“Mengapa kau tidak mengatakan selama ini mengabaikannya, kakak kehilangan muka dihadapan Cinta,” cerca Zenni mengawali sambungan telepon dengan sang adik di pulau seberang.
“Apa kak?” tanya Ryan penuh heran.
Berpegang teguh pada ucapan Cinta yang akan setia menunggu Ryan sengaja tidak menghubunginya hingga tiba waktu. Dia lupa sebesar apa rasa cinta gadis pujaan hatinya punya rasa cemburu dan batas kesabaran.
“Dia telah menikah kemarin, bahkan pelaminannya masih berdiri kokoh. Sudah lupakan dia, kalian memang tidak berjodoh.”
Zenni mengakhiri panggilan tanpa memberi kesempatan pada sang adik untuk menjawabnya.
Ryan meremas ponsel jadulnya dan melemparkan kedinding meluapkan kekesalan hati. Bayangan untuk mengarungi biduk rumah tangga dengan Cinta kandas.
Untuk kesekian kalinya hatinya hancur oleh cinta yang mati-matian diperjuangkannya.
“Dasar wanita penghianat,” erang Ryan.
“Aku tak akan membiarkan kau bahagia. Aku akan mencari cara untuk menghancurkan pernikahanmu, selama aku belum menemukan istri. Niatku hanya untuk menghancurkanmu, seperti kau menghancurkanku.” Ryan bergumam dengan sorot mata penuh dendam.
Cinta yang tulus dan menggebu kini berganti menjadi dendam yang tiada tara. Ryan sangat yakin Cinta masih menyimpan rasa padanya.
Jalan ninja yang dilakukannya adalah masuk grup alumni SMA dan aktif dalamnya. Dengan begitu secara tidak langsung membuat Cinta sedikit banyak mengetahui kabarnya.
Hampir setiap hari Ryan mengirim pesan yang dilengkapi Fotonya untuk mempengaruhi Cinta. Sayang Cinta terlalu pintar untuk ini, sejak Ryan sering muncul dia justru menghilang bahkan memasukkan grup dalam daftar di arsipkan.
Segala usaha dilakukan Ryan untuk mengacaukan kehidupan Cinta sama sekali tidak berhasil.
Setahun terus berjuang hingga sampai pada titik lelah dan menyerah saat Cinta mengganti nomor telepon. Dan akses untuk mengetahui kabar terbaru sang kekasih hati tertutup.
***
“Mau sampai kapan mas akan mengabaikan aku?” tanya Cinta pada Abizar meski dua belas purnama berlalu masih dingin dan kaku.
Tinggal berdua di bawah atap yang sama bahkan terlelap di ranjang yang sama pula tak membuat pasangan itu menjadi pasangan seutuhnya.
Abizar yang sedang mengecek email dari ponsel pintarnya mengalihkan tatapan pada sang istri.
Sungguh jauh dalam lubuk hati lelaki tinggi besar itu telah tertarik pada sikap manja dan polosnya Cinta. Karena Cinta sangat manja dan gampang merajuk saat dirinya membuat kesalahan kecil.
Dan Cinta juga menjadi alasannya meninggalkan sang kekasih yang telah mengisi hatinya bertahun belakangan.
“Apa kau ingin membuangku demi wanita tidak jelas itu!!” seru Berlin dengan sangat keras usai Ryan mengatakan mengakhiri hubungan kita.
“Kamu juga tidak dirugikan, carilah lelaki yang tepat untukmu. Aku hanya ingin menjalani rumah tangga yang sehat dan memiliki banyak anak,” urai Ryan asal.
“Kamu lupa wanita itu tidak pernah menyukaimu, jangan menghayal berlebihan aku.” Berlin menyeringai mengejek.
“Mungkin nanti dia akan sangat mencintaiku, terpenting saat ini aku harus meluruskan kesalahan ini.”
Cinta menyentuh dahi Abizar, ditanya bukannya dijawab malah bengong.
“Mas Abi, sehatkan.”
