Beranda / Romansa / Cinta Untuk Dr. Saka / Pengkhianatan cinta

Share

Pengkhianatan cinta

Penulis: Suzy Ru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-25 14:48:54

Perkenalkan, saya arini asisten pribadinya dokter Saka," ucap Arini mengulurkan tangannya.

"Dokter saka?" Aura terkejut. Hatinya kian berdesir begitu hebat dengan penuturan Arini. Pikirannya mulai tertuju pada Saka kekasihnya.

"Iya, dokter Saka kekasih mbak," kata Arini yang membuatnya semakin panik. "Kebetulan mbak aura di sini, saya hanya ingin memberikan ini untuk dokter saka," ujar Arini menyerahkan tas kertas yag berisi sesuaatu untuk saka.

Aura semakin yakin kalo saka yang dimaksud itu adalah saka kekasihnya, adik dari suaminya. Ya Tuhan, apa ini hanya kebetulan atau memang kenyataan yang harus aku hadapi? tanya batin aura terperangah saat melihat sosok pemuda yang turun dari mobil yang berwarna hitam tersebut.

Saka tersenyum senang saat tiba di depan rumah peninggalan orangtuanya. Sudah lama ia tak menginjakkan kaki di rumah yang saat ini di tempati oleh devian. Tak ada yang berubah dan masih terlihat sama. Hanya saja, hiasan lampu kerlip yang menghiasi tanaman halaman rumahnya. 

"Pasti ini permintaan alya," ucap Saka berjalan menuju ke dalam rumah.

Sesaat, langkah kakinya terhenti saat melihat wanita yang ia cintai kini berada di rumahnya. Sesuatu hal yang membuatnya terkejut akan kehadirannya.

"Sayang, kamu di sini?" tanya Saka menghampiri Aura dan Arini.

Aura menyeringai. Ia sangat bingung bagaimana menyikapi saka yang saat ini sudah resmi menjadi adik iparnya.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Saka memeluk aura begitu erat. Rindu yang begitu besar membuat  ia tak mau melepas pelukannya.

Arini tersenyum melihat mereka yang terlihat begitu bahagia."Mereka memang pasangan yang serasi! Beruntung banget jadi mbak Aura," gumam Arini dalam hati.

"Saka, lepaskan aku!" pinta Aura yang membuat senyum manis saka memudar. Ia terkejut dengan sikap aura kepadanya. Saka yang tak mau kekasihnya ngambek, dengan cepat melepaskan pelukannya.

"Sayang, kenapa kamu memanggilku seperti itu? Apa kamu tak merindukanku?" tanya Saka penasaran. Ia masih bingung, kenapa aura memanggilnya dengan sebutan nama. Sejak awal pacaran hingga sekarang, aura selalu memanggil saka dengan sebutan 'sayang'.

Arini menghela nafas panjang. Dan tak seharusnya ia berada di antara mereka."Maaf, dok. Sebelumnya saya ingin ...," kata Arini terhenti saat saka mengkodenya untuk diam.

Arini mulai jenuh melihat drama percintaan yang terjadi di hadapannya saat ini. Ingin rasanya ia cepat-cepat pergi meninggalkan mereka.'Ya Tuhan, haruskah aku menjadi obat nyamuk di antara mereka?" gumamnya dalam hati. Ia memilih duduk menunggu mereka yang melepas rindu.

"Maafkan aku!" kata aura yang merasa sangat bersalah.

Saka tersenyum, jari jemari tangannya mulai membelai rambut indah aura yang terurai panjang.

"Kamu tak perlu minta maaf. Oiya, Arini tolong ambilkan bingkisan di mobil!" perintah saka.

Arini mengernyit. Ia tak habis pikir jika saka menyuruhnya di luar jam kerja. Aku lagi? gumam batin arini mendesah.

Saka menoleh melihat arini yang tak merespon perintahnya.

"Arini!" panggil Saka mengagetkannya.

"Iya, Dok!" jawab Arini.

"Kenapa kamu masih di sini? Buruan!" lirih Saka memicing.

