Share

02 - Kerja

Penulis: OktaOkta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-31 05:36:54

“Gaes, hari ini ada karyawan baru penggantinya Pak Ratno!” ujar Habib ketika memasuki laboratorium pengujian obat.

“Udah tau,” sahut Nafa sambil merapikan alat pengujian di laci kerjanya. Ona hanya diam mendengarkan percakapan kedua temannya. Mereka bertiga sudah berteman sejak menjadi karyawan baru di PT. Konimex, atau lebih tepatnya sejak 7 tahun lalu. Kebetulan mereka berada di satu bagian, yaitu bagian quality control atau biasa disebut QC. Bedanya, Ona asisten analis dari Bu Dama, sedangkan Nafa dan Habib asisten analis dari Pak Ratno yang resign 1 bulan lalu dan baru hari ini ada penggatinya.

“Sejak kapan lo lebih update daripada gue?” protes Habib merasa tersaingi, Habib adalah sumber gosip bagi Ona dan Nafa. Lelaki itu sangat lihai mencari bahan gosip.

“Lo pasti gak tahu ‘kan kalau dia satu indekos sama kita,” ujar Nafa sombong sambil mengibaskan rambut panjangnya.

“Seriusan dia satu indekos sama kalian! Demi apa?” teriak Habib lebay. Ona memutar bola matanya malas melihat tingkah Habib yang lebih feminim dari pada dirinya.

“Iya, dong—”

Ucapan Nafa terputus begitu Bu Dama masuk laboratorium diikuti oleh seorang lelaki. Nafa segera mengikat rambut panjangnya dan memakai topi pelindung sebagaimana standar operasional prosedur K3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Semua karyawan berdiri dan memusatkan perhatian pada Bu Dama dan lelaki itu.

Bu Dama tersenyum dan berhenti di tengah labratorium. Lelaki bertubuh jangkung itu berdiri di sebelah Bu Dama dan tersenyum menatap semua karyawan yang berdiri di meja kerja masing-masing.

“Perkenalkan diri kamu,” ujar Bu Dama pada lelaki di sampingnya.

Lelaki itu mengangguk. “Perkenalkan saya Rey Nugroho pengganti Pak Ratno.”

Ona terpaku ketika mata Rey menatapnya, senyum lelaki itu dapat membius kaum hawa tidak terkecuali Ona. Semua mata tertuju pada Rey, tidak dapat dipungkiri bahwa pesona Rey begitu memabukkan.

Menyadari tatapan tidak biasa Ona pada Rey membuat Nafa tersenyum lebar. Nafa menyenggol bahu Ona pelan. Ona tersentak dan memandang Nafa tajam, bukannya takut Nafa malah menahan tawa dan balas menatap Ona jahil.

Bu Dama mengantar Rey ke meja kerjanya, meninggalkan bisik-bisik penasaran dari karyawan lainnya. Dalam hitungan jam kabar analis baru pengganti Pak Ratno pasti sudah tersebar ke seluruh kantor. Apalagi paras ganteng lelaki itu yang membuat kaum hawa klepek-klepek. Lihat saja nanti pas jam makan siang, pasti kantin akan heboh dengan kedatangan Rey. Sudah seperti most wanted di novel remaja saja.

“Gila, ganteng banget Pak Rey,” ujar Habib heboh.

“Makasih, calon suami gue emang ganteng,” sahut Airin yang meja kerjanya terletak di depan Habib.

“Dasar Ratu Halu!” cibir Habib kesal.

“Gimana taruhan kita, Na?” tagih Nafa mengabaikan Habib yang masih adu mulut dengan Airin.

“Taruhan yang mana?”

“Gak usah pura-pura lupa, deh, kemarin ‘kan kita taruhan kalau lo gak bakal terpesona sama Pak Rey gue bakal beliin lo novel.”

“Ya udah nanti habis kerja kita ke toko buku.”

