Share

Bab 216

Penulis: Bertha
"Nggak apa-apa, aku juga nggak butuh penjelasan yang profesional. Lagi pula, isi kerja samanya sudah saya pahami dengan cukup jelas di rapat tadi."

Tamara sungguh kehabisan kata-kata. "Aku hampir nggak pernah ke departemen lain, bahkan aku nggak tahu pembagian departemen."

"Oh, begitu." Zayn mengangguk paham, tampak sedang berpikir.

"Jadi, Bapak bisa minta karyawan yang lebih senior untuk menemani. Itu pasti akan memberikan pengalaman yang lebih baik," lanjut Tamara segera.

Di samping mereka, beberapa staf dari Grup Hasiholan menyadari bahwa atasan mereka lagi-lagi menyusahkan karyawan perempuan dari Rich Tech ini. Mereka ingin sekali membantu meredakan situasi, tetapi merasa tidak pantas.

Dari pihak Rich Tech, Peter dan beberapa orang lainnya akhirnya berbicara, "Tamara memang staf baru, jadi belum terlalu mengenal lingkungan kantor. Kami bisa menemani Bapak berkeliling."

Bahkan Jacob ikut bersuara, "Kebetulan aku lagi nggak sibuk. Biar kami yang menemanimu saja."

Tamara diam-diam mer
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 242

    Melihat wajah Tamara, pria itu tersenyum tipis. Matanya yang tajam sedikit terangkat, memberi kesan genit."Halo, Cantik. Kamu jauh lebih cantik dari fotomu ya," ucap Alex sambil berdiri, tersenyum ramah.Tamara berhenti di tempat, menatap pria berpakaian santai dan tampak genit itu. Dia pun mengira dirinya salah masuk ruangan."Maaf, aku salah masuk," ujar Tamara buru-buru, lalu berbalik untuk keluar."Eh, eh, nggak salah kok!" seru Alex segera. "Aku pengacara dari Firma Hukum Bostan. Kamu Tamara, 'kan? Klienku, 'kan?"Mendengar itu, langkah kaki Tamara terhenti. Dia perlahan menoleh, menatap pria itu yang sudah mendekatinya.Melihat sorot mata Tamara yang dipenuhi dengan ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kewaspadaan, Alex tak bisa menahan senyuman."Kenapa lihat aku begitu? Aku nggak kelihatan seperti pengacara ya?" tanya Alex sambil mengangkat alis dan menyilangkan tangan di dada.Tamara mengangguk pelan, sangat setuju."Pfft, kamu jujur banget sih." Alex terkekeh-kekeh."Soalnya da

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 241

    "Dari mana kamu tahu?""Tentu saja itu si anjing Zayn yang bilang langsung!" jawab Carlos dengan marah.Mendengar itu, Arham terdiam beberapa saat. Kalau Zayn sendiri sudah mengatakannya, itu berarti mereka memang sudah bersama, 'kan?Bukan berarti dia tidak setuju, hanya saja Arham merasa sedikit khawatir. Apakah orang tua Keluarga Hasiholan akan menerima Tamara?Tamara bukan berasal dari keluarga terpandang, juga tidak ada figur orang tua yang bisa membantunya. Jika benar dia menikah dengan Zayn, jalan hidupnya ke depan pasti tidak mudah."Kalaupun mereka bersama, itu sudah bukan urusanmu. Jangan lupa, kalian tinggal tunggu ambil akta cerai saja," kata Arham.Carlos langsung terdiam seribu bahasa. Dia ingin membantah karena dia tidak akan menceraikan Tamara. Begitu gugatan dikabulkan, Tamara tetap istrinya. Zayn tidak akan pernah bisa menikahi Tamara!"Kamu harus ambil kembali uang 10 miliar itu dari Verona. Kalau nggak, aku yang turun tangan," kata Arham lagi dengan wajah tegas."Mi

