Share

Bab 07

last update Last Updated: 2021-07-15 03:27:46

 

"Jika dengan membunuhku bisa membuatmu sembuh, maka lakukanlah sekarang... itu jauh lebih baik daripada setelah memukulku, kamu malah repot-repot membawaku ke Rumah sakit dan pergi begitu saja. Inikah cinta yang selalu kamu ucapkan padaku? Membiarkan diriku opname di Rumah sakit tanpa kamu rawat sendiri, Oh... barusan kamu mengigau minta agar aku tak pergi, tapi kamu sendiri yang menyuruhku pergi, lalu katakan apa mau mu, hm?"

Tanpa banyak kata-kata yang keluar dari bibirnya, Izzuddin mencium dahi, pipi, hidung dan terakhir bibir merah yang berani-beraninya melumat bibirnya dengan agresif, bibir yang tak pernah ia sentuh.

Biarlah di tanggal ini, di jam ini sebagai saksi bisu dua pasang kekasih tak saling mencintai itu merasakan apa yang dinamakan first kiss untuk pertama dan terakhir kalinya. Ciuman yang paling menyakitkan hingga tanpa sadar lelehan cairan bening di sudut mata lelaki itu menetes.

Kini sinar matahari pagi muncul begitu cerah sekali, seakan tahu didalam kamar itu terdapat gadis cantik yang masih asyik menikmati tidur panjangnya, dengan lancang menyelusup menembus gorden. Membuat si gadis mengerjap lucu menyesuaikan cahaya kamar, seketika gadis itu langsung terbelalak ketika sadar ia tak berada dirumah Mr. Freezer tapi di Apartemen putra semata wayang El Barak.

Gadis itu langsung menyibak selimut milik Izzuddin dengan kasar dan anehnya ia sudah memakai kaos oblong juga celana training pencak silat bukan seragam sekolahnya. Tak heran kenapa ada celana training miliknya di Apartemen itu, karena sejak dulu Syilla pencinta beladiri. Walaupun sering disebut-sebut gadis manja nan polosnya minta ampun tapi otaknya tak pernah sengklek jika menyangkut seni bela diri.

"Kak Izzu, inikan kamar apartemen Kak Izzu, lalu kenapa aku ada disini? Oh... ya ampun, kemana ponsel... yakk... ini dia." Monolognya heboh, dengan cepat gadis itu mengecek ponselnya seketika ia senyum-senyum sendiri ketika melihat ada 375 calling dan 3 pesan dari Mr.Freezer, yang isinya;

Mr.Freezer♡

[Hey, stupid girl, kau berniat pulang apa tidak?]

[Dimana kamu sekarang? Jangan menipuku.]

[Jika dalam 15 menit dari sekarang kau tak pulang, jangan harap hidupmu bisa tenang.]

Syilla langsung melotot kesal akan ancaman Mr. Freezer, dengan buru-buru gadis itu mengambil tasnya dan langsung lari kearah lantai dasar mengabaikan nyeri di kepalanya.

Saat sudah ada di Basemant, gadis itu langsung menghentikan taksi yang kebetulan lewat.

"Jalan Elizabeth, Pak!"

Instruksi Syilla buru-buru, bukannya langsung meluncur, si supir langsung menegang ketika mendengar nama jalan Elizabeth, siapa yang tidak tahu jalan mati itu? Semua orang pasti akan tahu.

Dimana di jalan itulah beberapa tahun lalu menjadi lokasi tragedi pembantaian massal yang dilakukan oleh Mafia kejam berdarah iblis. Bahkan hingga saat ini pembantaian itu masih berlaku di seluruh Indonesia, dan pelakunya selalu mengarah pada sang Mafia julukan King Frederich yang licik.

Para Aparat Keamanan Negara pun sudah resah bahkan sampai menyerah untuk menangkap Mafia itu, bagaimana tidak? King Frederich tak pernah main-main. Siapapun yang berusaha mengganggunya maka detik ini juga korbannya akan mati secara tak layak, sungguh sadis sekali.

Sehingga tak ada yang berani lagi memancing Mafia itu, membuat Aparat Keamanan Internasional pun harus turun tangan, tapi hasilnya tetap sama. Seorang Psycopath berdarah iblis tak pernah main-main, seraya ia diciptakan sebagai malaikat pencabut nyawa seluruh umat manusia di dunia.

Lama supir taksi itu tak menjalankan mobilnya, tiba-tiba ada dua polisi berwajah sanggar mengetuk kaca taksi, terpaksa Syilla membuka pintu dan dua polisi itu langsung menyeret Syilla masuk ke kantor polisi terdekat.

Disana gadis itu di interogasi selayaknya ia tersangka mencuri sepotong roti di warung, dengan kesal gadis itu terus mengumpat pelan karena ia yang tak mengerti apa-apa tapi langsung dibawa ke Kantor sialan itu.

