Share

Jujur

"Intan ... gimana kabarmu?" tanya Kania ramah, perempuan bertubuh mungil dengan balutan dress tunik, dia temanku sejak SMP. Kami saling berjabat tangan dengan senyuman yang mengembang, di masing-masing bibir kami, lalu disusul cipika-cipiki.

"Baik," jawabku singkat, "Lalu, kamu sendiri bagaimana?" Aku balik bertanya.

"Baik dong, Tan, kamu gak nyuruh aku duduk gitu?!" ucap Kania.

"Iya, silahkan duduk! aku sampai lupa, hehe, Maaf ya! Saking senengnya, aku ketemu kamu di sini," ucapku. Masih dengan sikap agak kaku karena canggung.

 Canggung karena khawatir, takutnya, dia sempat melihat kejadian tadi sewaktu aku dengan Mas Arkan seperti halnya sepasang kekasih yang sedang dinner.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status