Share

Bab 241

Author: Sierra
Pasti Wenny yang telah melakukan sesuatu. Dia pasti melakukan serangan balik sehingga berhasil menyelamatkan Fany.

Wenny masih belum mematikan panggilan Yuvi. Itu sebabnya, Yuvi bisa mendengar suara Hendro. "Wenny, kamu dan Pak Hendro ada di mana sekarang?"

Wenny membalas, "Kami ...."

"Wenny, aku sudah melihat mobil Pak Hendro!" sela Yuvi.

Saat berikutnya, terdengar suara ketukan. Yuvi sudah berlari mendekat dan mengetuk kaca jendela mobil.

Wenny benar-benar tidak menyangka Yuvi ternyata ada di sekitar sini. Walaupun kaca film mobil yang gelap membuat orang dari luar tak bisa melihat ke dalam, tetap saja kemunculan Yuvi membuat Wenny panik. Sebab saat ini, dia masih duduk di pangkuan Hendro. Posisi mereka berdua sangat dekat dan penuh nuansa intim.

Suara Hendro yang rendah dan serak, disertai pesona memikat khasnya terdengar sekarang. "Wenny."

Hendro sedang memanggilnya.

Wenny menatapnya seraya bertanya, "Ada apa?"

Hendro berujar, "Lepaskan."

"Apa?" tanya Wenny.

Hendro menunduk dan pan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti diah
coba terungkap aja identitas weny,si muna ketahuan bohongnya,terlalu lama,bertele2
goodnovel comment avatar
putu srinadi
terlalu lama terungkapnya
goodnovel comment avatar
Rasmirah Auliaa
kapan end nya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 492

    Saat itu juga, ponsel di tangan Pak Angga direbut oleh seseorang. Terdengar suara Bu Lisa. "Nuka, barusan kamu bilang apa? Wenny hamil?"Bu Lisa sedang berada di rumah Pak Angga dan kebetulan mendengar langsung isi percakapan Yuvi melalui telepon tadi.Yuvi sebenarnya sudah berjanji pada Wenny untuk tidak memberi tahu siapa pun soal kehamilannya. Hanya saja sekarang situasinya sudah darurat, dia tak bisa memedulikan itu lagi. Yang dia pikirkan sekarang hanya keselamatan Wenny dan bayinya."Benar, Nyonya Lisa. Wenny hamil dan anak itu adalah anak Kak Hendro. Itu adalah cucu sulung dari Keluarga Jamil!"Ekspresi Bu Lisa berubah, antara terkejut, senang, dan takut sekaligus. "Wenny hamil, kenapa nggak ada yang memberitahuku? Nuka, jangan panik. Aku dan ayahmu akan segera ke sana. Kamu sudah hubungi Hendro? Dia adalah ayah dari anak itu lho!""Sudah, Nyonya Lisa. Tapi, aku nggak bisa menghubungi Kak Hendro. Nomornya nggak bisa dihubungi terus."Bu Lisa mengentakkan tongkatnya ke lantai. "D

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 491

    Sutinah berbalik dan menatap Hendro. "Pak Hendro, ada perintah apa lagi?"Hendro masih merasa gelisah dan tidak tenang. Dia merasa seperti ada sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dia mengecap bibir tipisnya sejenak lalu berkata, "Pergilah lihat gimana keadaan Wenny di sana ...."Namun sebelum Hendro selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara Hana menjerit pelan. "Aduh!"Hendro langsung berdiri. "Hana, kamu kenapa?""Hendro, jantungku terasa nggak enak."Tubuh Hana lemas dan langsung jatuh ke dalam pelukan Hendro.Sutinah maju ke depan. "Pak Hendro ...."Akan tetapi, Hana menatap tajam ke arah Sutinah. Melihat Sutinah hendak bicara lagi, Hana langsung mengangkat tangannya dan melingkarkan ke leher Hendro sambil berkata, "Hendro, jantungku benaran sakit. Cepat antar aku ke rumah sakit."Tangan Hana menekan dadanya. "Di sini rasanya sakit dan sesak. Aku susah bernapas."Hendro langsung mengangkat Hana dalam gendongan menyamping. "Hana, aku akan bawa kamu ke rumah sakit sekarang juga."He

