Share

Part 3.

Penulis: NadraMahya
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-25 17:10:25

Hiruk pikuk Jakarta di jam pagi dan sore selalu saja ramai dan padat. Entah kapan semua nya akan teratur pikir Bunga saat di dalam mobil bersama Adam menuju kantor. Adam menggenggam tangan Bunga yang lalu ditepis Bunga. "Kenapa?" tanya Adam lembut. "Kamu suami orang, aku tidak mau ada kontak fisik sama kamu sebelum status kamu berubah." Adam menaikkan sebelah alis nya. "Bunga kau tahu itu tidak mungkin." Mobil Adam memasuki area parkir dan tanpa menunggu Adam Bunga keluar dari dalam mobil tergesa-gesa. "Bunga tunggu," panggil Adam sementara Bunga sudah tidak tahan dengan bisik-bisik yang terjadi disekitarnya. Adam menarik tangannya dengan kuat membuat tubuh Bunga tertarik dan berbenturan dengan tubuh Adam. "APA LAGI?" teriak Bunga frustasi. "Kita bisa baik-baik saja bukan? Aku sudah mengatakan kepada Sofia kalau aku mencintai wanita lain dan aku tidak terbiasa dengan kehadirannya."

"Ohh..begitu!" Bunga menjauhkan tubuh Adam sekuat tenaga nya, mereka tidak perduli dengan orang kantor yang melihat pertengkaran itu. Karena memang semuanya tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Kau mengatakan mencintai wanita lain, dan kau bilang apa tadi? Tidak terbiasa dengan kehadirannya." Bunga tertawa hambar seolah mengejek Adam. "Tidak terbiasa bukan berarti kau menolaknya."

"Lalu aku harus apa?" Adam pun sama frustasinya dengan Bunga. Demi tuhan dia mencintai Bunga, dan itu tidak akan berubah. Dia tidak ingin Bunga menghindarinya seperti di mobil tadi.

"Kau pikir saja sendiri." Bunga pergi meninggalkan Adam yang kesal. Semua nya menjadi begitu rumit sekarang.

****

Sofia menata bekal makan untuk Adam dengan hati yang berbunga. Pertama kali bagi nya menyiapkan makanan untuk pria yang special dihati nya. Yaitu suami nya sendiri. Lalu sedikit keraguan hadir dalam benak Sofia, apakah Adam akan menyukai masakannya? Karena kata mbok Yem kalau masakan Bunga sangat enak.

Bunga__nama wanita itu selalu membuatnya merasa bersalah dan tidak nyaman. Dia melihat foto-foto Bunga dirumah itu lalu dengan keyakinan dia meminta mbok Yem untuk menyimpannya. Bukan karena dia egois, dia hanya ingin melindungi pernikahannya dari gunjingan orang lain. Apa kata orangtua nya jika melihat foto wanita lain ada disetiap sudut rumah ini.

Dia membawa tempat bekal yang sudah dia siapkan tadi lalu berpamitan kepada mbok Yem untuk pergi ke kantor Adam. Dia meminta alamat kantor suami nya itu kepada Asih ibu mertuanya yang begitu bahagia mendengar antusias Sofia.

Dengan memakai baju muslim yang tertutup sempurna serta hijab yang sangat indah dia kenakan Sofia berjalan ke arah resepsionist kantor. Tapi sebelum dia sampai dia mendengar hal yang sangat tidak mengenakkan hati nya.

"Kasihan ya Bu Bunga. Padahal udah enam tahun sama-sama eh, taunya cuma jagain jodoh orang saja."

"Iya ya. Kurang apa coba Bu Bunga? Cantik, cerdas, sempurna banget."

"Tadi pagi gue lihat Pak Adam ngejar-ngejar Bu Bunga gitu."

"Iya mereka satu mobil. Memang saling cinta sih. Tapi gue penasaran siapa sih perempuan yang merebut Pak Adam."

Sofia berusaha menutup telinganya dari dua wanita yang menggunjingkan dirinya serta Bunga itu. Dia tersenyum ramah kepada resepsionist "Maaf saya ingin bertemu dengan Bapak Adam Bachtiar. Bisa beritahu dia kalau saya ingin bertemu?" tanya Sofia ramah.

