author-banner
EYN
EYN
Author

Novels by EYN

Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku

Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku

Meilissa hanya butuh satu hal yang tidak pernah dia miliki selama ini, yaitu kasih sayang seorang ayah. Siapa sangka, Lionel, ayah teman baiknya, memberi segalanya. Tempat tinggal, perhatian dan rasa aman yang selama ini tidak pernah dirasakan oleh dia. Namun perlahan, setiap percakapan dan sentuhan di antara mereka menimbulkan getaran-getaran yang tidak seharusnya ada. Perlindungan berubah menjadi keinginan. Kedekatan berubah menjadi godaan. Lionel dan Meilssa tahu kalau hubungan ini melanggar norma. Mereka menyadari bahwa cinta yang dirasakan tumbuh dalam ketidak nyamanan sosial. Namun hati mereka tidak bisa patuh. Mampukah mereka bertahan dalam cinta terlarang? Atau, kalah karena terlalu banyak yang menghakimi?
Read
Chapter: Bab 29 -- Rela Tidak Menikah
Lionel melangkah memasuki area front office dengan wajah datar dan sikap yang sepenuhnya profesional. Jas dokter yang dikenakannya rapi, langkahnya mantap, tanpa sedikit pun keraguan.“Selamat pagi, Nyonya,” sapa Lionel formal.Miranda yang sejak tadi duduk sambil menyilangkan kaki langsung mendongak saat mendengar suara berat itu. Tatapannya bergerak cepat, mengamati sosok lelaki yang masih tampan di usianya yang sudah matang saat ini.Petugas front office segera berdiri, tersenyum ramah dan berkata, "Selamat pagi, Dokter. Perkenalkan. Ini Mama dari pasien bernama Meilissa.”Kemudian petugas itu menoleh pada Miranda dan kembali bicara, “Nyonya, ini Dokter Lionel. Dokter penanggung jawab puteri anda, Meilissa.”Miranda bangkit berdiri dengan gerakan lemah gemulai khas penggoda. Senyum terukir di bibirnya yang merah menyala. Tidak lupa matanya menatap Lionel dengan cara yang biasa dia gunakan untuk menaklukkan laki-laki—tatapan penuh percaya diri, seolah yakin pesonanya tak pernah gaga
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Bab 28 - Hm..., ya, Om!
Kamar rawat VIP itu terasa terlalu tenang pagi itu. Cahaya matahari masuk melalui tirai tipis, jatuh lembut di ranjang tempat Meilissa berbaring.Wajah Meilissa sudah terlihat jauh lebih segar dibandingkan beberapa hari lalu. Infus sudah dilepas. Monitor yang berada di samping ranjang juga menunjukkan angka-angka yang stabil. Dokter bahkan sudah memberi izin pulang.Hasil tes menunjukkan semuanya baik. Tekanan darah normal. Efek zat asing yang sempat membuat tubuh Meilissa tumbang perlahan menghilang. Tidak ada komplikasi serius. Secara medis, Meilissa dinyatakan aman.Lionel duduk di dekat jendela, sibuk dengan ponsel di tangannya. Raut wajahnya tampak serius. Meilissa melihat beberapa kali jari Lionel mengetik sesuatu dengan gerakan tergesa.“Om, maaf mengganggu," sela Meilissa pelan. "Hm?" respon Lionel, tanpa menoleh. Dia membaca sesuatu di layar dengan kening berkerut."Apa aku benar-benar boleh pulang hari ini?” tanya Meilissa lagi. Dia sudah tidak sabar ingin keluar dari rumah
Last Updated: 2025-12-15
Chapter: Bab 27 - Dia Puterimu Kan?
