Share

CT30jt Bab 5.

“Mengapa kau tidak mengatakan selama ini mengabaikannya, kakak kehilangan muka dihadapan Cinta,” cerca Zenni mengawali sambungan telepon dengan sang adik di pulau seberang.

“Apa kak?” tanya Ryan penuh heran.

Berpegang teguh pada ucapan Cinta yang akan setia menunggu Ryan sengaja tidak menghubunginya hingga tiba waktu. Dia lupa sebesar apa rasa cinta gadis pujaan hatinya punya rasa cemburu dan batas kesabaran.

“Dia telah menikah kemarin, bahkan pelaminannya masih berdiri kokoh. Sudah lupakan dia, kalian memang tidak berjodoh.”

Zenni mengakhiri panggilan tanpa memberi kesempatan pada sang adik untuk menjawabnya.

Ryan meremas ponsel jadulnya dan melemparkan kedinding meluapkan kekesalan hati. Bayangan untuk mengarungi biduk rumah tangga dengan Cinta kandas.

Untuk kesekian kalinya hatinya hancur oleh cinta yang mati-matian diperjuangkannya.

“Dasar wanita penghianat,” erang Ryan.

“Aku tak akan membiarkan kau bahagia. Aku akan mencari cara untuk menghancurkan pernikahanmu, selama aku belum menemukan istri. Niatku hanya untuk menghancurkanmu, seperti kau menghancurkanku.” Ryan bergumam dengan sorot mata penuh dendam.

Cinta yang tulus dan menggebu kini berganti menjadi dendam yang tiada tara. Ryan sangat yakin Cinta masih menyimpan rasa padanya.

Jalan ninja yang dilakukannya adalah masuk grup alumni SMA dan aktif dalamnya. Dengan begitu secara tidak langsung membuat Cinta sedikit banyak mengetahui kabarnya.

Hampir setiap hari Ryan mengirim pesan yang dilengkapi Fotonya untuk mempengaruhi Cinta. Sayang Cinta terlalu pintar untuk ini, sejak Ryan sering muncul dia justru menghilang bahkan memasukkan grup dalam daftar di arsipkan.

Segala usaha dilakukan Ryan untuk mengacaukan kehidupan Cinta sama sekali tidak berhasil.

Setahun terus berjuang hingga sampai pada titik lelah dan menyerah saat Cinta mengganti nomor telepon. Dan akses untuk mengetahui kabar terbaru sang kekasih hati tertutup.

*** 

“Mau sampai kapan mas akan mengabaikan aku?” tanya Cinta pada Abizar meski dua belas purnama berlalu masih dingin dan kaku.

Tinggal berdua di bawah atap yang sama bahkan terlelap di ranjang yang sama pula tak membuat pasangan itu menjadi pasangan seutuhnya.

Abizar yang sedang mengecek email dari ponsel pintarnya mengalihkan tatapan pada sang istri.

Sungguh jauh dalam lubuk hati lelaki tinggi besar itu telah tertarik pada sikap manja dan polosnya Cinta. Karena Cinta sangat manja dan gampang merajuk saat dirinya membuat kesalahan kecil.

Dan Cinta juga menjadi alasannya meninggalkan sang kekasih yang telah mengisi hatinya bertahun belakangan.

“Apa kau ingin membuangku demi wanita tidak jelas itu!!” seru Berlin dengan sangat keras usai Ryan mengatakan mengakhiri hubungan kita.

“Kamu juga tidak dirugikan, carilah lelaki yang tepat untukmu. Aku hanya ingin menjalani rumah tangga yang sehat dan memiliki banyak anak,” urai Ryan asal.

“Kamu lupa wanita itu tidak pernah menyukaimu, jangan menghayal berlebihan aku.” Berlin menyeringai mengejek.

“Mungkin nanti dia akan sangat mencintaiku, terpenting saat ini aku harus meluruskan kesalahan ini.”

Cinta menyentuh dahi Abizar, ditanya bukannya dijawab malah bengong.

“Mas Abi, sehatkan.”

Abizar tersentak dan memegang tangan Cinta yang masih menyentuh dahinya.

“Apa selama ini mas mengabaikanmu, hakmu yang mana yang belum mas penuhi,” ungkap Abizar polos.

“Yakin telah memenuhi semuanya?” Cinta menaikkan sebelah alisnya dan duduk sangat dekat dengan sang suami.

Cinta telah memikirkan segalanya dengan matang dan sebelum mengutarakan pembicaraan ini dia harus mengumpulkan keberanian dan mental yang kuat.

“Apa uang yang mas berikan masih kurang? Katakan saja, mas akan menambahnya asal istri manja mas ini bahagia.”

Tanpa sadar Abizar merangkul pundak Cinta dan menarik untuk semakin mendekat. Cinta yang biasanya akan mengamuk saat kulit mereka bersentuhan kali ini mencoba untuk diam dan menikmati suasana.

Cinta sadar tangan besar dan kokoh yang kini bertengger di pundaknya bebas menjelajahi setiap jengkal tubuhnya. Dan seharus telah terjadi sejak malam pertama mereka.

“Aku ikhlas dan ridho jika mas ingin mengambil milik mas yang memang menjadi hak mas pada tubuh ini.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status