Yang Orang-orang
Sebut Cinta
Aku ingat tanpa sengaja mataku menatap matamu sore itu.
Semalaman aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadamu? Apa semudah itu hati dijatuhi.
Satu pandangan saja dan dadaku berdetak tak tertata.
Dua hari kemudian kita bertemu lagi, tetapi aku sengaja diam.
Bukan karena tidak merasa rindu.
Jika saja aku berani, ingin kupeluk dan kukecup mesra keningmu.
Namun, kita belum punya ikatan apa-apa.
Kita bahkan tidak begitu banyak bertegur sapa.
Mungkin benar begini: apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata.
Dan, ia merekamnya hingga terserap di dada.
Lalu, orang-orang menyebutnya cinta.
Hal yang sama seperti yang aku rasa. Selepas bertemu denganmu.
Semalaman aku menghabiskan waktu berpikir tentangmu.
Mengingat-ingat apa yang terjadi.
Lalu tersenyum membayangkan senyummu.
Dan, menyadari betapa indahnya pe
Aku tak pernah mendugaAda yang selalu menyenangkan dalam hidup.Bahwa hidup selalu memberikan kejutan.Hal-hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.Tiba-tiba saja. Tanpa rencana sesuatu terjadi pada kita.Kau yang awalnya, aku pikir orang yang tidak menyenangkan meski bukan orang yang membosankan.Intinya, aku dan kau sama sekali tidak ada apa-apa.Tidak ada hubungan. Bahkan tidak berteman akrab.Kita hanya dua orang yang saling mengenal sekadarnya.Bertegur sapa sekenanya saja.Tidak ada yang berlebihan.Bahkan, pada beberapa kesempatan sebelumnya.Kita sama sekali tidak saling memedulikan.Kau sibuk dengan urusanmu. Aku juga sibuk dengan urusanku.Meski kita sering bertemu (tanpa sengaja) di tempat yang sama. Kebetulan saja kita satu kampus.Aku masih ada urusan di kampus. Aku hanya menikmati hari-hariku yang menyenangkan.Berteman dan bertemu dengan ba
Obrolan dan hal sederhana dengan kamu.Hari ini tidak begitu buruk.Meski aku ketiduran hampir sepanjang hari.Dan, berjalan kaki beberapa kilo meter. Karena supir angkutan umum di kota ini pada demo mogok kerja.Aku harus pergi ke sebuah toko, membeli sesuatu yang aku butuhkan.Alhasil, aku memilih menikmati apa saja yang bisa aku lakukan.Selama ini aku selalu berusaha untuk tidak mengeluh.Dan, hari ini aku juga tidak akan mengeluh.Karena saat tertimpa hal yang kurang menyenangkan, jika dibuat mengeluh, hanya akan menambah beban batin.Karena itu, aku berusaha menikmatinya saja.Entah angin apa yang membawamu.Kau datang beberapa saat ketika aku hendak berangkat.Dan, aku juga tidak mengerti. Mengapa akhirnya kau memilih ikut berjalan kaki.Padahal, aku tahu betul. Begitu banyak perempuan yang tidak akan bersedia berjalan kaki jarak yang cukup jauh- di kota ini.Apalag
Untu perempuandi Sabtu KemarinBisakah kau ke mari sebentar. Dekatkanlah telingamu.Aku ingin bercerita beberapa hal kepadamu: tentang dirimu, dan kenapa aku masih saja bertahan untuk memperjuangkan kamu.Untuk bisa menjadi pantas mendampingimu.Kau tahu? Bagiku kau adalah perempuan yang meneduhkan.Kau adalah perempuan yang membuatku merasa utuh.Meski terkadang tak jarang hujan pun meruntuh di dadaku. Saat cinta yang kujaga ternyata tidak kau rasa.Saat rindu yang kupunya hanya terpendam dan menua.Saat segala yang aku harapkan memilih lenyap sebelum bisa kuwujudkan.Namun, tidak mengapa. Karena memang, bagiku kau adalah perempuan yang meneduhkan.Walaupun akhir-akhir ini jarang kita bertemu. Kau sibuk dengan duniamu, dan aku sibuk dengan rinduku.Kau berjalan dengan segala senyummu, aku berjuang untuk membuatmu kelak percaya.Aku adalah lelaki yang
Kepada Perempuanyang Sedang Jauh dari rumahKamu harus percaya. Kamu tidak pernah benar-benar sendiri.Barangkali, surat ini juga tak akan mampu menyeka air matamu.Sama seperti suratku untuk memelukmu saat tubuhmu panas dingin.Tidak mampu menyembuhkan.Namun, aku ingin mengatakan kepadamu, bahwa, banyak sekali di dunia ini yang tak pernah kita inginkan.Namun, itulah yang diberikan Tuhan kepada kita.Bukankah semua itu adalah pilihan kita sendiri, meski tidak kita sadari.Sebab, ketika kita memiliki kesepakatan dengan tuhan untuk lahir ke dunia, kita sudah memaketkan segalanya dengan kelahiran.Keputusan memilih menetap sementara di dunia.Keputusan apa yang terjadi saat ini, saat kau membaca surat ini.Kau tahu? Tanpamu rasanya keramaian dan kembang api tak pernah benar-benar bisa menjadi teman bagiku.Tanpamu, kesepian adalah lebaran sesungguhnya.
