"Kenapa tersenyum, pasti kamu membayangkan itu kan ?" ucap Indra memainkan kedua alis nya menghadap Nayla.
pllaakk ... Nayla memukul bahu Indra, namun tidak terasa apa-apa bagi Indra. ia malah tertawa lepas melihat Nayla cemberut.
"Nayla ! aku sudah tahu semua nya, Mita sudah menceritakan semua nya kepada ku." Ucap Indra serius.
Nayla melihat Indra dengan tatapan bingung." Maksudnya ? Mita cerita apa ?" tanya Nayla penasaran."Apakah yang dikatakan Mita itu benar ? Nayla please ! bicaralah sejujurnya, aku hanya ingin mendengar dari mu langsung. Bukan dari orang lain." Tanya serius." Sebenarnya aku--" Jawab Nayla gugup.Nayla langsung menarik nafas, agar ia tidak terlalu gugup." Iya ! semua yang diceritakan Mita adalah benar. Dulu Aku pernah menyukaimu.." Ujar Nayla langsung menunduk malu."Tapi, sekarang aku tidak tahu ! kadang cinta itu bisa pudar seiring berjalan waktu, apa lagi kita akan berpisah untuk waktu yang lama. Bisa saja disana kamu berjumpa dengan wanita cantik." Ucap Nayla berpaling ke arah lain, agar Indra tidak melihat wajahnya."kamu cemburu ?" tanya Indra." Nayla ! aku berjanji tidak ada wanita lain. Karena di hatiku ini cuma ada namamu, dan tidak akan tergantikan.Aku berjanji ! percayalah padaku ! kamu mau kan menunggu ku ?" Ucap Indra sambil menatap nya." Nayla ! please !" Nayla melihat ketulusan dari mata Indra. Kemudian ia mengangguk."Aku pegang janji mu." Ujar Nayla. Melihat Nayla mengangguk, Indra tersenyum langsung melepas tangan Nayla dan ingin memeluknya. Tapi, ditahan oleh Nayla."Eiitss ..tidak boleh peluk-peluk, kita bukan muhrim." Ucap Nayla mendorong pelan bahu Indra."Hehehe...maaf Nayla aku refleks tadi, aku begitu sangat senang " Ujar Indra cengengesan."Nayla kamu mau kan berjanji menunggu ku ?" Tanya Indra serius."Iya aku berjanji ! kuliah yang benar disana, agar cepat lulus dan cepat kembali pulang." Ucap Nayla tersenyum simpul." Iya ! terima kasih sudah mau berjanji untuk menungguku. Dan kamu juga harus memberi kabar kepadaku setiap hari." Ujar Indra mengambil tangan Nayla.Nayla mengangguk sambil tersenyum simpul baginya Indra terlihat lucu.Flashback off.Deg. Nayla mematung di depan pintu ruangan, menatap pria tersebut yang sedang membolak balikkan berkas."Wajah itu mirip sekali ! apakah dia orang sama yang dulu pernah berjanji kepada ku untuk menunggunya ?"batin Nayla, pikiran Nayla bertanya tanya."Ekhem..ekhem.." papanya Indra berdehem."Nayla ! kopi nya letakkan disini saja." Ucap papa nya Indra.Nayla yang tadinya berdiri seperti patung, langsung tersadar.Papanya Indra melihat Nayla mematung, memandang kearah anaknya. Tapi, Indra tidak menyadari itu."Iya pak ! maaf saya melamun tadi." sahut Nayla sambil meletakkan pelan kopi di atas meja."Maaf pak ! saya permisi" ucap Nayla."Iya ! terima kasih banyak." Ucap papanya Indra."Iya pak ! sama-sama !" sahut NaylaPapanya Indra sangat ramah kepada semua orang, dia tidak pernah memandang rendah semua karyawannya tak terkecuali Nayla. Namun ia sangat tegas terhadap anaknya.Setelah keluar dari ruangan Nayla langsung menuju ke toilet untuk mencuci muka di wastafel."Ada apa dengan diriku ? kenapa anak pak Wibowo mirip sekali dengannya." Gumam Nayla menghadap cermin."Apa jangan-jangan ! Tapi tidak mungkin, pasti dia hanya mirip saja." ucap Nayla sambil menggelengkan kepalanya, kemudian mencuci muka lagi.Setelah selesai, Nayla kembali ke ruangan karyawan untuk mengambil tas di loker dan bersiap siap untuk pulang. ketika berbalik hendak keluar, Nayla seperti melihat bayangan seseorang berlari menuju lift. Nayla berhenti sejenak, dan berjalan perlahan mengintip kearah lift.Nayla hanya melihat belakang dari orang tersebut yang sedikit tergesa gesa masuk ke dalam lift."Itu seperti anak pak bos yang ada di ruangan tadi," gumam Nayla sambil keluar menuju lift karyawan. Setelah sampai depan lift