Share

Jujur bagian 2

"Aku, sebenarnya." Tanganku meremas tissue yang ada di dalam genggaman, untuk menetralkan perasaanku, yang masih dengan keadaan gelisah, saat Kania mendesak.

"Apa ...?" Dia malah lebih penasaran lagi, dan menekanku, hingga aku terpaksa buka mulut.

"Tapi, jangan bilang siapa-siapa ya! Kamu harus janji!" pintaku dengan wajah memelas. Kania memang tak bisa di bohongi.

"Ok!" Dia menjentikkan jari kelingkingnya.

"Ya udah, aku jujur." Aku menyambut jari kelingking dia, dan saling mengaitkan, mengisyaratkan bahwa dia sungguh-sungguh berjanji padaku. Kami saling melepas jari, dan meletakan kedua tangan di meja.

"Ayo, ngomong!" desaknya seraya menatapku dalam.

"Aku, me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status