Share

Bab 07

 

"Jika dengan membunuhku bisa membuatmu sembuh, maka lakukanlah sekarang... itu jauh lebih baik daripada setelah memukulku, kamu malah repot-repot membawaku ke Rumah sakit dan pergi begitu saja. Inikah cinta yang selalu kamu ucapkan padaku? Membiarkan diriku opname di Rumah sakit tanpa kamu rawat sendiri, Oh... barusan kamu mengigau minta agar aku tak pergi, tapi kamu sendiri yang menyuruhku pergi, lalu katakan apa mau mu, hm?"

Tanpa banyak kata-kata yang keluar dari bibirnya, Izzuddin mencium dahi, pipi, hidung dan terakhir bibir merah yang berani-beraninya melumat bibirnya dengan agresif, bibir yang tak pernah ia sentuh.

Biarlah di tanggal ini, di jam ini sebagai saksi bisu dua pasang kekasih tak saling mencintai itu merasakan apa yang dinamakan first kiss untuk pertama dan terakhir kalinya. Ciuman yang paling menyakitkan hingga tanpa sadar lelehan cairan bening di sudut mata lelaki itu menetes.

Kini sinar matahari pagi muncul begitu cerah sekali, seakan tahu didalam kamar itu terdapat gadis cantik yang masih asyik menikmati tidur panjangnya, dengan lancang menyelusup menembus gorden. Membuat si gadis mengerjap lucu menyesuaikan cahaya kamar, seketika gadis itu langsung terbelalak ketika sadar ia tak berada dirumah Mr. Freezer tapi di Apartemen putra semata wayang El Barak.

Gadis itu langsung menyibak selimut milik Izzuddin dengan kasar dan anehnya ia sudah memakai kaos oblong juga celana training pencak silat bukan seragam sekolahnya. Tak heran kenapa ada celana training miliknya di Apartemen itu, karena sejak dulu Syilla pencinta beladiri. Walaupun sering disebut-sebut gadis manja nan polosnya minta ampun tapi otaknya tak pernah sengklek jika menyangkut seni bela diri.

"Kak Izzu, inikan kamar apartemen Kak Izzu, lalu kenapa aku ada disini? Oh... ya ampun, kemana ponsel... yakk... ini dia." Monolognya heboh, dengan cepat gadis itu mengecek ponselnya seketika ia senyum-senyum sendiri ketika melihat ada 375 calling dan 3 pesan dari Mr.Freezer, yang isinya;

Mr.Freezer♡

[Hey, stupid girl, kau berniat pulang apa tidak?]

[Dimana kamu sekarang? Jangan menipuku.]

[Jika dalam 15 menit dari sekarang kau tak pulang, jangan harap hidupmu bisa tenang.]

Syilla langsung melotot kesal akan ancaman Mr. Freezer, dengan buru-buru gadis itu mengambil tasnya dan langsung lari kearah lantai dasar mengabaikan nyeri di kepalanya.

Saat sudah ada di Basemant, gadis itu langsung menghentikan taksi yang kebetulan lewat.

"Jalan Elizabeth, Pak!"

Instruksi Syilla buru-buru, bukannya langsung meluncur, si supir langsung menegang ketika mendengar nama jalan Elizabeth, siapa yang tidak tahu jalan mati itu? Semua orang pasti akan tahu.

Dimana di jalan itulah beberapa tahun lalu menjadi lokasi tragedi pembantaian massal yang dilakukan oleh Mafia kejam berdarah iblis. Bahkan hingga saat ini pembantaian itu masih berlaku di seluruh Indonesia, dan pelakunya selalu mengarah pada sang Mafia julukan King Frederich yang licik.

Para Aparat Keamanan Negara pun sudah resah bahkan sampai menyerah untuk menangkap Mafia itu, bagaimana tidak? King Frederich tak pernah main-main. Siapapun yang berusaha mengganggunya maka detik ini juga korbannya akan mati secara tak layak, sungguh sadis sekali.

