Share

Chapter 10 - Bunda

Penulis: Riantie A
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-21 10:01:18

Anya membuka pelan matanya lalu menggeliat untuk beberapa saat untuk melemaskan ototnya yang kaku lalu duduk dan menatap ke arah jam weker. Pukul 6 pagi.

"Terima kasih karena masih memberikan ku kehidupan, semoga hariku menyenangkan" Anya berdoa rutinnya.

Anya bangun dan berlalu ke kamar mandi, setengah jam kemudian ia keluar kamar dan mulai mengambil alat bersihnya. Hari ini adalah hari minggu, jadi waktunya ia membersihkan seluruh ruangan apartemen Daniel.

"Here I go, start cleaning the jerk house " Anya mengangkat tinggi sebuah kain pel. 

Anya mulai membersihkan ruang tamu lalu menuju ke ruang makan, ia membersihkan setiap jengkal apartemen tersebut, mulai dari membersihkan debu dengan vacuum cleaner, mengelap jendela dan membersihkan sudut-sudut barang elektronik dengan cutton bud.

Anya menyeringai tidak jelas, hari ini ia tidak akan memberikan kesempatan kepada Daniel untuk menyindirnya.

"Lihat saja, aku akan membuat apartemen ini berkilau" Anya tertawa sendiri.

Selesai dengan ruangan luas, Anya beranjak ke kamar tamu yang ada di samping kamarnya. Ia membersihkan debu, mengganti bed cover lalu memperbaiki tata letak vas bunga yang tidak sesuai menurutnya.

Selesai dengan kamar tamu ia beranjak ke ruang sebelah yang merupakan ruang kerja Daniel, Anya membuka pintu ruangan tersebut dan takjub dengan buku-buku yang tertata rapi, seakan memanggilnya untuk dibaca. Gadis itu teringat bahwa Daniel melarangnya membersihkan ruang kerja.

Anya berbalik badan berniat meninggalkan ruangan tersebut, namun beberapa saat kemudian ia kembali menoleh ke arah lemari penuh koleksi buku.

Hanya sebentar tidak akan ada masalah. 

Anya melangkah mendekati buku-buku yang tersusun di sebuah lemari besar, mengambil sebuah buku tentang Arsitek, membuka buku tersebut. Walaupun Anya tidak begitu mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh buku tersebut namun ia tetap membacanya. Membaca buku adalah hobinya dari kecil. Gadis itu bisa membaca buku apapun selama ia bisa menikmatinya.

Setengah jam berlalu, Anya menutup cepat buku arsitek ketika teringat kembali akan perkataan Daniel. Anya segera meletakkan kembali buku tersebut ke tempat semula dan melangkah keluar, namun ujung matanya menangkap sebuah berkas yang tergeletak di lantai, seperti terjatuh.

Anya memungut berkas tersebut, matanya membulat ketika melihat nama 'William' yang terdapat di dalamnya. Anya membolak-balikkan berkas tersebut, semua berkas tersebut berisi tentang perusahaan William, mulai dari saham, daftar anggota direksi sampai masalah internal.

"Kau sudah puas menyusuri ruang kerjaku?" 

Suara bariton Daniel membuat berkas yang ada ditangan Anya terlepas, berkas tersebut jatuh berserakan di lantai. Anya begitu terkejut mendengar suara Daniel dan sekarang keterkejutannya berubah cemas. Anya merutuki diri sendiri. Mengapa kau tidak bisa menahan diri Anya!!. 

Anya berbalik badan dan menatap Daniel yang bersandar di pintu sembari menatap datar kepadanya. Tanpa sadar Anya menelan ludah gugup. 

"Tadi itu aku tidak sengaja masuk ke dalam ru-ruang kerjamu" jelas Anya terbata-bata. Ia sangat malu karena tertangkap basah melanggar aturan yang Daniel buat. 

