Para rombongan pernikahan itu pun sudah sampai di masjid terdekat di daerah rumah Ratna. banyak juga tetangga yang datang memenuhi undangan mendadak itu. ada yang ikut bahagia dan ada yang sedikit membicarakan tentang pernikahan dadakan mereka.
Dan keluarga Ratna pun sudah siap untuk mendengarkan itu semua. Meskipun sudah di jelaskan tak banyak juga yang percaya dengan penjelasan keluarga Ratna, Yang mereka sangka saat ini Ratna Sudah hamil duluan.Ratna dan keluarganya saat ini sudah berada di dalam masjid, menunggu kedatangan keluarga Ghani dengan penuh kebahagiaan. Bahkan Ratna tak henti-henti melihat kearah jalan menanti keluarga calon suaminya datang.
Hati Ratna langsung lega saat melihat rombongan keluarga besar Ghani. Dapat Ratna lihat jika Semua saudara Ghani datang untuk menyaksikan pernikahan mereka.
"Assalamualaikum," ucap Mereka saat datang dan memasuki masjid yang sudah di hias sedemikian rupa untuk acara pernikahan tersebut.
"Waalaikum
Bu lastri segera berangkat menuju ke rumah Ratna, Sesuai yang di katakan Rio tadi jika Ratna hari ini menikah, dan mungkin sekarang Ratna sudah menjadi istri dari Ghani.Bu Lastri memutuskan untuk memesan taksi online, Mengendarai mobil sendiri untuk saat ini dihindari oleh Bu Lastri Karena pikirannya sedang sangat kacau.Sementara itu, Semua tamu undangan sudah pulang, Ghani, Ratna dan seluruh keluarga besarnya juga saat ini sudah berada di dalam rumah Ratna.Keluarga besar masing-masing saat ini sedang menikmati hidangan yang sudah di sediakan oleh keluarga Ratna."Mbak Din, Ratna malam ini tidur di rumah kami ya," Pinta Alisa kepada Dina yang saat ini sudah resmi menjadi besannya."Iya, Sudah kewajiban Ratna juga ikut suaminya, iya kan pa," Ujar Dina kepada suami nya."Iya ma, Ratna sudah menjadi hak Ghani, jadi Ghani mau membawa Ratna kemanapun Ratna harus mengikutinya.""Alhamdulillah kalau begitu, kami juga sangat senang, lagi pul
Disalah satu rumah sakit ternama di kota tersebut, seorang dokter tampan baru saja keluar dari dalam ruangan operasi, wajahnya sedikit memperlihatkan kelegaan nya karena ia berhasil menyelamatkan nyawa seseorang.Ghani pun berjalan melewati sepanjang koridor rumah sakit untuk menuju ke ruangannya, ia sangat lelah sekali hari ini, dan ia ingin istirahat di ruang kerjanya."Dokter, dokter Ghani, dokter tunggu", Ucap salah seorang perempuan yang kini mengejar dirinya, Ghani pun menoleh, ia melihat siapa yang memanggil nya sedari tadi dan mengikutinya sampai disini."Iya, ada yang bisa saya bantu", Ucap Ghani dengan sangat berwibawa, ia tak mau menunjukkan senyum nya kepada semua wanita, takutnya jika nanti wanita itu akan modus terhadapnya, maklum saja Ghani merupakan salah satu dokter tertampan di rumah sakit ini."Saya hanya ingin menanyakan keadaan papa saya, bagaimana keadaannya dok??", Tanya Ratna, putri dari orang yang telah diselamatkan nyawanya oleh
Ghani kini beralih ke adik kembarnya tersebut,"Yang kemarin itu pacar Lo ya, boleh juga, ganteng, selera Lo bagus", bukan kata-kata perpisahan yang di katakan Ghani, melainkan ia membahas laki-laki yang mengantar Ghina tadi sore."Iya, itu calon pacar gue, Lagian ngapain bahas dia sih, bukannya ngucapin selamat tinggal, hati-hati dijalan, eh malah ngomong hal lain", Ucap Ghina kesal.Alisa dan Fandi dapat melihat jika kedua anak kembarnya itu sedang berdebat lagi, dan Alisa dan Fandi hanya saling menggelengkan kepala mereka."Sudah-sudah, kalian ini gak di rumah, gak disini kok berdebat aja", ucap Fandi.Mereka berdua pun kemudian saling diam,"Ya udah Lo hati-hati dijalan, Jangan lupa telfon pacar Lo nanti dia ngambek lagi kayak Lo", Rafa yang melihatnya pun juga ikut menggeleng kan kepalanya,"Sudah-sudah, kalian tuh udah besar", Ucap Rafa yang kemudian mengajak Ghina untuk segera masuk karena pesawat akan berangkat."Dek, kakak b
Di rumah sakit, Ghani kini tengah terdiam sambil menikmati sisa waktu istirahatnya, ia sama sekali belum memakan makan siangnya yang ia pesan lewat jasa pemesanan online, Makanan itu masih berada tepat di atas meja kerjanya, menunggu seseorang untuk memakan makanan tersebut.Tak lama setelah itu terdengar suara pintu terbuka, ya siapa lagi jika bukan Mesya, Setiap hari gadis ini selalu datang sejak kedatangannya dari luar negri tempo hari lalu, sebenarnya Ghani sudah melarang Mesya untuk datang, tapi rasanya larangan itu tak didengar atau di lakukan oleh Mesya, gadis ini selalu saja datang dan membuat Ghani seketika bad mood jika melihat nya.Memang dari dulu, semenjak SMA Mesya selalu mengejar Ghani, mengejar cinta seorang Ghani Adelio Wiratama, tapi sayangnya Ghani sama sekali tidak meresponnya."Hay Ghan, makan siang bareng yuk, aku belum makan siang nih", Mesya kini sudah duduk tepat dihadapan Ghani, memang gadis ini cukup cantik dan seksi, tapi tak membuat
