“Kalian berdua sudah pernah diingatkan untuk tidak menjalin hubungan tapi kalian tidak mendengarnya. Sekarang pilihan ada ditangan kalian, ini uang 30jt. Ambil dengan dua pilihan,” tegas Wiratama Atmaja menatap tajam sang putra yang duduk bersebelahan dengan seorang gadis.
Gadis itu adalah kekasih Ryan Atmaja sejak dua tahun yang lalu. Karena latar belakang si gadis yang hanya orang biasa, anak buruh tani. Wiratama Atmaja tidak merestui hubungan keduanya.
Telah berbagai cara dilakukan untuk memisahkan mereka semua tidak berhasil. Justru membuat hubungan keduanya semakin dekat.
Dan ini adalah langkah terakhir yang bisa pria paruh baya itu lakukan dengan resiko paling buruk bisa saja dia kehilangan putranya.
“Dua pilihan?” tanya Ryan memecahkan keheningan.
Sedang Cinta yang duduk di sampingnya hanya menunduk pasrah, dalam hati telah menerka kemana arah pembicaraan.
“Iya, kalian bebas memilih menggunakan uang ini. Pertama gunakan untuk masuk karantina itu artinya kamu memilih Bapak dan meninggalkan gadis ini. Atau kamu gunakan untuk modal menikahinya dengan syarat kamu bukan lagi anggota keluarga Atmaja.”
Wiratama Atmaja mengatakan dengan tegas dan tidak memperdulikan raut pias pasangan yang ada di hadapannya.
“Pilihan macam apa ini,” sanggah Ryan menganggap konyol ungkapan bapaknya.
“Bapak sedang tidak ingin tawar menawar, cukup pilih antara dua itu. Mudahkan?”
Wiratama Atmaja menyilangkan kaki menatap lekat gadis yang diakui sangat cantik. Badan yang ideal dan wajah yang rupawan jadi sangat wajar putranya sangat mencintainya.
“Tapi ini bukan pilihan, ini jebakan.”
“Turunkan nada suaramu anak muda, berani kau membentak bapak demi dia,” tegur Wiratama Atmaja tenang.
“Cinta, katakan sesuatu,” pinta Ryan pada sang kekasih yang sejak tadi hanya bungkam.
Ryan sangat berharap Cinta mengatakan sesuatu yang mempertegas kemana berlabuh cinta mereka yang susah payah di perjuangkan selama ini.
Cinta mengangkat wajah menyorot tajam mata elang sang kekasih. Apa yang harus dia katakan, ini sungguh di luar keinginannya. Menentang juga suatu yang mustahil, tuan Wiratama Atmaja rela mengeluarkan hartanya untuk memisahkan mereka. Artinya selamanya cintanya tidak akan direstui.
"Tunggu apalagi, cepat tentukan pilihan kalian," pungkas Wiratama Atmaja tenang tapi sukses memojokkan pasangan yang tengah di mabuk cinta.
Cinta menghela nafas berkali-kali mengumpulkan kekuatan untuk mengutarakan isi hatinya.
Mungkin harus sampai disini cinta yang diperjuangkan dengan susah payah. Tanpa sepengetahuan Ryan sebenarnya orang tua Cinta sangat menentang hubungan ini.
Orang tua Cinta tak setuju karena Ryan terkenal badung dan suka keluyuran. Sedang orang keluarga Cinta menginginkan teman laki-lakinya yang alim dan kalem.
Cinta menatap pemuda yang telah memberikan banyak warna dalam hidupnya untuk sesaat. Lalu beralih pada lelaki dewasa yang memiliki kemiripan sangat kental dengan kekasihnya.
“Gunakan uang itu untuk meraih cita-citamu, wujudkan mimpi orang tuamu. Aku akan akan tetap di sini, menunggu keputusan Tuhan pada siapa kita akan berjodoh.”
Gadis delapan belas tahun itu mengangkat wajah menahan jangan sampai air matanya menetes di hadapan orang yang tidak menyukainya.
“Cinta!!” seru Ryan setengah berteriak.