"Sebentar ya Bu saya akan tanyakan. Dari Ibu siapa? Dan keperluannya?"

"Saya Sofia, saya istri dari Pak Adam Bachtiar." Resepsionist itu terkejut lalu meneliti penampilan Sofia. Begitu juga dua wanita tadi, mereka langsung buru-buru pergi karena mendengar apa yang Sofia katakan.

Dengan cepat Resepsionist itu menelpon sekertaris Adam yaitu Bunga untuk memberitahukan kedatangan Sofia. Karena tidak diangkat jadi resepsionist itu langsung menghubungi ruangan Adam sendiri.

"Ya,"

"Pak maaf, saya telpon ke Bu Bunga tapi tidak diangkat."

"Bunga sedang meeting dengan klien kita. Katakan ada apa?" tanya Adam sambil memeriksa beberapa laporan keuangan perusahaannya.

"Ini ada Ibu Sofia. Katanya istri Bapak." Adam menghentikan aktifitas nya dan terdiam sejenak.

"Pak."

"Oh iya. Antarkan dia keruangan saya." Adam langsung menutup telponnya dan memijat batang hidungnya. Kepala nya benar-benar pusing belakangan ini. Tak lama pintu ruangannya diketuk. "Ya masuk," ucapnya lalu terlihat lah wajah Sofia yang tersenyum kepadanya. "Ada apa kamu kesini?" tanya Adam to the point.

"Ini saya buatkan Mas makan siang. Sebentar lagi jam makan siang kan? Kita makan sama-sama disini ya Mas." Adam melirik Sofia sekilas lalu menutup mata nya. "Kenapa kamu melakukan ini?"

"Karena saya istri Mas. Jadi saya yang bertanggung jawab melayani suami saya." Adam tidak bisa menjawab lagi dia mengangguk. "Kamu siapkan saja disana, saya akan mengerjakan ini dulu." Sofia tersenyum bahagia, dia menuruti perkataan Adam menata makan siang mereka di meja tempat dimana biasa Adam menerima tamu nya.

Setelah menunggu dua puluh menit Adam dengan berat hati dan langkahnya duduk di sofa yang sedari tadi ditunggui Sofia. Dia melihat semua masakan yang dibawa Sofia. "Jangan terkejut Mas, saya tanya mbok Yem kalau Mas suka menu apa. Jadi saya masak ini." Adam hanya diam dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Sofia. Dengan telaten Sofia menyiapkan piring untuk Adam, mengisi nasi dengan lauk pauk nya. "Ini Mas, ayo dimakan." Sofia menuangkan air putih untuk Adam. Semua perbuatan Sofia tak lepas dari pengawasan Adam namun yang ada dipikiran pria itu adalah Bunga yang biasa memperlakukannya seperti ini.

"Pak. Ini saya sudah bertemu dengan klien dan mereka bilang__," Bunga tidak melanjutkan apa yang akan dia katakan karena melihat Adam tidak ada di kursi kerja nya lalu dia mencari sosok adam ke sofa dan benar saja Adam disana bersama wanita wasiat nya.

"Oh ternyata sedang makan siang. Baiklah silahkan lanjutkan Pak Adam." Bunga pergi tapi Adam buru-buru bangkit mengejarnya, Sofia kembali ditinggalkan Adam karena Bunga. Sebegitu cinta suami nya itu kepada wanita yang bernama Bunga itu. Sofia menghapus airmata nya.

Bunga buru-buru memencet tombol lift tapi Adam menariknya dengan cepat sebelum dia masuk. "Kamu jangan berpikir yang macam-macam dia datang tanpa aku meminta nya."

"Sudahlah Adam aku pusing." Bunga menjauhkan tubuh Adam yang malah memeluknya erat. "Maaf kan aku karena menyakiti mu." Airmata Bunga jatuh, dia lelah. Pernah terpikir untuk pergi dari hidup Adam tapi dia juga mencintai pria ini. Mencintai pria yang selama enam tahun sudah bersama nya lalu diminta melupakan begitu saja itu tidak mudah. Ini masalah hati, bukan hanya tentang tulisan kertas yang bisa dikoyak kertasnya jika noda tulisan tidak hilang. Ini tentang hati nya dan hati Adam. Siapa yang harus dia salahkan? Sofia kah? Bunga pun ragu untuk itu.

