/ Romansa / Cinta Tanpa Jeda / Bab. 1 Diantara Derasnya Hujan

공유

Bab. 1 Diantara Derasnya Hujan

작가: Riska Karisha
last update 최신 업데이트: 2021-02-10 19:05:37

iang itu langit di atas kota Jakarta ditutupi awan tebal Kumulonimbus. Sampai-sampai sinar matahari saja tak bisa menembus awan yang membuat hujan lebat beserta petir yang menggelegar itu. Tentu saja hal ini membuat sebagian besar masyarakat kota Metropolitan malas menapakkan kakinya keluar rumah. Walaupun perut keroncongan meminta jatah makanan, tapi tetap saja mereka enggan berbasah-basah ria di jalanan dan lebih memilih jasa pengantar makanan sebagai sarana untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan.

Dan demi lembaran rupiah yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Para pengantar makanan yang bekerja di bawah naungan sebuah aplikasi modern berbasis jasa mobilitas pun dengan penuh tanggung jawab melaksanakan tugasnya. Salah satu diantaranya bernama Natasha.

Dengan penuh hati-hati wanita berusia dua puluh lima tahun itu melajukan sepeda motor matic yang diberikan bosnya. Ia tak lagi memperdulikan dinginnya air hujan yang mengguyur seluruh badan. Meskipun ia sudah menggunakan mantel sebagai pelindung. Namun, hawa sejuknya tetap bisa menembus tulang.

Tepat di depan sebuah lobi kantor Natasha menghentikan laju motornya. Ia pun membuka kaca helmnya. Kemudian meraih ponsel pintar yang tersimpan di dalam saku celana jeansnya. Natasha pun memencet beberapa kali layar datar itu. Sebelum akhirnya ia menempelkan gadget itu ke telinga kanannya.

"Hallo, Mbak Safira. Saya sudah sampai lobi kantor Putra Perkasa," ucap Natasha pada salah satu pelanggannya hari ini.

"Oh, iya Mbak. Saya kesana sekarang," balas Safira.

"Baik, Mbak. Saya tunggu." Tut. Hubungan pun terputus.

Natasha memasukkan Smartphonenya kembali ke dalam saku bagian dalam  jaket hijau kebanggaan. Lalu ia pun melepas sarung tangan basah yang melapisi kulit tangannya yang mulai berkerut. Huft. Huft. Huft. Beberapa kali Natasha meniup kedua telapak tangannya sebelum ia gosok-gosokan dengan cukup cepat. Rasa hangat pun langsung terasa menjalar begitu saja.

"Mbak Natasha ya?" ucap seseorang dari belakang Natasha. Wanita yang masih berada di atas motor matic itu langsung menoleh.

"Oh, iya. Dengan Mbak Safira?" tanya Natasha balik. Sambil menstandarkan motornya. Lalu ia segera turun dari motor itu.

"Benar," jawabnya singkat.

"Ini, Mbak. Pesanannya. Dua bakso bakar ekstra pedas dan tiga bakso cumi goreng kranci ekstra saus Padangnya," kata Natasha dengan mulut yang berbusa. Rasanya ia ingin meneteskan air ludah saat mengatakan makanan yang pastinya akan enak jika dimakan saat hujan-hujan begini. Apalagi di saat perut sedang meronta-ronta meminta jatah makanan seperti perut Natasha. 'Hems…. Pasti enak sekali rasanya,' batin Natasha sambil menyerahkan lima boks makanan itu dengan berat hati.

"Iya. Makasih ya, Mbak. Oh, ya. Aku udah bayar lewat aplikasi," sahut Safira kemudian melenggang pergi.

"Iya, Mbak," balas Natasha setengah bergumam. Senyum Natasha pun meredup. Huft. Lalu Natasha menghembuskan nafas beratnya. 'Padahal, andai dia bayar uang cash. Mau aku beliin makanan untuk Karen,' batinnya nelangsa. Sambil memandangi punggung Safira yang kian menjauh.

Lagi-lagi Natasha hanya bisa menghembuskan nafas berat. Dengan tatapan penuh kekecewaan tergambar di wajahnya. Lalu dengan tak bersemangat ia pun segera naik ke atas motor yang terparkir di sampingnya. Ia ingin segera pulang dan bertemu dengan putrinya. Namun, sebelum itu Natasha harus kembali ke kantor untuk mengembalikan penyimpan makanan yang dipasang di jok belakang motornya. 

