Lelaki itu tiba-tiba saja menunduk. Memori masa lalu kembali berlomba memasuki ruang di dalam kepalanya. Kenangan buruk yang amat brutal kini kembali terpatri dan berputar tanpa permisi.Dahulu kala, ibu dari lelaki ini ternyata dihakimi oleh kaumnya sendiri karena telah menjalin sebuah hubungan dengan manusia. Di mana, bagi mereka itu adalah hubungan yang sangat hina dan terlarang. Menyatukan dua makhluk yang sejatinya diciptakan dari sesuatu yang berbeda dan tinggal di alam berbeda, merupakan sesuatu yang melanggar hukum. Maka dari itu, pemimpin klan serigala zaman dulu langsung menghukum ibu dari lelaki ini tanpa ampun. Ayahnya sendiri pun diburu dan disiksa. Padahal ayahnya hanya manusia biasa, tapi mereka menjadikan sang ayah sebagai santapan. Benar-benar memuakkan.Di sisi lain, mereka tidak tahu jika lelaki ini telah lahir ke dunia. Ya, ibu dari lelaki ini menyembunyikannya dengan baik. Meninggalkannya dengan sebongkah permata sebagai kenang-kenangan. Permata suci milik serigal
“Apa yang sedang aku lakukan?” ulang Alex bingung. Dia merasakan kilatan amarah pada netra milik Orlando. “Santai saja, aku hanya menyingkirkan helaian rambut dari wajahnya,” lanjut lelaki itu kemudian beralih dari hadapan Orlando.Alex berjalan menuju kulkas, dan membuka pintunya. Dia kemudian mengeluarkan dua kaleng minuman soda.“Oy!” seru Alex, dan langsung melemparkan minuman kaleng itu kepada Orlando.Dengan gesit, Orlando menangkapnya. Rupanya dia memiliki refleks yang cepat.“Santailah sedikit. Kamu dan kekasihmu akan aman di rumah ini,” ujar Alex, lalu dia duduk di sofa yang lain dan meminum soda tersebut.“Sudah aku bilang bahwa dia bukan kekasihku,” balas Orlando sembari cemberut.Lelaki itu pun ikut duduk. Bukannya menempati kursi kosong yang tersedia, tapi Orlando lebih memilih untuk duduk di lantai dekat dengan sofa tempat Kaliya berbaring. Entahlah. Orlando tidak tahu kenapa dia melakukan hal ini. Yang jelas dia masih belum bisa memercayai Alex sepenuhnya.Sementara itu
Aroma bacon dan telur memenuhi udara. Hal itu berhasil membuat mata Orlando bergerak-gerak karena indra penciumannya mengenali bau tersebut. Lelaki itu mengerang pelan lalu berusaha untuk membuka matanya.Ketika suara telur yang tengah dimasak lagi-lagi terdengar, Orlando pun langsung sadar. Kedua matanya terbuka lebar, dan dia mengedarkan pandangan ke seisi ruangan.“Kaliya?” ucap Orlando panik ketika mendapati sofa yang sebelumnya ditempati oleh Kaliya kosong.“Kaliya? Di mana kamu?!” seru Orlando lagi.Lelaki itu segera bangkit dan mengecek setiap ruangan untuk menemukan sosok Kaliya. Pikiran negatif kembali menyerang Orlando. Dia takut kalau Alex menipunya dan berakhi membuat Kaliya celaka.Namun begitu langkah Orlando sampai di dapur, helaan napas lega langsung keluar dari bibirnya.“Kamu berisik sekali, Orlando,” ucap Kaliya. Wanita iblis itu sedang sibuk menyajikan masakannya ke atas piring. Sementara itu di sisi lain meja, Alex sedang duduk di kursi sambil meminum segelas kopi
Kaliya meletakkan segelas kopi di atas meja. Dia menyodorkannya kepada Orlando. Lalu perempuan itu pun menyajikan tiga potong roti isi yang baru selesai ia buat.“Wah, terima kasih, Kaliya. Aku tidak tahu jika seorang iblis bisa memasak,” seloroh Alex, lalu mencomot salah satu roti isi tersebut.“Terima kasih atas pujianmu, Alex. Tapi makhluk seperti diriku sangat cepat beradaptasi.”Mendengar percakapan itu, Orlando berdeham pelan. Kemudian dia juga ikut mengambil jatah roti isi miliknya. Pada gigitan pertama, Orlando langsung bergumam senang.“Mmm... ini sangat lezat, Kaliya! Aku tidak tahu jika roti isi yang dibuat oleh iblis akan terasa lebih nikmat!” pujinya berlebihan.Kaliya memutar pandangannya. “Tidak usah berlebihan, Orlando. Itu hanya dilengkapi oleh bacon dan telur, oke?”Ekspresi Orlando jadi berubah. Pemuda itu terdiam dan kembali fokus menghabiskan roti isi miliknya. Sementara itu Alex menyantap makanan tersebut sambil diam-diam menertawakan Orlando.“Sebelumnya aku dan
