Setelah masuk ruangan yang mau dibersihkan, Nayla bersandar di pintu sambil menghela nafas panjang, Kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Tiba lah waktu makan siang, Mita lebih dulu ke kantin dan memesan makanan untuk dirinya dan Nayla, sedangkan Nayla masih melakukan Shalat Zuhur terlebih dahulu."Boleh gabung duduk disini ?" tanya Doni pada Mita kebetulan Mita duduk sendiri."Boleh pak silahkan !" jawab Mita sambil mengunyah"Teman kamu dimana Mit ?" tanya Doni lagi"Siapa ? si Nayla ! bentar lagi nongol pak masih Shalat." Jawab Mita"Oh !" sahut Doni sambil mengangguk"Nah itu orangnya ! panjang umur!"ucap Mita sambil tersenyum."Siang pak Doni.” Sapa Nayla sambil menarik kursi untuk duduk
"Siang juga ! kalau diluar kantor panggil nama saja Nay ! Tidak usah terlalu formal !" Ujar Doni"Iya deh ! panggil Kaka aja deh agar lebih enak" ucap Nayla sambil menarik piring lebih dekat."Terserah kamu saja Nay, yang penting jangan panggil pak .." ucap Doni"Oke pak ! eh kak Doni maksudnya hehehe..."sahut Nayla cengengesan.Nayla duduk di samping Mita tepatnya di hadapan Doni, dalam hati Doni bersorak gembira, sambil makan dia bisa memandang pujaan hatinya. Sedangkan Nayla tidak menyadari itu dia hanya fokus pada makanannya."uhuukk..uhuukk !" Mita berpura pura batuk.Nayla dan Doni sama-sama menoleh ke arahnya, Nayla langsung menyodorkan minuman."Ya ampun Mita, pelan-pelan dong makan nya ! Sampai tersedak" Tutur Nayla khawatir."Gue gak apa-apa Nay! Cuma, tersedak biji durian saja! hahaha.." sahut Mita sambil tertawa.Doni hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Mita"Kebiasaan lu Mita ! enggak lucu tahu..." celetuk Nayla kesal sambil melempar gumpalan tisu ditangannya, sambil cemberut.Doni dan Mita tertawa pelan melihat Nayla cemberut.Di seberang meja ada tatapan tidak suka melihat keakraban mereka, siapa lagi kalau bukan Novita. Novita menyukai pak Doni, dia mengetahui itu namun ia tidak memilik perasaan apapun, hanya Nayla yang ada di hatinya saat ini, walaupun cinta nya selalu ditolak oleh Nayla, ia yakin Nayla suatu saat nanti akan menerima dirinya.Selesai makan mereka kembali untuk bekerja waktu beristirahat sudah habis.(Di perjalanan dalam lift)"Nayla maaf in gue ya ! tentang ucapan gue tadi pagi, gak ada maksud buat lu sedih.” Ucap Mita merasa bersalah
"Gak apa-apa Mit ! santai saja, gue enggak merasa tersinggung kok. Lu ada benar nya juga sudah waktunya gue melepaskan dia meski sedikit berat" lirih Nayla."Makasih ya sudah jadi sahabat terbaik gue" ucap Nayla"Hiks..hiks ! gue terharu Nay." sahut Mita merangkul bahu Nayla sambil melangkah keluar ketika pintu lift sudah terbuka."Jangan pegang-pegang gue Mit ! gue masih normal.” Ucap Nayla tertawa sambil melepas rangkulan Mita."Idiih ! gue juga normal kali." celetuk Mita kesalMemang Mita sedikit tomboy."Gue juga bercanda kali ! hahaha" sahut Nayla sambil tertawa lepas"Senang lihat lu begini Nay ! walaupun gue tersiksa dengan ejekan lu ." ujar Mita"Ya elah lu jangan mulai lagi deh ! ya sudah ayo lanjut kerja lagi." sahut NaylaKemudian mereka mengambil peralatan untuk bekerja dan bekerja sampai sore hari."Nayla ! gue duluan ya, lu gak apa-apa gue tinggal ? ibu gue minta jemput di tempat bibiku." tanya Mita