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 240

    "Zoya, menurutmu gimana Pak Arham bisa tahu kejadian malam ini?" tanya Tamara sambil mengernyit.Zoya menjawab, "Tentu saja karena Carlos. Bukankah dia terus ganggu kamu? Pak Arham pasti suruh orang awasi dia.""Kamu tahu dari mana?" tanya Tamara lagi.Zoya terdiam sejenak, menoleh ke samping dengan gugup, lalu menjawab sambil mengelak, "Hm ... tebakanku saja. Kayaknya sih begitu."Saat kakaknya menelepon di kantor polisi, Zoya sempat mendengar bahwa ada beberapa pengawal yang diutus untuk mengawasi Carlos. Intinya, Carlos itu seperti narapidana.Zoya sama sekali tidak merasa kasihan. Carlos memang pantas mendapatkannya. Jika tidak dikawal, dengan kelakuannya yang seperti orang gila itu, dia pasti akan mengganggu Tamara di tempat kerja setiap hari.Di sofa, Tamara duduk sambil memeluk lututnya, menonton film yang dia sendiri tidak paham jalan ceritanya.Yang membuatnya bingung hanya satu, bagaimana Arham tahu tentang kejadian ini? Dia tidak heran Carlos tahu karena Verona sudah menelep

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 239

    Pintu samping kanan taksi sebenarnya belum terkunci, kali ini langsung dibuka dari luar. Seorang pengawal berkata, "Tuan Carlos, silakan turun."Carlos menatapnya dengan wajah penuh amarah. Pengawal itu kembali berkata, "Kalau Tuan nggak turun, jangan salahkan kami menurunkanmu secara paksa."Carlos masih diam. Dalam kebisuan, dia melawan, mengamati sekeliling, dan memikirkan cara kabur lagi setelah turun dari mobil.Namun, nasib baik tidak berpihak padanya. Satu pengawal lain datang sambil membawa ponsel dan mengaktifkan pengeras suara."Carlos! Cepat kembali sekarang juga!" Teriakan penuh wibawa dari Arham pun terdengar, membuat bulu kuduk meremang."Kakek, aku nggak akan kembali! Tamara terluka, aku mau menemuinya!" tolak Carlos."Kalau Tamara terluka, biar aku cari orang urus! Kamu kembali sekarang juga, jangan buat dia makin benci sama kamu!" bentak Arham.Carlos menggigit bibirnya, berucap dengan tegas, "Aku nggak akan berbuat apa-apa. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saj

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 238

    "Gawat! Cepat kejar!" Salah satu pengawal berteriak dengan panik.Karena tidak memiliki kartu akses lift eksekutif, mereka hanya bisa menggunakan lift karyawan biasa. Satu orang turun mengejar, satu lagi menelepon bagian logistik agar menghentikan operasional lift, sekaligus menghubungi petugas keamanan di luar gedung untuk melakukan pengepungan.Di dalam lift, Carlos menatap angka yang berubah cepat di panel lift. Tangannya mengepal erat. Dia berharap lift bisa lebih cepat lagi.Akhirnya, Carlos tiba di lantai B2. Begitu pintu terbuka, dia hendak melangkah keluar. Sayangnya, dia langsung melihat barisan petugas keamanan sudah menunggunya di sana.Carlos tak menyangka mereka bisa bergerak secepat ini. Sambil menggertakkan gigi dan melotot, dia segera menutup kembali pintu lift dan menekan tombol menuju lantai 1.Saat sampai di lantai 1, karena sebagian besar petugas keamanan telah turun ke basemen, penjagaan di sini menjadi longgar.Carlos langsung berlari melewati empat orang petugas

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 237

    Selesai makan, mereka berdua pulang. Setelah Tamara mandi, Zoya membantunya mengoleskan obat.Usai mengoleskan, Zoya berkata, "Jangan bergerak, aku mau foto dulu."Tamara tampak bingung, tetapi sebelum sempat bertanya, Zoya sudah menjelaskan, "Buat visum, nanti dilampirkan ke kantor polisi. Soalnya kita minta 10 miliar."Tamara tak mencurigai apa pun dan langsung memercayainya.Zoya pun mengambil beberapa foto, tetapi merasa hasilnya belum cukup. Dia mengedit fotonya, menambahkan efek agar luka-lukanya tampak lebih parah, lalu mengirimkannya ke Carlos.Di ruang kantor presdir kantor pusat Grup Suratman, Carlos masih lembur saat notifikasi muncul di ponselnya. Dia segera meraih ponselnya.Hanya sekilas, dia langsung melihat luka di lengan itu karena terlalu mencolok. Beberapa bekas merah seperti dicambuk, warnanya dalam dan jelas.Apalagi dengan kulit Tamara yang putih dan lengannya yang kurus, luka itu terlihat semakin mengerikan.Seketika, mata Carlos terasa panas, dadanya terasa pedi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status