"Baik, Dok!" gegas arini menuju ke arah mobil.

Saka mengajak aura menuju ke arah teras. Ia tak mau kekasih hatinya capek karena terlalu lama berdiri. "Sayang, aku masih bingung. Bagaimana kamu bisa tau kalo aku pulang hari ini? Dan bagaimana pula kamu juga tau kalo aku akan datang ke rumah ini, di rumah kakakku?" tanya Saka penasaran.

Kedua mata Aura tak mampu menatap wajah tampan yang di miliki saka. Ia semakin bersalah. Ia juga tak bisa bayangkan jika saka mengetahui tentang kenyataan yang sebenarnya.

"Sayang, kenapa diam?" tanya Saka penasaran.

Aura tersenyum tipis. Perlahan, ia mulai menarik tangan yang di pegang erat oleh saka.

"Maafkan aku. Sebenarnya ...," kata aura terhenti saat saka menggenggam erat tangannya kembali dan menciumnya.

"Daritadi kamu selalu bilang maaf. Kamu nggak salah. Justru aku yang salah. Tanpa sepengetahuan kamu, aku diam-diam pulang tanpa memberi kabar padamu. Maafkan aku, ya!" tuturnya dengan lembut.

"Dengarkan dulu penjelasanku!" ketus Aura mengejutkan saka. Hal yang tak pernah aura lakukan sebelumnya. Sejak menjalin hubungan, aura tak pernah berbicara keras pada Saka 

"Ada apa?" tanya Saka penasaran.

Aura menunduk seraya mengusap air matanya yang sempat terjatuh.

"Sayang, why?" tanya saka sekali lagi. Perlahan, ia menyentuh dagu kekasihnya dan mendongakkannya. Ia mengernyit saat melihat kedua mata indah aura berkaca-kaca dan bersiap untuk menetes.

"Sayang, kenapa kamu menangis? Apa aku melakukan kesalahan yang membuatmu terluka? Jika iya, aku minta maaf," ucap saka mencium kedua tangan aura secara bertubi-tubi. Sesaat, saka terkejut ketika kedua tangannya terlepas dari tangan aura. 

"Saka, apa-apaan kamu ini!" ketus Devian mengejutkan saka.

Saka berdiri. Tatapan matanya tertuju pada tangan devian yang menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Kakak yang apa-apaan. Bisa-bisanya kakak menyentuh tangan kekasih saka seperti ini?" tanya Saka yang menarik tangan aura hingga terlepas dari tangan devian.

Devian memicing. Tatapannya begitu tajam ke arah mereka. Aura yang tak mau kehilangan sang suami, dengan cepat ia melepas tangan saka.

"Sayang, kamu jangan salah paham," ujar Aura mengejutkan saka.

"Sayang ...," lirih saka bingung saat aura memanggil kakaknya dengan sebutan 'sayang'.

Devian hanya terdiam.

"Dulu, saka memang kekasih aku tapi kami sudah putus," kata aura menggenggam erat tangan suaminya.

Saka mengerling. Ia semakin tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Sayang, apa maksud kamu? Kenapa kamu panggil kakak aku dengan sebutan 'sayang'? Dan kenapa kamu bilang kalo kita putus? Apa maksud kamu?" tanya Saka yang membuat Aura terdiam.

Dari kejauhan, langkah arini terhenti. Kedua matanya memicing menatap mereka yang seperti sedang beradu mulut. "Lho! Kenapa mbak aura memegang tangan lelaki itu? Trus, kenapa dokter saka seperti orang marah seperti itu?" tanyanya penasaran dan berjalan menghampiri mereka. 

Buk

Tonjokan keras tepat mengenai wajah tampan saka.

"Saka, aura ini adalah kakak ipar kamu. Istri kakak!" tegas Devian mengagetkan saka termasuk arini.

"Apa? Istri kakak?" tanya Saka seakan tak percaya.

"Ya, istri kakak!"tegas Devian.

Perlahan, saka mulai berdiri. Ia menatap Aura yang sama sekali tak menghiraukan dirinya lagi. Kekasih yang dulu selalu peduli, penyanyang dan manja kepadanya kini berpindah ke lain hati. 

