Share

Bab 36 - Terasa Berbeda

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-12-21 20:24:03

Pagi itu, mata Meilissa terbuka perlahan.

Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa dia sedang tidak berada di kamarnya yang sempit, bukan pula di rumah kecilnya yang selalu terasa pengap.

Langit-langit di atas kepalanya tinggi dan bersih. Ada lampu kristal yang memantulkan cahaya pagi secara lembut. Cahaya matahari menyelinap dari celah tirai berwarna gading yang warnanya kontras dengan wallpaper coklat tua—memberi kesan hangat.

Suasana ruangan begitu tenang.

Tidak ada suara kendaraan bermotor lewat.

Tidak ada suara tetangga yang sedang bercakap-cakap.

Tidak ada teriakan Mamanya, atau suara musik bising yang biasa dinyalakan oleh Miranda.

Meilissa duduk di atas ranjang, selimut masih menutupi setengah tubuhnya. Ranjang ini begitu empuk dengan seprai halus dari bahan berkualitas.

Kemewahan ini terasa asing—meski asing yang hari ini dia rasakan bukanlah asing yang menakutkan.

Iya. Dia sekarang berada di rumah Liora. Dan, ya, tentu saja ini juga rumah Lionel. Lebih tepatnya,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 37 - Membahagiakan Kamu, Mei

    “Selamat pagi, Nona Meilissa.”Seorang laki-laki berseragam menyambutnya dengan sikap formal. Dia menyodorkan tangan dengan sopan. “Saya Frans Markus. Saya yang akan menangani kasus ini.”Meilissa mengangguk kecil. Tenggorokannya terasa kering. Dia berusaha mengucapkan sesuatu, tapi kata-katanya seakan tertahan di tenggorokan.Memutuskan dan menjalani adalah hal yang berbeda. Saat memutuskan, semua terasa begitu mudah. Tapi ketika menjalani, nyali Meilissa mendadak ciut.Refleks dia menoleh ke Lionel yang ternyata sedang melihat kearahnya seakan berjaga kalau-kalau Melissa berubah pikiran."Kita bisa menunda kalau...--""Tidak perlu, Om," kata Meilissa dengan suara bergetar. Dia berusaha mengatasi ketakutannya.Lionel terdiam sejenak. Tatapannya seakan meneliti setiap ekspresi yang tergambar di wajah gadis itu. Tidak hanya adantegang bercampur takut, tapi juga ada sebuah tekad terpancar di mata polos itu."Kamu yakin?" tanya Lionel lagi. Bersaksi atas kasus pelecehan bukan hal yang mu

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 36 - Terasa Berbeda

    Pagi itu, mata Meilissa terbuka perlahan.Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa dia sedang tidak berada di kamarnya yang sempit, bukan pula di rumah kecilnya yang selalu terasa pengap.Langit-langit di atas kepalanya tinggi dan bersih. Ada lampu kristal yang memantulkan cahaya pagi secara lembut. Cahaya matahari menyelinap dari celah tirai berwarna gading yang warnanya kontras dengan wallpaper coklat tua—memberi kesan hangat.Suasana ruangan begitu tenang. Tidak ada suara kendaraan bermotor lewat.Tidak ada suara tetangga yang sedang bercakap-cakap.Tidak ada teriakan Mamanya, atau suara musik bising yang biasa dinyalakan oleh Miranda.Meilissa duduk di atas ranjang, selimut masih menutupi setengah tubuhnya. Ranjang ini begitu empuk dengan seprai halus dari bahan berkualitas.Kemewahan ini terasa asing—meski asing yang hari ini dia rasakan bukanlah asing yang menakutkan.Iya. Dia sekarang berada di rumah Liora. Dan, ya, tentu saja ini juga rumah Lionel. Lebih tepatnya,

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 35 - Tubuhmu Indah

    Lionel terdiam di tepi bathtub, pandangannya menatap jauh ke satu titik, entah kemana. Otaknya berputar memikirkan tentang Meilissa.Apa yang bisa dilakukan untuk meringankan perasaan Meilissa?Apa yang harus diucapkan untuk mengurangi rasa sakit yang mendera Meilissa?Sebagai dokter, dia tahu kalau kondisi mental seorang gadis tidak akan baik-baik saja paska pelecehan.Dia paham benar tidak semua luka bisa sembuh hanya dengan obat dan perawatan. Ada luka yang hanya bisa diringankan dengan kehadiran dan dukungan yang tulus.Dan, Meilissa butuh itu.Lionel pun mencoba melakukan tindakan sederhana yang dia lakukan dengan setulus hati. Dia bergeser dari tepi bathtub, turun ke lantai kamar mandi yang dingin dan duduk bersila disana. Punggungnya menghadap Meilissa.“Aku di sini, Mei. Menemanimu," katanya pelan, namun cukup jelas didengar oleh Meilissa.Meilissa tertegun. Pandangan matanya tertuju pada punggung Lionel yang lebar dan kokoh. Saat memandangi Lionel dari belakang, terasa sesua