Untuk Perempuankuyang Sedang SakitAku tahu surat ini tak akan menyembuhkanmu.Aku paham, rindu yang menumpuk di dadaku juga tidak mampu memulihkanmu.Namun, pada bait-bait ini aku ingin memelukmu.Menemani sepanjang panas dingin tubuhmu.Menjagamu dengan pikiranku: bahwa kamu adalah satu-satunya perempuan yang ingin kuyakinkan, untuk mencintaiku.Tidak usah sesalkan jarak. Tidak usah salahkan waktu.Karena kita juga tidak seharusnya menolak rindu.Jaraklah yang mengajarkan kita bagaimana cara menjaga percaya.Jarak pula yang mengajarkan kita untuk bersabar saat satu di antara kita tidak sempat memberi kabar.Kelak, juga jarak yang akan memperpendek diri, ia akan memangkas waktu hanya untuk melihat kita bertemu.Pada tubuhmu yang melemah, ada satu hal yang harus kau ingat: bahwa aku menjaga hatimu di sini kuat-kuat.Aku adalah hati yang menunggu rindu
Aku telah mimilihmuAku tahu, banyak di luar sana hati yang mungkin bisa saja menjadi pilihan lain.Hati yang bersedia menemani sepiku. Yang bersedia bermalam larut bersamaku.Yang bersedia berbagi segala yang ia punya padaku.Namun, aku telah memilihmu. Aku memilihmu atas apa saja risiko yang akan kuhadapi nanti.Aku memilihmu karena aku percaya. Rasa tidak pernah salah dalam mengeja.Meski rasa tidak selalu benar dalam memperhitungkan luka.Tidak mengapa. Bagiku memilihmu selalu mampu memulihkan.Kau obat atas segala nyeri di sudut hati.Walau kadang tidak jarang kau juga sebab rindu memagut sepi.Aku memilihmu atas segala perasaan yang tumbuh di dada.Mengabaikan segala kalimat manusia yang melemahkanku.Aku memilih buta. Aku memilih tuli.Aku tidak peduli pada perkataan orang-orang yang menginginkanku tidak mencintai kamu.Memilihmu adalah hal yang ingin
Ini Hanya Soat WaktuTak ada yang tahu kapan hati bisa dengan mudah menerima orang yang baru saat ia patah begitu sendu oleh cinta yang ternyata hanya benalu.Dan, kau hadir dalam getirku. Menghapus segala pupus asa.Kau manusia yang akhirnya mengertikan aku, bahwa selalu ada sembuh setelah jatuh, bahwa selalu ada kuat setelah rehat, bahwa ada kamu setelah dia.Setelah luka. Setelah khianat.Hadirmu mengubah apa-apa saja yang kuduga tak akan pernah ada.Apa-apa saja yang kini ternyata kita sebut bahagia. Ternyata benar, saat kau dicampakkan akan ada pemungut hati yang lebih tulus untuk mengajakmu kembali berdiri.Merentangkan pelukan, mengecupkan rindu, menghangatkan sendu.Di dadaku kini kau menjadi pemenuh segala teduh, tak ada lagi gersang yang mengeringkan, tak ada lagi lembab yang meneteskan.Jika pun nanti waktu memang tak bisa kita buat abadi, tetapi percayalah aku tak pernah lagi
Tak Pernah HabisPadamu cinta tak pernah habis.Meski seringkali dicuci oleh tangis.Aku memilih bertahan bukan karena takut kedinginan.Bagiku tetap bersamamu melebihi keinginan.Aku manusia yang utuh membutuhkanmu. Yang rela jatuh membasuh sendu sedanmu.Tanpa pernah kau minta, karena cinta selalu ada.Ia kembali pulih dari luka-luka, menjagamu tanpa pamrih seisi dada.Tak ada cinta yang sempurna.Aku pun pernah membuat retak-retak di dadamu.Tanpa kusadari, tanpa kuingini, jatuh kata-kata yang menyakiti.Namun, ingin kusampaikan kepadamu, tak pernah berniat aku menyakiti.Maafkanlah segala salah. Akan kupeluk semua yang patah.Biarkan kembali rindu lahir dari sebentuk harapan yang mengalir.Doa-doa mungkin tak akan berharga, tanpa rasa syukur karena kita masih ada.Peluklah segala harapan, biar kita tak tersesat menuju tujuan.Denganmu saja ingin ku menua.