Motor matic berwarna hijau daun yang dipakai Natasha itu pun sebenarnya pemberian Bos Natasha secara cuma-cuma. Alasannya sih karena Natasha gabung sebagai anggota ke seribu di Growber. Jadi, dia berhak mendapatkan hadiah berupa motor matic itu. Tapi, entah kenapa sikap lelaki paruh baya itu terlampau baik pada Natasha. Padahal bukan hanya Natasha anggota baru di sana, tapi perhatian Pak Raymond pada Natasha sangat berbeda dengan sikap laki-laki itu pada yang lainnya. Apalagi pada anggota lama. Makanya tidak satu dua orang yang iri sama Natasha bahkan sampai ada yang menggosipkan kedekatan mereka berdua. Sebenarnya, Natasha juga merasa risih si selalu digibahkan menjalin hubungan terlarang dengan lelaki berperut buncit itu. Namun, apa mau dikata. Natasha masih membutuhkan pekerjaan ini. 'Lagian. Selama Pak Raymond tidak bertindak macam-macam. Gue nggak perlu khawatir,' tekad Natasha pada dirinya sendiri. 

Klunting. Baru sampai setengah perjalanan tiba-tiba ponsel pintar Natasha berbunyi. Mau tidak mau Natasha pun menepikan laju motornya. Karena ia tidak mau melewatkan orderan yang beberapa bulan ini sudah menghidupi Natasha dan juga Karen, putri semata wayangnya. Natasha pun terpaksa berhenti di pinggir jalan yang cukup lapang, sebab ia tidak menemukan tempat berteduh di sekitar sana. Untung saja ponsel pintarnya sudah dilapisi kantong khusus yang tahan air. Jadi, benda elektronik itu aman walau terkena air hujan deras seperti ini.

Natasha pun memencet beberapa kali layar datar itu. Lalu seketika keningnya pun berkerut.

"Duh, gue ambil nggak ya orderan ini? Mana tempatnya jauh lagi. Bisa pulang malem ntar. Kasian juga Karen di rumah sendirian. Tapi, bayarannya lumayan. Kalau gue nggak ambil sayang juga bonusnya," gumam Natasha sambil terus menatap layar gawainya. "Gue ambil aja deh. Lagian di deket sana ada warung makan murah. Gue bisa beliin Karen makan malam. Seharian ini kan dia cuma makan mie instan. Itu pun kalau dia nggak nungguin gue," lanjut Natasha sambil memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku tadi. Lalu ia segera menstarter mesin motornya. 

Natasha memang hidup berdua dengan putri tercintanya, Karen Aleana Zulfikar. Setelah satu setengah tahun yang lalu proses perceraiannya dengan sang mantan suami selesai. Ia pun pergi berdua bersama sang anak lalu memutuskan tinggal di salah satu kosan Haji Boim yang harganya memang tepat di kantong Natasha. 

Sedangkan sang mantan suami yang notabene adalah ayah kandung Karen. Sudah mencampakkan mereka berdua begitu saja. Bahkan, dengan tega ia tak memberikan sepeserpun uang untuk bekal hidup mereka di saat Natasha pergi saat itu. Apalagi sampai memberikan sebagian hartanya yang melimpah ruah itu. 'Sungguh dia memang manusia tidak berperasaan,' batin Natasha. 

Ia pun  tersenyum kecut saat mengingat kejadian menyakitkan yang sudah membuat kehidupannya berantakan seperti ini. 'Andai semua itu tidak terjadi. Gue yakin hidup Karen tidak semenderita ini,' batin Natasha sambil terus mengemudikan motor maticnya diantara derasnya guyuran hujan. 'Maafkan, Bunda ya Nak. Gara-gara Bunda tidak bisa membahagiakan kamu. Kamu jadi harus mengalami hidup seperti ini,' tambah Natasha. Tak terasa air matanya pun meleleh berbarengan dengan tetesan air hujan yang mengguyur seluruh badannya. Walau wajahnya terlindungi kaca helm, tetap saja akhirnya basah karena air matanya. 

Pikiran Natasha semakin melanglang buana di dalam pengalaman-pengalaman pahitnya. Sampai-sampai ia pun mengendarai motornya dengan tidak fokus. Saking asyiknya melamun, Natasha sampai tidak sadar dengan keadaan jalanan di depannya. Hingga akhirnya….

Brak!!!

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. 34 Berangkat Bareng Jo

    Pagi itu Natasha masuk ke dalam ruang makan untuk mengambil jatah makanannya. Namun, mendadak langkahnya terhenti saat melihat Jo tengah melahap sarapannya dengan begitu nikmat. Natasha yang teringat akan kejadian semalam jadi merasa canggung. Makanya ia memilih memutar badannya untuk segera meninggalkan tempat itu."Natasha," panggil Jo yang sudah melihat wanita itu duluan sebelum badannya berhasil pergi. Natasha pun tak punya pilihan lain selain menoleh."Ada apa?" tanya Natasha dengan suara bergetar."Bukannya loe selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Kenapa loe malah pergi?" sindir Jo."Ehms…. Gue… gue cuma mau liat Eriko. Kayaknya dia udah jemput gue di luar. Jadi, gue mau langsung be