“Alex, aku akan bertanya kepadamu sekali lagi,” ucap Kaliya tiba-tiba, dan hal itu berhasil membuyarkan lamunan Alex.Alex mengangguk. “Baiklah. Apa itu?”“Kamu sungguh ingin beraliansi denganku, bukan? Sejujurnya aku memiliki masalah kepercayaan seperti Orlando, tapi aku tidak bisa mendeteksi niat jahat darimu. Maka dari itu aku akan menganggapmu sebagai pria yang tulus,” jawab Kaliya sembari menekankan kata di akhir.Pria yang dia ajak bicara hanya mengangkat bahu. “Jika kamu masih ragu, kamu tidak perlu melakukan hal ini, Kaliya. Aku adalah pria sabar dan aku bisa menunggu.”Orlando mendecih dengan spontan. Kemudian dia berkedip beberapa kali sembari membalas tatapan Kaliya dan Alex yang saat ini memandang ke arahnya dengan rasa intimidasi yang kuat. Sepertinya mereka menyangka bahwa Orlando akan mengatakan sesuatu. Padahal Orlando hanya merasa geli dan kesal saja ketika Alex berkata demikian.“Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?” tanya Orlando cep
Hening sesaat. Tak ada satu pun komentar lagi yang keluar dari bibir Kaliya maupun Orlando. Sosok manusia setengah serigala itu nampak sangat menyedihkan. Sebisa apa pun Alex berusaha menyembunyikan duka di dalam hatinya, tapi itu tetap saja kelihatan.“Aku... seharusnya aku tidak mendekati Perle sedari awal. Maksudku, aku bisa saja langsung mencuri pecahan batu permata yang sudah dia jadikan kalung itu tanpa harus menjalin hubungan dengannya. Tapi, entah kenapa aku ingin melakukan kejahatan itu secara baik-baik. Atau mungkin aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Perle. Kamu tahu? Dia ternyata adalah pribadi yang sangat menyenangkan.”Kaliya bisa melihat senyum tipis mengembang di bibir Alex. Sepertinya pria itu sedang mengenang kenangan manis bersama Perle.“Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu sebelumnya, Alex.”Alex mendongak, dia menunggu pertanyaan tersebut keluar dari bibir Kaliya.“Jika Perle m
Kaliya serta Orlando terdiam saat mendengarkan cerita yang keluar dari bibir Alex. Pikiran mereka ikut berkecamuk. Mereka berdua tidak tahu jika permata Katastrof akan memiliki fungsi lain jika disucikan terlebih dahulu oleh seseorang yang pandai melakukan sihir.Alex kembali melanjutkan ceritanya.“Singkatnya, aku dan Perle semakin dekat. Di malam aku ingin melamarnya dan menjadikannya pendamping hidupku, ternyata klan dari serigala berhasil menemukan jejakku. Jika aku tidak datang malam itu ke rumah Perle, mungkin dia masih hidup sampai saat ini,” ucap Alex sendu. Kepala pria itu menunduk. Tangannya saling bertautan dan meremas dengan erat hingga buku-buku jarinya tampak memutih. Sepertinya selama ini Alex menahan semua emosi itu. Menceritakans segala sesuatu yang berhubungan dengan Perle, mungkin berhasil membuat dinding penghalang emosi itu retak.Kaliya secara refleks meraih salah satu tangan Alex, kemudian memberi usapan pelan di punggung tangannya.“Kamu tidak perlu melanjutkan
“Kenapa tiba-tiba kamu tersenyum padaku?” tanya Orlando. Dia tidak bisa menghentikan rasa penasarannya.Kaliya terkekeh pelan. “Tidak ada. Hanya saja, aku sedikit bersyukur karena pria yang menemukanku waktu itu adalah kamu, pria bodoh. Jika aku bertemu dengan manusia lain mungkin mereka sudah memiliki niat jahat. Tapi kamu? Kamu berbeda, Orlando. Seperti kata Alex barusan, kamu itu istimewa.”“Aish, berhentilah menggodaku!”“Tidak ada yang menggodamu, Orlando. Nah, Alex, lebih baik kamu lanjutkan saja ceritamu barusan.”Alex ikut terkekeh pelan. Setelah itu, manusia setengah serigala tersebut menghabiskan tiga puluh menit lainnya untuk bercerita kepada Kaliya dan Orlando.Usai puas mengungkapkan isi hati dan pikiran kalut yang ada di dalam kepalanya, Alex pun menyesap kopi seduh yang entah sudah cangkir ke berapa. Ya, sembari mendengarkan cerita Alex, Kaliya bolak balik menyajikan kopi untuk mereka.“Baiklah, karena aku tahu sekarang hatimu sudah merasa lega, maka sepertinya perjanji