Tapi yang pasti adalah takdir yang mempermainkan mereka bertiga. "Maafkan aku Bunga," Adam memeluknya erat seolah tidak ingin Bunga pergi. "Aku mencintai mu, hanya kamu." Tepat saat Adam mengatakannya Sofia ada disana. Bunga terlihat menangis dan Adam begitu takut kehilangan Bunga.

Sebagai istri apa yang harus Sofia lakukan? Apa dia harus marah dan menyakar Bunga? Memaki nya karena merebut suami nya? Tidak! Sofia tidak bisa melakukan itu, karena dialah yang hadir diantara Bunga dan Adam. Dialah orang asing yang merusak impian  serta kisah Bunga dan Adam.

"Ehem...," Sofia berdeham membuat Bunga dan Adam melepaskan pelukan mereka. Namun dengan berani Adam menautkan jemari mereka berdua. "Aku ingin berbicara dengan Bunga. Apa Mas memperbolehkan nya?"

Tbc 💞💞💞

Jangan timpuk aku please...silahkan kalian tebak aja ending nya. 🤣🤣😂


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamimu Milikku   Bab 20 (END)

    Hari yang dinanti telah tiba, semua meja tersusun rapi. Banyak bunga mawar putih yang menjadi dekorasi pernikahan itu, sesuai keinginan sang mempelai wanita. Ijab kabul sebentar lagi akan dilakukan, namun semua orang terlihat gelisah karena Bunga tidak juga muncul.Sudah tiga jam namun tidak ada kabar dari Bunga. Ponselnya mati dan apartement nya kosong. Adam tahu hal itu dari Adrian yang mengecek ke apartement Bunga. Security mengatakan melihat Bunga pergi dari apartement membawa koper nya pagi sekitar jam enam subuh.Jam dimana seharusnya Bunga pergi ke hotel untuk di make up. Maryam dan Asih menepuk pundak Adam yang duduk sambil memegang keningnya. Dia terlihat sangat gelisah."Bunga sudah pergi," ucap Asih. Membuat Adam terkejut. "Bunga sudah pergi jauh nak. Mama dan Mama mertuamu yang mengantarkannya." Adam langsung berdiri meminta penjelasan. "Maksud mama dia kabur? Lalu apa maksudnya dia meminta pernikahan ini? Dan sepertinya Mama mengetahuinya."Selembar

  • Suamimu Milikku   Bab 19

    Awal baru di mulai dengan do'aDari hati yang tulus mencinta.Pada dia...Sosok yang selama ini mampu menjaga keutuhan cinta.Hari pernikahan Bunga dan Adam semakin dekat dan semua sudah rampung sembilan puluh persen. Adam sudah meminta restu dari ibu mertuanya. Meski sebuah tamparan dia dapatkan, tapi Adam tetap memohon maaf dan berjanji akan membahagiakan Sofia.Adam sempat diusir oleh ibu mertuanya hari itu. Namun keesokan hari nya Mama Sofia datang dan berkata menyetujui pernikahan itu asal Sofia bahagia.Hari ini Sofia menemani Adam yang akan mencoba jas pengantin dirinya serta Bunga. Bunga datang bersama Asih karena mereka baru selesai mengurus mengantar beberapa undangan. Di dalam mobil dia tidak langsung turun, menguatkan hati nya sendiri untuk menemui Adam dan Sofia.Bunga yang turun dari mobil menggunakan dress biru muda dengan rambut yang tergerai sangat cantik dimata semua orang yang melihatnya.Dan beberapa pegawai butik menggunji