"Aura, apa ini semua benar?" tanya saka dengan mata berkaca-kaca.

Aura terdiam. Ia menunduk dan bersembunyi di balik bahu sang suami.

"Aura jawab," teriak saka.

"Saka cukup! Perlu berapa kali kakak katakan. Aura adalah istri kakak, kakak ipar kamu!" tegas devian terkejut saat saka memukul perutnya.

Aura terperangah melihat perkelahian yang terjadi pada mereka.

"Hentikan! Saka, cukup!" teriak aura yang tak bisa menghentikan mereka.

Hati saka benar-benar hancur. Ia tak menyangka jika dua orang yang ia sayangi tega mengkhianatinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Akhirnya, Sah!

    "Iya," jawab Arini seraya melipat bibirnya."Apa mungkin kita bisa sampai rumah sebelum acara kita di mulai?" Pertanyaan Saka yang membuat rasa cemas Arini datang menghampiri."Jika kita datang terlambat, apa iya kita akan gagal menikah lagi?" tanya Arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri.Saka menoleh dan tersenyum menatap arini yang begitu takut kehilangan dirinya.Dengan belaian lembut dan perhatian, Saka membelai rambut Arini yang masih terurai rapi dengan hiasan cantik di kepalanya."Aku tak akan biarkan itu semua terjadi. Pernikahan kita akan terlaksana meskipun cobaan datang menghadangku!" ucap Saka membuat hati Arini sedikit lega. Senyumnya mengembang. Kegigihan Saka memang sudah tak bisa di ragukan lagi."Maaf, Dok. Pak Bondan ingin bicara dengan Anda," ucap sang sopir menyodorkan ponsel ke arah Saka.Ada apa lagi pak Bondan ini. Apa dia tidak bisa berbicara padaku saat aku tiba di sana! kata batin Saka menghela nafas panjang dan menatap nama pak Bondan yang tertera

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ketakutan Arini

    "Kenapa? Dia sedang tidur. Dan tak masalah jika aku menciummu di depannya," tutur Saka yang mengejutkan Arini."Benarkah dia tertidur?" tanya Arini menoleh menatap sang buah hati ya memang tertidur pulas.Tak biasanya dia tertidur pulas seperti ini? Apalagi tidur tanpa susu sebelumnya? kata batin Arini berpikir.Lamunan Arini buyar saat saka mentoel dagu indahnya."Melamun apa?" tanya Saka mengernyit.Arini menyeringai."Tidak. Hanya saja, Andara tak seperti biasanya. Tertidur lelap seperti ini. Biasanya, kalo dia ingin tidur, dia tak jauh-jauh dari susu," tutur Arini mengernyit heran. "Benarkah? Tapi, sejak tadi malam dia tertidur pulas di gendonganku," kata Saka duduk dan merebahkan tubuh mungil andara tepat di pangkuannya."Coba kamu periksa dia! Aku takut terjadi sesuatu padanya," gumam Arini memegang kening dan pipi chubby yang di miliki putranya itu."Bagaimana? Panas?" tanya Saka memastikan."Tidak! Suhu tubuhnya normal," ucap Arini seraya melipat bibirnya.Saka menghela nafa

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Ikatan kuat antara ayah dan anak

    Arini menoleh. Kedua bola matanya terbelalak kaget dan seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Lelaki yang akan menjadi suaminya terlihat baik-baik saja. Begitu gagah memakai seragam operasi yang di kenakan. Dia baik-baik saja! gumam batin Arini tersenyum saat Saka menoleh ke arahnya.Saka tersenyum dan berjalan menghampiri wanita dan putra kecilnya yang juga tersenyum ke arahnya."Dia menangani orang yang hampir saja menabrak mobilnya dan dia menyuruh kami untuk menunggunya di sini bersama jagoan kecil kalian ini," tutur Devian menjelaskan sembari mengusap rambut lembut yang dimiliki Andara."Iya. Andara sangat pintar. Dia sama sekali tak rewel saat Saka sibuk menolong orang kecelakaan," sahut Adelia mengusap punggung Alya yang berada dalam gendongannya."Iya. Terimakasih sudah menjaga Andara!" ucap Arini tersenyum senang mendengarnya."Iya. Sama-sama. Kalo begitu kami ke depan dulu, ya!" gegas Devian pergi bersama anak dan istrinya.Lentik indah bulu mata Arini tak berhenti me