"Gak apa-apa Mit ! cepat gih sana pulang, kasihan ibu lu menunggu." sahut Nayla" Idih ! ngusir lagi, ya sudah gua pulang duluan ya.” ucap Mita"Iya Mit ! hati hati dijalan, jangan ngebut bawa motor nya " ucap Nayla"Assiiiapp.." sahut mitakemudian Mita keluar menuju pintu lift karyawan.Dan entah dari mana datangnya Doni tiba tiba muncul."Nayla !” panggil Doni dari belakang Nayla, hingga membuat Nayla terkejut."Astagfirullah kak ! saya kaget kak.” ucap Nayla"Hehehe maaf Nay ! kamu serius sekali.." sahut Doni"Tumben kak Doni kesini ada apa ?" tanya Nayla"Nay ! berhubung kamu belum pulang kakak minta tolong ? minta tolong bikin kan kopi untuk bos dua gelas, asisten nya pak bos ijin pulang cepat." ucap Doni" Iya pak boleh.." sahut Nayla"Makasih banyak Nay ! sudah cantik baik lagi.” goda doni"Kak Doni bisa saja.” ucap Nayla tersenyum simpul"Oke Nay ditunggu di ruangan pak bos.” ucap Doni“Oke pak !” Sahut Nayla.Kemudian pak Doni meninggalkan Nayla, lalu kembali ke ruangannya.Nayla langsung ke Pantry membuat kopi, setelah selesai Nayla langsung menuju ruangan bos.Tok ..tok ..tok. Nayla mengetok pintu ruangan, dengan satu tangannya."Masuk !" sahut dari dalam ruangan"Permisi pak ! ini kop--" ucapan Nayla terpotong.Deg.. Nayla mematung di pintu ruangan.Flashback on.Setelah acara kelulusan sekolah selesai, ketika hendak keluar gerbang.tin...tin.. suara klakson"Nayla.. " panggil seseorang, Nayla menoleh kearah suara."Iya Indra, ada apa ?" sahut Nayla ternyata Indra yang memanggil."Sibuk enggak Nay..?" ucap Indra"aku mau traktir makan nih.""Boleh deh, mumpung aku gak sibuk” sahut Nayla, dalam hati Nayla senang diajak jalan."Pakai helm nya !" ucap Indra sambil menyerahkan helm kepada Nayla.Setelah memastikan Nayla aman, kemudian mereka pergi ke tempat biasa mereka makan.Setelah sampai tujuan, mereka turun menuju ke warung langsung memesan makanan."Bu, pesan seperti biasa dua ya !” ucap indra kepada pemilik warung." Oke nak indra ! minum nya apa ?” tanya pemilik warung."Es teh manis saja Bu dua juga.!" jawab Indra."Oke ! ditunggu ya." ucap pemilik warung.Pemilik warung sudah kenal sama Indra dan Nayla. Hampir setiap Minggu mereka makan disitu. Kemudian Indra dan Nayla mencari tempat duduk, kebetulan meja di paling pojok kosong."Nay ! setelah lulus, rencana mau lanjut ke mana ?" Tanya indra."Belum kepikiran sih ! rencana mau bantuin orang tua dulu, sambil memikir ke depannya." Sahut Nayla."Oh begitu ya" tutur Indra."Kalau kamu ?" tanya Nayla balik, belum sempat Indra menjawab, makanan yang mereka pesan datang."Terima kasih" ucap Nayla."Sama sama" sahut pemilik warung.kemudian mereka pun makan."Oh iya Nay, besok aku akan berangkat keluar negeri untuk kuliah disana." ucap Indra setelah selesai makan."Kenapa mendadak berangkat besok ?"tanya Nayla"Sebenarnya ini sudah direncanakan sejak lama ! namun baru sekarang ku beritahu kamu ! orang tua ku menginginkan aku kuliah disana, sekaligus belajar bersama paman untuk mengurus perusahaan disana !"jawab Indra. Mendengar ucapan Indra, Nayla seperti kehilangan selera makannya."Baiklah ! Kamu hati hati disana, jaga kesehatannya" ucap Nayla, dengan senyum terpaksa agar tidak terlihat oleh Indra.