Keesokan harinya Ratna benar-benar datang ke rumah sakit, tujuannya yaitu menuju ke ruangan Ghani.Sesuai dengan yang diintruksikan Ghani sebelumnya bahwa ia langsung saja masuk dan tak perlu bertanya lagi.Pintu pun di buka oleh Ratna, tampaklah dokter tersebut tengah berada di kursi kerjanya dan sedang menyandarkan tubuhnya."Assalamualaikum", Ucap Ratna saat memasuki ruangan tersebut, Ghani kemudian mengarahkan wajahnya ke sumber suara itu, dan ternyata Ratna lah yang datang, Ratna menepati janjinya kepada Ghani, dan baru kali ini Ghani bisa tersenyum manis kepada Ratna."Waalaikum salam, silahkan duduk", Ratna pun juga membalas senyuman itu, senyuman yang mampu menghipnotis Ghani saat menatap Ratna tadi, Ratna pun duduk tepat dihadapan Ghani, mata Ratna pun mulai menelusuri seluruh ruangan ini dan pandangan nya pun tertuju kepada papan nama di meja yang ada di depannya bertuliskan Dr.Ghani Adelio Wiratama,"Oh jadi itu nama panjangnya, cukup bagu
Ratna pun tak habis pikir, ia akan berurusan dengan dokter itu selama dua bulan ke depan, rasanya itu seperti mimpi buruk buat Ratna sendiri.Kini ia tengah membanting kan tubuhnya diatas kasur empuknya,tubuhnya merasa lelah, ya seharian ini Ratna sangat lelah sekali, apalagi dengan persoalan dengan dokter Ghani membuat Ratna ingin sekali memarahi dokter itu."Kenapa harus aku sih, kenapa bukan orang lain??", Ratna pun mengusap wajahnya kasar, ia bingung jika harus menjadi kekasih dokter dingin tersebut.Dilain tempat, Ghani kini juga sedang berada di dalam kamarnya, menatap langit-langit kamarnya, rasa lelah juga sedang mendera tubuh Ghani, ia pun berniat untuk segera membersihkan tubuhnya.Langkahnya gontai, memang rasanya sangat malas, ia malas sebenarnya untuk menyentuh air, yang ia inginkan saat ini hanya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.Selepasnya menyegarkan tubuhnya, rasa kantuk dan malas yang dialami oleh Ghani pun seketi
Mata Ghani seketika pun terbelalak, ia melihat penampilan Ratna yang cukup berbeda, Ratna malam ini sangat cantik sekali berbeda dengan saat ia temui sebelumnya."Aku sudah siap mas, ayo kita berangkat", Ghani masih saja terdiam, tak menyangka jika Ratna akan cantik sekali malam ini, tapi Ghani tiba-tiba tersadar, ia tak mau masuk kedalam cinta yang belum tentu, Ghani tidak mau itu, tapi untuk saat ini, Ghani tidak bisa berbohong, detak jantungnya saat ini berdetak sangat cepat dan tak bisa ia normal kan kembali.Ghani berdiri, "Iya ayo kita berangkat sekarang", ia kemudian berangkat bersama Ratna menunju tempat yang hanya Ghani sendiri lah yang tahu, dan Ratna pun hanya menurut saja, mengikuti Ghani dari belakang.Suasana di rumah itu memang sedang sepi, Ayah Ratna sudah mulai bekerja dan tampaknya baru besok sore akan sampai di rumah, dan untuk Mama nya Ratna, dia juga sedang bekerja, mengurus resto milik bos nya yang sudah dua puluh tahun ini ia kelola.
Ratna sudah tak menunjukkan senyumannya sama sekali, bibir nya sudah mengerucut, hatinya juga sudah bergemuruh hebat, dan air matanya sudah ingin tumpah membasahi wajahnya, entah apa yang dirasakan Ratna saat ini, dadanya merasa sangat sekali ketika Ghani memberikan undangan tersebut, apakah Ratna sudah mulai jatuh hati kepada Ghani, dan Ratna pun masih belum menyadari nya sampai saat ini.Ghani juga sampai saat ini masih belum sadar jika ada perubahan di wajah Ratna, dan Ghani pun masih merasa jika semuanya baik-baik saja.Makan malam mereka pun sudah selesai, tapi kesalahpahaman yang dialami Ratna masih belum, Ratna masih salah paham kepada Ghani karena sebuah undangan tersebut."Mas sudah kan, kalau sudah kita pulang aja ya, aku capek", Ghani pun mengangguk dan mengajak Ratna pergi meninggalkan resto tersebut, tak banyak yang mereka bicarakan, Ratna sudah malas berbicara kepada Ghani dan Ghani pun masih belum menyadarinya.Tak lama setelah itu mere