Rupanya Miranda adalah tipe wanita yang mudah dibutakan oleh cinta—atau lebih tepatnya, buta oleh keyakinannya sendiri terhadap Evan.Begitu mendengar kabar bahwa Evan terlibat masalah dengan pihak kepolisian, wanita itu tidak menunggu penjelasan apa pun. Dia langsung meninggalkan club malam dan bergegas menuju kantor polisi.Bagi Miranda, apa pun kesalahan Evan, kekasihnya itu tetap harus dibela mati-matian. Lelaki itu adalah sumber dananya. Hidupnya menjadi lebih nyaman setelah berhubungan dengan Evan.Dia tidak peduli pada detail kasus. Tidak tertarik pada kronologi, apalagi memikirkan kemungkinan bahwa Evan memang bersalah. Pikiran-pikiran itu sama sekali tidak terlintas di kepalanya.Di benaknya, hanya ada satu kesimpulan yaitu Evan sedang diperlakukan tidak adil.Ironisnya, pada saat yang sama—ketika Miranda melangkahkan kaki ke kantor polisi dengan emosi membara—Meilissa baru saja membuka mata di ranjang rumah sakit.Gadis itu masih lemah, tubuh dan jiwanya belum sepenuhnya kemb
Last Updated: 2025-12-14
Chapter: Bab 26 - Kamu Sama Aku
Om Lionel.Saat kesadaran Meilissa kembali, orang pertama yang muncul dalam ingatannya adalah Lionel. Meilissa membuka mata dan bergumam, "Om...."Tapi, dia tidak sanggup melanjutkannya. Tenggorokannya terasa kering, bersamaan dengan sebuah keheranan yang menyeruak. Sekelilingnya berwarna putih dan suasana khas rumah sakit terpampang nyata di hadapannya.Dokter Vivian yang kebetulan sedang memeriksa langsung tersenyum lega. "Hallo, Sayang. Namaku Vivian. Tolong sebutkan namamu."Bola mata Meilissa bergerak ke arah Dokter Vivian, suaranya serak saat menjawab. "Meilissa. Namaku Meilissa Rose."Senyum Vivian semakin melebar. "Siapa Om yang kamu panggil?" tanyanya lagi untuk menguji kesadaran Meilissa.Meilissa termenung. Siapa Om yang dia panggil? Tentu saja bukan siapa-siapa. Om itu hanya Papa temannya. Boss yang baik hati di klinik tempatnya bekerja. Dia jadi bingung pada dirinya sendiri kenapa mulutnya menyebut Lionel."Ke... ra... bat?" jawab Meilissa ragu-ragu."Baiklah. Kamu sehat
Last Updated: 2025-12-14
Chapter: Bab 25 - Teman Puteriku
Lionel menelan ludah dan tak mampu merespon pernyataan Dokter Vivian.Kata-kata juniornya itu terasa terlalu berat untuk didengar, seperti berhasil menyimpulkan sesuatu yang selama ini bahkan tidak dia sadari."Karena dia sahabat puteriku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya." Pandangannya menerawang saat mengucapkan itu. Teman puteriku. Iya. Itu adalah alasan yang aman untuk dia ucapkan pada siapa pun.Dokter Vivian kembali tersenyum, mencoba untuk tidak ikut campur dengan masalah pribadi seniornya."Pasien akan segera sadar. Jangan khawatir," ucapnya dengan lembut, seperti saat sedang menenangkan keluarga pasien."Baiklah. Hubungi aku begitu dia sadar," pesan Lionel sekali lagi. Dia memaksakan senyum profesional yang terasa aneh di wajahnya sendiri."Siap, Dokter." "Okay. Thanks." Lionel berbalik badan dan melangkah gontai keluar ruangan.Dokter Vivian memandang punggung Lionel yang lebar. Pertama kali sejak dia bekerja di rumah sakit ini, dokter kandungan yang terken
Last Updated: 2025-12-13
