Share

Cinta Tergadai 30jt
Cinta Tergadai 30jt
Author: SN Riyanti

CT30jt Bab 1.

“Kalian berdua sudah pernah diingatkan untuk tidak menjalin hubungan tapi kalian tidak mendengarnya. Sekarang pilihan ada ditangan kalian, ini uang 30jt. Ambil dengan dua pilihan,” tegas Wiratama Atmaja menatap tajam sang putra yang duduk bersebelahan dengan seorang gadis.

Gadis itu adalah kekasih Ryan Atmaja sejak dua tahun yang lalu. Karena latar belakang si gadis yang hanya orang biasa, anak buruh tani. Wiratama Atmaja tidak merestui hubungan keduanya.

Telah berbagai cara dilakukan untuk memisahkan mereka semua tidak berhasil. Justru membuat hubungan keduanya semakin dekat.

Dan ini adalah langkah terakhir yang bisa pria paruh baya itu lakukan dengan resiko paling buruk bisa saja dia kehilangan putranya.

“Dua pilihan?” tanya Ryan memecahkan keheningan.

Sedang Cinta yang duduk di sampingnya hanya menunduk pasrah, dalam hati telah menerka kemana arah pembicaraan.

“Iya, kalian bebas memilih menggunakan uang ini. Pertama gunakan untuk masuk karantina itu artinya kamu memilih Bapak dan meninggalkan gadis ini. Atau kamu gunakan untuk modal menikahinya dengan syarat kamu bukan lagi anggota keluarga Atmaja.”

Wiratama Atmaja mengatakan dengan tegas dan tidak memperdulikan raut pias pasangan yang ada di hadapannya.

“Pilihan macam apa ini,” sanggah Ryan menganggap konyol ungkapan bapaknya.

“Bapak sedang tidak ingin tawar menawar, cukup pilih antara dua itu. Mudahkan?”

Wiratama Atmaja menyilangkan kaki menatap lekat gadis yang diakui sangat cantik. Badan yang ideal dan wajah yang rupawan jadi sangat wajar putranya sangat mencintainya.

“Tapi ini bukan pilihan, ini jebakan.”

“Turunkan nada suaramu anak muda, berani kau membentak bapak demi dia,” tegur Wiratama Atmaja tenang.

“Cinta, katakan sesuatu,” pinta Ryan pada sang kekasih yang sejak tadi hanya bungkam.

Ryan sangat berharap Cinta mengatakan sesuatu yang mempertegas kemana berlabuh cinta mereka yang susah payah di perjuangkan selama ini.

Cinta mengangkat wajah menyorot tajam mata elang sang kekasih. Apa yang harus dia katakan, ini sungguh di luar keinginannya. Menentang juga suatu yang mustahil, tuan Wiratama Atmaja rela mengeluarkan hartanya untuk memisahkan mereka. Artinya selamanya cintanya tidak akan direstui.

"Tunggu apalagi, cepat tentukan pilihan kalian," pungkas Wiratama Atmaja tenang tapi sukses memojokkan pasangan yang tengah di mabuk cinta.

Cinta menghela nafas berkali-kali mengumpulkan kekuatan untuk mengutarakan isi hatinya.

Mungkin harus sampai disini cinta yang diperjuangkan dengan susah payah. Tanpa sepengetahuan Ryan sebenarnya orang tua Cinta sangat menentang hubungan ini.

Orang tua Cinta tak setuju karena Ryan terkenal badung dan suka keluyuran. Sedang orang keluarga Cinta menginginkan teman laki-lakinya yang alim dan kalem.

Cinta menatap pemuda yang telah memberikan banyak warna dalam hidupnya untuk sesaat. Lalu beralih pada lelaki dewasa yang memiliki kemiripan sangat kental dengan kekasihnya.

“Gunakan uang itu untuk meraih cita-citamu, wujudkan mimpi orang tuamu. Aku akan akan tetap di sini, menunggu keputusan Tuhan pada siapa kita akan berjodoh.”

Gadis delapan belas tahun itu mengangkat wajah menahan jangan sampai air matanya menetes di hadapan orang yang tidak menyukainya.

“Cinta!!”  seru Ryan setengah berteriak.

Ryan sama sekali tidak menyangka jika gadis yang amat dicintainya memilih mundur.

“Tolong jangan jadi aku sebagai jurang pemisah antara kamu dan orang tuamu. Andai kata kita berjodoh maka sekuat apapun rintangannya tidak akan bisa memisahkan kita. Untuk saat ini, ini adalah jalan yang terbaik untuk kita, untuk kisah yang telah kita lukis selama ini. Akhiri, dan ikuti permintaan orang tuamu,” imbuh Cinta tanpa menatap lawan bicaranya.

“Apa ada cinta lain sehingga kamu memilih pergi.”

Suara Ryan terdengar bergetar dan tercekat.

Cinta menggeleng dan memaksakan untuk mengulas senyum terindah untuk menenangkan kekasihnya.

“Kisah ini sangat berharga untukku, mungkin sepuluh tahun atau seumur hidupku. Aku tak akan pernah bisa menghapus semua kenangan tentangmu. Malaikat pelindungku,” aku Cinta terisak.

Dan sampailah pada hari ini saat semua pengharapan hanya sia-sia. Mimpi untuk melewati tua bersama telah sirna.

“Hapus air matamu dan perbaiki riasan itu, jangan buat malu keluarga. Sebentar lagi calon suamimu datang,” sembur Widya Wati menepuk pundak Cinta yang sejak tadi melamun menatap gambar sepasang kekasih yang mengenakan seragam putih abu-abu.

“Cinta!! Buruan!!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status