Sehingga tak ada yang berani lagi memancing Mafia itu, membuat Aparat Keamanan Internasional pun harus turun tangan, tapi hasilnya tetap sama. Seorang Psycopath berdarah iblis tak pernah main-main, seraya ia diciptakan sebagai malaikat pencabut nyawa seluruh umat manusia di dunia.

Lama supir taksi itu tak menjalankan mobilnya, tiba-tiba ada dua polisi berwajah sanggar mengetuk kaca taksi, terpaksa Syilla membuka pintu dan dua polisi itu langsung menyeret Syilla masuk ke kantor polisi terdekat.

Disana gadis itu di interogasi selayaknya ia tersangka mencuri sepotong roti di warung, dengan kesal gadis itu terus mengumpat pelan karena ia yang tak mengerti apa-apa tapi langsung dibawa ke Kantor sialan itu.

"Dengan siapa anda tinggal disana?"

"Dengan-"

"Dengan siapa Nona Arsyilla Bellvania Azzahra?" Potong seorang lelaki tampan berwajah angkuh sambil melipat tangan di dada. Berlagak dia-lah pemimpin besar para polisi bodoh itu, Syilla mendecih ketika melihat wajah angkuh itu, walau hatinya sempat terkejut akan kejutan tak terduga ini.

"Bukan urusanmu?"

"Cih! Baiklah, kurung gadis itu sekarang juga." Perintah mutlak lelaki itu tegas, membuat Syilla gelagapan.

"Kak Izzu, tunggu!" Seru gadis itu panik.

Ya, lelaki itu adalah Izzuddin Elbarak, Jendral muda Aparat Keamanan Internasional yang turun tangan langsung untuk mengawasi pergerakan King Frederich, bahkan Syilla sendiri tak tahu jika Izzuddin bukanlah lelaki sembarangan.

"Apa?"

"Hm... tolong bebaskan Syilla dari sini, Syilla tak mau masuk penjara, karena Syilla tak melakukan kesalahan apa-apa."

"Imbalannya?"

"Kak, apa Kakak tega membuat Kakek dan Nenek khawatir jika Syilla masuk penjara?" Rajuknya dramatis, membuat Izzuddin mendecih akan akal bulus gadisnya.

"Baiklah! Kamu, saya bebaskan."

"Tapi, Mr." Sanggah Pak Erwin, selaku bagian jaksa.

"Gadis ini tunangan saya, biar saya urus sendiri." Titahnya mutlak. Membuat jaksa itu menunduk ketakutan karena di tatap tajam oleh pimpinannya.

Saat berada di Apartemen, spontan Syilla mendorong lelaki itu ke sofa lalu berdecak pinggang seperti emak-emak yang siap mengomeli anak nakalnya.

"Tugas anda sudah selesai, Pak Polisi! Sekarang aku mau pulang."

"Pulang? Cih, tapi kau masih punya hutang budi padaku?"

"Hhh... maaf, aku tidak punya banyak waktu." Jawab gadis itu sinis dan langsung pergi begitu sana, membanting pintu begitu kuat.

Dengan derai air mata penyesalan, gadis itu berlari sekuat tenaga agar segera sampai ke paviliun Tionghoa yang sudah menampungnya seminggu ini. Walaupun jaraknya sangat jauh tapi ia terus memaksakan kehendaknya agar cepat-cepat sampai, hingga ada mobil pajero modifikasi hitam melintas dan tepatnya berhenti didepan gadis itu, dengan hati gelisah Syilla langsung masuk mobil itu.

"Kak Leon, cepat jalankan mobilnya."

"Baik, Nona!" Jawab pemuda itu tenang, ia tahu jika gadis malang itu saat ini dilanda banyak masalah, karena ulah Bosnya. Ya, pemuda itu Leon, orang kepercayaan Mr. Frezzer.

Sesampainya di Rumah milik Mr. Freezer, Syilla langsung berlari memasuki rumah dengan nafas tersenggal-senggal. Belum juga kekhawatirannya terbayar lunas tiba-tiba lelaku bertudung mencekiknya membuat gadis itu terkejut juga ketakutan ketika melihat kilatan kemarahan dari si pelaku.