  • Suamimu Milikku   Bab 18

    Berdamai dengan hatiMencoba menenangkan diriMenerima takdirAgar diri ini lepas dari kendali dengkiItulah yang sedang dilakukan Bunga. Dia mulai menerima jalan kehidupan yang harus dia terima. Mulai menerima kalau Sofia adalah istri Adam. Lamunan Bunga terhenti saat Adrian menepuk pundaknya ."Bunga kita sudah sampai." Bunga melihat Adrian lalu beralih keluar jendela mobil. "Oh iya," ucapnya melihat anak-anak panti yang bermain di taman. Tangan Bunga ditahan Adrian saat dia akan membuka pintu. "Bunga benarkah kamu akan menikah dengan Adam?" Adrian mengetahui hal ini dari Sofia. "Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat sepupu mu terlupakan oleh Adam." "Bukan Sofia yang aku khawatirkan tapi Adam." Ucapan Adrian membuat Bunga kembali duduk seperti posisi nya semula. "Adam," ucap Bunga mengenang Pria yang dicintai nya itu. "Adam akan mencintai nya kelak. Aku mengenal Adam dengan baik, dia bukan tipe pria yang tidak memperdulikan orang disekitarnya. Bah

  • Suamimu Milikku   Bab 17

    Langkah kaki yang buru-buru menuruni anak tangga dapat di dengar Bunga dari arah dapur. Sofia telat bangun pagi ini, meski ini hari minggu dan Adam tidak berangkat ke kantor dia tetap harus bangun pagi. Namun sial nya dia malah telat bangun bahkan shalat dengan waktu yang sedikit lagi habis.Mungkin pelukan Adam semalam membuatnya tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Sofia tersenyum mengingat semalam Adam mendekapnya sepanjang malam."Hem...ada yang terlambat bangun." Bunga mematikan kompor dan mengambil mangkuk besar untuk meletakan nasi goreng buatannya. "Bunga kamu sudah bangun?""Tentu saja. Ingat kata ku semalam bukan?" Sofia mengangguk. "Sofia lihat ayam goreng nya sebentar ya, aku mau melipat mukena dan sajadah ku sebentar, aku lupa tadi karena terburu-buru untuk menanak nasi."Ternyata Bunga juga tidak meninggalkan shalat nya. Itu berarti pikiran ku selama ini salah.Sofia berkata-kata dalam hati nya.Tak lama Bunga kembali dengan rambut yang

  • Suamimu Milikku   Bab 16

    Bunga sudah keluar dari rumah sakit dan keadaan kaki nya sudah berangsur membaik. Berjalan dengan pelan dia membuka pintu apartement nya. Bunga terkejut karena Sofia berada disana seorang diri. "Bunga maaf mengganggu kamu, Mama menyuruh aku untuk mengantarkan ini. Setelah kamu pilih kamu bisa beritahu Mama." Sofia menyerahkan majalah dari butik tempat pemesanan kebaya pernikahan Bunga dan Adam."Tidak apa-apa. Ayo masuklah." Bunga tersenyum kepada Sofia yang entah kenapa gugup. Pertama kali nya dia datang ke apartement Bunga dan semua terlihat rapi juga semua peraboran terlihat mahal."Kamu tinggal sendiri saja?" Bunga membawakan minuman dan kue dari lemari es nya. "Ya begitulah, tidak mungkin aku tinggal dengan Adam bukan?" Sofia tidak menjawab, dia tahu kalau Bunga sedang menyindir nya.Bunga membuka majalah yang dibawa Sofia dan mengamati semua model yang dia lihat. "Kau suka warna apa Sofia?""Aku?" Sofia terkejut karena Bunga menanyakannya. "Ya kamu."

  • Suamimu Milikku   Bab 15

    Berulang kali ku dengar yang mereka katakan.PergiCari yang lainMasih banyak cinta diluar sanaDan sekarang ingin ku katakan, suatu saat kalian pasti akan sangat sulit melakukannya. Jika hati mu sudah tertambat pada satu tempat ternyaman yang selama ini telah lama di huni.Bunga tersenyum saat Asih mengupasinya buah, Adrian sudah pulang saat tadi banyak orang yang menjenguk Bunga. Ada ibu Panti dan juga saudara-saudara Panti yang datang menjenguknya sore tadi.Lalu setelah semuanya pergi, Asih kembali menemani Bunga. Bunga tidak menolak kehadiran Asih karena baginya Asih layaknya orang tua dirinya sendiri."Bunga bagaimana dengan yang Mama katakan? Kamu sudah memikirkan nya?" Bunga mengangguk seraya tersenyum. "Lalu kamu setuju?""Bunga belum tahu Ma. Bunga mau lihat bagaimana kesungguhan hatinya Adam untuk Bunga.""Mama yakin kalian bisa, kamu dan Sofia adalah dua wanita yang luar biasa. Kalian bisa menganggap sebagai layaknya sa