"Tidak sengaja mu memakan waktu hampir satu jam. Aku sangat terkesan" komentar Daniel sambil terus menatap datar.

Anya menggigit bibirnya lalu menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf" 

Daniel menghampiri Anya dan berbisik di telinga gadis itu. "Apa kau pernah mendengar istilah rasa ingin tahu bisa membunuhmu Anya?" 

Suara rendah Daniel terdengar sangat dingin di telinga Anya membuat tubuh gadis itu bergetar pelan, Anya menahan kuat air mata yang mulai mengenang di pelupuk matanya.

Daniel menjauhkan wajahnya "Siapkan sarapanku" Pria berlalu dari ruang kerjanya.

Anya mengangguk berkali-kali, air mata Anya yang tertahan akhirnya tumpah ruah ketika punggung Daniel menghilang di balik pembatas tembok, ia tidak menyangka bahwa Daniel bisa menjadi begitu mengerikan.

Anya keluar dan buru-buru menyiapkan sarapan dan secangkir kopi, sepanjang Daniel makan dan menghabiskan secangkir kopi paginya, laki-laki itu tidak berkomentar apapun seperti yang biasa ia lakukan membuat Anya hanya diam membisu.

&&&

Daniel memandangi berkas yang berserakan di lantai lalu menghela napas panjang. Ia sudah menyimpan berkas tersebut sebaik mungkin lalu mengapa sekarang berkas ini terletak di lantai sampai bisa ditemukan oleh Anya?. 

Daniel memungut semua berkas dan melihat nama 'Willaim' dengan tatapan nanar, ia sudah melupakan semua hal yang berhubungan dengan 'William' selama beberapa tahun ini, namun sekarang ia mulai mengingat kembali masa lalu kelamnya yang berhubungan dengan keluarga William.

&&&

Anya memandangi gedung-gedung pencakar langit dari balkon kamarnya, pikirannya terbang ke berkas yang ia temukan di ruang kerja Daniel.

"Apa tuan William salah satu kolega Daniel?" tanya Anya kepada dirinya sendiri. Ia masih penasaran dengan berkas yang ia baca, walaupun gadis itu tidak begitu memahami berkas tersebut namun melihat nama William yang notabene adalah majikan ibunya saat dia masih kecil membuat Anya menjadi penasaran. Namun ketika teringat kembali tatapan dingin Daniel membuat Anya menggelengkan kepalanya, mencoba mengenyahkan rasa penasaran yang mulai menggerogoti pikirannya, ia tidak ingin melihat lagi tatapan dingin Daniel. Itu terlalu menakutkan baginya. 

&&&

Seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun duduk di bangku taman sekolah menunggu ibu untuk menjemputnya. Ia memainkan mainan robotnya sembari menunggu di taman yang sudah hampir sepi tersebut.

"Aku akan mengalahkan mu superman"  Sang anak terlihat sangat asik dengan dunianya sendiri.

"Tidak. Kau tidak akan bisa mengalahkan ku karena aku superhero" 

Anak laki-laki tersebut terus memainkan dua robot yang ada dalam sebuah tokoh kartun anak-anak dengan lihai.

"Daniel" panggil seorang wanita yang berumur 30 tahunan.

Anak laki-laki yang bernama Daniel menoleh ke arah sumber suara, senyumnya langsung terpancar ketika melihat wanita yang sangat ia cintai. "Bunda!" Daniel langsung turun dari bangku dan berlari menghampiri ibunya.

Wanita itu merentang tangan, menyambut anak jagoannya ke dalam pelukan. Daniel tersenyum seraya mempercepat langkahnya, lalu ketika ia hampir tiba ke tempat ibunya ada sebuah mobil yang melaju cepat menabrak tubuh ibunya. 

Daniel kecil berhenti dan menatap tubuh ibunya yang tergeletak di jalan aspal dengan darah yang mulai mengalir dari kepalanya.

"Bunda!!" teriak Daniel sembari duduk di atas tempat tidurnya. 

