Share

Pengkhianatan cinta

Perkenalkan, saya arini asisten pribadinya dokter Saka," ucap Arini mengulurkan tangannya.

"Dokter saka?" Aura terkejut. Hatinya kian berdesir begitu hebat dengan penuturan Arini. Pikirannya mulai tertuju pada Saka kekasihnya.

"Iya, dokter Saka kekasih mbak," kata Arini yang membuatnya semakin panik. "Kebetulan mbak aura di sini, saya hanya ingin memberikan ini untuk dokter saka," ujar Arini menyerahkan tas kertas yag berisi sesuaatu untuk saka.

Aura semakin yakin kalo saka yang dimaksud itu adalah saka kekasihnya, adik dari suaminya. Ya Tuhan, apa ini hanya kebetulan atau memang kenyataan yang harus aku hadapi? tanya batin aura terperangah saat melihat sosok pemuda yang turun dari mobil yang berwarna hitam tersebut.

Saka tersenyum senang saat tiba di depan rumah peninggalan orangtuanya. Sudah lama ia tak menginjakkan kaki di rumah yang saat ini di tempati oleh devian. Tak ada yang berubah dan masih terlihat sama. Hanya saja, hiasan lampu kerlip yang menghiasi tanaman halaman rumahnya. 

"Pasti ini permintaan alya," ucap Saka berjalan menuju ke dalam rumah.

Sesaat, langkah kakinya terhenti saat melihat wanita yang ia cintai kini berada di rumahnya. Sesuatu hal yang membuatnya terkejut akan kehadirannya.

"Sayang, kamu di sini?" tanya Saka menghampiri Aura dan Arini.

Aura menyeringai. Ia sangat bingung bagaimana menyikapi saka yang saat ini sudah resmi menjadi adik iparnya.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Saka memeluk aura begitu erat. Rindu yang begitu besar membuat  ia tak mau melepas pelukannya.

Arini tersenyum melihat mereka yang terlihat begitu bahagia."Mereka memang pasangan yang serasi! Beruntung banget jadi mbak Aura," gumam Arini dalam hati.

"Saka, lepaskan aku!" pinta Aura yang membuat senyum manis saka memudar. Ia terkejut dengan sikap aura kepadanya. Saka yang tak mau kekasihnya ngambek, dengan cepat melepaskan pelukannya.

"Sayang, kenapa kamu memanggilku seperti itu? Apa kamu tak merindukanku?" tanya Saka penasaran. Ia masih bingung, kenapa aura memanggilnya dengan sebutan nama. Sejak awal pacaran hingga sekarang, aura selalu memanggil saka dengan sebutan 'sayang'.

Arini menghela nafas panjang. Dan tak seharusnya ia berada di antara mereka."Maaf, dok. Sebelumnya saya ingin ...," kata Arini terhenti saat saka mengkodenya untuk diam.

Arini mulai jenuh melihat drama percintaan yang terjadi di hadapannya saat ini. Ingin rasanya ia cepat-cepat pergi meninggalkan mereka.'Ya Tuhan, haruskah aku menjadi obat nyamuk di antara mereka?" gumamnya dalam hati. Ia memilih duduk menunggu mereka yang melepas rindu.

"Maafkan aku!" kata aura yang merasa sangat bersalah.

Saka tersenyum, jari jemari tangannya mulai membelai rambut indah aura yang terurai panjang.

"Kamu tak perlu minta maaf. Oiya, Arini tolong ambilkan bingkisan di mobil!" perintah saka.

Arini mengernyit. Ia tak habis pikir jika saka menyuruhnya di luar jam kerja. Aku lagi? gumam batin arini mendesah.

Saka menoleh melihat arini yang tak merespon perintahnya.

"Arini!" panggil Saka mengagetkannya.

"Iya, Dok!" jawab Arini.

"Kenapa kamu masih di sini? Buruan!" lirih Saka memicing.

"Baik, Dok!" gegas arini menuju ke arah mobil.

Saka mengajak aura menuju ke arah teras. Ia tak mau kekasih hatinya capek karena terlalu lama berdiri. "Sayang, aku masih bingung. Bagaimana kamu bisa tau kalo aku pulang hari ini? Dan bagaimana pula kamu juga tau kalo aku akan datang ke rumah ini, di rumah kakakku?" tanya Saka penasaran.

