Share

Bab 3

Author: Bertha
Carlos terdiam selama satu detik. Bibirnya mengatup rapat, menatap lawan bicaranya, tetapi akhirnya tidak mengatakan apa-apa.

Tamara mendengarkan percakapan mereka, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman sinis.

Dia adalah istri Carlos, tetapi entah kenapa situasinya terasa seolah-olah mereka barulah pasangan yang sebenarnya dan dia hanya seorang pelakor.

Carlos berjalan di depan, sementara Verona mengikuti di sampingnya. Meskipun Tamara tidak menggubris wanita itu, kenyataannya wanita jalang tidak akan berhenti berulah.

"Rara, kamu pasti sangat sakit ya? Maaf, waktu itu Carlos pikirin karierku, jadi bawa aku duluan ke rumah sakit. Jangan salahin dia." Verona berbicara dengan nada lembut.

Tamara menyeringai tipis, lalu berkata dengan nada datar, "Nggak kok. Lagi pula, dalam hatinya, kamu yang paling penting."

Dia hanya mengatakan fakta. Namun, di telinga Carlos, itu terdengar seperti sindiran yang menusuk.

Dengan nada kesal, dia menegur, "Apa maksud nada bicaramu itu? Memang benar ini kesalahan Verona yang nggak pegang termos dengan baik, tapi kamu juga nggak menutup rapat termosnya."

Tamara tidak membalas. Sekalipun dia menjelaskan ribuan kali, Carlos tidak akan pernah percaya. Dia hanya mendongak menatap pria itu, matanya kosong tanpa emosi.

Carlos menatap balik ke dalam mata Tamara yang begitu tenang. Entah kenapa, untuk pertama kalinya dia merasa wanita ini tampak begitu dingin.

"Sudahlah, jangan dibahas lagi. Aku juga nggak terluka parah. Carlos, jangan salahin Tamara lagi," ucap Verona dengan sikap murah hati. "Tamara terluka. Carlos, jangan terlalu galak padanya."

Tamara langsung ingin muntah mendengarnya. Jelas-jelas dialah korban, tetapi sekarang dia malah diposisikan sebagai pelaku. Sementara Verona memasang wajah pemaaf dan mengucapkan kalimat itu tanpa rasa malu.

"Lain kali hati-hati," kata Carlos kepada Tamara.

Lain kali? Tamara tersenyum dingin. Tidak akan ada lain kali.

Saat mereka sampai di tepi jalan, tiba-tiba terdengar seruan kaget dari belakang. Carlos menoleh dan melihat Verona jatuh terduduk di tanah. Satu tangannya memegang pergelangan kakinya dengan wajah menahan sakit.

"Verona!" panggil Carlos dengan cemas.

Tanpa berpikir panjang, dia langsung melepaskan pegangan. Tamara yang tidak siap pun terjatuh ke tanah, merasakan nyeri yang menusuk.

Carlos sama sekali tidak peduli. Dia segera berlari ke arah Verona dan menggendongnya, lalu buru-buru menuju ruang gawat darurat.

Namun, setelah berjalan beberapa langkah, dia tiba-tiba menoleh ke belakang. Di sana, Tamara sedang berusaha bangkit dengan susah payah.

Alis Carlos berkerut, tetapi tangisan lirih Verona kembali terdengar di telinganya. "Sakit sekali .... Sepertinya aku terkilir. Gimana ini? Lusa aku ada fashion show ...."

"Jangan takut. Aku akan segera membawamu berobat," ujar Carlos, lalu mengalihkan tatapannya kembali ke Verona dan pergi tanpa menoleh lagi.

Mereka sudah pergi. Tamara bertahan dalam posisi setengah berdiri, tetapi rasa sakit membuatnya tidak bisa meluruskan punggungnya.

Dia tidak melihat ke arah mereka. Dia hanya merasakan matanya memanas, lalu mengulurkan tangan untuk menghentikan sebuah taksi.

Setelah masuk ke mobil, dia menatap kakinya yang terluka. Saat jatuh tadi, jari kakinya membentur batu yang menonjol sehingga sekarang berdarah.

Bukan hanya itu. Tulang ekornya juga terasa sakit dan sikunya lecet cukup parah. Tamara mengambil tisu untuk membersihkan luka dan noda darahnya. Rasa sakitnya begitu kuat hingga air mata jatuh tanpa bisa ditahan. Dia menggertakkan gigi, berusaha agar tidak mengeluarkan suara.

'Sisa satu bulan lagi,' pikirnya. Hanya satu bulan lagi, lalu dia akan bebas.

Ponselnya bergetar, sebuah pesan muncul. Masih dari nomor tak dikenal itu.

