Share

Bab 7

Author: Ayudisha
Jantung Gavin berdebar kencang, suatu cahaya keterkejutan melintas di matanya.

Akhirnya, dia tahu mengapa Luna tidak datang menemuinya. Ternyata karena Luna mengalami kecelakaan di hari itu.

Selain itu, kalau adiknya tidak mendorongnya tepat waktu, dia pasti sudah ....

Dia tidak menyangka Luna akan mengalami hal seperti itu.

"Bagaimana keadaan adikmu waktu itu?"

"Dia tertabrak. Kedua tulang rusuknya patah dan kaki kirinya patah. Setelah menjalani operasi tiga kali, dia berhasil bertahan hidup. Pak Gavin, aku boleh berutang pada siapa pun, tapi aku nggak boleh kecewakan dia."

Sebelumnya, Gavin merasa Luna adalah wanita yang kejam.

Namun, ketika mendengar penjelasan Luna, pandangannya pun berubah.

Gavin berdiri dan berjalan ke hadapan Luna. Dia menatap Luna sambil berkata, "Menikahlah denganku. Aku akan undang dokter terbaik di dunia ini untuk operasi adikmu, aku juga akan tanggung biaya operasinya. Kalau kamu nggak percaya, kita bisa buat perjanjian pranikah. Bagaimana?"

Karena mereka sudah meluruskan salah paham, kali ini, Gavin tidak ingin kehilangan Luna lagi.

Mendengar ucapan Gavin, Luna mundur selangkah dan menatapnya dengan tidak percaya.

"Pak Gavin, kamu ... kamu serius?"

"Kamu begitu peduli dengan adikmu, kamu nggak akan menolak tawaranku ,'kan?"

Benar, dia sangat peduli pada adiknya. Demi adiknya, dia bersedia melakukan apa pun. Dia bahkan rela menggugurkan anak di dalam perutnya.

Dia hanya perlu menikah dengan Gavin, bagaimana mungkin dia menolak?

Luna menatapnya, dia tiba-tiba mengepalkan tangannya. "Apa syaratnya?"

Gavin membantunya mengatasi masalah besar, syaratnya tidak mungkin hanya dengan melahirkan anak ini.

"Syaratnya mudah. Menikah denganku, lalu lahirkan anak ini."

Ini adalah anak mereka. Setelah anak ini lahir, mereka akan memiliki ikatan antara satu sama lain. Seumur-umur, dia tidak akan bisa mencampakkan Gavin.

Mengenai pernikahan, kakeknya terus mendesaknya. Selain mengaturkan kencan buta untuknya, kakeknya juga terus mempertemukannya dengan cucu teman seperjuangan.

Usianya sudah mendekati 30 tahun, waktunya menikah dan bangun keluarga.

Jadi, dia harus segera menikah untuk mengatasi kebiasaan buruk kakeknya.

Kebetulan, Luna sudah mengandung anaknya. Kalau dia menikahi Luna, dia bisa memberikan identitas sah pada anak itu dan dia tidak akan dipaksa menghadiri kencan buta lagi.

Sekali mendayung, dua tiga pulai terlampaui.

Luna berpikir sejenak, lalu menyetujui tawarannya. "Oke, kapan kita daftarkan pernikahan?"

Gavin kembali ke kursi presdir. Dia menatap Luna dengan sepasang mata gelapnya sambil berkata, "Besok pagi jam 9. Sampai jumpa di Biro Urusan Sipil. Hari ini, kamu boleh cuti."

"Ya," jawab Luna sambil mengangguk.

...

Keesokan paginya pukul 9, Luna tiba di Biro Urusan Sipil tepat waktu.

Dia mengeluarkan ponselnya untuk melihat waktu. Saat ini sudah pukul 9, tetapi Gavin masih belum datang.

Dia menjadi gugup dan memandang sekeliling dengan gelisah.

Jangan-jangan, Gavin menipunya?

Semalam, dia memberi tahu adiknya kalau segala sesuatu berjalan lancar, adiknya akan bisa menjalani operasi transplantasi jantung dalam waktu kurang dari setahun.

Kalau Gavin berubah pikiran, bagaimana dia menghadapi adiknya?

Ketika dia memikirkan Gavin mungkin berubah pikiran, sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti di depannya.