Chapter: Bab 24 - Menyayangi Pasien
Raungan sirene ambulance dan mobil polisi bersahutan. Mobil ambulance melesat, mendahului mobil polisi dengan membawa Meilissa di dalamnya. Lionel ikut serta, menemani Meilissa pergi ke Sinclair hospital.Di belakangnya, mobil polisi langsung menyusul dengan membawa Evan - pelaku kejahatan yang sudah diborgol.Di dalam ambulance, Lionel memastikan Meilissa ditangani dengan baik. Laki-laki itu duduk sambil memandangi Meilissa yang berbaring di brankar. Kesadaran gadis itu timbul tenggelam akibat dicekoki minuman keras."Mei? Meilissa?" Lionel memanggil nama Meilissa berkali-kali untuk memastikan kesadarannya. Matanya tidak fokus dan tubuhnya tidak bertenaga."Sepertinya dia keracunan," komentar paramedis perempuan yang merawat Meilissa."Aku akan menyuruh dokter jaga mengambil sampel dan mengidentifikasi racunnya," kata Lionel, berusaha menguasai diri.Hati dan pikirannya terasa berat. Jiwa paramedisnya hampir kalah dengan emosi sebagai salah satu orang yang dekat dengan pasien."Apakah
Last Updated: 2025-12-12
Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal

Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal

“Sekalipun kamu satu-satunya laki-laki yang tersisa di dunia ini, aku lebih memilih jomblo seumur hidup!" Maureen melihat sendiri saat Erland sedang melakukan perbuatan tidak senonoh dengan seorang wanita. Tapi, dia tidak bisa menolak perjodohan dengannya karena hutang budi. Sementara itu, Erland juga tak kalah sengit membalas, "Bahkan kalau kamu tidak memakai apa-apa di hadapanku, aku tidak akan mau menyentuhmu!" Bayangkan, dua kutub yang tolak menolak terpaksa tinggal di bawah atap yang sama. Maureen yang cerdas dan berprestasi berhadapan dengan laki-laki tukang berkelahi, hobby mabuk dan suka berganti-ganti wanita. Apa yang akan dilakukan Maureen untuk menghadapi Erland di dalam pernikahan rahasia mereka?
Read
Chapter: Bab 161 -- Mencintai Tanpa Syarat
Suasana di dalam mobil terasa hening, mereka baru tiba di rumah Reinner setelah acara nongkrong bersama Erland dan Lourdes di coffee shop. Reinner menoleh pelan, matanya tak lepas menatap Maureen. Dia mencoba membaca wajahnya. Sepanjang jalan, gadis disampingnya tidak berbicara apa pun. Apakah ada guratan sedih, luka, atau bahkan amarah yang tersembunyi setelah pertemuan barusan dengan Erland dan Lourdes? Tapi, tidak ada. Maureen tampak tenang, bahkan sangat tenang hingga membuat Reinner justru khawatir. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya lembut, memecah keheningan. Maureen mengerjap, sedikit bingung, lalu menoleh dengan raut heran. “Aku baik-baik saja. Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Reinner menghela napas pendek. Dia menatap jemari Maureen, lalu tanpa berpikir panjang, meraih tangan itu. Sentuhan hangat itu membuat Maureen terdiam. Reinner menunduk, mengecup punggung tangannya dengan lembut. “Aku cuma khawatir. Aku takut pertemuan dengan Erland tadi...." Reinner berhenti sej
Last Updated: 2025-11-16
Chapter: Bab 160 - Mencintai Tanpa Beban
