Sesuai dengan janji Ghani, pulang dari kuliah, Ratna diajak untuk membeli cincin untuk acara pertunangan mereka, dan Ghani saat ini sedang berada di depan gedung kampus tempat Ratna sedang menunggu dirinya.
"Ayo masuk", perintah Ghani dan langsung diangguki oleh Ratna, mereka berdua pun sudah berada di dalam mobil dan Ghani pun melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat yang ia akan Tuju bersama dengan Ratna.
Ghani hanya membeli cincin saja dan untuk seserahan nanti itu semua Mommy dan Ghina ya sudah mengurusnya.
Ghani dan Ratna tiba di salah satu mall ternama di Jakarta, Mereka kemudian turun dan langsung masuk danyang mereka tuju adalah Food court untuk mengisi mengisi perutnya terlebih dahulu.
Ghani dan Ratna terlihat sedang memilih menu makanan yang akan ia makan siang ini dan pilihan Ratna pun jatuh kepada satu gelas jus Alpukat dan 1 Spaghetti,
"Kamu mau makan apa Mas biar sekalian aku yang mesanin", ucapan Ratna kepada Ghani."Samain sa
keesokan paginya hari ini awal dimulainya rutinitas baru Ghani yaitu menjemput dan mengantar Ratna untuk pergi ke kuliah.kini Gani sudah sampai tepat di depan rumah Ratna dan Ratna pun sudah keluar dan menghampiri Gani yang menunggunya di depan mobilnya."Hai Sayang, Assalamualaikum", Ucap Ghani kepada Ratna yang sudah berubah status menjadi tunangan Ghani."Waalaikum salam Mas, kamu udah datang Ayo berangkat nanti kesiangan", jawab Ratna Dan mulai masuk ke mobil Ghani.Ghani berencana siang ini ia akan menemui Meisya dengan membawa Ratna,Ghani ingin menjelaskan Jika dia dan Ratna sudah bertunangan dan Meisya tidak akan pernah bisa untuk memisahkan hubungan mereka lagi.Ratna turun tepat di depan gerbang dan juga di sana ternyata ada Rio, Rio sengaja menunggu Ratna karena ada yang ingin dibicarakan dengan Ratna, Ghani yang melihat Rio ada di sana, ia kemudian tidak jadi untuk meninggalkan Ratna ,Ghani ikut turun dan menemani Ratna dan menemui
Akhirnya Ghani dan Ratna pun pergi, Bibi yang dari belakang membawa minuman bingung ketika melihat tamunya sudah pergi."Loh Non, tamunya kemana??, kok sudah pergi, Bibi baru saja keluar bawa minuman", Ucap Bibi kepada Mesya, dan Mesya kemudian menoleh ke arah Bibi yang sedang membawa minuman tersebut.Cepat Bibi buang minuman itu, aku tidak mau melihatnya", Ucap Mesya yang kemudian berlari ke arah kamarnya, Melly yang melihatnya pun menghela nafasnya, Kenapa putrinya bisa sampai seperti itu.Bibi semakin bingung tidak mungkin Bibi membuang minuman tersebut, lebih baik ia meminumnya dengan Pak satpam yang ada di depan.Bibi kemudian membawa minuman itu ke depan, dia menyerahkan minuman tersebut kepada Pak Satpam yang ada di depan."Pak ini ada minuman seger, pasti Bapak haus kan??, Tanya Bibi kepada Pak Satpam."Wah, Bibi tahu aja kalau saya lagi haus, makasih ya Bi", Ucap Pak Satpam kepada Bibi."Iya Pak sama-sama
Pukul 4 pagi, ponsel Ratna sudah berdering dengan sangat kencang, bukan nada alarm, melainkan Ghani yang tengah membangun kan Ratna, ia ingin agar Ratna sholat subuh tepat waktu.Ratna meraba-raba meja nakas nya, matanya masih saja terpejam, ia masih mengantuk tapi terganggu dengan suara dering ponselnya, segera Ratna menggeser layar ponselnya, meskipun masih agak samar penglihatannya, ia masih bisa menyambungkan ponselnya yang saat ini sedang ia pegang.Ratna samar-samar mendengar suara lelaki yang saat ini sedang menelfon nya, suara yang tak asing menurut Ratna."Halo sayang" terdengar suara Ghani, namun sepertinya Ratna masih belum menyadarinya."Sayang, sayang siapa??, kamu berani panggil aku sayang??" Ratna sedikit kesal, siapa laki-laki yang berani memanggil nya seperti itu kecuali Ghani, suara Ratna juga terlihat seperti sedang Bagun dari tidurnya.Ghani saat ini terlihat sedang memandangi layar ponselnya, Ratna saat ini tak mengenali su