Hans keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. Lalu, seorang pria yang mengenakan setelan keluar dari mobil.

Pria itu memiliki postur yang tegap dan bahu yang lebar.

Wajahnya yang tampan dan tatapannya yang dingin membuatnya tampak sangat berkarisma.

Gavin berjalan ke hadapan Luna, lalu bertanya, "Bawa KTP?"

Luna mengangguk. "Bawa."

"Ayo masuk." Gavin melangkahkan kaki panjangnya dan berjalan ke arah lobi Biro Urusan Sipil.

Luna yang mengenakan sepatu hak setinggi 10 sentimeter pun berjalan di belakang Gavin.

Gavin tahu Luna sedang hamil dan mengenakan sepatu hak tinggi, dia sengaja memperlambat langkahnya.

Karena Gavin sudah mengabari terlebih dahulu, ketika mereka memasuki lobi Biro Urusan Sipil, tidak ada orang lain selain mereka berdua dan beberapa staf.

Hanya dibutuhkan waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan semua prosedur pendaftaran pernikahan.

Setelah keluar dari Biro Urusan Sipil, Luna menatap buku berwarna merah di tangannya. Dalam sekejap, jantungnya berdebar kencang.

Sebelumnya, keluarganya memperkenalkannya dengan banyak pria, tetapi dia menolak semuanya.

Dia ingin menghasilkan uang untuk membiayai operasi adiknya.

Oleh karena itu, dia belum menikah di umur 28 tahun.

Tak disangka, sebulan yang lalu, dia mabuk dan berhubungan dengan sosialita Kota Sandria.

Selain itu, Gavin adalah atasannya.

Hanya satu kali, dia mengandung anak Gavin.

Karena anak ini, mereka menikah.

Dulu, dia tidak bahkan tidak berani membayangkan hal ini. Namun, sekarang hal yang begitu konyol terjadi padanya.

Setelah kembali ke mobil, Luna memasukkan buku merah itu ke dalam tasnya dan menatap Gavin.

"Pak Gavin, kamu bawa perjanjian pranikah?"

Gavin menatap Luna dengan sepasang mata gelapnya. Suatu cahaya licik melintas di matanya. "Nggak, tapi kamu boleh buat sendiri. Kamu boleh tentukan isinya."

"..."

Dia mengira Gavin akan menyiapkan perjanjian pranikah dan menyuruhnya menandatangani perjanjian itu, tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Gavin sudah membantunya, dia tidak boleh merugikan Gavin.

"Kalau gitu, besok setelah pulang, aku akan membuat perjanjian pranikah."

"Ya." Gavin memandang Hans sambil berkata, "Pergi ke bandara."

"Baik, Pak Gavin," jawab Riko. Dia menyalakan mobil, lalu bergegas ke bandara.

...

Sesampai di bandara, Gavin dan Luna naik pesawat pribadi pergi ke Kota Gandi.

Dua jam kemudian, mobil tiba di bandara Kota Gandi.

Sebelum berangkat, Luna sudah menghubungi Grup Sentosa. Begitu mereka turun dari pesawat, staf Grup Sentosa menelepon mereka.

Ketika menjawab panggilan, Luna melihat seorang pria berjas hitam yang berada di tengah kerumunan melambaikan tangan padanya.

Luna pernah bertemu dengan pria ini. Dia adalah Kendi Parly, asisten Henson Sugi, CEO Grup Sentosa.

Luna mengakhiri panggilan, lalu mengajak Gavin menghampiri Kendi.

Kendi memperkenalkan dirinya, lalu mengantar mereka ke hotel bintang lima, Hotel Stona.

Kendi berkata sambil mengendarai mobil, "Pak Gavin, kalian beristirahatlah dulu di hotel. Nanti sore, aku akan menjemput kalian."

"Ya," jawab Gavin dengan singkat. Pakaian hitam yang membaluti tubuhnya membuatnya terkesan sangat dingin.

Kendi tahu sifat Gavin. Jadi, dia tidak berani berbasa-basi dan lanjut mengendarai mobil.

Sesampai di Hotel Stona, Kendi mengantar mereka ke atas dan pergi.

Ketika Gavin duduk di sofa, ponsel di sakunya tiba-tiba berdering.

Dia mengeluarkan ponselnya, Tuan Besar Juno meneleponnya.