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Kecelakaan

    Sesaat, dahi ibu mengernyit. Langkah kakinya mulai berjalan menghampiri Farel yang sibuk dengan benda layar pipih tersebut."Apa? Mereka kecelakaan!" kata Farel mengejutkan ibu dara.."Kecelakaan?" tanya ibu terkejut.Farel menoleh. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa saat suara ibu mengagetkan dirinya. Dengan cepat, ia mematikan ponsel dan memasukkan ke dalam saku jas hitam miliknya."Siapa yang kecelakaan? Apa terjadi sesuatu dengan Saka dan keluarganya? Keponakan kamu bagaimana?" tanya Ibu memastikan.Farel tersenyum dan memegang bahu ibunya yang tertutup dengan kain batik yang di kenakan."Saka dan keluarganya baik-baik saja, Bu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini," tutur Farel menjelaskan."Trus, siapa orang yang kamu maksud? Siapa yang kecelakaan?" tanya Ibu masih penasaran.Farel menghela nafas panjang. Beginilah jadinya jika ibu mendengar berita yang menghebohkan. Harus menjelaskan secara detail agar tak salah paham ke depannya."Yang kecelakaan adalah teman-te

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Rencana Pernikahan

    Terserah ka ...," kata Arini terbelalak kaget saat saka meraih tangannya dan mencium bibirnya dengan mesra. Rasanya memang sangat berbeda. Semoga, hari ini dan seterusnya aku merasakan hal yang indah seperti ini. Tidak canggung lagi, tidak ada pertengkaran batin lagi dan bisa mencintai dia lagi. Momen inilah yang sangat aku rindukan selama ini! gumam batin Arini membalas ciuman mesra tersebut.Kedua tangannya dengan erat memegang t-shirt hitam yang di kenakan oleh Saka. Saka mulai melepas ciuman itu secara perlahan. Senyum manisnya tertoreh menatap wajah cantik mempesona yang berada dalam dekapannya."Secepatnya! Secepatnya aku akan meresmikan hubungan ini," ucap Saka memegang kedua pipi chubby Arini.Arini tersenyum sembari menganggukkan kepala. Sebuah isyarat kalo iya sangat setuju dengan apa yang telah di putuskan oleh Saka.Sesampai di rumah, Arini terkejut saat melihat kamar miliknya terhias cantik layaknya seperti pengantin baru. Terhias bunga-bunga mawar, lampu yang bersina

  • Cinta Untuk Dr. Saka   Momen Terindah

    "Arini, apa dia Andara?" tanya Farel yang mengejutkan semuanya. "Bagaimana kakak tau kalo dia adalah Andara?" tanya Arini penasaran. Farel mengangkat tubuh andara dan memangku tepat di atas pahanya. "Ya, saka yang memberitahu kakak," jawab Farel yang lagi dan lagi mengejutkan mereka. Perkataan Farel yang membuat rasa penasaran mereka bertambah. Seakan tau kehidupan Saka sehari-harinya. "Saka? Saka siapa yang kakak maksud?" tanya Arini memastikan dan berharap saka yang di maksud bukan ayahnya andara, tapi orang lain. "Siapa lagi kalo bukan saka tunanganmu itu," tegas Farel yang membuat arini seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Arini termenung, terdiam memikirkan semua ucapan dari kakaknya. Rasa bersalah yang selama ini ia lakukan pada Saka mulai menghampiri dirinya. "Waktu itu kakak berniat untuk bertobat sesuai kemauan ayah, tapi banyak sekali masalah yang menimpa kakak. Menahan lapar setiap harinya dan juga sempat menjadi gelandangan, kakakpun juga mengalaminya. Untu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status