Keduanya sama-sama terperanjat melihat seseorang yang tidak disangka-sangka bertemu di lorong rumah sakit seperti ini. Seorang wanita muda yang cantik dan modis sedang tersenyum kepada mereka. Senyumannya ramah dan bersahabat. "Maureen?" sapa Erland seakan tak percaya. Mereka terakhir bertemu saat perceraian dan tidak pernah berhubungan lagi setelah itu. "Hai, apa kabar kalian?" Maureen merentangkan tangan dan memeluk Lourdes dengan hangat. "B-baik. Bagaimana kabarmu?" balas Lourdes gugup. Dia buru-buru melepaskan genggaman tangan Erland dan membalas pelukan mantan istri Erland dengan canggung. Seramah apa pun Maureen, tetap saja Lourdes merasa dia adalah penyebab perceraian Erland dan Maureen. "Siapa yang sakit?" tanya Maureen kemudian. Dia melerai pelukannya, lalu mundur satu langkah dan mengamati Lourdes penuh perhatian. "Eh, ehm, tidak ada. Aku cuma cek kesehatan saja," jawab Lourdes, tidak ingin mengatakan tentang kehamilannya karena masih sungkan pada Maureen. "Oh
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 159 - Melindungi Dan Mencintainya
Mobil yang dikendarai Erland baru saja meninggalkan bandara. Setelah kasusnya dengan Clarisse terekspose, dan berakhir dengan dia menikahi Lourdes, kagum dan simpati terus mengalir kepadanya.Agensinya sengaja memanfaatkan moment itu untuk mengatur jadwal yang padat supaya momentum popularitasnya tidak turun.Mulai dari shooting iklan, promo album baru, mini konser, tampil sebagai tamu undangan dan rangkaian kegiatan lain yang susul menyusul tanpa jeda.Dan akhirnya setelah dua bulan, bertepatan dengan kabar kehamilan Lourdes, Erland bisa kembali ke rumahnya."Langsung pulang ke rumah," perintah Erland pada Jefta yang melajukan mobilnya. Dia tidak bisa mendefinisikan perasaannya pada kabar kehamilan Lourdes.Bahagia atau tidak? Erland benar-benar tidak tahu. Yang dia tahu, pulang ke rumah dimana Lourdes tinggal adalah hal yang benar dan harus dia lakukan."Baik, Tuan." Jefta menjawab sambil melirik sekilas pada majikannya. Dia tahu rumah yang dimaksud oleh Erland adalah tempat tingga
Last Updated: 2025-11-09
Chapter: Bab 158 - Garis Dua
Lourdes tercengang.Meski sudah menduga sebelumnya, tetap saja dia terkejut."Bagaimana, Nyonya?" tanya Bibi Maretha. Menghempaskan Lourdes kembali kepada kenyataan.Lourdes menoleh pada Bibi Maretha yang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Wajah wanita itu tampak harap-harap cemas.Perlahan Lourdes mengangkat batang testpack ditangannya dan berkata pelan, "Warnanya kurang jelas."Bibi Maretha yang sudah berusia diatas empat puluh tahun menyipitkan mata, lalu mendekat."Bagaimana, bagaimana?" tanyanya antusias."Dua garis, Bibi.""O'ya?" pekik Bibi Maretha."Dua garis, tapi warnanya kurang jelas. Artinya, aku hamil atau tidak?" tanya Lourdes yang tiba-tiba saja merasa bodoh sekali. Dia tahu Erland bertanggung jawab atas kejadian malam itu, tapi tidak ada pembicaraan soal anak."Bodoh sekali! Seharusnya aku minum pil pencegah kehamilan," sesal Lourdes dalam hati. Saat itu dia terlalu fokus pada pelaku kejahatan yang sudah menjebaknya.Bibi Maretha mengambil testpack dari tangan Lourde
Last Updated: 2025-11-04
Chapter: Bab 157 - Jangan-Jangan...