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. Gadis Penolong

    "Heh. Gue nggak mau! Kalau dia udah nggak kuat punya murid kayak gue. Ngundurin diri aja. Gampang kan?" Jo kembali berjalan ke arah yang sama. Dan pada detik itu pula, Natasha kembali menarik kerah baju Jo dengan cukup kuat. Saking kesalnya.Jo pun melangkah mundur beberapa langkah. Dan tanpa disadari kakinya sudah melewati batas kolam renang. Sedetik kemudian….Byur!!! Tak bisa dielakkan lagi. Jo pun terjatuh ke dalam kolam renang itu."To… tolong!!! Tolong!!! Gue nggak bisa berenang!!" teriak Jo sambil berusaha mengangkat kepalanya ke permukaan air."Heh. Loe pikir gue bodoh. Loe punya kolam renang, tapi nggak bisa berenang. Ck. Ck. Ck. Kali ini loe bener-bener pinter ngeles." Natasha membalikkan badannya lalu berniat pergi. Tetapi, langk

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. 32 Gara-gara Menang Tantangan

    Pulang dari sekolah Natasha tak langsung pulang. Ia menyempatkan diri untuk menjenguk Karen di rumah sakit khusus jantung yang baru beberapa minggu ini merawat Karen. Natasha merasa senang melihat kondisi Karen yang jauh lebih baik dari pertemuan terakhir mereka beberapa hari lalu."Gimana enak?" tanya Natasha saat melihat sang anak memakan sate lontong Madura yang dibawanya. Karen langsung mengangguk mantap."Enak banget Bunda. Karen suka," balasnya dengan mulut penuh. Senyum Natasha semakin mengembang. Tangan kanannyanya terulur untuk mengacak rambut putri semata wayangnya itu."Kalau lagi makan, jangan sambil ngomong ya sayang. Nanti kamu tersedak." Natasha mengingatkan dengan pelan. Karen pun segera mengunyah lalu menelannya dengan cepat.

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. 31 Pertandingan yang Menegangkan

    Jo berdiri tegap di tengah-tengah lapangan basket. Kedua tangannya melipat di depan dadanya yang bidang dan terlihat kokoh. Wajahnya yang putih bersih dan berkharisma, menunjukkan raut wajah siap mengalahkan lawan tandingnya. Sedangkan mata elangnya, menatap lurus sosok wanita berbusana formal dengan blazer dan celana katun yang berwarna sama dengan guru-guru di sekolahan ini.Di seberang sana Natasha berdiri dengan raut wajah tak kalah serius. Matanya yang bening menatap Jo dari balik kacamata tebal. Sementara kedua tangannya juga terlipat di depan dada."Bu. Bu Natasha yakin, beneran bisa main basket?" tanya Bu Elena tepat di depan telinga Natasha. Wanita yang terlihat anggun dengan rambutnya yang digelung itu pun menoleh."Bu Elena nggak usah khawatir. Saya sudah berlatih cukup keras," balas Natasha sambil men

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. 30 Dijemput Eriko

    Pagi ini Jo mengemas dirinya dengan begitu rapi. Entah mengapa ia ingin sekali tampil maksimal di pertandingannya dengan Natasha nanti. Saat sedang menyisir rambutnya sambil bersiul-siul riang. Tiba-tiba di benaknya terlintas sesuatu."Ehms…. Apa nanti gue pura-pura kalah aja ya sama Natasha?" gumamnya sambil mengetuk-ngetukkan sisir ke dagunya yang terbelah. Senyumnya pun mengembang saat ia teringat kejadian semalam.Tin…. Tin….Senyuman Jo pun menghilang saat mendengar sebuah klakson mobil berada tak jauh dari rumahnya. Segera Jo pun mendekati jendela. Disibaknya tirai yang masih menghalangi sinar mentari masuk ke dalam kamarnya."Mobil siapa itu?" tanya Jo pada dirinya sendiri. Matanya pun me

  • Cinta Tanpa Jeda   Bab. 29 Malam yang Mendebarkan

    Tepat pukul sebelas malam Natasha baru saja sampai di rumah Jo. Badannya terasa sangat letih sekali. Sampai-sampai jalannya pun sempoyongan tak tentu arah. Untung saja ia membawa kunci sendiri. Jadi, dia bisa pulang sewaktu-waktu. Krek! Krek! Krek! Natasha memutar kunci itu di dalam lubangnya. Hingga tak butuh waktu lama pintu pun langsung terbuka lebar dan menampakkan kegelapan ruangan karena semua lampu sudah dimatikan.Sejenak Natasha menahan langkahnya. Tiba-tiba saja rasa takut menggelayuti wanita berparas cantik itu. Bahkan, bulu kuduknya berdiri seketika. Dan reflek tangan kanannya pun mengusap tengkuknya begitu saja. 'Aduh. Kok gelap banget ya,' batinnya sambil mengedarkan pandangannya ke dalam ruangan. Huft. Ia pun menghembuskan nafas beratnya."Nggak ada papa, Natasha. Jangan takut! Nggak punya uang itu hal yang lebih

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status