Dia bersandar di sofa. Wajahnya yang tampan tidak dibaluti dengan ekspresi apa pun, dia langsung menjawab panggilan itu.

"Kakek, kamu mau perkenalkan aku dengan siapa lagi?"

"Kamu pernah ketemu putri Paman Yudi, Cassy Garna? Bagaimana menurutmu?"

"..."

Dia tahu setiap kakeknya meneleponnya, pasti akan memperkenalkannya dengan wanita.

Dia mengerutkan keningnya, lalu mengusap keningnya dengan jari-jarinya yang ramping. Suatu amarah melintas di matanya.

"Kakek, aku nggak tertarik padanya."

Melalui ucapan Gavin, Luna yang berdiri di samping tahu bahwa Tuan Besar Juno menelepon untuk menyuruhnya pergi berkencan buta.

Gavin sebaya dengan Luna, 28 tahun.

Beberapa temannya sudah menikah, sudah memiliki pasangan, bahkan dua di antaranya sudah memiliki anak di luar nikah.

Setahu Luna, Gavin adalah satu-satunya pria yang masih lajang di antara teman-temannya.

Sebagai presdir Grup Harris dan putra kedua Keluarga Harris, dia masih belum menikah. Kakek dan neneknya sangat mengkhawatirkannya.

Namun, sekarang Luna penasaran apakah Gavin akan memberi tahu kakek dan neneknya bahwa mereka sudah menikah?

"Nggak tertarik? Dua tahun lagi, kamu sudah berusia 30 tahun. Kamu nggak panik, aku panik. Biar kukasih tahu, kamu harus temui Cassy. Kalau nggak, kuserahkan saham dan hak pengelola Grup Harris ke kakakmu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nurmaliry
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 100

    Mungkin anak mereka sudah berumur beberapa tahun.Sayangnya, tidak semua hal berjalan sesuai keinginan.Untungnya, Tuhan masih mempertemukannya dengan Luna dan bahkan membiarkan Luna mengandung anaknya.Kali ini, dia tidak akan melepaskan Luna....Keesokan harinya.Luna datang ke kantor sekretaris. Begitu Hanna melihatnya, Hanna bergegas menghampirinya dan hampir menangis.Melihat ekspresinya yang menyedihkan, Luna melirik Fanny dan yang lainnya, lalu menatap Hanna."Diganggu anjing?"Hanna tertegun, lalu menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Bukan, Kak Luna. Aku cuma senang akhirnya kamu datang. Kamu nggak tahu betapa takutnya aku semalam. Sarafku tegang seharian. Bahkan waktu tidur pun, aku memimpikan Pak Gavin memarahiku.""..."Gadis ini terlalu penakut.Luna menepuk bahunya untuk menghiburnya. "Bukannya kamu berhasil menyelesaikan tugasmu? Selain itu, aku sudah tanyakan pada Pak Gavin, kamu nggak lakukan kesalahan. Jadi, kamu menyelesaikan pekerjaan kemarin dengan sempurna."Kem

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 99

    Gavin sedang rapat. Orang-orang di dalam ruangan pun melihat perubahan ekspresinya. Ekspresinya yang semula dingin berubah menjadi lembut, bagaikan es yang mencair.Benar, mereka melihat sisi lain Gavin.Sekarang, mereka penasaran dengan siapa yang menghubungi Gavin.Ini adalah rapat Departemen Desain Perhiasan. Selain Raffi dan staf lainnya, kepala desainer perhiasan yang baru, Mandy pun hadir.Mandy juga menyadari perubahan sikap Gavin.Gavin mengakhiri panggilan Luna. Tak lama kemudian, tatapannya kembali tegas.Semuanya diam-diam mengeluh. Bisa-bisanya sikap Gavin berubah dalam hitungan detik."Kuharap jangan ada pecundang di Departemen Desain Perhiasan. Kali ini, aku mau melihat desain perhiasan bertema klasik yang memuaskan. Kalian mengerti?" Gavin menatap mereka dengan dingin dan tegas."Pak Gavin, kami mengerti," kata para bawahan dengan serempak."Rapat selesai." Gavin berdiri, lalu menatap Mandy dengan dingin. "Mandy, datang ke kantorku."Hanna yang berdiri di samping melangk