Gadis itu terbatuk-batuk sambil memohon ampun karena tulang lehernya terasa akan patah setelah ini.

"Tiada ampun untuk stupid sepertimu." Desis pria itu tajam.

"Hiks... am-pun.. kakkk... hiks.. hiks..." gadis itu terus berusaha meminta pengampunan sambil berusaha melepaskan diri dari cekikan itu.

Hampir saja gadis itu sekarat jika tak ada suara tangisan seorang bayi dilantai atas, dengan sadis lelaki itu melempar Syilla ke arah sofa dan langsung pergi begitu saja.

Setelah cengkeraman itu terlepas, Syilla langsung menghirup udara sebanyak mungkin, tubuhnya melemah seketika karena punggungnya menghantam pinggiran sofa.

Gadis itu menangis menahan nyeri dikepala juga punggungnya, ia sudah biasa diperlakukan kasar oleh lelaki barusan, walaupun Izzuddin tak tau jika gadisnya sangat menderita selama ini.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, Syilla mendongak bingung karena lelaki yang baru saja mencekiknya itu sudah rapi dengan balutan pakaian kasual, kaos putih dilapisi jaket bulu, lengkap dengan celana jeans dan sepatu sport putih. Sementara dilengan kirinya ada seonggok gumpalan lemak bernyawa dengan lahap meminum susu botolnya, sungguh pemandangan hot daddy yang sempurna.

Jangan lupakan wajahnya yang tampan, mata elang tajam menyala, bahkan selalu menunjukan wajah dingin tanpa ekspresi dan tak pernah menunjukkan wajah ceria sedikitpun. Memang semenjak bayi itu lahir ke dunia, Mr. Freezer lebih condong tak peduli di sekitarnya, ia hanya hangat pada putranya saja.

"Tentukan sekarang." Desisnya dengan nada dingin.

"M-maksud Kakak! Hm.. Baiklah, Syilla milih Kakak dan Baby Darrell, Sy-syilla memilih kalian berdua, Ka-karena Syilla tak ingin menyakiti Kak Izzu lagi." Jawab gadis itu gagap.

Sementara Mr. Freezer hanya menyunggingkan senyumnya remeh, dengan langkah angkuh serasa permainannya sudah selesai, lelaki itu langsung berjalan mendekati Syilla yang menatapnya bingung sedari tadi.

"Good job, Sweaty." Desisnya lagi tajam sambil mengelus pipi cubby Syilla.

Kemudian pergi begitu saja diikuti dua bodyguard yang sudah membopong satu koper besar, sadar jika Mr. Freezer akan pergi meninggalkan rumahnya dengan membawa Baby Darrell. Syilla langsung mengejar langkah lelaki itu tapi naas, mobil mewah Mr. Freezer sudah melaju menjauhi paviliun.

Gadis itu menjerit histeris berlari mengejar mobil itu agar berhenti, tapi ketika berada didepan gerbang, pintu gerbang sudah ditutup secara otomatis. Gadis itu menangis menjadi-jadi ketika dua orang tercintanya sama-sama pergi meninggalkannya sendiri. Eh.. ralat, dia menyesal telah meninggalkan orang yang ia campakkan demi orang yang sekarang meninggalkannya tanpa kata perpisahan, ternyata karma itu masih ada.

Dengan teganya Syilla meninggalkan Izzuddin hanya demi seonggok buntalan lemak mengemaskan. Dan, kini ia harus menerima kenyataan pahit lagi ketika Ayah kandung Baby Darrell langsung membawanya pergi dalam hitungan menit, hancur sudah harapan Syilla untuk tetap bersama baby tak berdosa itu.

Di sinilah awal penderitaan Seorang Arsyilla Bellvania Azzahra dimulai, sosok gadis yang polos, lugu, ceria nan manja. Kini hanya bisa menatap kosong pintu gerbang bertegangan listrik itu nanar, seakan-akan tuhan sudah mengutuknya menjadi patung manekin bernyawa.

###Li.Qiaofeng

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Black White Swan
..............................
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status