tersenyum."Pasti ini dari pak Andre." kata Dita sambil tersenyum.Mendengar nama Andre disebut, itu membuat aku merasa semakin bersalah. Aku merasa seperti wanita jahat kepada dia. Aku harus menemui dan meminta maaf kepadanya. Aku merasa khawatir dengan keadaan hati Andre sekarang. Aku tidak ingin Andre melakukan sesuatu yang aneh atau mungkin dia akan pergi dari luar negeri. "Kenapa ibu Alea melamun?" tanya Dita sambil merasa bingung."Tidak ada, ini bukan dari Andre." jawabku sambil tersenyum.Dita merasa terkejut saat mendengar bahwa kotak makan siang ini bukan dari Andre."Bukan dari pak Andre? Lalu, ini dari siapa?" tanya Dita sambil merasa bingung."Ini dari Alif." jawabku sambil tersenyum."Sebentar, saya seperti tidak asing mendengar nama itu disebut. Apa mungkin saya mengenal dia?" tanya Dita sambil merasa bingung."Dia itu t
"Ada apa?" tanya Alif sambil tersenyum."Tidak, aku merasa seperti berada di dalam mimpi. Kamu membalas cinta aku. Aku pikir aku akan terus berharap sesuatu yang tidak pasti. Sampai aku merasa ingin menyerah dan bersama dengan sahabat aku sendiri. Aku sudah membuat dia terluka." kataku sambil merasa sedih."Aku selalu merasa bahwa kamu adalah wanita yang membuat aku tidak fokus bekerja. Apa aku boleh jujur?" tanya Alif sambil tersenyum."Tentu saja, apa itu?" tanyaku sambil merasa bingung."Aku sempat ingin mengambil sertifikat rumah kamu." jawab Alif sambil cemberut."Apa? Kamu ingin mengambil itu?" tanyaku sambil merasa terkejut."Benar, aku memiliki tujuan dan dengan harga rumah kamu yang sangat mahal. Aku bisa memenuhi tujuan aku itu. Tapi mengenal kamu membuat aku berubah. Aku langsung ingin mengembalikan dokumen itu." Jawab Alif.Aku merasa kesal dan langsung memukul Alif."Dasar penipu! Kamu ing
Tamara mengantar Andre masuk ke dalam rumah. Tamara langsung pergi saat sudah mengantar Andre ke dalam kamar tidurnya. Tapi Andre menarik tangan Tamara dan membuat Tamara tertidur di kasur dia. Andre langsung mencium bibir Tamara. Tamara merasa sangat terkejut dan langsung mendorong Andre untuk menjauh darinya. Tamara langsung berdiri dan pergi dari rumah Andre."Apa maksud dari kejadian tadi? Kenapa Andre mencium aku? Itu pasti hanya sebuah kesalahan saja. Tamara, dia sangat terpengaruh oleh alkohol dan tidak sengaja melakukan itu. Kamu harus berpikir jernih dan tidak boleh terlalu dekat dengan dia." kata Tamara sambil merasa gelisah.Tamara langsung masuk ke dalam rumahnya. Andre merasa senang saat mencium bibir Tamara."Bibir dia terasa lembut dan sedikit manis. Kenapa aku menyukai ini? Tamara memang cukup lucu." kata Andre sambil tersenyum.Andre langsung pergi ke kamar mandi karena ingin muntah."Sepertinya aku terlalu banyak minum alkohol."
Mereka masuk ke dalam mobil dan mereka hanya diam saja selama berada di dalam mobil. Tamara melihat ke arah jendela samping. Andre fokus mengendarai mobilnya. Saat dalam perjalanan, mereka terkena macet dan menunggu di dalam mobil."Maaf, macet. Kita tidak bisa sampai ke kantor dengan cepat." kata Andre sambil tersenyum.Tamara semakin merasa bingung karena Andre akan terus mengajak dia bicara."Tidak masalah." kata Tamara sambil tersenyum dengan sangat terpaksa.Mereka pergi ke kantor dan Tamara langsung pergi ke menjadi kerjanya. Andre hanya diam dan melihat sikap Tamara. Andre langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Fauzi langsung menemui Roni di tempat persembunyian mereka."Roni!" kata Fauzi."Fauzi, apa kamu sudah menemukan data yang diminta oleh Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung."Sudah tapi data itu tidak terlalu lengkap. Kita tidak bisa memastikan tentang lokasi ibunya sekarang. Ayahnya sel