Ratna sudah berada di dalam rumahnya. Ia saat ini sedang menatap layar laptopnya yang sudah 3 jam ini menemani Sang pemilik yang masih setia mengerjakan tugas yang di berikan oleh sang Dosen.Berulangkali Ratna menggerakkan tubuhnya pelan, Merenggangkan otot-otot nya yang kaku akibat tugas yang ia kerjakan.Ia juga sudah menguap beberapa kali. Mencoba untuk menahan matanya agar tidak terpejam untuk saat ini."Sudah jam 10 malam ternyata" Gumam Ratna sambil melihat layar ponselnya yang juga ikut tergeletak di atas ranjangnya.Ranjang yang masih di penuhi dengan beberapa tumpukan buku dan kertas yang masih berceceran.Ratna berulang kali sudah menguap, kantuknya juga sudah tak bisa ia tahan lagi, matanya juga sangat berat dan sesekali berair meminta untuk segera di pejamkan.Tak menunggu waktu lama, Ratna kemudian tertidur dengan laptop yang masih menyala dan kertas yang masih berserakan.Keesokan paginya, Ratna sudah bersiap untuk segera pergi
Ghani menemani kekasihnya itu sampai tugasnya selesai, dan dari arah kejauhan tampak Rio yang sedang terburu-buru karena ia pergi ke toilet terlalu lama.Rio berhenti melangkahkan kakinya, setelah melihat siapa laki-laki yang sedang berada bersama dengan Ratna saat ini.Rio kemudian berbalik, ternyata Ghani ada disana sedang menemani Ratna.Memang, perasaan Rio ke Ratna masih sama, Rio masih sangat mencintai Ratna meskipun Rio sudah berusaha menghilangkan perasaannya, tapi rasa itu masih tetap ada.Sakit, Pastinya. Rio merasakan sakit ketika melihat pemandangan seperti ini, tapi Rio bisa apa, Ratna sudah bertunangan dengan Ghani dan akan segera menikah saat wisuda bulan depan.Rio berjalan ke arah koridor Kampus, Tampak sepi disana, Mungkin sudah banyak mahasiswa yang sudah meninggalkan kampus ini, dan hanya ada beberapa yang masih ada.Rio duduk diantara bangku disana, Diam sambil menatap lurus ke arah lapangan basket."Aku harus segera melupa
Suara klakson begitu nyaring di telinga satpam tersebut, Ia kaget dan segera berlari untuk membuka pintu gerbang rumah itu."Selamat siang pak, Benar ini rumah mbak Ratna??", Tanya seseorang yang berada di dalam mobil yang juga membawa mobil Ratna."Iya mas, Ada apa ya??", Tanya pak satpam yang belum menyadari jika mobil yang ada di depannya adalah mobil Ratna."Saya suruhan pak Ghani, Saya mau mengantar mobil mbak Ratna", Jawab laki-laki tersebut."Oh iya mas, maaf saya gak sadar kalau mobil ini mobil mbak Ratna, Ya sudah silakan masuk", Ucap satpam tersebut sambil membuka pintu gerbang lebar-lebar.Lelaki tersebut segara keluar setelah mematikan mesin mobilnya."Ya sudah pak, saya pamit dulu", Ucap Lelaki tersebut dan berpamitan."Baik mas, terimakasih", Jawab satpam tersebut sambil kembali menutup gerbang rumah Ratna.Dari dalam, Bu Dina yang baru saja pulang dari resto mendengar perbincangan satpam nya dengan seorang laki-laki membuat Di
Ratna sudah tertidur pulas di dalam mobil Ghani, mungkin ia sudah kecapekan karena seharian ini memikirkan tugas kuliahnya.Ghani pun tersenyum melihat wanita disampingnya itu, Sungguh sangat menggemaskan menurut Ghani.Tepat pukul Delapan malam Ghani dan Ratna sampai di depan rumah tersebut, Satpam yang berjaga pun sudah membukakan pintu gerbang rumah tersebut, jadi Ghani bisa leluasa masuk tanpa membunyikan klakson yang bisa membangunkan Ratna saat ini."Selamat malam mas Ghani", Ucap satpam tersebut."Malam juga Pak, Bisa bantu saya??", Tanya Ghani."Bisa mas, bantu apa ya??", Tanya satpam tersebut."Tolong buka mobil saya bagian belakang, tolong angkat barang belanjaannya ya, bawa kedalam", Titah Ghani dan dilakukan dengan senang hati oleh satpam tersebut."Baik mas", Jawabnya lagi.Ghani pun kini menggoyangkan tubuh Ratna, berharap Ratna akan bangun dan masuk kedalam rumah nya sendiri."Sayang, Bangun. Kita sudah sampai", Ghani
Pagi harinya, Ratna bangun dengan masih mengenakan pakaian yang ia pakai kemarin.Ratna sama sekali tidak bangun tadi malam, tidurnya terlalu nyayak karena badannya juga sudah sangat lelah sekali.Ratna menatap ke sekeliling ruangan itu, Mencoba mengumpulkan kesadarannya,"Loh, Kok aku udah ada di kamar sih??", Tanya nya sambil menggaruk kepalanya.Tidur semalaman penuh membuat daya ingat Ratna masih belum kembali sepenuhnya.Dapat Ratna lihat beberapa paper bag telah tertata rapi di meja riasnya, membuat Ratna pun turun karena ingatan nya sudah mulai kembali.Ratna mengeluarkan semuanya dari dalam paper bag tersebut, Lima buah novel bergenre romantis dan beberapa barang lain yang Ghani belikan untuk nya dengan cara pemaksaan.Bukan Ratna yang memaksa, melainkan Ghani sendiri.Awalnya Ratna menolak, tapi Ghani kembali memaksa dengan tameng jika sebentar lagi Ratna juga akan memakai uang nya, dan Ratna pun hanya bisa menerima itu semua.