“Bukan gitu!” ujar Nafa kesal. “Lo ‘kan kalah taruhan, jadi lo harus nemenin gue maraton nonton drama korea seminggu ke depan.”

“Mana ada gue kalah taruhan, gue tadi gak terpesona sama Rey,” sanggah Ona.

“Gak terpesona mata lo juling! Gue yang jelas-jelas liat mata lo sampai gak kedip kayak gitu.”

Ona mengeryit bingung, dia memang mengakui kegantengan Rey tetapi dia tidak merasa terpesona dengan Rey. Dan maraton drama korea? Ona paling anti dengan sesuatu yang berbau korea, bukan gimana-gimana dia hanya tidak suka saja. Apalagi genre yang sering Nafa tonton genre romance, salah satu genre yang sangat Ona benci. Ona lebih suka menonton film bergenre action atau thiller. Nafa pasti sengaja menyiapkan taruhan ini.

“Lo terpesona, Na. Airin yang syirik sama lo aja tau kalau lo terpesona, apalagi gue yang udah temenan sama lo sejak 7 tahun lalu!” ujar Nafa kesal. Perempuan itu kemudian pergi menuju almari bahan kimia sambil menghentakkan kaki.

Ona menghela napas, lebih baik dia mengalah dan mengakui kekalahannya daripada menghadapi sikap childish temannya. Padahal Ona jelas-jelas tidak terpesona dengan Rey. Malam nanti dia harus menyiapkan hati untuk menonton drama korea dengan Nafa.

***

“Lo harus nemenin gue nonton drakor sampai pagi, Na,” ujar Nafa keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

Ona memutar bola matanya malas, mereka baru pulang kerja dua jam lalu dan selama dua jam itu Nafa terus berkata akan maraton nonton drama korea sampai pagi. Telinga Ona sampai panas mendengar hal itu. Kali ini untuk pertama kalinya Ona kalah taruhan, dan Nafa sangat menikmati kemenangannya untuk menyiksa Ona melalui nonton drama korea bergenre romance.

Setelah azan Maghrib berkumandang, Nafa sudah duduk manis di tempat tidur dan laptop sudah menyala di depannya. Ona menghela napas kemudian menyusul Nafa. Drama korea berjudul Doom at Your Service episode pertama mulai diputar.

Tiga episode berlalu, Nafa masih bertahan dengan mata berbinar dan sesekali tersenyum. Sedangkan Ona sudah tidak tahan lagi, dari tiga episode tersebut dia sudah bisa menebak alur selanjutnya sampai ending. Dan Ona tahu betul Nafa sangat menikmati wajah bosannya.

Tidak bisa lagi menahan kantuknya, Ona bangkit dan mengambil dua mi instan di laci. “Gue bikin mi di bawah ya, Naf,” pamit Ona. Nafa mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.

Indekos ini memiliki 2 lantai, lantai 1 khusus untuk kamar lelaki lengkap dengan dapur bersama dan lantai 2 khusus untuk kamar perempuan. Setiap kamar ada kamar mandi dalamnya dan 1 kamar maksimal diisi 2 orang, makanya Ona mengajak Nafa 1 kamar supaya lebih hemat biaya sewanya.

Sesampainya di dapur Ona segera memanaskan air, tetapi dewi keberuntungan tidak berpihak padanya. Ketika Ona menuang air ke panci, air tersebut malah tumpah mengenai bajunya dan membuat lantai yang dia pijak licin. Sial! Ona mengumpat dalam hati.

Perempuan itu meletakkan gayung dan dia pakai untuk menuang air kemudian berjalan pelan ke ujung dapur untuk mengambil serbet dan kain pel. Tetapi lagi-lagi nasip sial menghampirinya, lantai yang Ona pijak benar-benar licin dan membuatnya terpeleset, Ona memejamkan matanya menunggu tubuhnya menghantam ke lantai. Setelah sekian detik memejamkan mata, kenapa dia tidak merasakan sakit? Dan kenapa dia merasa seperti mencium sesuatu?