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 490

    Di dalam ruang kerja, Hendro sedang membaca dokumen. Namun, tak lama kemudian terdengar suara kencang. Dia langsung menutup dokumen itu dengan keras.Sutinah yang berdiri di sampingnya langsung bertanya, "Pak Hendro, kamu kenapa?"Hendro mengerutkan alis tegasnya hingga membentuk garis kerutan. "Aku juga nggak tahu kenapa. Rasanya sesak banget di dada."Biasanya, Hendro adalah seorang yang gila kerja, tetapi hari ini entah kenapa pikirannya benar-benar tidak bisa fokus pada pekerjaan.Dada Hendro terasa sesak dan napasnya pun tidak teratur. Dia mengangkat tangan dan menekan dadanya. Bagian jantung itu seperti terasa nyeri.Seolah-olah ada sesuatu yang sedang terjadi. Perasaannya jadi gelisah dan kacau."Pak Hendro, gimana kalau aku memanggilkan dokter?"Hendro menggeleng. "Nggak perlu."Setelah itu, Hendro terdiam selama beberapa detik lalu berkata pelan, "Sekarang, Wenny lagi apa?"Sutinah menjawab, "Pak Hendro, kamu mau menemui Nona Wenny? Dia tinggal di apartemen seberang. Apakah pe

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 489

    Wenny terbangun dalam kondisi linglung. Saat membuka mata, dia langsung merasa silau karena cahaya lampu putih yang menusuk. Itu membuatnya sulit melihat dengan jelas.Sebagai seorang dokter, naluri pertama Wenny langsung memberitahunya dia sekarang berada di ruang operasi.Wenny sedang berbaring di atas meja operasi yang dingin. Di sekelilingnya, ada beberapa dokter yang mengenakan jas putih.Klak, klak, klak.Para dokter membuka beberapa botol kecil obat, lalu mengambil cairan dengan jarum suntik panjang. Salah satu dari mereka berkata, "Segera suntikkan obat bius pada pasien, lalu kita mulai prosedur aborsinya."'Aborsi?'Setelah serangan di apartemen Fany tadi, Wenny sudah tahu bahwa orang-orang itu memang datang mencarinya. Namun yang lebih mengerikan, mereka ternyata datang karena janin dalam kandungannya.Wenny mencoba bergerak, tetapi seluruh tubuhnya lemas. Pukulan di bagian belakang leher tadi benar-benar membuat tubuhnya kehilangan tenaga. Dia tidak bisa melawan sama sekali.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 488

    Setelah Hana menutup telepon, suara berat dan dalam milik Hendro terdengar dari belakang. "Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Hendro keluar dari ruang kerjanya sambil membawa setumpuk dokumen. Sutinah mengikuti di belakangnya.Hana langsung membalas sambil tersenyum, "Bukan apa-apa. Hendro, kamu lanjut kerja saja."Tatapan Hendro langsung terlihat curiga saat melirik ke arahnya.Hana seketika merasa sedikit panik. Dia khawatir Hendro mencurigainya. Bagaimanapun sifat Hendro sangat peka. Dia memang sangat mudah menangkap kejanggalan.Saat itu, Sutinah menyerahkan sebuah dokumen sambil berkata, "Pak Hendro, ada sedikit masalah dengan kontrak ini."Barulah Hendro menarik kembali pandangannya dari Hana. "Kita bicara di ruang kerja."Hendro kembali masuk ke ruang kerja bersama sekretarisnya untuk menangani dokumen yang mendesak.Setelah itu, Hana baru bisa bernapas lega. Dia tersenyum tipis dan merasa tenang kembali. Sekarang, dia tidak perlu melakukan apa pun lagi. Tinggal duduk dan menu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 487

    Wenny benar-benar sangat marah dan perutnya kembali terasa nyeri.Wenny menyuntikkan obat ke dirinya sendiri, lalu berniat untuk berbaring dan beristirahat.Saat itu, suara nada dering ponsel yang lembut tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan masuk.Ternyata itu dari teman baiknya, Fany.Wenny segera menekan tombol jawab. "Halo, Fany?"Suara Fany langsung terdengar. Dia berbicara dengan nada sedikit panik, "Halo, Wenny, aku lagi dalam masalah."Jantung Wenny langsung berdetak kencang. "Fany, ada apa denganmu?""Wenny, aku baru saja pulang dari kantor, tapi tiba-tiba ada sekelompok orang masuk ke rumahku. Aku ketakutan dan langsung bersembunyi di dalam kamar.""Apa? Siapa orang-orang itu? Fany, kamu sudah lapor polisi belum?""Sudah. Tapi, mereka masih mondar-mandir mencariku sambil bilang kalau menyinggung Pak Hendro, akibatnya sangat buruk."Hendro?Wenny menggenggam ponselnya erat-erat sampai buku-buku jarinya memucat. Baru saja pria itu berurusan dengan Eddy, sekarang dia malah menyasar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status