Share

41. Mengikat Tawanan

“Orlando, ada apa?” seru Kaliya lemah saat melihat Orlando hanya mematung dengan tubuh gemetar.

Perlahan, Orlando menoleh ke arah Kaliya. Dengan takut-takut, dia menunjuk ke arah iblis yang tergeletak tadi.

“D-dia sangat menyeramkan! Kenapa kamu menyuruhku untuk mengecek keadaannya?” balas Orlando setengah berbisik.

Mau tak mau, Kaliya membuang napas kasar. Setelah apa yang mereka lalui bersama selama ini, ternyata Orlando masih saja ketakutan seperti itu.

“Dasar pengecut,” umpat Kaliya pelan.

Kemudian dia berdeham kecil. Usai dirasa tubuhnya membaik, dan sesak di dada kirinya menghilang, Kaliya pun berdiri.

“Kamu hanya perlu meletakkan ibu jarimu di antara alis matanya, Orlando. Jika tak ada denyutan, berarti dia mati. Jika ada, berarti dia masih hidup,” ucap Kaliya kemudian. “Ayo, lakukanlah!”

Orlando menelan saliva dengan gugup. “Kenapa harus aku? Kamu saja yang mela

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status