Abizar tersentak dan memegang tangan Cinta yang masih menyentuh dahinya.
“Apa selama ini mas mengabaikanmu, hakmu yang mana yang belum mas penuhi,” ungkap Abizar polos.
“Yakin telah memenuhi semuanya?” Cinta menaikkan sebelah alisnya dan duduk sangat dekat dengan sang suami.
Cinta telah memikirkan segalanya dengan matang dan sebelum mengutarakan pembicaraan ini dia harus mengumpulkan keberanian dan mental yang kuat.
“Apa uang yang mas berikan masih kurang? Katakan saja, mas akan menambahnya asal istri manja mas ini bahagia.”
Tanpa sadar Abizar merangkul pundak Cinta dan menarik untuk semakin mendekat. Cinta yang biasanya akan mengamuk saat kulit mereka bersentuhan kali ini mencoba untuk diam dan menikmati suasana.
Cinta sadar tangan besar dan kokoh yang kini bertengger di pundaknya bebas menjelajahi setiap jengkal tubuhnya. Dan seharus telah terjadi sejak malam pertama mereka.
“Aku ikhlas dan ridho jika mas ingin mengambil milik mas yang memang menjadi hak mas pada tubuh ini.”
Cinta menatap dalam wanita cantik mengenakan gamis maroon dengan jilbab senada. Wanita yang menghubunginya dua hari lalu dan mengajak bertemu dengan alasan ada yang harus dibicarakan.“Aku harap kakak mengerti yang kurasakan. Jangan pernah berpikir untuk merusak rumah tanggaku,” tegas Lyla memecah kebungkaman.Cinta menautkan alis satu kata yang ada dalam benaknya saat ini, bingung. Jujur saja dia tidak paham dengan maksud wanita cantik di hadapannya. Sebab dari awal mengirim pesan dan akhirnya membuat janji bertemu wanita itu tidak memperkenalkan secara detail siapa dirinya.“Ma-maksudnya,” sahut Cinta tergagap.“Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud, rumah tanggamu? Apa yang menjadikan alasan kamu mengira aku mengusik kehidupanmu, sedang kita baru saja bertemu saat ini??” kekeh Cinta merasa yang dikatakan wanita asing yang di hadapannya adalah lelucon.“Ah, aku lupa memperkenalkan diri padamu. Aku Lyla istri Ryan.” Lyla mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya yang saking kesalny
“Tidak ini terlalu cepat,” gumam Abizar mematikan panggilan telepon yang baru terdengar satu kali tut.Cinta memang belakangan mengalami perubahan sikap namun tidak terlalu signifikan. Dia masih menjalankan kewajibannya sebagai ibu dan istri dengan baik.“Mungkin aku saja yang terlalu takut kehilangannya jadi terlalu parno dan berpikir yang tidak-tidak. Ah, maafkan suamimu ini Ta, terlalu curiga.” sesal Abizar yang telah berhasil berpikir jernih dan membuang pikiran buruk selama ini terhadap wanita yang telah menemaninya selama sepuluh tahun ini.Abizar kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda akibat pikiran buruk dan curiga pada sang istri.***[Apa kabar?][Sedang apa?][Aku tak bisa melupakan bayangan dirimu sejak pertemuan hari itu.]Dan ada banyak lagi pesan yang dikirim Ryan namun, tak satupun Cinta berniat membalasnya.Setiap pesan yang masuk akan segera dihapus, meski bertentangan dengan kehendak hati tetapi Cinta sadar siapa dia saat ini. Sangat tak pantas seorang wanita b