Pelan-pelan Ona membuka mata dan melihat sepasang mata di depannya, hidung mancungnya menempel dengan hidung lelaki itu. Dan yang membuat Ona terkejut adalah bibirnya menempel di bibir tipis lelaki itu. Ona membulatkan matanya ketika menyadarai lelaki itu adalah Rey. Ona jatuh tepat di atas Rey dan entah bagaimana karyawan baru di kantornya itu bisa tiba-tiba berada di dapur bertepatan dengan jatuhnya Ona.

Reaksi Rey tidak jauh beda dengan Ona, lelaki itu membulatkan matanya, dan ketika menyadari kedua tangannya berada di pinggang Ona, Rey langsung menariknya. Tetapi Rey merasa enggan untuk melepaskan kecupan bibir Ona di bibirnya. Meski hanya kecupan tetapi sudah cukup memabukkan. Setelah sekian detik berpikir dan Ona tidak juga bangkit, Rey berinisiatif untuk melumat bibir tipis perempuan ini. Namun, nasip baik tidak berpihak pada Rey ketika tiba-tiba sebuah suara masuk ke indra pendengaran mereka berdua.

“K-kalian lagi ngapain?” tanya Nafa bingung dengan tatapan ambigu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Terlarang   20 - Monolog

    Sejak pulang dari kondangan dua jam yang lalu, Ona belum keluar kamar. Hal tersebut membuat Ibu dan Mela khawatir, apa terjadi sesuatu selama datang ke kondangan sampai Ona mengurung diri seperti itu?Setiap kali Ibu dan Mela bertanya, Ona akan menjawab capek dan ingin tidur lebih awal. Akhirnya Ibu dan Mela hanya bisa diam membiarkan Ona sendiri.Perempuan yang masih mengenakan kebaya itu masih duduk di depan cermin dengan tatapan kosong. Rambut yang semul rapi sudah acak-acakan sama kacaunya dengan wajahnya. Berkali-kali jari lentiknya menyentuh bibir yang pucat.Ingatan Ona kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu. Setelah selesai menghadiri pernikahan Selin yang berjalan lancar, Ona mampir lagi ke rumah Rey. Kebetulan Ibu dan Ayah Rey sedang tidak ada di rumah, pasangan suami istri itu pergi ke rumah nenek Rey yang berada tidak jauh dari rumah Rey, hanya berjarak beberapa rumah saja.Awalnya tidak ada yang aneh antara interaksi Ona dan Rey, lelaki

  • Cinta Terlarang   19 - Rumah Rey

    Udara pagi berembus pelan masuk ke kamar Ona melalui celah jendela yang sengaja tidak dia tutup rapat. Perempuan itu berdiri di depan cermin kamarnya sambil mematut dirinya sendiri. Wajah yang biasanya polos tanpa make up sedikit dia kenakan bedak dan lipstik, tentu saja atas bantuan Mela. Rambutnya dia tata serapi mungkin karena nanti dia akan mengenakan helm ke rumah Rey.Entah mengapa sejak tadi malam perasaan Ona tidak tenang, segala kemungkinan memenuhi kepalanya. Ona ingin semua ini segera berakhir, dia tidak ingin lagi berhubungan dengan Rey lagi karena hal itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Ona harus segera menjauh sebelum jatuh terlalu dalam, baginya semua lelaki itu sama saja. Pada akhirnya para lelaki itu akan meninggalkannya jika sudah mendapat apa yang dia cari. Seperti ayahnya yang meninggalkan keluarganya setelah mendapatkan apa yang diinginkan dari Ibu. Hal tersebut membuat Ona berpikir setiap lelaki selalu memiliki tujuan tersendiri ketika me

