Share

Bab 25 - Teman Puteriku

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-12-13 23:47:46
Lionel menelan ludah dan tak mampu merespon pernyataan Dokter Vivian.

Kata-kata juniornya itu terasa terlalu berat untuk didengar, seperti berhasil menyimpulkan sesuatu yang selama ini bahkan tidak dia sadari.

"Karena dia sahabat puteriku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya." Pandangannya menerawang saat mengucapkan itu. Teman puteriku. Iya. Itu adalah alasan yang aman untuk dia ucapkan pada siapa pun.

Dokter Vivian kembali tersenyum, mencoba untuk tidak ikut campur dengan masalah pribadi seniornya.

"Pasien akan segera sadar. Jangan khawatir," ucapnya dengan lembut, seperti saat sedang menenangkan keluarga pasien.

"Baiklah. Hubungi aku begitu dia sadar," pesan Lionel sekali lagi. Dia memaksakan senyum profesional yang terasa aneh di wajahnya sendiri.

"Siap, Dokter."

"Okay. Thanks." Lionel berbalik badan dan melangkah gontai keluar ruangan.

Dokter Vivian memandang punggung Lionel yang lebar. Pertama kali sejak dia bekerja di rumah sakit ini, dokter kandungan yang terken
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 30

    Menangkap reaksi Meilissa yang aneh, Liora refleks menyentuh tangan Lionel.“Papa, Mei…” bisiknya pelan, sementara matanya terus melihat Meilissa dengan sorot mata khawatir. Dia takut sahabatnya kembali tumbang.Lionel juga merasakan perubahan itu, tapi reaksinya lebih tenang meski batinnya, meronta-ronta ingin memeluk dan menenangkamgadis yang sudah berhasil menarik perhatiannya.Tapi, sekali lagi etika sebagai dokter menghalanginya untuk menuruti keinginan hati. Sebagai ganti, dia menoleh pada Liora dan memberi syarat dengan anggukan samar nyaris tak terlihat."Ya," angguk Liora mengerti.Tanpa disuruh dua kali, Meilissa segera mendekat dan memeluk Meilissa.Pelukan itu terasa hangat dan lembut bagi Meilissa. Tubuh yang semula kaku perlahan melunak. Napas yang terputus-putus mulai teratur. Tanpa sadar Meilissa membalas pelukan itu dengan erat seakan tubuh Liora adalah pegangan terakhir dalam hidupnya.Lionel menghela napas pelan. Sekali lagi memberi kode pada Liora untuk mengalihka

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 29 -- Rela Tidak Menikah

    Lionel melangkah memasuki area front office dengan wajah datar dan sikap yang sepenuhnya profesional. Jas dokter yang dikenakannya rapi, langkahnya mantap, tanpa sedikit pun keraguan.“Selamat pagi, Nyonya,” sapa Lionel formal.Miranda yang sejak tadi duduk sambil menyilangkan kaki langsung mendongak saat mendengar suara berat itu. Tatapannya bergerak cepat, mengamati sosok lelaki yang masih tampan di usianya yang sudah matang saat ini.Petugas front office segera berdiri, tersenyum ramah dan berkata, "Selamat pagi, Dokter. Perkenalkan. Ini Mama dari pasien bernama Meilissa.”Kemudian petugas itu menoleh pada Miranda dan kembali bicara, “Nyonya, ini Dokter Lionel. Dokter penanggung jawab puteri anda, Meilissa.”Miranda bangkit berdiri dengan gerakan lemah gemulai khas penggoda. Senyum terukir di bibirnya yang merah menyala. Tidak lupa matanya menatap Lionel dengan cara yang biasa dia gunakan untuk menaklukkan laki-laki—tatapan penuh percaya diri, seolah yakin pesonanya tak pernah gaga

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 28 - Hm..., ya, Om!