Keringatnya bercucuran, Daniel bernapas terengah-engah seperti lari maraton, ia menatap ke arah depan dan sadar bahwa ia hanya mengalami mimpi buruk.

"Shit, mengapa aku memimpikan itu lagi" Suara Daniel terdengar bergetar. Rahangnya mengeras, tangan laki-laki itu terkepal dengan kuat. Daniel menjambak rambutnya dengan kesal.

Walaupun ia bertanya 'mengapa', sebenarnya Daniel tau mengapa ia bermimpi masa lalunya yang mengerikan, tentu saja itu karena berkas yang Anya temukan di ruang kerjanya.

Daniel menghela napas panjang, tangannya menopang dahi, mencoba untuk mengenyahkan mimpi buruk yang selama ini menghantuinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 3 (End)

    “Kau tidak apa-apa Anya?” tanya Daniel meletakkan coklat yang ia terima dari Carla, salah satu wanita kencannya. “Ini untukmu, seorang teman memberikannya kepadaku dan berkata selamat atas honeymoon kedua kita” Ucap Daniel melepaskan dasinya. Anya hanya diam menundukkan kepalanya. “Hei. Kau kenapa Anya? Mengapa diam saja? Apa kau sakit?” tanya Daniel. Anya mengangkat wajah dan menatap kepada Daniel lalu menggelengkan kepalanya, ia sangat membenci dirinya sendiri sekarang ini. adegan ciuman pipi yang ia lihat tidak bisa ia keluarkan dari kepalanya. “Baiklah. Aku akan mandi dulu. Istirahatlah” Daniel melangkah ke kamar mandi. Sepeninggal Daniel ke kamar mandi, Anya menatap kotak coklat, mengambilnya dan membukanya perlahan. Coklat berbentuk bulat tersusun rapi dan cantik dalam kotak yang berwarna coklat keemasan. Ia mengambil satu dan memasukkannya ke mulutnya. Coklat tersebut langsung melebur didalam mulutnya, ia kembali

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 2

    Anya memeluk erat kedua anaknya, ia sebenarnya tidak ingin berpisah dengan Jason dan Evan namun sifat keras kepala Daniel membuatnya tidak punya pilihan lain. Anya menangis sembari mengeratkan pelukannya.“Mom, jangan menangis, kami akan baik-baik saja disini” ujar Jason.“Ya. Lagi pula kami akan tinggal dengan grandma dan grandpa. Jadi mom tidak perlu khawatir” sambung Evan.“Tapi. Bagaimana jika kalian sakit? Siapa yang akan merawat kalian?” tanya Anya khawatir.“Grandma” jawab kembaran itu serentak.“Bagaimana dengan sekolah. Siapa yang akan mengantar kalian?” tanya Anya kembali.“Grandpa” ujar Evan. Jason mengangguk.“Tapi.. tapi”“Anya. Kau berlebihan. Kita hanya pergi seminggu, berhentilah menangis” potong Daniel yang sedari tadi melihat adegan dramatis tersebut.“Tapi kita akan pergi ke Itali Daniel, bukan San Fra

  • Cinta sang Lady Killer   Extra Part 1

    Anya meletakkan dua piring berisi sosis dan roti panggang lalu menuangkan susu pada kedua gelas panjang dan meletakkan secangkir kopi yang sudah selesai ia siapkan. Anya menganggukkan kepala dengan puas ketika melihat semua menu sarapan sudah tersaji dengan lezat diatas meja. Ia menatap ke lorong penghubung ruang makan dengan ruang keluarga, tidak ada tanda-tanda penghuni rumah akan masuk ke ruang makan. “Jason, Evan” panggil Anya. “Yes mom” jawab dua anak laki-laki berusia delapan tahun yang berlari ke ruang makan. “Good morning mom” sapa kedua laki-laki kembar tersebut lalu mengecup pipi Anya sekilas. Anya tersenyum lembut. “Good morning sweetheart”. “Dad belum siap?” tanya Anya ketika melihat hanya dua anaknya yang masuk ke ruang makan. “Aku disini my beloved one. Good morning” Sapa Daniel yang baru ikut bergabung di r