  • Suamimu Milikku   Bab 14

    Langkahnya pasti dan terus menuju ruang dimana tambatan hati nya berada.Langkah kecil seorang wanita dibelakangnya tidak dia perdulikan. Tujuannya hanya satu dan andai dia bisa terbang dengan segera hal itu akan dia lakukan.Sofia menarik napas nya lelah karena berusaha menyamai langkah Adam. "Mas," panggilnya namun Adam tidak mendengarnya barang sedikitpun.Bunga terkejut saat pintu terbuka, Adam berjalan dan tanpa menunggu matanya berkedip pria yang dia cintai itu sudah berada di hadapannya. "Kamu baik-baik saja? Apa masih ada yang terasa sakit." Bunga menutup mulut Adam membuat Pria itu bungkam seketika. "Adam aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir." Adam langsung memeluk Bunga tanpa perduli dengan Sofia,serta Adrian yang menyaksikan hal itu."Aku berjanji tidak akan lagi meninggalkan kamu." Bunga tidak merasa bangga akan hal itu, dia malah merasa sekujur tubuhnya sakit. Perlahan airmata nya jatuh, dia menjauhkan tubuh Adam. Ditatapnya wajah Adam lalu

  • Suamimu Milikku   Bab 13

    Jangan membicarakan hati iniKalau kau masih bermain disana tanpa hentiJangan menilai Cinta Kalau kau masih tetap tidak bisa melupakannyaBunga membuka mata merasakan keributan di sekelilingnya. Saat itu netra nya menangkap sosok Pria yang tidak dia kenali berbicara dengan Asih."Oh hai Bunga, kamu sudah sadar?" tanya Pria itu tidak canggung membantu Bunga untuk duduk bersandar."Kau siapa?" tanya Bunga tidak menutup rasa tidak suka nya karena Pria yang baru dia lihat itu sudah berani menyentuh tangannya. "Maaf sebelumnya," ujar Pria itu tersenyum lembut. "Aku Adrian, aku yang tidak sengaja menabrak kamu." Bunga mengangguk, dia sudah mendengar dari Asih kejadian sebenarnya. "Rajin-rajinlah membawa mobil mu ke bengkel." Adrian tersenyum begitu juga Asih."Bunga, Adrian ini sepupunya Sofia. Dia baru saja tiba di Jakarta." Bunga mengangguk mengerti. "Jadi kamu sepupu Sofia?" Adrian menjawab dengan senyumannya."Bunga, Mama pamit pulang sebentar

  • Suamimu Milikku   Bab 12

    Meski takdir tidak memihak padanya, Bunga sudah berusaha sebaik mungkin agar kisah nya dan Adam tetap berlanjut. Namun setelah apa yang dikatakan sahabatnya dia dengar, Bunga ragu untuk melanjutkan usaha itu. Dia memang berpikir untuk pergi.Maka pagi ini Bunga ingin mengunjungi Panti Asuhan tempat dimana dia dibesarkan dulu. Dia ingin berpamitan secara langsung dengan Ibu Kepala Panti, dan juga adik-adik nya disana.Sebelum ke Panti Bunga menyempatkan diri membeli beberapa makanan serta mainan, dan yang terakhir Bunga akan membeli beberapa buku bacaan untuk adik-adiknya.Dia memarkirkan mobil tidak jauh dari toko buku di dekat taman kota yang biasa dia kunjungi.Berjalan dengan wajah yang tenang Bunga membuka pintu kaca toko itu. Setelah memilih beberapa buku dia membayar nya di kasir lalu kembali menuju mobil, sebelum Bunga sampai pada mobilnya dia mendengar teriakan seorang Ibu memanggil nama anaknya, dia yang dekat dengan anak itu langsung saja berlari

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status