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 98

    Sebelum dia selesai berbicara, Valton sudah menyelanya, "Gimana kalau kita ajak Pak Gavin juga?""Baik, akan kutanyakan pada Pak Gavin," kata Luna.Luna tidak berani menemui Valton sendirian, dia takut kalau dilihat oleh Nathan atau orang lainnya, dia akan celaka.Dia merasa sebaiknya dia mengajak Gavin untuk menghadiri acara makan malam seperti ini.Kalau Gavin menemaninya, Gavin tidak akan salah paham."Oke." Kemudian, Valton pergi bersama penerjemahnya.Belasan menit kemudian, perawat mendorong Moris keluar.Namun, efek obat bius belum hilang dan Moris masih belum sadarkan diri.Beberapa perawat mendorong Moris ke ICU, lalu memasang peralatan medis.Luna dan yang lainnya tunggu di luar dengan cemas.Tak lama kemudian, beberapa perawat keluar.Luna segera bertanya, "Kenapa perlu dirawat di ICU?"Perawat menjelaskan, "Ini perintah Dokter Valton. Katanya pasien baru menjalani operasi. Dia khawatir akan muncul efek lain, jadi pasien harus diamati di ICU selama dua hari. Kalau nggak ada

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 97

    Operasi Moris berlangsung dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga sore.Melihat lampu di depan ruangan meredup, Luna dan yang lainnya pun lega.Beberapa menit kemudian, pintu ruang operasi terbuka dari luar.Seorang dokter yang mengenakan jas putih dan masker biru keluar.Melihat sepasang matanya yang berwarna biru kehijauan dan rambutnya yang berwarna pirang, Luna langsung mengetahui bahwa dia adalah dokter yang menangani operasi Moris.Luna sudah mencari tahu latar belakangnya, dia berusia sekitar 50 tahun.Namun, setelah bertemu dengan dokter itu, Luna merasa dia terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Luna segera bertanya dengan bahasa Larda, "Halo, Dokter Valton. Namaku Luna, aku adalah kakaknya Moris. Aku ingin tanyakan, bagaimana operasi adikku?"Valton melepas maskernya, lalu menatap Luna dengan sepasang mata birunya sambil mengangguk. "Operasi berjalan lancar."Perkataan singkat ini menenangkan semua orang.Mila menangis bahagia. Meski Valton tidak memahami ba

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 96

    Hal ini menandakan bahwa operasi sudah dimulai.Meskipun dia tahu Valton yang menangani operasi Moris, dia tetap tidak bisa menyingkirkan rasa gugup dan takut di hatinya.Bibi ketiganya, Maya berkata, "Luna, kudengar sekarang kamu adalah sekretaris presdir?"Luna berbalik dan menatap Maya yang duduk di bangku panjang. "Ya, benar."Maya berkata sambil tersenyum, "Seingatku, dulu kamu adalah asisten manajer umum, 'kan?"Luna mengangguk. "Ya, bos kami baru menjabat setengah tahun. Aku pun baru diangkat jadi sekretarisnya.""Ternyata begitu." Maya mengangguk sambil tersenyum cerah. "Dulu, prestasimu sangat bagus. Kemudian, kamu diterima di Universitas Tasara. Setelah lulus kuliah, kamu magang di Grup Harris. Dalam waktu beberapa tahun, kamu diangkat jadi sekretaris presdir. Harus diakui kamu sangat kompeten. Ibumu mendidikmu dengan baik."Rani Effendi berkata sambil tersenyum, "Mila memang pandai mendidik anak. Kalau bukan karena dia, Luna nggak akan diterima di kampus terkenal. Luna, sete

