"Ibu Nayla?" tanya driver ojek.
"Iya pak !" jawab Nayla.Dari tempat kerja ke rumah Nayla memakan waktu kurang lebih 20 menit.Setelah sampai depan rumah, tidak lupa Nayla membayar ongkos ojek. Kemudian masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum.”"Waalaikumsalam.” Sahut dari dalam"Ayah sudah makan?" tanya Naylasetelah cium tangan ayah, dan langsung duduk di samping ayah nya.
"tumben Kaka pulang terlambat ?" Tanya ayah. Tapi tidak ada jawaban dari Nayla. Saat ayah menoleh ke samping ia melihat anak melamun."nak.." panggil ayah sambil menepuk pelan bahu anaknya. Seketika Nayla langsung tersadar."Hah ! eh iya ayah, ayah bicara apa tadi ?""Kamu memikirkan apa nak ? Kaka ada masalah ? dari tadi ayah perhatikan sedang memikirkan sesuatu." Tanya ayah."Maaf kan ayah nak ! ayah telah banyak membebankan kamu nak ! ayah merasa telah gagal jadi orang tua " Ucap ayah merasa bersalah.Sekitar 1tahun kepergian ibunya. Ayahnya dinyatakan positif mengidap penyakit kangker limfoma, limfoma adalah penyakit yang menyerang organ tubuh seperti paru-paru atau usus. Harus segera di operasi, karena sudah menyerang paru parunya. Setelah operasi, setiap bulannya harus melakukan kemoterapi. Bahkan Nayla sering memberitahu ayah nya untuk berhenti menjadi sopir angkot, karena tidak tega melihat ayahnya. Tapi ayahnya tidak mau, karena menurut nya berdiam saja dirumah akan membuat dirinya tambah sakit."Ayah jangan bicara seperti itu ! ayah adalah, ayah terbaik untuk kakak. Ayah tidak pernah gagal jadi orang tua." Ujar Nayla sambil memeluk lengan ayahnya."Ayah jangan bicara seperti itu lagi ya !! ayah adalah tanggung jawab Kaka. Nayla tidak pernah merasa terbebani !" Ucap Nayla menahan air matanya.
"Tadi, waktu Kaka bersiap siap hendak pulang dipanggil pak doni, Kaka disuruh buatin kopi untuk bos Nayla, Soalnya asisten nya ijin pulang cepat !! kebetulan juga Kaka masih disana." Ujar Nayla menjelaskan kepada ayahnya, agar ayahnya tidak salah paham kepadanya."Iya ! maaf kan ayah ya nak..""Ayah ! ayah tidak boleh minta maaf lagi, dilarang keras ! hehe." Ujar Nayla sambil cengengesan."Kaka mau mandi dulu ya ! bau keringat." Ujar Nayla melepaskan kan pelukan di lengan ayah nya."Iya nak." Sahut ayah. Kemudian ia berdiri menuju ke arah kamar.Setelah sampai depan pintu kamar."Assalamualaikum." terdengar seseorang mengucapkan salam dari luar rumah."Waalaikumsalam." Sahut Nayla dan ayah nya bersamaan."Baru pulang de ? tumben pulang cepat dek ?""Iya kak ! hari ini Cafe nya tutup cepat kak. Kata nya ada urusan mendadak, maka dari itu semua karyawan di suruh pulang cepat semua." Jawab Ikbal sambil mencium tangan kepada ayahnya."Oh !" Ucap Nayla.Nayla meletakkan tas nya di meja. Ia mengambil ponsel nya dari dalam tas, ingin melihat apakah ada pesan masuk."Astaga, baterai nya hampir habis ! ada pesan kak Doni masuk " gumam Nayla.Saat ingin membuka pesan nya, tiba-tiba pons nya mati."Ya ampun ! kenapa aku bisa lupa membawa charger ponsel ku. Sebaiknya aku mandi saja dulu sambil menunggu baterai nya terisi." Ujar Nayla berbicara sendiri.Kemudian Nayla bergegas menuju kamar mandi. Hanya butuh dua puluh menit untuk mandi. Seperti biasa rutinitas Nayla memasak makan malam untuk mereka bertiga, semenjak ibu nya meninggal ia lah yang menggantikan untuk mengurus rumah."Dek ! sebelum berangkat kuliah, makan dulu Kaka sudah masak !!" Ujar Nayla di depan pintu kamar yang masih tertutup."Iya kak ! baru selesai Shalat magrib kak, ini lagi siap-siap." Sahut Indra dari dalam kamar.Nayla kembali ke kamar untuk melakukan Shalat magrib, sebelum nya ia sudah mengambil air wudhu.Setelah selesai melakukan ibadah Shalat magrib, ia mengambil ponsel nya untuk membaca pesan dari Doni.(isi pesan)"Nayla apakah kamu sudah sampai rumah ??""Tadi anak nya pak bos atau si CEO baru bertanya tentang kamu.""Apakah kalian pernah saling kenal sebelum nya ?""Iya kak ! alhamdulillah saya sampai dengan selamat. Saya belum pernah kenal sebelumnya pak !"Setelah membalas pesan, Nayla keluar untuk makan malam."Ayah sudah makan ?" Tanya Nayla melihat ayahnya sudah duduk di kursi."Belum nak ! ayah baru saja duduk !!adikmu baru saja pamit berangkat kuliah." Jawab ayahnya.Nayla nasi, lauk dan sayuran untuk ayahnya dan dirinya.