Kedua mata Aura tak mampu menatap wajah tampan yang di miliki saka. Ia semakin bersalah. Ia juga tak bisa bayangkan jika saka mengetahui tentang kenyataan yang sebenarnya.

"Sayang, kenapa diam?" tanya Saka penasaran.

Aura tersenyum tipis. Perlahan, ia mulai menarik tangan yang di pegang erat oleh saka.

"Maafkan aku. Sebenarnya ...," kata aura terhenti saat saka menggenggam erat tangannya kembali dan menciumnya.

"Daritadi kamu selalu bilang maaf. Kamu nggak salah. Justru aku yang salah. Tanpa sepengetahuan kamu, aku diam-diam pulang tanpa memberi kabar padamu. Maafkan aku, ya!" tuturnya dengan lembut.

"Dengarkan dulu penjelasanku!" ketus Aura mengejutkan saka. Hal yang tak pernah aura lakukan sebelumnya. Sejak menjalin hubungan, aura tak pernah berbicara keras pada Saka 

"Ada apa?" tanya Saka penasaran.

Aura menunduk seraya mengusap air matanya yang sempat terjatuh.

"Sayang, why?" tanya saka sekali lagi. Perlahan, ia menyentuh dagu kekasihnya dan mendongakkannya. Ia mengernyit saat melihat kedua mata indah aura berkaca-kaca dan bersiap untuk menetes.

"Sayang, kenapa kamu menangis? Apa aku melakukan kesalahan yang membuatmu terluka? Jika iya, aku minta maaf," ucap saka mencium kedua tangan aura secara bertubi-tubi. Sesaat, saka terkejut ketika kedua tangannya terlepas dari tangan aura. 

"Saka, apa-apaan kamu ini!" ketus Devian mengejutkan saka.

Saka berdiri. Tatapan matanya tertuju pada tangan devian yang menggenggam erat tangan kekasihnya.

"Kakak yang apa-apaan. Bisa-bisanya kakak menyentuh tangan kekasih saka seperti ini?" tanya Saka yang menarik tangan aura hingga terlepas dari tangan devian.

Devian memicing. Tatapannya begitu tajam ke arah mereka. Aura yang tak mau kehilangan sang suami, dengan cepat ia melepas tangan saka.

"Sayang, kamu jangan salah paham," ujar Aura mengejutkan saka.

"Sayang ...," lirih saka bingung saat aura memanggil kakaknya dengan sebutan 'sayang'.

Devian hanya terdiam.

"Dulu, saka memang kekasih aku tapi kami sudah putus," kata aura menggenggam erat tangan suaminya.

Saka mengerling. Ia semakin tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Sayang, apa maksud kamu? Kenapa kamu panggil kakak aku dengan sebutan 'sayang'? Dan kenapa kamu bilang kalo kita putus? Apa maksud kamu?" tanya Saka yang membuat Aura terdiam.

Dari kejauhan, langkah arini terhenti. Kedua matanya memicing menatap mereka yang seperti sedang beradu mulut. "Lho! Kenapa mbak aura memegang tangan lelaki itu? Trus, kenapa dokter saka seperti orang marah seperti itu?" tanyanya penasaran dan berjalan menghampiri mereka. 

Buk

Tonjokan keras tepat mengenai wajah tampan saka.

"Saka, aura ini adalah kakak ipar kamu. Istri kakak!" tegas Devian mengagetkan saka termasuk arini.

"Apa? Istri kakak?" tanya Saka seakan tak percaya.

"Ya, istri kakak!"tegas Devian.

Perlahan, saka mulai berdiri. Ia menatap Aura yang sama sekali tak menghiraukan dirinya lagi. Kekasih yang dulu selalu peduli, penyanyang dan manja kepadanya kini berpindah ke lain hati. 

"Aura, apa ini semua benar?" tanya saka dengan mata berkaca-kaca.

Aura terdiam. Ia menunduk dan bersembunyi di balik bahu sang suami.

"Aura jawab," teriak saka.

"Saka cukup! Perlu berapa kali kakak katakan. Aura adalah istri kakak, kakak ipar kamu!" tegas devian terkejut saat saka memukul perutnya.

Aura terperangah melihat perkelahian yang terjadi pada mereka.

"Hentikan! Saka, cukup!" teriak aura yang tak bisa menghentikan mereka.

Hati saka benar-benar hancur. Ia tak menyangka jika dua orang yang ia sayangi tega mengkhianatinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status