  • Cinta sang Lady Killer   Epilog

    1 Tahun kemudianLos Angeles, California. Daniel menatap bahagia kearah Anya yang sedang berjalan bersama dengan ayah angkatnya di atas karpet merah. Ia memakai setelan tuksedo putih berdasi kupu-kupu. Anya yang memakai baju pengantin berwarna putih dan kepalanya yang ditutupi oleh jaring putih membuat gadis itu seperti putri dalam cerita dongeng.Robert menyerahkan Anya ke tangan Daniel yang disambut dengan senang hati oleh anak angkatnya. Butuh waktu setahun bagi Daniel untuk sembuh dari rasa sakit dalam hatinya. Rasa bersalah Daniel kepada adiknya membuat laki-laki itu lebih memfokuskan pikirannya dalam pekerjaan. Selama setahun Daniel berubah menjadi seperti Daniel 20 tahun yang lalu, yang datang kepadanya untuk ambisi besar. Namun kali ini tidak ada diiringi oleh dendam melainkan rasa bersalah yang mendalam. Kehadiran Anya dalam hidup Daniel membuat laki-laki bisa bersikap seperti semula dalam waktu setahun. Terdengar lama namun cukup

  • Cinta sang Lady Killer   Chapter 55 - Sorry Brother

    Daniel mengambil sebuah handphone, sudah beberapa hari ia tidak mengecek handphonenya. Ia menghidupkan pesan suara. "Daniel. ini aku Richard, aku tidak bisa menghubungimu jadi aku mengirimkan hasil penyelidikanku ke e-mailmu. Tolong hubungi aku kalau kau mendengar pesan suara ini" Daniel mengerutkan keningnya dan segera memeriksa e-mailnya, terdapat sebuah file P*F dan rekaman suara. "Jay, aku ingin memberikan tugas untukmu. Kau harus membunuh Reyna, lakukan apapun yang kau bisa. Aku tidak perduli yang terpenting dia mati. Kau mengerti" Suara Cathrina yang Daniel dengar membuat lelaki itu mengkatubkan rahangnya. Anya segera menggenggam tangan Daniel. "Aku tidak apa-apa Anya" ujar Daniel. Bukti tersebut akan semakin memperjelas kesalahan Cathrina. Daniel menggenggam erat handphonenya, menatap penuh kebencian. Handphone Daniel bergetar, ia heran melihat ibunya menelpon. Mungkin ibunya masih mengkhawatirkannya, pikir Daniel.

  • Cinta sang Lady Killer   Chapter 54 - Back to Indonesia

    “Good morning mom. Good morning dad” sapa Daniel lalu duduk di kursi makan. Robert menatap khawatir kepada anaknya. “Aku baik-baik saja dad”. Robert menghela napas lalu mengangguk. Ia sudah mendengar semuanya dari Elianor bahwa Daniel sudah tau semuanya. “Aku memasakkan menu kesukaanmu Daniel. chicken stew dan fried shrimp” Elianor meletakkan sepiring udang tepung goreng didepan anaknya. Daniel tersenyum. “Thank you mom”.Laki-laki itu mengedarkan pandangannya mencari Anya. “Dimana Anya?” Sedetik kemudian Anya muncul dibalik tembok pembatas ruang makan dan dapur. “Aku disini” jawabnya lalu meletakkan dua cangkir kopi dimeja. “Hm. My favorite coffee” komentar Robert sambil menghirup aroma yang menguar dari cangkir. “Kopi buatan Anya memang yang terbaik” Daniel setuju. Anya dan Elianor duduk di kursi makan dan mereka memulai sarapan pagi mereka. “Mom, hari ini kami akan terbang ke Indonesi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status