Share

Bab 22: Dikurung di dalam Toilet

“Sayang aja, gue dulu keburu diputusin. Jadi … belum sempat muasin dia.”

“Lo, sih, Sin. Jadi, keduluan sama anak kemarin sore.” Vanya, teman Sinta yang lagi ikut menimpali.

“Ya … gimana, ya. Gini-gini gue masih punya harga diri. Gak kayak cewek udik satu ini, yang udah ngasih tubuhnya dengan sukarela ke Bisma.” Sinta mengibaskan rambutnya sedikit.

“Kecil-kecil cabe rawit.” Kini Olla yang bersuara, teman Sinta yang berbadan gempal.

“Gimana gak mau ngasih, Bisma kan tajir. Sama gue aja dulu, bisa ngasih puluhan juta. Apalagi sama nih cewek, gue denger bokapnya juga cuman pengusaha biasa.” Sinta semakin menjadi.

Melati menggeleng, itu semua tidak benar. “Aku gak seperti itu,” lirihnya. Dia sudah benar-benar pusing dengan segala persoalan yang ada.

“Bahkan … aku …. ” Melati menggeleng, kenapa harga dirinya harus diinjak-injak seperti ini?

“Ups! Ini yang dibilang gak ngapa-ngapain.” Vanya menyungkurkan Melati kedepan, sehingga kepalanya terlihat seperti menunduk. “Lo lihat, Sin. Bekas apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status