"Dengan siapa anda tinggal disana?"

"Dengan-"

"Dengan siapa Nona Arsyilla Bellvania Azzahra?" Potong seorang lelaki tampan berwajah angkuh sambil melipat tangan di dada. Berlagak dia-lah pemimpin besar para polisi bodoh itu, Syilla mendecih ketika melihat wajah angkuh itu, walau hatinya sempat terkejut akan kejutan tak terduga ini.

"Bukan urusanmu?"

"Cih! Baiklah, kurung gadis itu sekarang juga." Perintah mutlak lelaki itu tegas, membuat Syilla gelagapan.

"Kak Izzu, tunggu!" Seru gadis itu panik.

Ya, lelaki itu adalah Izzuddin Elbarak, Jendral muda Aparat Keamanan Internasional yang turun tangan langsung untuk mengawasi pergerakan King Frederich, bahkan Syilla sendiri tak tahu jika Izzuddin bukanlah lelaki sembarangan.

"Apa?"

"Hm... tolong bebaskan Syilla dari sini, Syilla tak mau masuk penjara, karena Syilla tak melakukan kesalahan apa-apa."

"Imbalannya?"

"Kak, apa Kakak tega membuat Kakek dan Nenek khawatir jika Syilla masuk penjara?" Rajuknya dramatis, membuat Izzuddin mendecih akan akal bulus gadisnya.

"Baiklah! Kamu, saya bebaskan."

"Tapi, Mr." Sanggah Pak Erwin, selaku bagian jaksa.

"Gadis ini tunangan saya, biar saya urus sendiri." Titahnya mutlak. Membuat jaksa itu menunduk ketakutan karena di tatap tajam oleh pimpinannya.

Saat berada di Apartemen, spontan Syilla mendorong lelaki itu ke sofa lalu berdecak pinggang seperti emak-emak yang siap mengomeli anak nakalnya.

"Tugas anda sudah selesai, Pak Polisi! Sekarang aku mau pulang."

"Pulang? Cih, tapi kau masih punya hutang budi padaku?"

"Hhh... maaf, aku tidak punya banyak waktu." Jawab gadis itu sinis dan langsung pergi begitu sana, membanting pintu begitu kuat.

Dengan derai air mata penyesalan, gadis itu berlari sekuat tenaga agar segera sampai ke paviliun Tionghoa yang sudah menampungnya seminggu ini. Walaupun jaraknya sangat jauh tapi ia terus memaksakan kehendaknya agar cepat-cepat sampai, hingga ada mobil pajero modifikasi hitam melintas dan tepatnya berhenti didepan gadis itu, dengan hati gelisah Syilla langsung masuk mobil itu.

"Kak Leon, cepat jalankan mobilnya."

"Baik, Nona!" Jawab pemuda itu tenang, ia tahu jika gadis malang itu saat ini dilanda banyak masalah, karena ulah Bosnya. Ya, pemuda itu Leon, orang kepercayaan Mr. Frezzer.

Sesampainya di Rumah milik Mr. Freezer, Syilla langsung berlari memasuki rumah dengan nafas tersenggal-senggal. Belum juga kekhawatirannya terbayar lunas tiba-tiba lelaku bertudung mencekiknya membuat gadis itu terkejut juga ketakutan ketika melihat kilatan kemarahan dari si pelaku.

Gadis itu terbatuk-batuk sambil memohon ampun karena tulang lehernya terasa akan patah setelah ini.

"Tiada ampun untuk stupid sepertimu." Desis pria itu tajam.

"Hiks... am-pun.. kakkk... hiks.. hiks..." gadis itu terus berusaha meminta pengampunan sambil berusaha melepaskan diri dari cekikan itu.

Hampir saja gadis itu sekarat jika tak ada suara tangisan seorang bayi dilantai atas, dengan sadis lelaki itu melempar Syilla ke arah sofa dan langsung pergi begitu saja.

Setelah cengkeraman itu terlepas, Syilla langsung menghirup udara sebanyak mungkin, tubuhnya melemah seketika karena punggungnya menghantam pinggiran sofa.

Gadis itu menangis menahan nyeri dikepala juga punggungnya, ia sudah biasa diperlakukan kasar oleh lelaki barusan, walaupun Izzuddin tak tau jika gadisnya sangat menderita selama ini.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, Syilla mendongak bingung karena lelaki yang baru saja mencekiknya itu sudah rapi dengan balutan pakaian kasual, kaos putih dilapisi jaket bulu, lengkap dengan celana jeans dan sepatu sport putih. Sementara dilengan kirinya ada seonggok gumpalan lemak bernyawa dengan lahap meminum susu botolnya, sungguh pemandangan hot daddy yang sempurna.

