Kantor.“Maudy, apa kau sedang sibuk?” keluar dari kantornya, Zeesya mendapati sekretaris baru itu sedang fokus pada layar komputernya. Zeesya suka dengan rekan kerja yang bersemangat tinggi, tapi terlalu ditekankan itu tidak baik.“Tidak presiden, apa ada yang bisa saya bantu?” dengan sigap sekretaris itu membalas atasannya. Dibalut dengan atasan kemeja putih dan dipadukan dengan rok biru laut selutut dibawahnya, sang presiden terlihat sangat cantik, pikirannya.“Ayo ikut denganku!” Suara Zeesya dengan lembut bergema.Matahari bersinar cerah, hawa dingin belakangan ini, sudah mulai menghangat. Sore ini, tibalah saatnya waktu untuk menjemput Aiden di bandara. Masih dengan setelan kerjanya, Zeesya membawa Maudy, sekretari baru yang sekarang sudah merangkap menjadi asisten sementara, pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan terdekat.....Mall.Di siang menjelang sore ini, lalu lintas lumayan padat. Tapi untungnya jalanan tidak macet. Maserati putihnya tetap dengan lancar
Sayangnya pintu lift bergerak lebih cepat. Menoleh pada sekretarisnya “Apakah kau kenal dengannya, Maudy?” “Tidak nona, tapi dari yang saya lihat, pria tadi tertuju pada Anda.” “Mungkin, tuan tadi salah orang.” Zeesya memilih untuk tidak memikirkannya lebih lanjut. Tapi Maudy berpikir lain, firasatnya mengatakan pria ini memang mengenal bosnya. Ting... Pintu lift terbuka, melangkahkan kakinya, kedua gadis itu berjalan keluar. Mobil sudah menunggu di depan mall. “ZEESYA” Suara itu berbunyi keras di depan mall, untuk beberapa saat orang-orang yang berlalu lalang memalingkan wajah dan melirik kearah mereka. Sebuah tangan yang kuat memegang lengan atas Zeesya dari belakang. Ia tertarik dan berbalik badan. Hampir saja terjatuh. Maudy yang ada disampingnya, berteriak terkejut. Siapa pria ini, sangat tidak sopan! “Benar, itu kau!.” Pria itu mempertegas kembali dugaannya. Keadaan sekitar menjadi kacau, Zeesya masih m
Banyak sekali wanita-wanita di bandara yang sesekali mengarahkan pandangannya terhadap Aiden.Zeesya tersenyum melihatnya, rindu dengan sahabat lamanya. Ia menerima pelukan Aiden kepadanya. Aiden yang berkewarganegaraan Negara L. Memang memiliki budaya yang bebas. “Syukurlah kau baik-baik saja.” Ucap Aiden sambil melepaskan pelukan.Zeesya membalas dengan senyum syukur. Tuhan masih menyainginya. Melihat kebelakang ternyata Aiden membawa seseorang. Ia melayang tatapan pertanyaan pada pria itu.Merasakan pertanyaan darinya, Aiden memperkenalkan adiknya.“Devin, adikku”“Selamat datang, Devin.” Sapa Zeesya dengan lembutnya.“Terimakasih, Nona Zeesya”“Panggil saja aku Zeesya, aku rasa kita seumuran.” “Zeesya”Gadis itu semakin melebarkan goresan senyumnya. Adik sahabatnya tentu saja juga merupakan temannya. ‘Wah,,, kakak sangat pandai memilih wanita’ pikir Devin dihatinya. Dari tadi dilihatnya, Aiden tak melepaskan pandangan sed
Panas, sangat panas. Api membakar melahap mansion megah itu dengan cepat. Seorang gadis kecil terisak disamping tubuh tanpa nyawa ibunya. “Ibu,,,” panggilnya. Tak ingin sang ibu terbakar, Ia mengguncang tubuh ibunya. Dirinya mulai terbatuk hebat, dilihatnya bayangan hitam besar mendekat kearah dirinya. Ia meraung ketakutan, memeluk tubuh Ibunya dengan erat.Gadis 7 tahun itu berteriak keras, berusaha sekuat tenaga lepas dari cengkraman sosok itu yang mendekap mulutnya. Hingga matanya mulai terpejam.....“AKH..”Zessya terbangun dan berteriak keras, tubuhnya basah oleh keringat. Ia mulai menangis tersedu. Ia sendiri tidak mengerti mengapa mimpi ini terasa nyata.Dadanya terasa sesak, seakan dirinya baru saja mengalami kejadian dalam mimpinya.“Nona, apa Anda baik-baik saja?”Panggilan seorang pelayan terdengar dari luar kamar. Ia menyeka air mata diwajahnya. Menenangkan dirinya kembali.Turun dari dari ranjangnya, ia membuka