"Kamu juga Nay, jaga diri baik baik disini.“Nayla ! aku mau ngomong sesuatu ke kamu" ucap Indra ragu, Nayla menatap Indra serius."Nayla maukah kamu berjanji satu hal kepada ku ?" Tanya indra ragu."Berjanji apa ? " tanya Nayla balik, dan melihat Indra dengan serius."Nay sebenarnya aku sudah lama mau ngomong ini ke kamu ! namun , aku ragu.!” Ucap Indra."Jadi begini Nayla.." Ucap Indra, ia masih ragu untuk berbicara kepada Nayla, hingga membuat Nayla mengerutkan kening."To the point saja, jangan membuat aku penasaran." Ujar Nayla mulai kesal, menurut nya Indra terlalu bertele tele.Pasalnya Nayla sedari tadi kesal kepada Indra, karena Indra memberitahu Nayla mendadak ingin ke luar negeri.Tapi Nayla tidak bisa berbuat apa apa.Nayla berpikir dirinya juga bukan siapa-siapa hanya sebatas teman. Dia hanya bisa mendukung keputusan Indra."Nayla.." panggil Indra"Nayla Az-Zahra ! aku sudah lama memendam perasaan ini terhadap mu ! apa kamu mau menunggu ku untuk kembali nanti dari luar negeri ? maukah kamu menjaga hati mu untuk ku Nayla ? Nayla maukah kamu berjanji ?" Ucap Indra berbicara tanpa ragu."Terserah kamu mau bilang aku egois ! Tapi ini lah kenyataannya Nay, aku sudah lama memendam perasaan ini ! aku suka sama kamu.!” Ucap Indra lagi sambil menggenggam tangan Nayla di meja.kebetulan warung tempat mereka makan sepi.Mendengar ungkapan Indra. Nayla bengong hingga tidak mendengar Indra memanggilnya, setelah panggilan ke tiga baru Nayla tersadar."Nay ! Nayla ! Nayla." Panggil Indra sambil menggoyangkan tangan Nayla.Nayla tersadar, langsung menarik tangannya dari genggaman Indra. Nayla menatap Indra sejenak, lalu mengambil tas nya ingin beranjak keluar."Nayla ! kamu mau ke mana ? makanan mu belum dihabiskan." Ujar Indra yang juga ik
"Ibu Nayla?" tanya driver ojek."Iya pak !" jawab Nayla.Dari tempat kerja ke rumah Nayla memakan waktu kurang lebih 20 menit.Setelah sampai depan rumah, tidak lupa Nayla membayar ongkos ojek. Kemudian masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum.”"Waalaikumsalam.” Sahut dari dalam"Ayah sudah makan?" tanya Naylasetelah cium tangan ayah, dan langsung duduk di samping ayah nya."tumben Kaka pulang terlambat ?" Tanya ayah. Tapi tidak ada jawaban dari Nayla. Saat ayah menoleh ke samping ia melihat anak melamun."nak.." panggil ayah sambil menepuk pelan bahu anaknya. Seketika Nayla langsung tersadar."Hah ! eh iya ayah, ayah bicara apa tadi ?""Kamu memikirkan apa nak ? Kaka ada masalah ? dari tadi ayah perhatikan sedang memikirkan sesuatu." Tanya ayah."Maaf kan ayah nak ! ayah telah banyak membebankan kamu nak ! ayah merasa telah
"Terima kasih bang." Ucap Nayla kepada ojol.Nayla tidak menyadari ada yang melihat nya tidak suka berbicara dengan ojol.Nayla melihat jam yang melingkar ditangan nya."Astaga ! ternyata aku sudah terlambat. Sebaiknya aku lewat lift yang ada di lantai dasar saja, agar lebih cepat." Gumam Nayla bergegas kearah lift.Biasanya ia lewat melalui lantai satu.berhubung terlambat jadi terpaksa Nayla melalui lift di lantai dasar.Akibat terlalu terburu buru Nayla tidak menyadari ada seseorang yang mengikutinya.Tinngg...suara pintu lift terbuka.Belum sempat melangkah masuk, ada yang menarik pergelangan tangan nya dan membawa nya menuju ke mobil."hei, siapa kamu ? lepaskan ! berani sekali kamu !" bentak Nayla, sambil berusaha melepaskan tangannya."lepaskan ! aku akan berteriak sekencang mungkin, agar satpam datang untuk menghajar mu." Ancam Nayla geram.Bukan nya takut dengan ancaman Nayla, ia malah mengeratkan cengkera
"hhmm.." deham Indra ia malas mendengar Nayla menyebut namanya."Astaga !” Nayla menepuk jidat nya sendiri."Jadi, dia bilang ke kamu kalau aku ini tunangannya ?” tanya Nayla serius menatap Indra. Indra mengangguk."Lalu kamu percaya ?" Indra menggelengkan kepalanya."Lalu ?” lontar Nayla "Aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu." Ujar Indra."Kalau pun itu benar aku sudah bertunangan, kenapa memangnya ? kamu tidak berhak melarang ku ! kita juga tidak ada hubungan apa-apa." seru Nayla"Apa katamu ? tidak ada hubungan, aku tidak pernah kata-kata mu dulu, sampai sekarang masih aku pegang. Tega kamu Nayla bicara seperti itu." Ucap Indra prustasi mengacak rambutnya sendiri."Aku disana belajar siang dan malam. menyelesaikan kuliah ku, aku juga sekaligus bekerja bersama paman untuk mempelajari semuanya. Agar aku bisa cepat kembali bertemu dengan mu. Tapi, kamu bilang kita tidak punya hubunga