Jangan lupakan wajahnya yang tampan, mata elang tajam menyala, bahkan selalu menunjukan wajah dingin tanpa ekspresi dan tak pernah menunjukkan wajah ceria sedikitpun. Memang semenjak bayi itu lahir ke dunia, Mr. Freezer lebih condong tak peduli di sekitarnya, ia hanya hangat pada putranya saja.

"Tentukan sekarang." Desisnya dengan nada dingin.

"M-maksud Kakak! Hm.. Baiklah, Syilla milih Kakak dan Baby Darrell, Sy-syilla memilih kalian berdua, Ka-karena Syilla tak ingin menyakiti Kak Izzu lagi." Jawab gadis itu gagap.

Sementara Mr. Freezer hanya menyunggingkan senyumnya remeh, dengan langkah angkuh serasa permainannya sudah selesai, lelaki itu langsung berjalan mendekati Syilla yang menatapnya bingung sedari tadi.

"Good job, Sweaty." Desisnya lagi tajam sambil mengelus pipi cubby Syilla.

Kemudian pergi begitu saja diikuti dua bodyguard yang sudah membopong satu koper besar, sadar jika Mr. Freezer akan pergi meninggalkan rumahnya dengan membawa Baby Darrell. Syilla langsung mengejar langkah lelaki itu tapi naas, mobil mewah Mr. Freezer sudah melaju menjauhi paviliun.

Gadis itu menjerit histeris berlari mengejar mobil itu agar berhenti, tapi ketika berada didepan gerbang, pintu gerbang sudah ditutup secara otomatis. Gadis itu menangis menjadi-jadi ketika dua orang tercintanya sama-sama pergi meninggalkannya sendiri. Eh.. ralat, dia menyesal telah meninggalkan orang yang ia campakkan demi orang yang sekarang meninggalkannya tanpa kata perpisahan, ternyata karma itu masih ada.

Dengan teganya Syilla meninggalkan Izzuddin hanya demi seonggok buntalan lemak mengemaskan. Dan, kini ia harus menerima kenyataan pahit lagi ketika Ayah kandung Baby Darrell langsung membawanya pergi dalam hitungan menit, hancur sudah harapan Syilla untuk tetap bersama baby tak berdosa itu.

Di sinilah awal penderitaan Seorang Arsyilla Bellvania Azzahra dimulai, sosok gadis yang polos, lugu, ceria nan manja. Kini hanya bisa menatap kosong pintu gerbang bertegangan listrik itu nanar, seakan-akan tuhan sudah mengutuknya menjadi patung manekin bernyawa.

###Li.Qiaofeng

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
..............................
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 154

    "Jauhkan mawar sialan itu dariku," pekiknya dengan nada panik. "Kenapa? Mawar ini kesukaan cucu menantumu, kau--" "Aku mohon, tolong jauhkan mawar itu dariku.." pintanya dengan nada ketakutan ketika aku mendekatkan kelopak mawar itu tepat didepan wajahnya. "Darren, tolong! Maafkan aku, aku janji tak akan mengejar Xiao Fu dan anak-anakmu lagi, t--tolong, jauhkan itu dariku--" "Apa? coba panggil namaku dengan jelas." "D-Darren... t-tidakk.. maksudku.. King Frederich.. tolong--"Plakk...Suara tabrakan antara telapak tanganku dan pipi tirus penyihir tua itu terdengar renyah di pendengaranku, tubuh ringkih itu terlempar ke lantai cukup keras."Ulangi..""K-king.. tolong ampuni aku.. hiks..." pintanya memelas sambil mencuri-curi lirikan kearah mawar merah keemasan di tanganku ini.Senyum meremehkan ku tunjukkan dengan santai, berjongkok di depannya yang tampak tubuh kurus bergetar ketakutan. "Apa apa, Nenek? kenapa kau melihatku seperti itu?"Reveena hanya menggelengkan kepalanya lemah

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 153

    "Tidakkk... tolong lepaskan aku, Nek? Hiks.. hiks.. tolong kasihani aku, aku mohon--" "Hhh... kamu tidak akan bisa lari lagi, manis. Kembar tiga? Huhh.. akhirnya aku akan hidup kembali... hhh.." "A-apa maksudmu?" Suara bergetar Syilla terdengar memilukan di dalam sana, sementara aku hanya bisa menatap gelap pintu aneh ini. "Apakah kamu tidak sadar, jika mendiang kedua putrimu sudah ku jadikan tumbal, hm? Apakah si anak Iblis itu tidak memberitahumu?" Degg... "Tu- tumbal? Jadi...?" "Hhh... bagaimana? Sudah tahu? Dasar bodoh, apa kamu tahu, kamu hanya di jadikan alat untuk menghasilkan bayi yang akan menjadi tumbalku. Darren menghamilimu bukan karena cinta, tapi karena ingin membantuku untuk mendapatkan tumbal dari tubuhmu, hhhhh..." Sreeekkk... kedua mataku memerah menahan amarah, sejak kapan aku mengorbankan darah dagingku untuk wanita gila itu? "Sialan kau, Tua bangka.." umpatku tertahan. "Tidakkk... kamu tidak bisa mengambil bayiku lagi dengan paksa. Kamu... kamu.." "Apa? D