Arsitek yang baru saja tampil, mendapatkan sambutan heboh dari atasannya. Bagaikan sudah menentukan kemenangan, bos bertubuh besar dan bulat itu bahkan memandang bangga kepada para pemimpin lain masih sambil berdiri.Baginya kandidat wanita terakhir hanya omong kosong belaka. Bagaimana mungkin seorang wanita bisa merancang sebuah bangunan hotel untuk perusahaan besar sejenis Stewart Corporation. Pikirnya Torg Internasional miliknya sendiri adalah yang kedua dalam bidang real estat setelah Stewart Corporation. Tidak ada yang bisa menandinginya. Apalagi arsitek dibawahnya adalah seorang pemuda cakap dengan karya yang fenomenal. Lulusan terbaik dari Universitas terbaik negara ini.Meski mengalami hal yang tidak mengenakan, Zeesya tetap tenang menanggapi. Perusahaan besar seperti Stewart Corporation sendiri bukanlah sebuah lembaga kecil yang bisa dikecoh dengan mudah.Setelah itu tibalah giliran Shine Corporation yang harus mempresentasikan rancangan mereka. S
Duduk dibangku penumpang Roll Royce miliknya, Zehan mendapatkan kabar, bahwa proses penandatanganan kontrak pembangunan hotel di Danau Merlin yang diwakili oleh Chief Operating Officer telah selesai.Sebelumnya ia sudah sangat mengantisipasi untuk dapat pertama kali berinteraksi secara langsung dengan gadis itu. Tapi sayangnya, ia mendapatkan kabar buruk. Nyonya Alea yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba jatuh pingsan. Zehan tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Meski ia tidak menyebut Alea sebagai Ibunya, dihatinya, wanita paruh baya itu sudah bagaikan seorang Ibu untuknya.Roll Royce yang dikendarai oleh pengemudinya berhenti di pintu masuk utama Rumah Sakit Afiliasi, Rumah Sakit ini adalah salah satu rumah sakit terbaik dibawah perusahaan Stewart Corporation. Rumah sakit pusat yang sama, tempat dimana Zeesya dirawat sebelumnya.Para staf keamanan rumah sakit telah mengamankan keadaan sebelumnya. Hari ini mereka kedatangan pasien yang sangat penting
“Pasangan?”Mendengar permintaan Aiden, Zeesya balik bertanya.“Ya, pasanganku untuk pesta peresmian besok. Kau tahu aku tidak punya wanita kan,”“Hanya kau yang bisaku andalkan.”Jadi sebagai pasangan pesta peresmian besok. Zeesya hanya sedikit terkejut sebelumnya, untungnya pria itu bermaksud lain.“Aku...”“Aku tidak menerima penolakan!” Tegas Aiden, melipat tangan didepan dada, sambil menyilangkan kakinya. Aiden terlihat tak terbantahkan.Untuk kedua kalinya Zeesya menghela napas berat sore ini. Asalkan sudah bersama Aiden, Zeesya tidak bisa tidak menghela napas melihat kelakuannya.Pria itu pun sangat licik, memberikan hadiah mahal sebelum meminta sebuah permintaan.“Baiklah” Zeesya hanya bisa terpasrah.Lengkungan senyum dalam menghiasi wajah Aiden. Sebelum kembali ke mansion, Aiden membawanya ke sebuah restoran kecil yang sangat hangat. Berbeda dengan restoran hotel mewah sebelumnya. Restoran ini terlihat sangat tenang
Puas memandangi gadis itu, Aiden menyalakan mobilnya dan pergi dari sana. Suasana hatinya terasa mendung saat ini, melihat raut wajah gadis yang dicintainya tidak baik, ia bahkan lebih tidak baik lagi.....Dentingan gelas kaca yang sesekali terdengar menjadi latar suasana ball room kapal pesiar itu. Beberapa orang yang hadir dan bertemu dengan koleganya tidak bisa tidak medentingkan gelas kaca mereka.Diiringi oleh musik yang tepat, suasana mewah pesta terlihat lebih baik lagi. Aiden, sang tuan rumah dengan sengaja memilih kapal pesiar ini, yang merupakan kapal pesiar yang sengaja ia datangkan dari negaranya secara pribadi.Malam ini, tibalah saatnya pesta peresmian UBX Technology. Dibawah kepemimpinan Aiden Raymon di Negara L, perusahaan ini adalah salah satu daftar perusahaan sukses di benua itu. Menyaingi Stewart Corporation yang sukses di bidang real estat, UBX Technology adalah perusahaan sukses dibidang Teknologi. “Kau sangat cantik malam