Share

Bab 244

Penulis: Sierra
Rasa benci yang menguasai hati Hana begitu besar sampai-sampai kuku jarinya mencengkeram telapak tangannya sendiri dengan kuat, tetapi rasa sakit itu sama sekali tidak dia rasakan.

Wajah Landy terlihat muram. Dia menunduk untuk melihat Mona yang masih berlutut. "Cuma segini kemampuanmu? Kalau kamu bahkan nggak bisa menyingkirkan Wenny, berarti kamu memang nggak ada gunanya lagi."

Mona buru-buru membela diri dengan suara cemas, "Aku bisa kok. Aku sudah punya cara baru untuk menghadapi Wenny!"

Landy mendengus dingin sebelum berucap, "Kalau begitu, mari kita lihat apa yang bisa kamu lakukan. Sekarang, kamu boleh pergi."

Mona langsung berdiri dan terburu-buru pergi.

"Bu, kenapa Ibu malah melepaskan Mona yang berpura-pura jadi Wenny itu?" tanya Hana.

Landy tersenyum samar dan penuh perhitungan. "Hana, sekarang Hendro masih belum tahu kalau wanita yang bersamanya malam itu sebenarnya adalah Wenny. Selama dia belum tahu kebenarannya, kita bisa manfaatkan Mona untuk menyerang Wenny. Kita cuma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Daria Santi
ceritanya sdh muter2...tebakan saya mah d hasut LG oleh Hana dan ibunya...JD GK sadar LG deh...huff...
goodnovel comment avatar
Rahmi Syamsuddin
akhirnya sadar diri juga ...
goodnovel comment avatar
Siti diah
ya jgn terlalu bodoh JD orang,kesian weny
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 488

    Setelah Hana menutup telepon, suara berat dan dalam milik Hendro terdengar dari belakang. "Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Hendro keluar dari ruang kerjanya sambil membawa setumpuk dokumen. Sutinah mengikuti di belakangnya.Hana langsung membalas sambil tersenyum, "Bukan apa-apa. Hendro, kamu lanjut kerja saja."Tatapan Hendro langsung terlihat curiga saat melirik ke arahnya.Hana seketika merasa sedikit panik. Dia khawatir Hendro mencurigainya. Bagaimanapun sifat Hendro sangat peka. Dia memang sangat mudah menangkap kejanggalan.Saat itu, Sutinah menyerahkan sebuah dokumen sambil berkata, "Pak Hendro, ada sedikit masalah dengan kontrak ini."Barulah Hendro menarik kembali pandangannya dari Hana. "Kita bicara di ruang kerja."Hendro kembali masuk ke ruang kerja bersama sekretarisnya untuk menangani dokumen yang mendesak.Setelah itu, Hana baru bisa bernapas lega. Dia tersenyum tipis dan merasa tenang kembali. Sekarang, dia tidak perlu melakukan apa pun lagi. Tinggal duduk dan menu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 487

    Wenny benar-benar sangat marah dan perutnya kembali terasa nyeri.Wenny menyuntikkan obat ke dirinya sendiri, lalu berniat untuk berbaring dan beristirahat.Saat itu, suara nada dering ponsel yang lembut tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan masuk.Ternyata itu dari teman baiknya, Fany.Wenny segera menekan tombol jawab. "Halo, Fany?"Suara Fany langsung terdengar. Dia berbicara dengan nada sedikit panik, "Halo, Wenny, aku lagi dalam masalah."Jantung Wenny langsung berdetak kencang. "Fany, ada apa denganmu?""Wenny, aku baru saja pulang dari kantor, tapi tiba-tiba ada sekelompok orang masuk ke rumahku. Aku ketakutan dan langsung bersembunyi di dalam kamar.""Apa? Siapa orang-orang itu? Fany, kamu sudah lapor polisi belum?""Sudah. Tapi, mereka masih mondar-mandir mencariku sambil bilang kalau menyinggung Pak Hendro, akibatnya sangat buruk."Hendro?Wenny menggenggam ponselnya erat-erat sampai buku-buku jarinya memucat. Baru saja pria itu berurusan dengan Eddy, sekarang dia malah menyasar

