Share

bab 3

"Nayla.." panggil Indra

"Nayla Az-Zahra ! aku sudah lama memendam perasaan ini terhadap mu ! apa kamu mau menunggu ku untuk kembali nanti dari luar negeri ? maukah kamu menjaga hati mu untuk ku Nayla ? Nayla maukah kamu berjanji ?" Ucap Indra berbicara tanpa ragu.

"Terserah kamu mau bilang aku egois ! Tapi ini lah kenyataannya Nay, aku sudah lama memendam perasaan ini ! aku suka sama kamu.!” Ucap Indra lagi sambil menggenggam tangan Nayla di meja.

kebetulan warung tempat mereka makan sepi.

Mendengar ungkapan Indra. Nayla bengong hingga tidak mendengar Indra memanggilnya, setelah panggilan ke tiga baru Nayla tersadar.

"Nay ! Nayla ! Nayla." Panggil Indra sambil menggoyangkan tangan Nayla.

Nayla tersadar, langsung menarik tangannya dari genggaman Indra. Nayla menatap Indra sejenak, lalu mengambil tas nya ingin beranjak keluar.

"Nayla ! kamu mau ke mana ? makanan mu belum dihabiskan." Ujar Indra yang juga ikut berdiri melihat Nayla beranjak dari duduknya.

Tapi tidak digubris oleh Nayla, Nayla terus saja berjalan menuju parkiran.

Saat melihat Nayla keluar, Indra juga mengikutinya. Tidak lupa Indra membayar makanan mereka berdua.

"Berapa Bu ?" tanya Indra mengambil uang dari dalam dompetnya.

"Seperti biasa nak Indra !" sahut ibu pemilik warung. Indra mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu.

"Terima kasih Bu ! kembalian nya tidak usah Bu." Ucap Indra

"Makasih banyak nak Indra !!"

"Sama-sama Bu."

Indra bergegas menyusul Nayla. Tapi, Nayla tidak ada di parkiran motor.

Indra sedikit berlari untuk mengambil motornya. Indra langsung melaju untuk mencari Nayla. Dari kejauhan Indra melihat Nayla duduk di halte.

"Cepat banget jalan nya Nay ! ucap Indra persis berhenti didepan Nayla.

Indra melihat mata Nayla sedikit membengkak.

"Nayla ! ayo naik, biar aku yang mengantar mu."

Nayla menggeleng. Kemudian berpaling kearah lain, untuk menyembunyikan wajah agar Indra tidak melihat kalau Habis menangis.

Tapi terlambat, Indra sudah melihat semuanya.

Indra turun dari motor, membawa helm langsung memasangkan helm di kepala Nayla. Kemudian menarik tangan Nayla pelan, tapi Nayla menahan nya.

"Nayla ! please ! beri aku satu kesempatan untuk menjelaskan nya, setelah itu terserah kamu Nay..." ucap Indra memohon sambil menatap Nayla dengan serius.

Nayla melihat ada ketulusan dari Indra, lalu Nayla mengangguk.

"Ayo naik nay !”

Nayla mengangguk. “Nay ! Ngomong dong, jangan diam saja ! aku merasa bersalah banget kalau kamu seperti ini Nayla." Ujar Indra sambil mengendarai motor perlahan.

Nayla masih diam seribu bahasa, sambil menatap sisi jalanan.

Sepuluh menit di perjalanan, Nayla masih betah dalam diam nya. Nayla baru menyadari bahwa ini bukan jalan menuju rumah nya.

"Indra ! kita mau ke mana ? ini bukan jalan menuju rumah ku, sepertinya kita sudah melewatinya !" Ujar Nayla panik sambil menepuk pelan bahu Indra.

yang di tanya hanya diam saja, Indra hanya terkekeh dibalik helm nya melihat kepanikan Nayla.

Tak lama mereka sampai di sebuah taman, beruntung di Taman itu tidak terlalu banyak orang, banyak anak-anak berlarian di taman itu.

"Kita ngapain kesini ? lagian ini sudah sore, kita juga masih pakai seragam sekolah." Tanya Nayla

Bukannya menjawab, Indra malah menggandeng tangan Nayla berjalan kearah kursi di taman kebetulan ada yang kosong.

banyak anak-anak berlari-lari di taman tersebut. "Nay anak-anak itu lucu ya. Nanti kalau kita sudah menikah dan punya anak, aku akan membawa kalian kesini."Nayla tersenyum mendengar ucapan Indra.

"Kenapa tersenyum, pasti kamu membayangkan itu kan ?" ucap Indra memainkan kedua alis nya menghadap Nayla.

pllaakk ... Nayla memukul bahu Indra, namun tidak terasa apa-apa bagi Indra. ia malah tertawa lepas melihat Nayla cemberut.

"Nayla ! aku sudah tahu semua nya, Mita sudah menceritakan semua nya kepada ku." Ucap Indra serius.

Nayla melihat Indra dengan tatapan bingung.

" Maksudnya ? Mita cerita apa ?" tanya Nayla penasaran.