kemudian menekan tombol lift tidak lama pintu terbuka, saat di dalam Nayla mengeluarkan ponsel nya untuk memesan ojek Online.Tidak lama pintu lift terbuka.Tinggg... suara pesan masuk di ponsel Nayla, dari Gojek bahwa telah sampai depan gedung.Nayla keluar lift sambil membalas pesan dari Driver Gojek. Tanpa Nayla sadari ada yang melihat nya dari arah belakang."Ibu Nayla?" tanya driver ojek."Iya pak !" jawab Nayla.Dari tempat kerja ke rumah Nayla memakan waktu kurang lebih 20 menit.Setelah sampai depan rumah, tidak lupa Nayla membayar ongkos ojek. Kemudian masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum.”"Waalaikumsalam.” Sahut dari dalam"Ayah sudah makan?" tanya Naylasetelah cium tangan ayah, dan langsung duduk di samping ayah nya."tumben Kaka pulang terlambat ?" Tanya ayah. Tapi tidak ada jawaban dari Nayla. Saat ayah menoleh ke samping ia melihat anak melamun."nak.." panggil ayah sambil menepuk pelan bahu anaknya. Seketika Nayla langsung tersadar."Hah ! eh iya ayah, ayah bicara apa tadi ?""Kamu memikirkan apa nak ? Kaka ada masalah ? dari tadi ayah perhatikan sedang memikirkan sesuatu." Tanya ayah."Maaf kan ayah nak ! ayah telah banyak membebankan kamu nak ! ayah merasa telah
"Terima kasih bang." Ucap Nayla kepada ojol.Nayla tidak menyadari ada yang melihat nya tidak suka berbicara dengan ojol.Nayla melihat jam yang melingkar ditangan nya."Astaga ! ternyata aku sudah terlambat. Sebaiknya aku lewat lift yang ada di lantai dasar saja, agar lebih cepat." Gumam Nayla bergegas kearah lift.Biasanya ia lewat melalui lantai satu.berhubung terlambat jadi terpaksa Nayla melalui lift di lantai dasar.Akibat terlalu terburu buru Nayla tidak menyadari ada seseorang yang mengikutinya.Tinngg...suara pintu lift terbuka.Belum sempat melangkah masuk, ada yang menarik pergelangan tangan nya dan membawa nya menuju ke mobil."hei, siapa kamu ? lepaskan ! berani sekali kamu !" bentak Nayla, sambil berusaha melepaskan tangannya."lepaskan ! aku akan berteriak sekencang mungkin, agar satpam datang untuk menghajar mu." Ancam Nayla geram.Bukan nya takut dengan ancaman Nayla, ia malah mengeratkan cengkera
"hhmm.." deham Indra ia malas mendengar Nayla menyebut namanya."Astaga !” Nayla menepuk jidat nya sendiri."Jadi, dia bilang ke kamu kalau aku ini tunangannya ?” tanya Nayla serius menatap Indra. Indra mengangguk."Lalu kamu percaya ?" Indra menggelengkan kepalanya."Lalu ?” lontar Nayla "Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu." Ujar Indra."Kalau pun itu benar aku sudah bertunangan, kenapa memangnya ? kamu tidak berhak melarang ku ! kita juga tidak ada hubungan apa-apa." seru Nayla"Apa katamu ? tidak ada hubungan, aku tidak pernah kata-kata mu dulu, sampai sekarang masih aku pegang. Tega kamu Nayla bicara seperti itu." Ucap Indra prustasi mengacak rambutnya sendiri."Aku disana belajar siang dan malam. menyelesaikan kuliah ku, aku juga sekaligus bekerja bersama paman untuk mempelajari semuanya. Agar aku bisa cepat kembali bertemu dengan mu. Tapi, kamu bilang kita tidak punya hubunga
Hiks..hiks..hiks..!! "Maaf kan aku ! hiks hiks hiks.." disela sela tangisannya.Indra tidak tega melihat pujaan hatinya menangis. Indra bangkit dari duduk nya dan berjalan ke tempat duduk Nayla. Ia duduk di samping Nayla.Indra mengambil tangan Nayla kemudian menariknya ke dalam pelukannya ia sangat ingin memeluk nya sedari tadi, tapi egonya terlalu besar ditambah mendengar Nayla sudah bertunangan.Tapi sekarang ia lega setelah mendengar penjelasan Nayla. "Maaf kan aku ! aku sudah tidak percaya kepadamu ! ucap Indra. Nayla mengangguk, tanpa sadar ia mencium pucuk kepala Nayla. "Aku juga minta maaf." ucap Nayla ..Tapi ia baru menyadari sesuatu. Bahwa ia sekarang ada di pelukan Indra.Nayla langsung melepaskan pelukan nya dan menggeser kan tubuhnya. Indra bingung melihat tingkah Nayla, tadi Nayla nyaman diperlukannya sekarang tiba-tiba terlihat panik. "Ada apa Nay ? tanya Indra bingung. "Kenapa aku t