“Siapa Cinta?” gumam Lila, wanita beranak satu itu terus bertanya-tanya dalam hati tentang sosok yang bernama Cinta. Mustahil rasanya hanya sebatas kata-kata, pasti ada sosok yang bernama Cinta yang kemungkinan pernah hadir dalam kehidupan suaminya di masa lalu. Lyla menyesalkan mengapa dulu dia tidak mencari tahu seluk beluk masa lalu sang suami sebelum mereka memutuskan untuk menikah. “Cinta.” “Cinta.” Dalam setiap yang dikerjakan Lyla sepanjang hari ini bibirnya tak lepas menyebut kata Cinta. Kata yang sukses menyayat hati dan memunculkan banyak pertanyaan dalam benaknya. “Kenapa setelah lima tahun pernikahan kita muncul nama yang mengusik rumah tangga ini. Siapa Cinta, jika tidak ada di hatimu tak akan kau sebut dia dalam percintaan kita. Tidak, tidak Lyla, kau tak boleh lengah dan lemah. Singkirkan semua benalu yang mengusik ketenanganmu. Kau harus mencari tahu siapa Cinta.” Lyla mengambil gawai miliknya yang merupakan hadiah pernikahan kelima dari Ryan. Jempolnya lincah men
Lyla menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dia baru saja selesai menjalani kewajibanya. Namun, hatinya terasa hancur lebur ini pertarungan kedua dalam minggu ini dan setiap mencapai puncak suaminya selalu menyebut kata Cinta.Nalurinya sebagai istri mengatakan cinta yang dimaksud suaminya bukan dia melainkan nama gadis dalam masa lalunya. Sebelum memutuskan untuk menerima lamaran Ryan lima tahun lalu dia sempat mencari tahu siapa saja gadis yang pernah menjalin hubungan dengan Ryan.Dan dari sekian banyak gadis yang pernah dekat dan menjalin hubungan dengan Ryan hanya yang bernama Cinta cukup menarik perhatiannya. Dia juga mengetahui mereka punya kisah unik dan itu semua kakak adik Ryan yang menceritakannya.Entah sadar tau tidak Ryan menyebut Cinta, tetapi cukup menarik perhatiannya. Beribu pertanyaan berkecamuk dalam benak salah satunya, apakah suaminya kembali menjalin hubungan dengan wanita itu.Dia harus mencari tahu kebenarannya, sebelum semua terlanjur jauh. Karena bu
Sudah dari tiga puluh menit yang lalu Abizar memperhatikan sang istri yang sedang menyiram taman samping. Wanitanya itu sedang melamun, entah apa yang mengusik pikirannya belakangan.Abizar menutup berkas terakhir yang baru akan diperiksanya dan memutuskan mendatangi sang istri. Sebagai suami dia tidak ingin melihat istrinya bersedih, selama ini segala usaha dilakukan untuk membahagiakannya.Jika kemurungan itu oleh seorang maka dia tidak akan pernah tinggal diam, ada harga yang harus orang itu bayar karena telah membuat wanitanya bersedih.“Sayang, mas ingin kamu jujur, apa, mengapa dan siapa yang telah membuat kamu murung dan lebih banyak melamun belakangan ini?” tanya Abizar to the point sehingga mengagetkan Cinta yang sedang membayangkan masa-masa cinta monyetnya bersama Ryan.Ryan yang terus mengusiknya sedikit demi sedikit berhasil mengalihkan jalan pikirannya.“Tidak ada mas, aku hanya memperhatikan bunga-bunga itu, alangkah enaknya menjadi mereka.” Cinta mengulas senyum menata
Perasan Cinta gelisah tidak menentu, yang di rumah hanya raga sedang hati dan pikiran terbang jauh di angkasa. Pertemuan tak disengaja dan teror pesan berantai yang dikirim Ryan berhasil mengusik ketenangan hidupnya. Perlahan kehangatan dan rasa cinta pada Abizar memudar. Hari yang selalu penuh warna kini jadi hitam putih dan hampa. Sebagai wanita tahu terima kasih Cinta tetap bersikap biasa saja. Dia tidak ingin mengecewakan Abizar yang telah meratukannya. Terlalu kejam dan sadis andaikata dia sampai pergi dan memilih Ryan yang jelas-jelas saat ini telah menjadi suami orang. Entah apa yang terjadi jika saja pasangan mereka sampai tahu sepak terja