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 152

    Fengying langsung mendekat dan menatap penuh rindu kedua mata indah milik Arsyilla, namun perempuan itu masih cukup lemah untuk banyak bergerak. "Iya, Ge. Maafkan aku yang sudah merepotkan Gege--" "Jangan katakan hal itu lagi, kau adik perempuan kami satu-satunya. Kami hanya ingin memenuhi kewajiban kami sebagai Kakak laki-laki kamu." Belum juga Fengying menjawab, Faihung langsung mendekat dan mengusap pipi pucat Syilla dengan lembut. "Sekarang kondisimu masih terlalu lemah, sebaiknya kamu istirahat dikamar." "Tidak, Ge. Aku lebih nyaman seperti ini-- memeluk suamiku adalah tempat ternyaman ketika aku bangun." Syilla mendongak dan tersenyum manja sambil menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini. Oh ayolah, tanpa malu-malu Syilla yang baru terbangun dari tidur cantiknya, malah dengan posesif memeluk pinggang sang suami, membuat Izzuddin tertawa kecil akan tingkah wanitanya itu. "Posesif.." bisik Izzuddin gemas.

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 151

    "Gege, apa yang harus kita--" "A life crystal capable of awakening him, but--" "What, the crystal of life? Then where are we going to get it? Isn't that kind of thing hard to---" "That rare life crystal exists only in Frederich's own family. We also don't need to think too deeply, because the crystal is currently in their son's hands. Darrell Frederich." Fengying mengenyit dengan sedikit linglung atas apa yang di ucapkan saudara kembarnya tersebut, selama bertahun-tahun mengenal sosok Darren Frederich sebagai kekasih Arsyilla, adik kecil mereka. Baru kali ini Fengying mendengar tentang batu kehidupan, apakah di dunia ini masih ada benda keramat seperti itu? Entahlah? "Ayah, izinkan saya untuk menjemput Darrell. Saya khawatir Bibi Arsyi tidak mampu tertolongkan, hm.. maafkan saya yang sudah berani menguping pembicaraan Ayah dan Paman, saya harap Ayah dan Paman mengerti maksud saya." Seru pemuda tampan tampak baru keluar dari bal

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 150

    Di dalam ruang keluarga paviliun milik Darren, sepasang suami dan istri paruh baya tengah lama terdiam menatap wajah kecil angkuh di depannya.Wanita paruh baya itu menatap suaminya sekilas kemudian menatap dalam diam anak kecil yang tengah asyik mengubah mainan rubiknya dengan tenang."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti itu?" Kun yang tidak tahan untuk bertanya, akhirnya menatap istrinya yang hanya diam sejak tadi."Sepertinya cucu kesayangan kita dalam suasana hati yang buruk."Mendengar kalimat singkat yang Aneska katakan tentang anak kecil di depannya, yang merupakan cucu laki-lakinya. Darrell Frederich. Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian menatap Darrell penuh arti."Jangan gegabah, dia masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan Orang tuanya. Otak dan hatinya masih kurang stabil dibandingkan dengan orang dewasa."Kun tak mengatakan apapun sebagai balasan, ia malah menaikkan salah satu alisnya. Aneska melanjutkan uca

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 149

    Faihung langsung meloncat dari ketinggian lima ribu tujuh puluh kaki tanpa alat bantuan keselamatan, seakan sudah biasa pria pucat itu terjun dari ketinggian tanpa takut tubuhnya akan remuk ketika jatuh kelantai bawah. Terdengar samar teriakan Lian memanggilnya, Faihung hanya tersenyum ketika mendengar itu. Tapp.. Begitu kedua pasang kaki jenjang Faihung berpijak diatas lantai kaki istana, suara retakan dahsyat terdengar begitu mengerikan namun retakan itu hanya terlihat begitu kecil jika dilihat. Darren yang tengah mengubah wujuh menjadi King Frederich yang sebenarnya malah acuh tak acuh dengan turunnya Faihung seolah dewa langit sedang turun. Wujud Monster manusia tersebut malah asyik mencabuti organ tubuh para prajurit tanpa henti. "Hentikan--" Belum sempat Faihung menyelesaikan ucapannya, sosok Monster itu malah melemparkan tubuh tak berdosa dua prajurit sekaligus ke arah Faihung dengan ringan. Faihung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status