"Iya terima kasih Malika! perkenalkan ini putra tunggal saya, dia yang akan menggantikan saya mulai hari ini, jadi kalau kamu mau minta tanda tangan langsung kepada anak saya saja." Ujar papanya"Salam kenal pak, dan selamat bergabung pak! Ucap Malika sambil mengulurkan tangannya."Iya terima kasih Bu Malika!" Ucap Indra membalas jabat tangan asisten nya."Saya permisi pak! Kalau pak Indra butuh bantuan saya, bisa langsung panggil saya ! saya siap membantu." Pamit Malika setelah mengambil berkas yang sudah tanda tangani oleh pak Wibowo.Cukup lama Indra mempelajari berkas-berkas bersama ayahnya di ruangan, sampai mereka tidak menyadari jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Beruntung ibunya mengirim bekal makanan siang untuk mereka.tok..tok..tok. Terdengar suara ketokan pintu dari luar ruangan."Masuk!" sahut Indra, Ternyata asisten nya yang mengetok."Maaf pak, mengganggu! saya ijin pulang cepat pak, saya baru saja mendapat kabar bahwa ana
Indra tersenyum melihat pemikiran Nayla begitu dewasa dan juga sabar. "Nayla, aku berjanji !! untuk ke depannya aku akan membahagiakanmu, ayah dan juga Ikbal. Tidak ada lagi kesedihan ! boleh menangis kecuali menangis untuk kebahagiaan.” Ucap Indra. sambil menggenggam erat tangan Nayla, lalu mengusap pipi Nayla yang sedikit berisi, Nayla tersenyum simpul mendengar ucapan Indra lalu mengangguk pelan. “Terima kasih !” Ucap Nayla lagi dengan senyum manisnya. Sehingga membuat Indra begitu terpesona melihat senyuman Nayla, ingin sekali dirinya mencium bibir ranum Nayla namun di urungkan nya. "Sebentar Nay!" Ucap Indra melepaskan tangan Nayla dari genggaman nya dan hendak beranjak dari tempat duduknya. "Mau ke mana?" Tanya Nayla melihat Indra melepaskan tangannya. "Mau ke kamar mandi! apa kamu mau ikut bersamaku?" Tanya Indra sambil mengedipkan sebelah matanya, ingin menggoda Nayla. Dengan cepat Nayla menggelengkan kepalany
"Terserah kamu!! aku sedang tidak ingin berdebat lagi dengan mu." Celetuk Nayla, lalu memalingkan wajah nya melihat ke luar, sebab dirinya sudah malas berdebat lagi."Tikungan depan, belok sebelah kiri!” Ucap Nayla tanpa menoleh, ia sedikit kecewa kepada Indra karena tidak mempercayainya lagi. Indra baru menyadari perkataan nya tadi sehingga membuat Nayla sedih, Indra mengambil tangan Nayla dan menyatukan tangan mereka sambil menyetir dengan satu tangannya."Nayla, apa kamu sedang marah??" Tanya Indra, Nayla hanya diam ia sudah malas menjawab pertanyaan Indra, pasti ujung-ujung nya berdebat pikirnya."Maaf!! Sayang maafkan aku seharusnya aku tidak bicara seperti itu kepadamu!! entah mengapa kalau mendengar kamu menyebut namanya aku langsung emosi..!! Nayla percaya lah, aku tidak mau lagi kehilangan kamu lagi!" Ucap Indra ia merasa bersalah.“Nayla!! apakah kamu masih marah?" tanya Indra lagi, ia melihat Nayla hanya diam.
"Silahkan!” Ucap pak Toni dan beberapa karyawan lainnya."Ini pak Indra!" Ujar pak Toni lalu menyerahkan berkas kontrak kerja sama.“Silahkan dibaca dulu pak!” Ucap Toni lagi."Baik! saya akan baca dulu." sahut Indra"Berapa persen keuntungan yang saya dapat jika bergabung dengan perusahaan bapak?" Tanya Indra, setelah selesai membaca berkas yang di berikan oleh pak Toni tadi."Tiga puluh persen pak! karena perusahaan bapak punya pengaruh besar untuk perusahaan kami!" Ucap pak Toni."Baik! saya setuju!" Ucap Indra sambil mengambil pulpen dan tanda tangan.“Terima kasih banyak pak Indra! Sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya!” Ucap pak Toni, dengan senyum yang mengambang.“Sama-sama pak! Senang bisa bekerja sama dengan bapak!” Sahut Indra."Baik meeting hari ini sampai disini! terima kasih!" Ucap Indra, Semua orang berdiri dan memberi selamat kepada pak Toni Wijaya karena