Ryan sama sekali tidak menyangka jika gadis yang amat dicintainya memilih mundur.
“Tolong jangan jadi aku sebagai jurang pemisah antara kamu dan orang tuamu. Andai kata kita berjodoh maka sekuat apapun rintangannya tidak akan bisa memisahkan kita. Untuk saat ini, ini adalah jalan yang terbaik untuk kita, untuk kisah yang telah kita lukis selama ini. Akhiri, dan ikuti permintaan orang tuamu,” imbuh Cinta tanpa menatap lawan bicaranya.
“Apa ada cinta lain sehingga kamu memilih pergi.”
Suara Ryan terdengar bergetar dan tercekat.
Cinta menggeleng dan memaksakan untuk mengulas senyum terindah untuk menenangkan kekasihnya.
“Kisah ini sangat berharga untukku, mungkin sepuluh tahun atau seumur hidupku. Aku tak akan pernah bisa menghapus semua kenangan tentangmu. Malaikat pelindungku,” aku Cinta terisak.
Dan sampailah pada hari ini saat semua pengharapan hanya sia-sia. Mimpi untuk melewati tua bersama telah sirna.
“Hapus air matamu dan perbaiki riasan itu, jangan buat malu keluarga. Sebentar lagi calon suamimu datang,” sembur Widya Wati menepuk pundak Cinta yang sejak tadi melamun menatap gambar sepasang kekasih yang mengenakan seragam putih abu-abu.
“Cinta!! Buruan!!”
Cinta menatap dalam wanita cantik mengenakan gamis maroon dengan jilbab senada. Wanita yang menghubunginya dua hari lalu dan mengajak bertemu dengan alasan ada yang harus dibicarakan.“Aku harap kakak mengerti yang kurasakan. Jangan pernah berpikir untuk merusak rumah tanggaku,” tegas Lyla memecah kebungkaman.Cinta menautkan alis satu kata yang ada dalam benaknya saat ini, bingung. Jujur saja dia tidak paham dengan maksud wanita cantik di hadapannya. Sebab dari awal mengirim pesan dan akhirnya membuat janji bertemu wanita itu tidak memperkenalkan secara detail siapa dirinya.“Ma-maksudnya,” sahut Cinta tergagap.“Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud, rumah tanggamu? Apa yang menjadikan alasan kamu mengira aku mengusik kehidupanmu, sedang kita baru saja bertemu saat ini??” kekeh Cinta merasa yang dikatakan wanita asing yang di hadapannya adalah lelucon.“Ah, aku lupa memperkenalkan diri padamu. Aku Lyla istri Ryan.” Lyla mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya yang saking kesalny
“Tidak ini terlalu cepat,” gumam Abizar mematikan panggilan telepon yang baru terdengar satu kali tut.Cinta memang belakangan mengalami perubahan sikap namun tidak terlalu signifikan. Dia masih menjalankan kewajibannya sebagai ibu dan istri dengan baik.“Mungkin aku saja yang terlalu takut kehilangannya jadi terlalu parno dan berpikir yang tidak-tidak. Ah, maafkan suamimu ini Ta, terlalu curiga.” sesal Abizar yang telah berhasil berpikir jernih dan membuang pikiran buruk selama ini terhadap wanita yang telah menemaninya selama sepuluh tahun ini.Abizar kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda akibat pikiran buruk dan curiga pada sang istri.***[Apa kabar?][Sedang apa?][Aku tak bisa melupakan bayangan dirimu sejak pertemuan hari itu.]Dan ada banyak lagi pesan yang dikirim Ryan namun, tak satupun Cinta berniat membalasnya.Setiap pesan yang masuk akan segera dihapus, meski bertentangan dengan kehendak hati tetapi Cinta sadar siapa dia saat ini. Sangat tak pantas seorang wanita b