"Tampaknya aku harus pergi malam ini, Lou. Masih ada beberapa jadwal yang harus aku selesaikan," kata Erland dengan raut wajah penuh sesal.Lourdes tersenyum manis. Dari awal dia sudah tahu pekerjaan Erland adalah seorang penyanyi yang sedang naik daun. Saat ini agency sedang gencar-gencarnya promo album terbarunya.Mengharapkan bersama Erland di malam pernikahan adalah hal yang konyol. Terlebih pernikahan mereka karena kecelakaan."Kamu harus maklum, Lou," ucap Lourdes dalam hati."Istirahatlah. Aku akan bersiap-siap." Ucapan Erland berikutnya membuyarkan lamunan Lourdes."Bagaimana kalau aku membantumu bersiap-siap?" tawar Lourdes, bersiap memulai tugas pertama sebagai seorang istri. Toh, mereka sudah terlanjur menikah.Erland tersenyum tipis. "Terima kasih."Selanjutnya, mereka berbenah. Lourdes mempersiapkan keperluan Erland dengan detail. Hal yang tidak pernah dilakukan oleh Maureen selama ini karena Erland terlalu mandiri."Kamu tahu kemana harus menghubungiku kalau butuh sesuat
Last Updated: 2025-11-02
Chapter: Bab 156 - Kamu Bersedia?
Lourdes mengangkat wajah dan menatap wajah Erland. Lelaki itu tampak berbeda hari ini. Entah caranya memandang kepada Lourdes, atau karena sikap bertanggung jawabnya yang membuat Lourdes semakin jatuh cinta pada Erland.Sebelumnya dia sudah kagum pada Erland berkat penampilannya di layar televisi.Dan, sekarang?Kekaguman itu naik berlipat-lipat, ditambah dengan hati yang meleleh. Lelaki ini bersedia menanggung kesalahan orang lain, dalam hal ini Clarisse."Bagaimana, Lou?" tanya Erland, memecahkan keheningan yang tercipta beberapa saat."Erland, apa kamu serius?" tanya Lourdes untuk memastikan. Dia menatap mata Erland dalam-dalam.Erland membalas tatapan Lourdes."Tentu saja," jawabnya sungguh-sungguh. Seumur-umur, dia tidak pernah meminta seorang gadis menikah dengannya. Dengan Maureen sekali pun. Tapi kali ini, dia harus - yang anehnya, dia tidak merasa keberatan menikahi Lourdes.Lourdes menahan napas saat Erland memalingkan wajah, dan melanjutkan ucapannya."Tapi, Lou... aku tida
Last Updated: 2025-11-01
Kakak Iparku Mencintaiku

Kakak Iparku Mencintaiku

"Temani aku tidur seperti dulu setiap kali aku merasa sedih." rengek Lillian. "Oh, Lili. Jangan menggodaku atau kamu akan menyesal." bisik Harvey dengan suara serak. Ketegasannya tiba - tiba saja menguap entah kemana. Permintaan Lillian untuk tidur bersama membuat pikirannya tak waras. Harvey tidak minum tapi dia mabuk oleh pesona Lilian, adik ipar sekaligus wanita yang selalu dijaganya sejak kecil. Kondisi Lillian yang mabuk justru membuatnya terlihat semakin cantik. Mata yang sayu dan bibir mungil yang sedikit terbuka menantang Harvey untuk menyentuhnya. Belum berhasil mengumpulkan kewarasan, Lillian malah melingkarkan tangannya ke bahu Harvey, memaksa laki - laki itu mendekat. Detik berikutnya Lillian langsung menyambar bibir Harvey....