Tidak ada obrolan di meja makan hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling bersahutan.Ayahnya tidak membiasakan anak anaknya untuk berbicara saat makan.Setelah selesai makan dan memastikan ayahnya minum obat. Nayla kembali ke kamar dan begitu pun ayahnya."Selamat malam ayah !"" Selamat Malam juga nak.."Setelah menjalankan ibadah Shalat isya, Nayla naik ke tempat tidur, Nayla merebahkan tubuh nya hari ini cukup melelahkan bagi Nayla.Nayla perlahan lahan memejamkan matanya mulai masuk ke dunia mimpi.Dalam mimpi nya, ia melihat ada ular besar sedang melilit kursi di teras rumah, saat itu ia baru tiba di depan rumah. Ia berteriak keras ketakutan melihat ular itu. Ia berlari masuk ke dalam rumahnya untuk memanggil ayahnya."Ay--.." belum sempat memanggil ayahnya ia menabrak kaki meja.bruuaaakia terjatuh dengan posisi tengkurap."Arrghhhh ! aduh sakit." gumam Nayla. Ia bangun, ternyata Nayla terjatuh dari tempat tidur."Astagfirullah ! pertanda apa ini ? semoga saja pertanda baik !” Ucap Nayla sedikit khawatir. Ia melihat kearah jam sudah menunjukkan pukul lima."Kenapa jam nya cepat sekali berputar ?" gumam Nayla.Nayla berdiri dari tempat duduknya. Seperti biasa rutinitas Nayla setiap hari sama seperti hari-hari sebelumnya.Di pagi hari memasak sekaligus untuk makan siang ayahnya dan juga untuk bekal makan siangnya. Nayla jarang membeli makanan di luar."Assalamualaikum ayah" pamit untuk pergi bekerja. Nayla mencium punggung tangan ayahnya."Ayah hati-hati dirumah. Ayah tidak boleh bekerja hari ini, ayah istirahat yang cukup saja dirumah. Ayah baru saja pulih, ayah tidak boleh terlalu cape."Ucap Nayla dengan lembut."Waalaikumsalam ! Iya nak, Kaka juga hati-hati dijalan." Sahut ayahnya.
Nayla mengangguk." Iya ayah.." Ucap nya dengan nada lembut. Nayla bergegas keluar seperti biasa, abang ojol sudah menunggunya.
setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya Nayla tiba di depan tempat dimana ia bekerja.Lain hal di tempat lain, Nayla berkutik di dapur membuatkan sang suami kue brownies. Sejak pagi sang suami minta di bikin kan oleh tangan sang istri dan tidak mau dari toko.“Kenapa badanku sangat lelah? Padahal aku sejak tadi tidur saja!” gumam nya duduk sambil menunggu kue nya matang.Ia bersandar di bahu sofa, memejamkan matanya sejenak. Sekitar 15 menit dirinya tertidur di kursi, langsung terbangun mengingat kue nya masih dalam oven.“Astaga kue ku!” panik Nayla. Lalu bergegas ke dapur.“Huft.., untung saja tidak gosong!” gumamnya.Nayla mengeluarkan dari oven, dan memindahkan nya ke piring besar.Dan ketika hendak berbalik menuju meja makan, kepala nya Terasa sangat pusing dan praang....! suara piring terjatuh.Pelayan berlari menuju arah suara, dan kebetulan Indra pulang cepat mendengar keributan di dapur.“Ada apa ini?” teriak Indra.“Tuan, nona pingsan!” Indra
Mereka keluar kamar, terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi. Walaupun sudah terlihat berumur, wanita tersebut masih terlihat cantik.“Iya nyonya, anda mencari siapa?” tanya Mita ramah.Wanita tersebut, melihat Mita dari atas sampai bawah.“Kenapa perasaan ku tidak enak!” batin Mita.“Apa kamu yang bernama Mita?”“Iya dengan saya sendiri! Maaf nyonya siapa? Apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Mita dengan lembut.“Saya tinggal ke dapur sebentar!” pamit ibunya.“Iya mah,” sahut Mita. Begitupun dengan wanita itu, mengangguk sambil tersenyum.“Apa kita bisa bicara di teras saja?”Mita mengangguk, lalu wanita tersebut mendorong kursi roda Mita menuju ke teras.“Maaf nyonya merepotkan,” tolak halus Mita.“Kita langsung ke inti nya saja, tak perlu basa basi,” tegas. Hingga membua
Tiga Minggu sudah berlalu, hari ini paman nya akan kembali ke luar negeri. Selama itu juga Nayla memasak untuk paman dan bibi nya, karena mereka sangat menyukai masakan Nayla. Walaupun sudah menetap lama di luar negara, tetap makanan Indonesia yang paling mereka gemari.Begitupun dengan Mita, selama 3 hari dirinya tertidur pasca kecelakaan. Kini dirinya sudah mulai membaik, dan di perbolehkan pulang, walaupun masih duduk di kursi roda. Hampir setiap hari dirinya ke rumah Mita, untuk membantu nya belajar jalan. Orang tua Mita sudah mengetahui hubungan mereka dan melihat ketulusan Andrew mereka akhirnya menyetujui nya. Walaupun, sebelumnya ayahnya Mita sempat menolak.Akibat Kegigihan Andrew untuk mengambil hati calon mertuanya, akhirnya dirinya mendapatkan kepercayaan penuh dari sang calon mertua.Seperti nya saat ini, setelah pulang mengantar Mita kontrol. Sang calon ayah mertua mengajak nya bermain catur, terlihat Mita mengukir senyum dari ruang tamu melihat kedeka
Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. “Masya Allah, inikah yang nama nya bidadari?” batin Ikbal. Ia masih terpukau dengan kecantikan wajah wanita yang masih memakai seragam perawat tersebut. “Mas…,” panggilnya. “Hah? Oh maaf aku tidak sengaja menabrakmu,” ucap Ikbal tersadar. Namun, masih memegang tangan gadis itu. “I
Indra menatap sinis Bella yang berjalan melewatinya dengan tangan yang sudah terborgol. Begitupun Ikbal, menatap pria yang bertopeng tersebut, begitupun sebaliknya.“Pak, saya ingin melihat wajah pria ini? Apa boleh saya membuka penutup wajahnya?”“Biar kami yang membuka nya, ini terlalu bahaya untuk mu. Pria ini sudah lama jadi buronan.”Ikbal mengangguk kepalanya, polisi membuka penutup wajahnya. Alangkah terkejutnya Ikbal, bahwa pria tersebut memang benar pamannya.Sejak kedatangannya, pamannya sudah menatapnya, hingga polisi berkesempatan langsung melepaskan peluru tempat mengenai kakinya.“Paman,” lirih Ikbal. Namun saat ini pak Burhan tidak berani menatapnya.“Beliau adalah paman saya pak, adik dari almarhum ayah saya.” Pak Burhan sedikit terkejut mendengar Ikbal menyebut ayah nya yang sudah almarhum, namun dirinya berpura-pura tidak mempedulikan nya.“Terima kasih ba
Nayla bangun dari tidur nya, melihat dirinya hanya memakai pakaian dalam dan di tutupi oleh selimut tebal.“Mas,” panggil Nayla dengan suara has baru bangun tidur.“Jam berapa ini?” gumamnya lalu duduk bersandar.“Astaga, sudah jam segini! Mama pasti sibuk di dap....” seketika Nayla langsung terdiam.“Mama,” lirih Nayla. Ingin rasanya dirinya berteriak dan menangis, namun teringat akan ucapan suaminya waktu di mobil untuk tidak lagi menangis.Setelah merasa dirinya sudah baikkan, Nayla bergegas untuk mandi. Sekitar setengah jam di kamar mandi, Nayla keluar dengan handuk masih melilit di kepalanya.Saat hendak memakai pakaian, dirinya sekilas melihat wajah nya di cermin matanya sedikit membengkak akibat kebanyakan menangis.Selesai memakai pakaian, Nayla memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat dan sedikit menutupi matanya yang membengkak.“Bi, kemana mas Indra