Share

15. Astaga!

Rasa marah memenuhi rongga dada Kinanti. Dia merasa akan meledak. Tangannya meremas kertas berisi data buku baru yang masuk, "Ba**ngan itu!"

"Kinanti, kamu kenapa?" Kak Fatma menoleh dengan raut wajah penuh tanya.

"Ah, enggak Kak. Aku mau ke kamar mandi dulu."

Kinanti bangkit dari kursi. Berjalan menuju sudut ruang, kamar mandi wanita tujuannya. Air matanya sudah menetes lebih dulu sebelum dia sampai.

Brukgh!

"Kenapa dia bisa sejahat itu padaku? Setelah apa yang kulakukan padanya, kenapa dia masih main-main. Apa baginya aku ini hanya permainan? Persinggahan sementara saat dia lelah dari kekasihnya?"

"Astaga! Sakit sekali!"

Kinanti memukul-mukul dadanya. Tangisannya terus berderai tanpa bisa dihentikan. Dia telah berkorban, memberikan seluruh yang dia punya termasuk mahkotanya. Namun, Gio masih saja terus mempermainkannya.

"Bagaimana dia bisa memberikan cincin Gisela padaku?"

Lama Kinanti berada di dalam kamar mandi. Dia berusaha meredam sedih dan rasa kecewa di sana. Menunggu hing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status