Share

Bab 220

Penulis: Bertha
Tidak masalah. Sekarang Tamara sudah tahu siapa Zayn sebenarnya, jadi lain kali dia tidak akan sebodoh hari ini, diam-diam menelan rasa kesalnya begitu saja.

"Ini salahku, aku nggak tahu kalau Pak Zayn dan Tamara ada masalah," ucap Peter.

"Aku juga nggak tahu yang datang hari ini adalah dia," sahut Tamara.

Sekalipun tahu, toh dia juga tidak mengenal Zayn, dia tetap akan hadir di rapat dan akhirnya tetap ditindas oleh Zayn.

Hatinya masih diliputi amarah, tangannya mengepal erat. Dia tidak berutang apa pun kepada Zayn. Meskipun kedua perusahaan akan bekerja sama, kenapa dia harus dipersulit di depan umum?

Ya sudahlah, biarkan saja. Toh yang mulai mencari gara-gara duluan adalah Zayn.

Mereka kembali ke departemen desain. Saat ini, hanya tersisa Tamara dan Peter. Peter bertanya dengan penasaran, "Tamara, kamu pernah menyinggung Pak Zayn ya?"

Ini adalah satu-satunya kemungkinan. Karena meskipun awalnya ada kesan sedikit ambigu di antara mereka, Tamara sama sekali tidak mengenal Zayn.

Peter
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 238

    "Gawat! Cepat kejar!" Salah satu pengawal berteriak dengan panik.Karena tidak memiliki kartu akses lift eksekutif, mereka hanya bisa menggunakan lift karyawan biasa. Satu orang turun mengejar, satu lagi menelepon bagian logistik agar menghentikan operasional lift, sekaligus menghubungi petugas keamanan di luar gedung untuk melakukan pengepungan.Di dalam lift, Carlos menatap angka yang berubah cepat di panel lift. Tangannya mengepal erat. Dia berharap lift bisa lebih cepat lagi.Akhirnya, Carlos tiba di lantai B2. Begitu pintu terbuka, dia hendak melangkah keluar. Sayangnya, dia langsung melihat barisan petugas keamanan sudah menunggunya di sana.Carlos tak menyangka mereka bisa bergerak secepat ini. Sambil menggertakkan gigi dan melotot, dia segera menutup kembali pintu lift dan menekan tombol menuju lantai 1.Saat sampai di lantai 1, karena sebagian besar petugas keamanan telah turun ke basemen, penjagaan di sini menjadi longgar.Carlos langsung berlari melewati empat orang petugas

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 237

    Selesai makan, mereka berdua pulang. Setelah Tamara mandi, Zoya membantunya mengoleskan obat.Usai mengoleskan, Zoya berkata, "Jangan bergerak, aku mau foto dulu."Tamara tampak bingung, tetapi sebelum sempat bertanya, Zoya sudah menjelaskan, "Buat visum, nanti dilampirkan ke kantor polisi. Soalnya kita minta 10 miliar."Tamara tak mencurigai apa pun dan langsung memercayainya.Zoya pun mengambil beberapa foto, tetapi merasa hasilnya belum cukup. Dia mengedit fotonya, menambahkan efek agar luka-lukanya tampak lebih parah, lalu mengirimkannya ke Carlos.Di ruang kantor presdir kantor pusat Grup Suratman, Carlos masih lembur saat notifikasi muncul di ponselnya. Dia segera meraih ponselnya.Hanya sekilas, dia langsung melihat luka di lengan itu karena terlalu mencolok. Beberapa bekas merah seperti dicambuk, warnanya dalam dan jelas.Apalagi dengan kulit Tamara yang putih dan lengannya yang kurus, luka itu terlihat semakin mengerikan.Seketika, mata Carlos terasa panas, dadanya terasa pedi

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 236

    Begitu pesan penuh tuduhan itu dikirim, Carlos sempat tertegun, merasa dirinya sedang menyindir diri sendiri.Dulu, entah berapa kali Tamara tetap memasakkan makanan untuknya meskipun dalam kondisi sakit atau terluka. Sekarang, apa pantas dia mengucapkan kata-kata seperti itu?Terutama saat dia mengingat kejadian terakhir. Saat itu, kaki Tamara penuh lepuhan dan punggung bawahnya juga cedera, tetapi dia malah melontarkan kata-kata yang kejam, "Kaki cedera tetap bisa berdiri, 'kan?"Setelah itu, makanan yang Tamara siapkan dengan susah payah pun tidak dia makan. Bahkan, dia memarahinya dan mendorongnya hingga akhirnya menyebabkan tulang ekor Tamara retak.Carlos menyesal, hatinya terasa luar biasa pedih. Dia sampai menampar diri sendiri dengan keras di dalam kantor. Suara tamparannya menggema keras. Dia benar-benar lebih buruk dari binatang!Tak heran waktu itu Tamara benar-benar kehilangan kendali atas emosi, menyiramnya dengan air di kamar mandi, dan mengusirnya sambil memakinya.Dia