  • Cinta Terlarang   18 - Kecelakaan Kerja

    Memasuki jam 09.00 pagi adalah jam sibuk di laboratorium pengujian bagian quality control. Jam 9 adalah waktu sampel datang dan para asisten analis seperti Ona segera melakukan preparasi karena jam 11 sudah ada sampel lagi kloter 2. Kalau tidak mau lembur maka harus bekerja dengan cepat. Adanya anak PKL sangat membantu Ona, anak PKL itu sudah bekerja dengan Ona selama 1 bulan dan Rara sudah kebal dengan sikap dingin Ona. Rara akan menghabiskan waktu 3 bulan untuk PKL di Konimex.Akhir bulan ini juga cukup menguras tenaga, sampel yang datang selalu 10 batch dan minta selesai dalam waktu 2 jam. Tidak hanya asisten analis, analis juga tidak kalah kalang kabut mengejar target. Tidak ada waktu untuk sekedar gosip atau basa-basi, semua sibuk dengan job desk-nya masing-masing.Kedua tangan Ona bergerak cepat melakukan pengenceran dibantu oleh Rara. Rara memang tidak pernah santai jika bekerja dengan Ona, dan Ona menikmati hal tersebut. Karena dengan

  • Cinta Terlarang   17 - Mati Lampu

    Mati lampu! Tangan Ona bergetar hebat ketika lampu di indekosnya tiba-tiba mati tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, biasanya jika akan ada pemadaman listrik Ona akan mempersiapkan diri, entah tidur lebih awal atau tetap di kamar bersama Nafa. Saking paniknya Ona tidak sengaja menjatuhkan gelas yang ada di meja, kompornya masih menyala dan itu satu-satunya sumber cahaya yang ada.Keringat mulai membasahi tubuh ramping Ona, ingatan masa lalu kembali berputar di benaknya, sekarang apa yang harus dia lakukan? Tidak ada yang bisa menolongnya selain dirinya sendiri, tetapi Ona tidak berdaya, tubuhnya benar-benar lemas.“Kamu gak papa?”Ona berbalik cepat ketika suara seorang lelaki masuk ke indra pendengarannya. Lelaki itu berdiri di belakangnya, Ona menyipitkan matanya berusaha menebak siapa lelaki yang kini berdiri di depannya.“Airnya udah mendidih, kalau kamu gak matiin kompornya airnya bisa habis,” ujar lelaki itu sambil mematikan k

  • Cinta Terlarang   16 - Pernikahan Aisyah (2)

    Setelah melalui serangkaian acara pernikahan adat jawa, akhirnya memasuki sesi foto bersama. Para tamu undangan yang ingin foto bersama bisa antre ke pelaminan sekalian dengan salaman. Sebenarnya Ona malas melakukan hal tersebut, namun atas paksaan Nafa dan Habib akhirnya Ona hanya bisa mengangguk. Sedangkan Rey menjadi tim netral, sejak kedatangannya tadi Rey terus senyum pada Ona, tidak jarang juga Ona menangkap basah Rey yang menatapnya.Banyak tetangga Ona yang menyapa Rey dengan tatapan kagum, dan Ona benar-benar berharap semoga dengan ini bisa membungkam mulut mereka meskipun kemungkinannya kecil. Para remaja di desanya juga menatap Rey kagum membuat Ona yang selalu berada di samping Rey risih karena dia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.Setelah menunggu antrean cukup panjang akhirnya tiba saatnya Ona dan teman-temannya untuk foto bareng dengan sepa

  • Cinta Terlarang   15 - Pernikahan Aisyah (1)

    Musik gamelan khas hajatan pernikahan daerah Jawa Tengah memenuhi indra pendengaran perempuan yang sudah rapi dengan kebaya dusty pink dan berdiri malas di depan rumahnya. Dia baru saja mendapat kabar bahwa Nafa, Habib, dan Rey sedang dalam perjalanan ke rumahnya. Ibu dan Mela juga menemaninya menunggu dengan wajah penasaran dan sumringah yang membuatnya memutar bola mata.Sejak kepulangan Ona kemarin, dia langsung berkata pada Ibu akan mengenalkan seorang lelaki. Ona berkata mereka hanya sekedar teman dan memperingatkan Ibu supaya tidak terlalu berharap dengan hubungan Ona dan Rey seperti hubungan Ona dan Habib beberapa tahun lalu. Tetapi tetap saja Ibu mengabaikan perkataan Ona karena terlalu senang, setelah ini semoga Ibu tidak akan mendengar nyiyiran dari tetangga lagi.Reaksi Mela tidak jauh beda dengan Ibu, ketika mendengar Ona akan mengenalkan Rey dan menunjukkan foto Rey pada Mela. Mata adik perempuannya itu langsung berbinar senang, apalagi wajah tamp