Hiks..hiks..hiks..!! "Maaf kan aku ! hiks hiks hiks.." disela sela tangisannya.Indra tidak tega melihat pujaan hatinya menangis. Indra bangkit dari duduk nya dan berjalan ke tempat duduk Nayla. Ia duduk di samping Nayla.Indra mengambil tangan Nayla kemudian menariknya ke dalam pelukannya ia sangat ingin memeluk nya sedari tadi, tapi egonya terlalu besar ditambah mendengar Nayla sudah bertunangan.Tapi sekarang ia lega setelah mendengar penjelasan Nayla. "Maaf kan aku ! aku sudah tidak percaya kepadamu ! ucap Indra. Nayla mengangguk, tanpa sadar ia mencium pucuk kepala Nayla. "Aku juga minta maaf." ucap Nayla ..Tapi ia baru menyadari sesuatu. Bahwa ia sekarang ada di pelukan Indra.Nayla langsung melepaskan pelukan nya dan menggeser kan tubuhnya. Indra bingung melihat tingkah Nayla, tadi Nayla nyaman diperlukannya sekarang tiba-tiba terlihat panik. "Ada apa Nay ? tanya Indra bingung. "Kenapa aku t
"Iya terima kasih Malika! perkenalkan ini putra tunggal saya, dia yang akan menggantikan saya mulai hari ini, jadi kalau kamu mau minta tanda tangan langsung kepada anak saya saja." Ujar papanya"Salam kenal pak, dan selamat bergabung pak! Ucap Malika sambil mengulurkan tangannya."Iya terima kasih Bu Malika!" Ucap Indra membalas jabat tangan asisten nya."Saya permisi pak! Kalau pak Indra butuh bantuan saya, bisa langsung panggil saya ! saya siap membantu." Pamit Malika setelah mengambil berkas yang sudah tanda tangani oleh pak Wibowo.Cukup lama Indra mempelajari berkas-berkas bersama ayahnya di ruangan, sampai mereka tidak menyadari jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Beruntung ibunya mengirim bekal makanan siang untuk mereka.tok..tok..tok. Terdengar suara ketokan pintu dari luar ruangan."Masuk!" sahut Indra, Ternyata asisten nya yang mengetok."Maaf pak, mengganggu! saya ijin pulang cepat pak, saya baru saja mendapat kabar bahwa ana
Indra tersenyum melihat pemikiran Nayla begitu dewasa dan juga sabar. "Nayla, aku berjanji !! untuk ke depannya aku akan membahagiakanmu, ayah dan juga Ikbal. Tidak ada lagi kesedihan ! boleh menangis kecuali menangis untuk kebahagiaan.” Ucap Indra. sambil menggenggam erat tangan Nayla, lalu mengusap pipi Nayla yang sedikit berisi, Nayla tersenyum simpul mendengar ucapan Indra lalu mengangguk pelan. “Terima kasih !” Ucap Nayla lagi dengan senyum manisnya. Sehingga membuat Indra begitu terpesona melihat senyuman Nayla, ingin sekali dirinya mencium bibir ranum Nayla namun di urungkan nya. "Sebentar Nay!" Ucap Indra melepaskan tangan Nayla dari genggaman nya dan hendak beranjak dari tempat duduknya. "Mau ke mana?" Tanya Nayla melihat Indra melepaskan tangannya. "Mau ke kamar mandi! apa kamu mau ikut bersamaku?" Tanya Indra sambil mengedipkan sebelah matanya, ingin menggoda Nayla. Dengan cepat Nayla menggelengkan kepalany
"Terserah kamu!! aku sedang tidak ingin berdebat lagi dengan mu." Celetuk Nayla, lalu memalingkan wajah nya melihat ke luar, sebab dirinya sudah malas berdebat lagi."Tikungan depan, belok sebelah kiri!” Ucap Nayla tanpa menoleh, ia sedikit kecewa kepada Indra karena tidak mempercayainya lagi. Indra baru menyadari perkataan nya tadi sehingga membuat Nayla sedih, Indra mengambil tangan Nayla dan menyatukan tangan mereka sambil menyetir dengan satu tangannya."Nayla, apa kamu sedang marah??" Tanya Indra, Nayla hanya diam ia sudah malas menjawab pertanyaan Indra, pasti ujung-ujung nya berdebat pikirnya."Maaf!! Sayang maafkan aku seharusnya aku tidak bicara seperti itu kepadamu!! entah mengapa kalau mendengar kamu menyebut namanya aku langsung emosi..!! Nayla percaya lah, aku tidak mau lagi kehilangan kamu lagi!" Ucap Indra ia merasa bersalah.“Nayla!! apakah kamu masih marah?" tanya Indra lagi, ia melihat Nayla hanya diam.