“Siapa Cinta?” gumam Lila, wanita beranak satu itu terus bertanya-tanya dalam hati tentang sosok yang bernama Cinta. Mustahil rasanya hanya sebatas kata-kata, pasti ada sosok yang bernama Cinta yang kemungkinan pernah hadir dalam kehidupan suaminya di masa lalu. Lyla menyesalkan mengapa dulu dia tidak mencari tahu seluk beluk masa lalu sang suami sebelum mereka memutuskan untuk menikah. “Cinta.” “Cinta.” Dalam setiap yang dikerjakan Lyla sepanjang hari ini bibirnya tak lepas menyebut kata Cinta. Kata yang sukses menyayat hati dan memunculkan banyak pertanyaan dalam benaknya. “Kenapa setelah lima tahun pernikahan kita muncul nama yang mengusik rumah tangga ini. Siapa Cinta, jika tidak ada di hatimu tak akan kau sebut dia dalam percintaan kita. Tidak, tidak Lyla, kau tak boleh lengah dan lemah. Singkirkan semua benalu yang mengusik ketenanganmu. Kau harus mencari tahu siapa Cinta.” Lyla mengambil gawai miliknya yang merupakan hadiah pernikahan kelima dari Ryan. Jempolnya lincah men
Lyla menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dia baru saja selesai menjalani kewajibanya. Namun, hatinya terasa hancur lebur ini pertarungan kedua dalam minggu ini dan setiap mencapai puncak suaminya selalu menyebut kata Cinta.Nalurinya sebagai istri mengatakan cinta yang dimaksud suaminya bukan dia melainkan nama gadis dalam masa lalunya. Sebelum memutuskan untuk menerima lamaran Ryan lima tahun lalu dia sempat mencari tahu siapa saja gadis yang pernah menjalin hubungan dengan Ryan.Dan dari sekian banyak gadis yang pernah dekat dan menjalin hubungan dengan Ryan hanya yang bernama Cinta cukup menarik perhatiannya. Dia juga mengetahui mereka punya kisah unik dan itu semua kakak adik Ryan yang menceritakannya.Entah sadar tau tidak Ryan menyebut Cinta, tetapi cukup menarik perhatiannya. Beribu pertanyaan berkecamuk dalam benak salah satunya, apakah suaminya kembali menjalin hubungan dengan wanita itu.Dia harus mencari tahu kebenarannya, sebelum semua terlanjur jauh. Karena bu
Sudah dari tiga puluh menit yang lalu Abizar memperhatikan sang istri yang sedang menyiram taman samping. Wanitanya itu sedang melamun, entah apa yang mengusik pikirannya belakangan.Abizar menutup berkas terakhir yang baru akan diperiksanya dan memutuskan mendatangi sang istri. Sebagai suami dia tidak ingin melihat istrinya bersedih, selama ini segala usaha dilakukan untuk membahagiakannya.Jika kemurungan itu oleh seorang maka dia tidak akan pernah tinggal diam, ada harga yang harus orang itu bayar karena telah membuat wanitanya bersedih.“Sayang, mas ingin kamu jujur, apa, mengapa dan siapa yang telah membuat kamu murung dan lebih banyak melamun belakangan ini?” tanya Abizar to the point sehingga mengagetkan Cinta yang sedang membayangkan masa-masa cinta monyetnya bersama Ryan.Ryan yang terus mengusiknya sedikit demi sedikit berhasil mengalihkan jalan pikirannya.“Tidak ada mas, aku hanya memperhatikan bunga-bunga itu, alangkah enaknya menjadi mereka.” Cinta mengulas senyum menata
Perasan Cinta gelisah tidak menentu, yang di rumah hanya raga sedang hati dan pikiran terbang jauh di angkasa. Pertemuan tak disengaja dan teror pesan berantai yang dikirim Ryan berhasil mengusik ketenangan hidupnya. Perlahan kehangatan dan rasa cinta pada Abizar memudar. Hari yang selalu penuh warna kini jadi hitam putih dan hampa. Sebagai wanita tahu terima kasih Cinta tetap bersikap biasa saja. Dia tidak ingin mengecewakan Abizar yang telah meratukannya. Terlalu kejam dan sadis andaikata dia sampai pergi dan memilih Ryan yang jelas-jelas saat ini telah menjadi suami orang. Entah apa yang terjadi jika saja pasangan mereka sampai tahu sepak terja