"Oh ya. Soal cerai dengan Carlos, ingat bagi hartanya dengan rata. Aku kenal Kak Alex, aku akan minta dia berusaha membuat Carlos keluar dari rumah dengan tangan kosong," kata Zoya sambil mendengus.Tamara belum sempat cerita pada Zoya soal pengacara. Pihak pengacara yang tadi sore menghubunginya dan baru satu jam yang lalu dia memilih Firma Hukum Bostan. Dia tidak menyangka kakaknya Zoya ternyata mengenal bos firma hukum ini, mereka bahkan sempat membahas tentang kasus ini.Saat mendengar cerita dari Zoya, Tamara merasa agak canggung. Namun, canggungnya juga tidak bertahan lama. Lagi pula, yang akan dibicarakan mereka adalah Carlos karena mereka semua berasal dari lingkaran yang sama."Aku nggak tulis minta harta di surat cerai, aku akan keluar tanpa bawa apa-apa," kata Tamara."Kamu bodoh ya? Kenapa nggak minta?" tanya Zoya."Karena aku nggak mau ada masalah lain dengannya. Kalau nggak minta harta, proses cerainya akan lebih lancar," jawab Tamara."Carlos sendiri yang nggak mau cerai
Saat ini sudah waktunya pulang kerja. Orang-orang dari departemen SDM juga sudah meminta maaf, mereka bahkan sempat dimarahi atasan mereka. Peter mengantar Zoya keluar dengan senyuman, sedangkan para karyawan ada yang lembur dan ada yang pulang.Di dalam lift."Terima kasih sudah membelaku hari ini," kata Tamara yang berterima kasih sambil merangkul tangan Zoya."Huh. Setelah kejadian hari ini, seharusnya nggak ada orang di departemenmu yang berani mengganggumu lagi. Mereka pasti sudah kapok," kata Zoya dengan angkuh."Tapi, kenapa nggak minta Jacob langsung memecat mereka? Mengganggu mata saja," tambah Zoya.Tamara menjelaskan, "Rekaman suara itu aku sendiri yang lalai, aku seharusnya nggak menelepon di kantor. Gosip antar karyawan itu sudah biasa terjadi di perusahaan mana pun. Tapi, Kak Jacob segera membubarkan grup itu, jadi nggak terlalu berpengaruh padaku."Tamara menyandarkan kepalanya di bahu sahabatnya, lalu melanjutkan, "Surat laporan itu tentang statusku belum menikah di res
Sheila khawatir jika Zoya benar-benar menyelidiki masalah ini, nasibnya akan berakhir sama seperti Clara. Semua ini salah Clara yang mengungkit tentang laporan pemalsuan data itu, ingin menyeretnya ke dalam masalah?"Aku sudah tahu soal rekaman dan laporan itu, grup kecil di perusahaan juga sudah dibubarkan. Soal laporan pemalsuan data itu, Tamara bilang dia akan menyelesaikannya sendiri," kata Jacob."Jangan bilang orang itu masih kerja di perusahaan," kata Zoya.Tamara baru saja hendak mengatakan sesuatu, Sheila yang berdiri di sebelah Jacob maju dan membungkuk untuk meminta maaf. "Tamara, maaf, aku yang mengirim surat laporan itu. Kamu juga pasti sudah tahu hal ini sejak awal, tapi kamu nggak mengungkapkannya demi menjaga harga diriku. Terima kasih banyak. Aku dan Clara juga karena iri padamu, mohon memaafkanku kali ini."Saat itu, Sheila masih tidak tahu asal-usul Tamara. Dia hanya merasa Tamara memiliki hubungan yang kuat, sehingga iri dan sengaja menyulitkan orang baru. Namun, di
Mendengar perkataan itu, Jacob berkata dengan nada yang dingin, "Apa yang terjadi? Kamu sampai memaki Nona Zoya?"Jacob berpikir pantas saja Zoya begitu marah sampai meneleponnya, ternyata Clara ini memang sudah terlalu kelewatan.Clara segera berkata, "Pak Jacob, maaf, aku nggak sengaja. Saat itu aku ... terprovokasi, jadi nggak bisa mengendalikan mulutku.""Nggak bisa mengendalikan mulut? Aku rasa kamu memang sengaja. Tadi kamu sangat sombong sampai mau memukul Tamara," sindir Zoya.Mendengar Clara hendak memukul Tamara, Jacob langsung marah dan berteriak, "Clara, kamu mau kerja lagi ya!"Clara segera membela diri dengan panik, "Aku nggak berniat memukul Tamara .... Pak Jacob maafkan aku. Nona Zoya, maafkan aku."Setelah mengatakan itu, Clara membungkuk 90 derajat. Setelah itu, dia menghadap Zoya dan berkata nada yang sesak dan ketakutan, "Aku salah. Aku seharusnya nggak memulai masalah dan ikut campur urusan orang lain, apalagi berbicara nggak sopan pada Tamara dan menghina Nona Zoy
"Kalian juga nggak pikirkan. Aku sendiri yang berjalan masuk, apa aku masih harus pakai nama Tamara untuk masuk? Dia masih belum jadi istri bos kalian," kata Zoya.Tamara yang langsung merasa malu saat mendengar perkataan itu pun menarik baju Zoya dan berbisik, "Jangan sembarangan bicara."Zoya tidak melanjutkan perkataannya karena dia tahu Tamara mudah malu, melainkan mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Dua detik kemudian, orang itu mengangkat teleponnya dan Zoya pun mengaktifkan pengeras suara di ponselnya. "Nona Zoya, telepon aku untuk mengajakku makan malam bareng kalian ya?"Begitu mendengar suara itu, semua orang langsung menarik napas karena yang berbicara itu adalah Jacob dan nada bicaranya jelas sedang berbicara dengan teman lama. Dalam sekejap, mereka mengerti Zoya bisa masuk ke perusahaan ini karena mengenal Peter. Karyawan tidak boleh sembarangan membawa teman ke kantor, tetapi bos boleh. Kali ini, Clara benar-benar dalam masalah.Mendengar perkataan Jacob, Zoya
Clara memelototi Zoya dan menggigit bibirnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa."Hei. Kamu mau menyerangku atau temanku? Dia baru saja masuk ke dunia kerja, kalian semua malah mengganggunya. Dari penampilanmu saja, aku sudah tahu jenismu seperti apa," kata Zoya dengan nada sinis.Zoya duduk kembali, lalu menyilangkan kedua kakinya dengan anggun dan tangannya di depan dada. Setelah itu, dia berkata, "Kalau kalian mau damai, boleh saja. Aku akan cari tahu siapa di antara kalian yang berani mengganggu temanku. Kalau nggak mau ketahuan, sebaiknya kalian segera keluar dari Kota Ruksa."Melihat Zoya membela Tamara, beberapa rekan kerja yang dahulu pernah mengganggu dan melaporkan Tamara pun langsung panik."Clara, cepat minta maaf, siapa suruh kamu cerewet," bisik Sheila setelah mendekat.Saat menatap Sheila, Tamara menyadari wanita ini adalah orang yang melaporkan riwayat hidupnya palsu."Benar. Clara, cepat minta maaf, sebentar lagi jam kereja akan selesai," kata seseorang yang satu kelompo