Share

Chapter 43

“Sel darah putihnya menurun. Dengan terpaksa jadwal kemoterapi yang seharusnya lusa, tidak dapat dilakukan. Kita tunggu dalam seminggu dan saya sarankan selama itu nyonya Banara dirawat di rumah sakit untuk diberikan perawatan intensif.”

“Baiklah, lakukan yang terbaik untuk adik saya, Dokter. Dia muntah-muntah terus dan nafsu makannya pun menurun drastis.” Tangis yang ia tahan sedari tadi, kini mengalir jatuh membasahi pipinya.

“Mual dan muntah memang efek samping yang paling umum terjadi. Selain ini, apa masih ada keluhan lain?”

“Rambut mulai rontok, sering mengeluh pusing … umm, lalu ….” Fifi mencoba mengingat-ingat apa saja keluhan yang pernah diucapkan keluar oleh adiknya itu. “Oh ya, adik saya beberapa belakangan ini meringis sakit tulang, Dok,”

“Nyeri pada tulang?”

“Iya, Dokter. Apakah keluhan itu tidak wajar?” Fifi berbalik tanya saat mendapati ekspresi terkejut di wajah Dokter Reese.

“Keluhan itu lebih mirip seperti gejala pada kanker tulang, tetapi mungkin saja itu karena sal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status