Read
Chapter: Bab 109 - Keluarga Kecil Bahagia
Dua tahun kemudian,"Sebelum jam 4 sore sudah ada di rumah ya?" pinta Harvey.Lillian mengangguk, "Iya, Har. Aku cuma sebentar di rumah makan. Setelah itu baru belanja. Kalau sudah dapat barangnya, pasti aku langsung pulang."Harvey cemberut. Hari ini Lillian ada janji pergi bersama Amara, kalau sudah begitu jam pulangnya tidak akan bisa ditentukan. Sejak putera mereka berusia satu tahun, istrinya itu semakin sibuk sampai - sampai pergi pagi pulang malam. Akhirnya, Harvey lebih memilih bekerja dari rumah sambil menjaga putera mereka.Kini dia jadi bapak rumah tangga, posisi mereka jadi terbalik. Lillian yang lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah daripada Harvey."Kamu jangan mau kalau diajak keluyuran tidak jelas sama Amara. Nongkrong - nongkrong di cafe, belanja - belanja terus," omel Harvey.Lillian tersenyum. "Aku sudah nolak, Har. Tapi kamu tau sendiri bagaimana Amara kalau sudah punya keinginan. Lagipula, dia masih hamil. Apa kamu tega lihat dia keluyuran sendiri di kantor
Last Updated: 2024-04-22
Chapter: Bab 107 - Persalinan Darurat
Theopillus meyakinkan pada mereka kalau semua yang bernyawa di dalam rumah - rumah yang mengalami kebakaran sudah dievakuasi dan tidak ada yang tertinggal. Anak - anak, orang dewasa, manula, bahkan termasuk juga hewan peliharaan bagi yang memeliharanya di rumah.Kaki Harvey serasa tak berpijak saat mendengar kalau ada korban meninggal di rumah nomer E7, tapi dia memaksa diri untuk mengikuti langkah Theopillus ke sisi lain lapangan.Tidak berbeda dengan Harvey, Richard pun pucat pasi. Mereka berjalan seperti mayat hidup, sambil mendengarkan kronologis kejadian yang disampaikan oleh Theopillus.Dua laki - laki itu oleng saat melihat dua buah tandu yang berisi seseorang yang ditutup selimut sekujur tubuhnya. Mereka tidak bisa melihat wajah orang itu tapi Harvey tak sengaja melihat sebuah tangan dengan kulit putih pucat dari balik selimut di salah satu tandu. Leher Harvey tercekat, jantungnya berdegup kencang saat mengenali gelang yang melingkar di pergelangan tangan. Rantainya memang men
Last Updated: 2024-04-18
Chapter: Bab 106 - Misi Penyelamatan
"Nona," Tiba - tiba saja sopir Lillian masuk ke supermarket dan menyodorkan ponsel kepada Amara. "Ponselnya berdering terus, Nona. Saya menemukannya di jok belakang mobil. Silahkan, Nona. Barangkali ada yang urgent."Amara melihat ada nama Lillian di layar ponsel, dia langsung menggeser tombol hijau. Mengira Lillian tak sabar menunggu, Amara langsung menjelaskan kondisinya saat ini,"Sorry, Say. Tadi di supermarket terdekat tidak ada angka yang sesuai dengan usia Aunty --""Amara, dengarkan aku. Disini berbahaya... --""Ha? Ap--?"PIP.... Telepon mati. Amara membelalakkan matanya dan menoleh ke sopir, "Apa yang terjadi sebenarnya?"Sopir menatap Amara dengan bingung."Pak, ayo, jangan bengong. Sepertinya terjadi sesuatu yang buruk pada Lillian," perintah Amara sambil berlari ke mobil.Sopir tergopoh - gopoh mengikutinya."Cepat, Pak! Lima menit harus sampai!" perintah Amara begitu mereka berdua sudah berada di dalam. Tanpa banyak tanya, sopir langsung mengemudi dengan kecepatan ting
Last Updated: 2024-04-18
Chapter: Bab 105 - Chaos
