Share

Perceraian adalah keputusan Juna

"Wah, aku benar-benar tidak menyangka Kakak akan menjemputku."

Nada halus suara Jihan memecah keheningan di dalam sedan milik Daniel Wilman. Jalanan malam ini sedikit lengang, apalagi putaran jam nyaris mencapai waktu tengah malam.

"Kau masih marah padaku?"

Namun, Jihan enggan menanggapi, selain menoleh ke jendela yang tertutup dan sama sekali tiada menarik dipandang.

"Jihan, tolong maafkan aku. Semuanya begitu mendadak, aku hanya tidak tahu kasus yang kutangani itu bisa demikian rumit."

"Tapi, Kakak pergi sangat lama!" Dia menengok demi menghardik pria di sebelahnya.

"Kau sedang marah atau ngambek? Aku tidak bisa membedakannya, dua-duanya tetap menggemaskan di mataku. Bagaimana, ya?!"

"Kak! Jangan menyesal jika kemarahanku sungguhan datang!"

"Hei, mana boleh begitu. Aku sudah seminggu tidak melihatmu, tahu tidak seberapa besar rasa rinduku?"

"Tidak, aku bukan anak kecil lagi. Aku tidak semudah itu untuk termakan rayuan Kakak."

"Jihan ..."

"Tidak!"

"Peri manis ..."

"Aku t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status