  • Cinta Terlarang   14 - Sakit

    “Lo kenapa?” tanya Ona sambil mendekat ke Rey tanpa ragu.Rey menatap Ona lemah sambil menahan sakit di perutnya. Ona meraih lengan Rey dan membantu lelaki itu melepaskan jas lab dan sepatu khusus untuk masuk laboratorium. Rey mengikuti gerakan Ona dengan pelan, perutnya benar-benar sakit dan Rey baru ingat dia tadi tidak sempat makan siang karena banyaknya sampel. Ditambah sekarang lembur sampai jam setengah 11 malam.Setelah selesai, Ona segera mencari loker bernama Rey dan mengeluarkan ponsel yang ditinggalnya. Rey tidak membawa apa pun selain ponsel dan dompet yang berada di sakunya. Benar-benar simpel. Ona menatap wajah pucat Rey panik, dalam hati Rey tersenyum, baru kali ini dia melihat wajah Ona yang panik, biasanya perempuan itu selalu menunjukkan wajah dingin dan tidak bersahabat.“Kamu be

  • Cinta Terlarang   13 - Lembur

    Tatapan dingin perempuan itu mengamati sekitar, teman-teman dan karyawan lainnya sedang sibuk mengerjakan sampelnya. Tidak jauh beda dengan para analis yang berjuang mengejar target bulan ini, akhir bulan memang selalu menjadi hari-hari sibuk laboratorium. Perempuan itu menghela napas dan mulai memasukkan daftar sampelnya ke komputer di depannya menggantikan Dena yang sedang mencuci alat-alat gelas.Anak PKL titipan Bu Dama sedang dia suruh untuk mengeringkan alat-alat karena akan digunakan lagi, di satu baris meja yang berisi Ona, Habib, dan Nafa ada 2 anak PKL SMK. Satu laki-laki yang sekarang sedang membantu Habib menimbang sampel dan satu cewek yang kini sedang Ona suruh menggeringkan alat. Adanya anak PKL memang sangat membantu, tetapi sayangnya anak PKL tidak boleh lembur, padahal di akhir bulan begini banyak sekali lembur.Perempuan itu menghela napas memandang banyaknya sampel yang akan datang besok. Hari ini adalah hari pertama Bu Dama cuti melahirkan dan sial

  • Cinta Terlarang   12 - Safety Meeting

    “Gimana persiapan pernikahan Mbak Aisyah?”Ona memutar bola matanya mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut Rey, sejak kapan dia merasa begitu dekat dengannya sampai menanyakan perihal pernikahan Mbak Aisyah? Dan sejak kapan Rey dengan percaya dirinya memanggil Aisyah dengan sebutan Mbak, padahal jelas tua Rey daripada Aisyah.Merasa Ona tidak akan menjawab pertanyaannya, Rey menghela napas dan kembali fokus mengendarai sepeda motor menuju gedung II untuk melakukan safety meeting bagian quality control. Safety meeting dilakukan sebulan sekali yang membahas perihal perkembangan bagian serta ramah taman antar karyawan. Di safety meeting juga akan ada perkenalan anak magang dan PKL yang akan meringankan beban para karyawan tetap yang gila lembur.Nafa dan Habib sudah berangkat lebih dulu, dan hal itu lah yang membuat Ona kesal karena harus barengan lagi dengan Rey. Mata Ona menatap punggung tegap Rey yang berbalut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status