"Har, kenapa HPnya tidak aktif? Aku sudah kirim pesan banyak banget lho dari pagi. Buruan susul aku. Sekarang aku sudah di rumah mama tapi malah bertemu dengan Ernest. Aku sedikit paranoid sama kelakuan Ernest... hehehe... aku ngumpet di kamar mandi. Semoga Amara cepat datang. Dia lagi beli lilin untuk kue ulang tahunnya mama.""Har, cepat pulang.""Har, perutku sakit.""Kebakaran."Suara Lillian melalui voice note terngiang - ngiang di rongga telinganya, berputar seperti kaset rusak, tidak bisa keluar dari kepalanya. Harvey berlari kencang, memaksa seluruh kekuatannya untuk berlari secepat mungkin. Menerobos jalanan yang macet, mendorong orang - orang yang menghalangi jalannya."Permisi! Permisi! Istri dan anakku terjebak kebakaran! Permisi!"Di belakangnya, Richard tidak kalah heboh."Menyingkiiir, kami harus menyelamatkan mereka!"Napas kedua laki - laki itu berderu, paru - parunya seperti akan meledak karena dipaksa lari melebihi batas kemampuan. Mereka tidak akan berhenti sebelum
Last Updated: 2024-04-15
Chapter: Bab 104 - Firasat
Wajah Carina memucat, dia tak menyangka kalau keisengannya bisa berbuntut panjang. Dia ikut masuk ke dalam lift dengan bahu meluruh, wajahnya penuh penyesalan. "Begini saja, aku akan telepon Lillian dan menjelaskan kalau semua ini salahku. Aku hanya main - main. Maafkan aku. Aku akan melakukan apa pun untuk membuat kalian sampai dengan cepat dan selamat di St. Moritz." Dia menawarkan sebuah solusi sebagai upeti perdamaian.Harvey mendengus, sementara Richard berusaha menghubungi Amara, tapi tidak diangkat."Itu akan aku urus nanti. Aku punya perasaan kalau Lillian membutuhkan aku. Jangan - jangan dia mau melahirkan. Seharusnya aku langsung pulang setelah acara pemakaman di hari pertama. Aku bukan suami yang baik," sesal Harvey berkepanjangan. Ternyata sulit menemukan tiket pesawat yang diminta oleh Harvey. Tiket pesawat penerbangan menuju St. Moritz hanya ada dua jam lagi, sesuai jadwal keberangkatan Harvey, mau tak mau mereka menggunakan fasilitas dari Carina. Sebagai permohonan maa
Last Updated: 2024-04-15
Chapter: Bab 103 - Call Me, Please...
Lillian menarik napas dan menghembuskannya berulang kali untuk menenangkan dirinya sendiri. Dia berusaha berpikir jernih demi memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan. Diluar pertengkaran masih berlanjut."Pertama, kamu yang salah bergaul dengan sepupumu hingga terjerumus dalam obat - obatan dan minuman keras. Aku tidak pernah membuatmu mengkonsumsi barang - barang terlarang itu. Kamu yang salah pergaulan lalu kecanduan. Ernest, dengarkan dulu... kamu salah paham. Aku tidak pernah menyuruh orang untuk menangkapmu. Mereka dari kepolisian yang akan menahanmu karena bisnis obat terlarang. Aku justru memohon supaya kamu direhabilitasi daripada ditahan. Kamu harus sembuh, Ernest.Kedua, uang yang aku berikan padamu, sebaiknya kamu introspeksi. Kamu selalu mengambil sendiri uangku di lemari penyimpanan atau di ATM. Aku diam karena tidak mau memperpanjang masalah. Aku ibumu, kamu ingin memakai uangku maka aku memberikannya.""BOHONG! KAMU PEMBOHONG!""Ernest, demi Tuhan, aku tidak per
Last Updated: 2024-04-15
You may also like
Laras love story
Laras love story
Romansa · Daisy
2.6K views
Sera ( Cinta 1001 Malam)
Sera ( Cinta 1001 Malam)
Romansa · Ummu Hussein
2.6K views
Warning: Bos Galak!
Warning: Bos Galak!
Romansa · Yurriansan
2.6K views
Frada : Gadis Terbuang
Frada : Gadis Terbuang
Romansa · Zafa Diah
2.6K views
SEKELIP MATA CRAZY RICH
SEKELIP MATA CRAZY RICH
Romansa · YUDI MASRAMID
2.6K views
HAUGHTY RICH GIRL
HAUGHTY RICH GIRL
Romansa · Via15
2.6K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status