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 486

    Lengan Hendro melingkar di pinggang Wenny dan menekan tepat di perutnya. Wenny memang sudah merasa tidak nyaman sejak tadi. Dia segera menepuk-nepuk tubuhnya sambil berseru, "Lepaskan aku! Kamu menekan perutku, sakit banget!"Mendengar Wenny bilang perutnya sakit, lengan Hendro menegang sejenak. Kemudian, dia mengangkat lengannya sedikit dan tidak lagi menyentuh perut Wenny. Hanya saja, dia tetap mendorong tubuh Wenny ke dalam sofa yang empuk.Wenny berusaha bangkit, tetapi Hendro langsung menindihnya. Tangan besarnya meraih kerah bajunya dan menarik dengan kasar.Suara robekan terdengar tajam saat kerah bajunya koyak. Bahunya terasa dingin dan Wenny menjerit karena terkejut.Saat itu juga, Hendro menunduk, membenamkan wajahnya di leher Wenny, dan mulai menciumnya sambil bertanya, "Kenapa Eddy boleh, tapi aku nggak boleh? Wenny, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?"Padahal pertanyaan itu seharusnya ditanyakan oleh Wenny. Kenapa pria itu memperlakukannya seperti ini?Kenapa Hendro

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 485

    Tubuh Wenny menegang. Dia mendongak untuk melihat Hendro. "Kamu barusan bilang apa? Kamu bilang ini anak siapa?"Hendro menyeringai dingin. "Perlu aku yang kasih tahu kamu siapa ayah dari anak ini? Kamu sendiri pasti lebih tahu dari siapa pun, itu anak Eddy!"Bulu mata Wenny bergetar halus. Meskipun dari awal dia memang tidak ingin Hendro tahu tentang keberadaan anak ini, sekarang setelah ketahuan, dia tidak mau anaknya disalahpahami asal-usulnya."Hendro, dengarkan baik-baik. Ini bukan anak Eddy, ini anakmu!"Wenny menegaskan bahwa ini adalah anaknya.Hendro terdiam sejenak, lalu perlahan-lahan tersenyum."Hendro, kenapa kamu malah tertawa? Aku nggak bercanda. Ini benar-benar anakmu. Aku ....""Cukup, Wenny!" Hendro memotong ucapannya. Kemudian, tangannya terangkat dan mencengkeram dagu mungil Wenny. "Wenny, kamu hamil anak Eddy tapi berani bilang itu anakku? Di matamu, aku ini apa? Orang bodoh yang gampang dibohongi atau kamu merasa kasihan padaku?""Aku ....""Wenny, dengar baik-bai

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 484

    Wenny berkata, "Pak Hendro, ini rumahku. Kamu nggak disambut di rumahku!"Namun, Hendro sama sekali tidak memberi Wenny kesempatan untuk menolak. Dengan satu dorongan kuat, dia langsung menahan pintu dan menerobos masuk dengan langkah panjangnya.Wenny langsung mengernyit kesal. Dalam hati, dia merasa Hendro dan Hana memang pasangan yang cocok. Mereka sama-sama suka menerobos masuk ke rumah orang lain seenaknya."Pak Hendro, tolong segera keluar! Kalau nggak, aku akan panggil satpam!"Hendro menoleh dan menatap Wenny. "Wenny, kamu lagi menyembunyikan sesuatu dariku, 'kan?"Wenny menjawab dengan datar, "Apa maksudmu?"Tatapan Hendro perlahan turun ke arah perut Wenny yang masih datar.Pria itu sedang menatap perutnya.Wenny langsung refleks menutup perutnya dengan tangan. "Pak Hendro, apa yang kamu lihat?"Sikap Wenny sekarang sangat waspada, seolah-olah Hendro bisa saja menyakiti anak dalam kandungannya. Melihat itu, dia merasa hatinya seperti ditusuk.Ternyata, Wenny mengira Hendro bi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 483

    Hendro menatap Hana dan menggeleng pelan, "Nggak mungkin! Itu bukan anak Eddy! Itu adalah anakku!"Kedua tangan Hana yang menggantung di sisi tubuhnya langsung mengepal erat, bahkan dia hampir menggigit gusinya sendiri karena kesal. Kenapa reaksi Hendro bisa sebesar itu saat dia bilang itu adalah anak Eddy?Kenapa Hendro sepertinya begitu yakin bahwa itu adalah anaknya?Hana bertanya, "Hendro, kenapa kamu bereaksi seperti ini? Setahuku, kamu nggak suka anak-anak. Tapi, apa kamu sebenarnya berharap anak itu memang anakmu? Apa kamu ingin Wenny melahirkan anak itu?"Sudut mata panjang Hendro terlihat memerah, seperti dipenuhi amarah yang mendidih. Bahkan, dia sendiri tidak tahu kenapa. Dia hanya merasa bahwa anak yang dikandung Wenny memang anaknya!Hendro memang berharap anak yang dikandung Wenny adalah anaknya!Hana mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Hendro, ini laporan kehamilan milik Wenny. Di dalamnya tertulis dengan jelas waktu kehamilannya. Wenny sudah hamil dua minggu lebih tig

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status