    Kamar rawat VIP itu terasa terlalu tenang pagi itu. Cahaya matahari masuk melalui tirai tipis, jatuh lembut di ranjang tempat Meilissa berbaring.Wajah Meilissa sudah terlihat jauh lebih segar dibandingkan beberapa hari lalu. Infus sudah dilepas. Monitor yang berada di samping ranjang juga menunjukkan angka-angka yang stabil. Dokter bahkan sudah memberi izin pulang.Hasil tes menunjukkan semuanya baik. Tekanan darah normal. Efek zat asing yang sempat membuat tubuh Meilissa tumbang perlahan menghilang. Tidak ada komplikasi serius. Secara medis, Meilissa dinyatakan aman.Lionel duduk di dekat jendela, sibuk dengan ponsel di tangannya. Raut wajahnya tampak serius. Meilissa melihat beberapa kali jari Lionel mengetik sesuatu dengan gerakan tergesa.“Om, maaf mengganggu," sela Meilissa pelan. "Hm?" respon Lionel, tanpa menoleh. Dia membaca sesuatu di layar dengan kening berkerut."Apa aku benar-benar boleh pulang hari ini?” tanya Meilissa lagi. Dia sudah tidak sabar ingin keluar dari rumah

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 27 - Dia Puterimu Kan?

    Rupanya Miranda adalah tipe wanita yang mudah dibutakan oleh cinta—atau lebih tepatnya, buta oleh keyakinannya sendiri terhadap Evan.Begitu mendengar kabar bahwa Evan terlibat masalah dengan pihak kepolisian, wanita itu tidak menunggu penjelasan apa pun. Dia langsung meninggalkan club malam dan bergegas menuju kantor polisi.Bagi Miranda, apa pun kesalahan Evan, kekasihnya itu tetap harus dibela mati-matian. Lelaki itu adalah sumber dananya. Hidupnya menjadi lebih nyaman setelah berhubungan dengan Evan.Dia tidak peduli pada detail kasus. Tidak tertarik pada kronologi, apalagi memikirkan kemungkinan bahwa Evan memang bersalah. Pikiran-pikiran itu sama sekali tidak terlintas di kepalanya.Di benaknya, hanya ada satu kesimpulan yaitu Evan sedang diperlakukan tidak adil.Ironisnya, pada saat yang sama—ketika Miranda melangkahkan kaki ke kantor polisi dengan emosi membara—Meilissa baru saja membuka mata di ranjang rumah sakit.Gadis itu masih lemah, tubuh dan jiwanya belum sepenuhnya kemb

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 26 - Kamu Sama Aku

    Om Lionel.Saat kesadaran Meilissa kembali, orang pertama yang muncul dalam ingatannya adalah Lionel. Meilissa membuka mata dan bergumam, "Om...."Tapi, dia tidak sanggup melanjutkannya. Tenggorokannya terasa kering, bersamaan dengan sebuah keheranan yang menyeruak. Sekelilingnya berwarna putih dan suasana khas rumah sakit terpampang nyata di hadapannya.Dokter Vivian yang kebetulan sedang memeriksa langsung tersenyum lega. "Hallo, Sayang. Namaku Vivian. Tolong sebutkan namamu."Bola mata Meilissa bergerak ke arah Dokter Vivian, suaranya serak saat menjawab. "Meilissa. Namaku Meilissa Rose."Senyum Vivian semakin melebar. "Siapa Om yang kamu panggil?" tanyanya lagi untuk menguji kesadaran Meilissa.Meilissa termenung. Siapa Om yang dia panggil? Tentu saja bukan siapa-siapa. Om itu hanya Papa temannya. Boss yang baik hati di klinik tempatnya bekerja. Dia jadi bingung pada dirinya sendiri kenapa mulutnya menyebut Lionel."Ke... ra... bat?" jawab Meilissa ragu-ragu."Baiklah. Kamu sehat

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 25 - Teman Puteriku

    Lionel menelan ludah dan tak mampu merespon pernyataan Dokter Vivian.Kata-kata juniornya itu terasa terlalu berat untuk didengar, seperti berhasil menyimpulkan sesuatu yang selama ini bahkan tidak dia sadari."Karena dia sahabat puteriku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya." Pandangannya menerawang saat mengucapkan itu. Teman puteriku. Iya. Itu adalah alasan yang aman untuk dia ucapkan pada siapa pun.Dokter Vivian kembali tersenyum, mencoba untuk tidak ikut campur dengan masalah pribadi seniornya."Pasien akan segera sadar. Jangan khawatir," ucapnya dengan lembut, seperti saat sedang menenangkan keluarga pasien."Baiklah. Hubungi aku begitu dia sadar," pesan Lionel sekali lagi. Dia memaksakan senyum profesional yang terasa aneh di wajahnya sendiri."Siap, Dokter." "Okay. Thanks." Lionel berbalik badan dan melangkah gontai keluar ruangan.Dokter Vivian memandang punggung Lionel yang lebar. Pertama kali sejak dia bekerja di rumah sakit ini, dokter kandungan yang terken

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status