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 235

    "Kak, kami pergi dulu ya!" seru Zoya sambil melambaikan tangan.Zayn hanya mengangguk pelan, tapi matanya masih terpaku pada Tamara. Zoya tidak terlalu memperhatikan dan langsung menghampiri sahabatnya.Jacob juga ikut berpamitan dan meninggalkan tempat itu. Namun saat hendak pergi, dia menyadari bahwa Zayn masih saja menatap Tamara. Mereka bertiga berjalan menjauh. Satu menit kemudian, Jacob menoleh ke belakang.Zayn masih berdiri di tempat menatap mereka.Tidak ... lebih tepatnya, dia sedang menatap Tamara.Jacob mengepalkan bibir, kini dia benar-benar yakin bahwa Zayn memang menyukai Tamara.Sementara itu, di tempat semula ...Zayn hanya berdiri terpaku menatap sosok yang perlahan menjauh. Tamara tidak menoleh ke arahnya sekali pun sedari tadi dan tetap menjaga jarak darinya. Zayn akhirnya benar-benar merasakan artinya "menabur angin, menuai badai".Tadi pagi dia masih mempersoalkan mengapa Tamara terus menatapnya begitu lama. Alhasil, sekarang Tamara tidak ingin meliriknya ataupun

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 234

    "Tentu saja, aku akan pergi kasih tahu wanita itu berita baik," kata Zayn santai.Zoya awalnya ingin membalas ucapan kakaknya. Namun, begitu melihat ekspresi licik di wajah Zayn, dia langsung merasa curiga dan memutuskan untuk mengikutinya.Di ruang interogasi.Saat ini, Verona sudah tidak menangis lagi. Dia hanya tersedu-sedu tanpa suara, riasan di wajahnya juga sudah kacau berantakan.Namun, dia tidak peduli lagi. Yang ada di pikirannya hanyalah dari mana dia bisa mendapatkan 10 miliar dan kenyataan bahwa dia harus mendekam di tahanan selama 15 hari."Hei, Carlos sudah bayarkan ganti rugi itu untukmu, jadi kamu nggak perlu bayar uang itu lagi," kata Zayn.Verona terdiam sejenak, matanya membelalak tak percaya. "Apa? Dia ... bukannya sudah ...," gumam Verona kebingungan."Setelah aku keluar tadi, dia meneleponku lagi. Katanya dia berubah pikiran. Akhirnya, dia tetap nggak tega juga," Zayn memotong ucapannya. Dia menghela napas panjang dan memasang wajah prihatin."Aku bilang juga apa,

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 233

    "Pak Carlos, sudah sampai? Waktuku ini sangat berharga," kata Zayn dengan santai.Carlos menggertakkan giginya, lalu bertanya, "Cepat katakan, luka Tamara parah? Dia luka di mana?"Zayn menjawab dengan santai, "Bukannya kamu mau datang melihatnya sendiri?"Carlos langsung berteriak dengan marah, "Aku ada urusan, nggak bisa ke sana lagi. Cepat katakan, bagaimana kondisi Tamara?"Namun, Zayn masih tetap santai. "Kenapa aku harus memberitahumu?""Kamu!"Carlos hampir meledak karena kesal. Saat ini, Zayn adalah musuh nomor satunya. Namun, dia tetap berkata dengan sangat marah, "Bukankah kamu mau sepuluh miliar itu? Aku berikan padamu."Mendengar Carlos akan ganti rugi, Zayn tersenyum.Namun, Carlos melanjutkan, "Tapi, aku punya syarat. Kamu harus memberitahuku kondisi Tamara serta terluka di bagian mana, dan kamu nggak boleh menjaganya. Biar Zoya yang menjaganya.""Boleh," jawab Zayn dengan segera."Kalau begitu, cepat katakan," kata Carlos."Nggak boleh. Bagaimana kalau kamu nggak transfe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status