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 95

    Winnie meninggikan suaranya dan berkata dengan nada sinis, "Luna, Hanna baru bekerja kurang dari sebulan, kamu sudah menyuruhnya menggantikan pekerjaanmu. Kalau terjadi kesalahan, kamu mau tanggung jawab?"Fanny mendengus dingin. "Nggak apa-apa. Kalau Pak Gavin marah, mereka akan dipecat."Yuri tersenyum sinis. "Benar, kalau mereka dipecat, kantor sekretaris menjadi lebih tenang. Kita nggak perlu lihat dua orang yang menyebalkan lagi."Luna menarik napas dalam-dalam, lalu memutar kursinya ke arah Yuri dan yang lainnya. Dia tersenyum sambil berkata, "Pak Gavin tahu keberadaan kalian bertiga. Menurut kalian, kenapa Pak Gavin membiarkan seorang anak magang menggantikanku, bukan menyuruh kalian menggantikanku?"Fanny dan kedua orang lainnya terdiam.Namun, wajah mereka segera memerah.Senyuman di sudut bibir Luna menjadi makin cerah. Dia menatap mereka dengan tatapan meremehkan, "Jadi, kalian harus berhenti menyudutkan orang lain. Kalau Pak Gavin marah, kalian pasti akan dijadikan santapan

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 94

    Dia sangat memahami Luna.Luna adalah wanita yang logis dan sulit dihadapi.Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk mempertahankan Luna di sisinya.Luna menundukkan kepalanya. Dia mengerutkan jari-jarinya dengan gugup sambil berkata dengan pelan, "Kalau aku berhenti bekerja, aku nggak akan bisa menjadi sekretarismu lagi."Gavin mengerutkan kening.Luna menolaknya karena khawatir tidak bisa menjadi sekretarisnya lagi?Gavin berkata, "Jangan khawatir. Setelah melahirkan, aku akan tetap mempekerjakanmu sebagai sekretaris administrasi."Luna menatapnya dengan penuh keraguan. "Tapi, aku harus membimbing Hanna. Setelah aku pergi, dia akan menggantikanku. Setelah aku kembali, kamu akan memecatnya?"Gavin berkata dengan tenang, "Nggak. Nanti, aku akan aturkan pekerjaan lain untuknya."Hanna adalah gadis yang baik dan polos.Kalau terjadi hal seperti itu, Hanna pasti akan menyalahkannya.Gavin bersandar di kursi presdir sambil menatapnya dengan emosional. "Kalau menurutmu ide ini kurang

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 93

    Gavin berkata dengan suara berat, "Hubungi Departemen Personalia. Berhentikan semua karyawan di Departemen Busana, lalu rekrut sekelompok desainer baru. Selain itu, hubungi penanggung jawab JM. Lusa, suruh mereka datang ke kantor untuk bicarakan kerja sama."Luna mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""Perancang busana yang baru direkrut harus mulai bekerja dalam tiga hari," kata Gavin."Baik, aku mengerti.""Pergilah.""Baik."Luna kembali ke kantor sekretaris dan segera menghubungi staf Departemen Personalia.Setelah menyampaikan pesan Gavin, dia mengakhiri panggilan dan menghubungi penanggung jawab Busana Internasional JM.Setelah panggilan tersambung, Luna bertanya, "Halo, apakah kamu penanggung jawab JM?""Benar, dengan siapa?" Terdengar suara wanita dari ujung lain telepon."Namaku Luna, aku adalah sekretaris presdir Grup Harris. Presdir kami ingin membahas kerja dengan desainer kalian."Mendengar bahwa Grup Harris ingin bekerja sama dengan mereka, dia segera mengungkapkan persetujuannya

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 92

    Mendengar ucapan ini, Luna tertegun sejenak. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan segera menjelaskan, "Bukan, Pak Gavin. Aku sudah terbiasa memanggilmu Pak Gavin. Tiba-tiba disuruh ganti panggilan, aku nggak terbiasa."Dia hanya menyuruh Luna memanggil namanya, bukan panggilan sayang. Apa begitu sulit diucapkan?"Kebiasaan bisa diubah. Di luar, aku nggak memintamu memanggil namaku, tapi kamu nggak boleh memanggilku Pak Gavin di rumah. Ini peringatan terakhir." Gavin menatap Luna dengan galak, seolah-olah sedang mengancam Luna.Melihat ekspresinya yang begitu galak, Luna terpaksa mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""..."Apa Luna tidak menganggap serius perkataannya?Dia baru saja memperingatkan Luna, tetapi Luna memanggilnya "Pak Gavin" lagi.Lupakan saja, Luna butuh waktu untuk beradaptasi....Keesokan harinya adalah hari Senin. Luna pergi ke kantor sekretaris untuk merapikan berkas. Kemudian, dia mengantarkan dokumen yang perlu ditandatangani ke kantor presdir.Setelah mengantarkan do

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status