"Apakah yang dikatakan Mita itu benar ? Nayla please ! bicaralah sejujurnya, aku hanya ingin mendengar dari mu langsung. Bukan dari orang lain." Tanya serius.

" Sebenarnya aku--" Jawab Nayla gugup.

Nayla langsung menarik nafas, agar ia tidak terlalu gugup.

" Iya ! semua yang diceritakan Mita adalah benar. Dulu Aku pernah menyukaimu.." Ujar Nayla langsung menunduk malu.

"Tapi, sekarang aku tidak tahu ! kadang cinta itu bisa pudar seiring berjalan waktu, apa lagi kita akan berpisah untuk waktu yang lama. Bisa saja disana kamu berjumpa dengan wanita cantik." Ucap Nayla berpaling ke arah lain, agar Indra tidak melihat wajahnya.

"kamu cemburu ?" tanya Indra.

" Nayla ! aku berjanji tidak ada wanita lain. Karena di hatiku ini cuma ada namamu, dan tidak akan tergantikan.

Aku berjanji ! percayalah padaku ! kamu mau kan menunggu ku ?" Ucap Indra sambil menatap nya.

" Nayla ! please !" Nayla melihat ketulusan dari mata Indra. Kemudian ia mengangguk.

"Aku pegang janji mu." Ujar Nayla. Melihat Nayla mengangguk, Indra tersenyum langsung melepas tangan Nayla dan ingin memeluknya. Tapi, ditahan oleh Nayla.

"Eiitss ..tidak boleh peluk-peluk, kita bukan muhrim." Ucap Nayla mendorong pelan bahu Indra.

"Hehehe...maaf Nayla aku refleks tadi, aku begitu sangat senang " Ujar Indra cengengesan.

"Nayla kamu mau kan berjanji menunggu ku ?" Tanya Indra serius.

"Iya aku berjanji ! kuliah yang benar disana, agar cepat lulus dan cepat kembali pulang." Ucap Nayla tersenyum simpul.

" Iya ! terima kasih sudah mau berjanji untuk menungguku. Dan kamu juga harus memberi kabar kepadaku setiap hari." Ujar Indra mengambil tangan Nayla.

Nayla mengangguk sambil tersenyum simpul baginya Indra terlihat lucu.

Flashback off.

Deg. Nayla mematung di depan pintu ruangan, menatap pria tersebut yang sedang membolak balikkan berkas.

"Wajah itu mirip sekali ! apakah dia orang sama yang dulu pernah berjanji kepada ku untuk menunggunya ?"batin Nayla, pikiran Nayla bertanya tanya.

"Ekhem..ekhem.." papanya Indra berdehem.

"Nayla ! kopi nya letakkan disini saja." Ucap papa nya Indra.

Nayla yang tadinya berdiri seperti patung, langsung tersadar.

Papanya Indra melihat Nayla mematung, memandang kearah anaknya. Tapi, Indra tidak menyadari itu.

"Iya pak ! maaf saya melamun tadi." sahut Nayla sambil meletakkan pelan kopi di atas meja.

"Maaf pak ! saya permisi" ucap Nayla.

"Iya ! terima kasih banyak." Ucap papanya Indra.

"Iya pak ! sama-sama !" sahut Nayla

Papanya Indra sangat ramah kepada semua orang, dia tidak pernah memandang rendah semua karyawannya tak terkecuali Nayla. Namun ia sangat tegas terhadap anaknya.

Setelah keluar dari ruangan Nayla langsung menuju ke toilet untuk mencuci muka di wastafel.

"Ada apa dengan diriku ? kenapa anak pak Wibowo mirip sekali dengannya." Gumam Nayla menghadap cermin.

"Apa jangan-jangan ! Tapi tidak mungkin, pasti dia hanya mirip saja." ucap Nayla sambil menggelengkan kepalanya, kemudian mencuci muka lagi.

Setelah selesai, Nayla kembali ke ruangan karyawan untuk mengambil tas di loker dan bersiap siap untuk pulang. ketika berbalik hendak keluar, Nayla seperti melihat bayangan seseorang berlari menuju lift. Nayla berhenti sejenak, dan berjalan perlahan mengintip kearah lift.

Nayla hanya melihat belakang dari orang tersebut yang sedikit tergesa gesa masuk ke dalam lift.

"Itu seperti anak pak bos yang ada di ruangan tadi," gumam Nayla sambil keluar menuju lift karyawan. Setelah sampai depan lift kemudian menekan tombol lift tidak lama pintu terbuka, saat di dalam Nayla mengeluarkan ponsel nya untuk memesan ojek Online.

Tidak lama pintu lift terbuka.

Tinggg... suara pesan masuk di ponsel Nayla, dari Gojek bahwa telah sampai depan gedung.

Nayla keluar lift sambil membalas pesan dari Driver Gojek. Tanpa Nayla sadari ada yang melihat nya dari arah belakang.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
nugraha
Thor, bikin yang greget. lucunya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status