Share

Lupakan

Kulepas tanganku dari genggamannya, dan melangkah maju ke beberapa senti, menjauhi dia yang terpaku di belakangku.

Mas Arkan kembali mendekat dan menghadang jalanku, kami saling berhadapan, tanpa jarak. Jantung ini berdetak begitu cepat, melihat sorot matanya, ia meraih kedua tanganku kembali dan menggenggamnya erat. Seolah tak rela aku beranjak dari kamarnya.

"Intan, andai bulan berikutnya, kamu tak datang bulan, lalu di dalam perut kamu tumbuh janin, hasil hubungan kita bagaimana?" 

"Dengan senang hati Mas, aku akan merawat dan membesarkannya, ku anggap ini adalah kenang-kenangan terindah dalam hidupku, tapi kenapa Mas begitu yakin, bahwa bulan depan aku takkan kedatangan tamu rutin?" tanyaku ingin tau.

"Entahlah, hati Mas yang mengatakan itu. Mas sangat yakin, karena Mas melakukannya dengan penuh cinta dan kasih sayang, tapi sekarang kamu memilih untuk berpisah, takkan pernah Mas lupa rasa cinta yang tulus dan yang pernah kau berikan. Mas akan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status