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 34 - Aku Masuk, Mei

    Lionel berdiri di depan pintu kamar mandi sambil memanggil nama Meilissa berulang kali. Tapi, tidak ada jawaban.Dari balik pintu, hanya terdengar suara shower yang mengalir deras, bercampur dengan gemericik air dari kran bathub yang terus terisi.Meilissa sama sekali tidak mendengar panggilan itu. Kesadarannya tenggelam dalam kesedihan yang menyesakkan.Air mata mengalir deras menyatu dengan air shower, hingga tidak bisa dibedakan lagi. Bahunya terguncang hebat saat menangis, menampakkan kesedihan yang mendalam.Penyesalan berputar-putar di kepalanya, tanpa henti—menyiksa perasaan.Andai saja dia tidak pulang ke rumah malam itu.Andai saja sejak awal dia memilih hidup sendiri.Andai saja dia lebih berani mengambil keputusan sebelum semua ini terjadi..Penyesalan demi penyesalan datang, lalu menumpuk tinggi hingga mencapai puncaknya. Dia merasa jijik pada dirinya sendiriMeilissa berdiri dengan gerakan gugup, lalu berjalan ke deretan toiletries yang tersedia di rak. Tangannya bergetar

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 33 -

    Mengira yang datang adalah Liora, Meilissa membuka pintu dengan sambil berusaha terlihat baik-baik saja.Tangannya bergetar saat hendak membuka pintu. Debaran di jantung terasa sangat mengganggu hingga Meilissa harus berusaha keras untuk sekedar tersenyum tipis.Yang lebih mengejutkan lagi adalah orang yang berdiri di depan pintu bukan Liora, melainkan Lionel.Meilissa tertegun saat mendengar sapaan Lionel“Selamat malam, Mei. Bagaimana kondisimu malam ini?" sapa Lionel formal.Suara tenang persis sama seperti dokter yang sedang menanyai pasiennya saat sedang berada di ruang periksa.Bagi Meilissa, dunia terasa berhenti. Udara di ruangan itu seakan menyusut. Setiap tarikan napas terasa menyakitkan dada.Sebagai dokter yang berpengalaman, Lionel langsung menangkap sesuatu yang janggal.Di rumah sakit, Meilissa terlihat lebih tenang. Memang disana Meilissa tampak lemah secara fisik, tapi tidak seperti saat ini. Saat ini Meilissa terlihat tegang dan gugup.“Maaf, Om…” suara Meilissa terd

  • Cinta Terlarang : Terjerat Pesona Papa Temanku   Bab 32 - Percayakan Mei Padaku

    Sekarang justru Liora yang terdiam. Dia teringat pesan papanya—pesan yang masih terngiang jelas di kepalanya kalau Meilissa belum boleh tahu tentang peristiwa buruk itu.Takut keceplosan, Liora mengeluarkan ponsel dan berpura-pura sibuk menulis pesan pada entah siapa.Meilissa menunggu, berharap sahabatnya itu berkata sesuatu—apa pun asalkan bisa memberinya pencerahan.Tapi tampaknya Liora tidak berniat mengatakan apa pun. Mulutnya benar-benar terkatup seperti kerang yang menolak terbuka.Pada akhirnya, Meilissa hanya bisa menelan rasa penasaran itu sendiri. Dia melihat keluar jendela, dengan perasaan berkecamuk.Untunglah, semua itu tidak berlangsung lama. Mobil yang mereka tumpangi masuk ke halaman rumah mewah Lionel.Liora menghela napas lega. Setidaknya, di rumah ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari pertanyaan Meilissa.Bibi Emma menyambut mereka senyum lebar."Apa kabar, Nona? Saya dengar Nona baru sembuh dari sakit," sapanya sambil memeluk erat Meilissa. Pengasu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status