[ Maaf ya, Tamara. Carlos membawaku periksa kaki lagi dan meninggalkanmu begitu saja. Sepertinya dia akan menemani aku agak lama. Kamu nggak keberatan, 'kan? ]

Tamara membaca pesan itu dan langsung mengabaikannya. Mereka telah berpisah selama dua tahun, tetapi Carlos masih mencintai Verona seperti dulu. Selama Verona berdiri di sana, Carlos akan selalu memilihnya tanpa ragu.

Tamara membuka aplikasi lain, melihat pesan dari seniornya, Jacob, yang bertanya kapan dia akan kembali ke negaranya.

Benar, selama ini dia menyembunyikan status pernikahannya. Dia mengatakan pada Jacob bahwa dia pergi ke luar negeri, padahal sebenarnya dia masih di Kota Ruksa.

Kota Ruksa tidak terlalu besar, tetapi juga tidak kecil. Orang-orang tahu Carlos sudah menikah, tetapi tidak ada yang tahu siapa istrinya. Itu adalah permintaan Carlos saat mereka menikah.

Selama dua tahun ini, dunia Tamara hanya berputar di sekitar Carlos. Hidupnya hanya sebatas rumah dan kantor, tidak pernah menampakkan diri di publik.

[ Sebulan lagi, setelah menyelesaikan urusanku di sini. ]

Tamara membalas pesan Jacob. Menyelesaikan semuanya berarti mengakhiri semua urusan dengan Carlos.

Balasan dari Jacob masuk dengan cepat. Dia bilang, begitu Tamara kembali, dia bisa langsung bekerja di perusahaannya sebagai direktur.

Tamara menerima tawaran Jacob, tetapi menolak posisi direktur. Setelah lulus kuliah, dia menikah dengan Carlos. Dia disebut sebagai ibu rumah tangga, tetapi kenyataannya dia tidak ada bedanya dengan seorang pembantu.

Semua ilmu yang dia pelajari di universitas harus dipelajari kembali. Kalau tidak, dia bahkan tidak akan bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan dasar.

[ Jangan begitu. Posisi direktur saja terlalu rendah buatmu. Dulu kamu selalu mendapat beasiswa setiap tahun, bahkan di tahun kedua kamu sudah bisa memimpin tim dan memenangkan kompetisi startup. Kamu sangat hebat. ]

Tamara menatap pesan itu dan terdiam. Ingatannya melayang ke masa kuliah. Dulu, dia memang selalu unggul dalam akademik, berkali-kali memimpin tim memenangkan penghargaan. Saat itulah dia sempat bertemu beberapa kali dengan Arham.

Tatapannya tertuju pada kata "hebat". Tamara seperti terbangun dari mimpi panjang. Ya, dia sangat hebat.

Jika tidak membantu Jacob membangun perusahaan, saat ini dia pasti sudah menjadi eksekutif di perusahaan besar. Namun, selama dua tahun terakhir, apa saja yang telah dia lakukan?

Demi cinta, dia merendahkan diri hingga ke titik terendah. Dia mengorbankan harga diri dan jati diri, sampai-sampai dia merasa asing dengan diri sendiri.

Setelah membalas pesan Jacob, Tamara mematikan ponselnya yang layarnya sudah retak parah. Dia bersandar di kursi mobil, memejamkan mata.

Dalam benaknya, kenangan dari masa lalu muncul kembali. Dulu, Jacob membawanya masuk ke dunia startup dan dia yang mencari investor. Saat itu, dia menemui Arham.

Arham setuju untuk berinvestasi, tetapi dengan satu syarat, yaitu dia harus menikah dengan Carlos agar Verona tidak bisa masuk ke keluarga mereka.

Saat itu, bagi Tamara, ini adalah sebuah keberuntungan besar. Karena sejak SMA, dia diam-diam mencintai Carlos. Meskipun kemudian Carlos bersama Verona, perasaannya tetap terpendam.

Dia terlalu serakah. Dia bukan hanya mendapatkan investasi, tetapi juga cinta yang selama ini dia idamkan. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menyetujuinya.

Namun, sekarang dia menyesalinya, sangat menyesal. Ternyata itu bukan keberuntungan, melainkan jebakan. Sesuatu yang gratis selalu memiliki harga yang lebih besar untuk dibayar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
marulianna Sianturi
good, aku suka banget 🫰
goodnovel comment avatar
Camelia Hadi
udah bener dirumah, ngapain bikin sup buat selingkuhan suami trus dianterin pula. JD celaka kan?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 326

    "Begitu dia bangun, langsung kurung saja. Kalau pikirannya cuma sibuk urusan cinta, ya sudah, tak usah kerja lagi." Arham berkata dengan ekspresi dingin."Bukankah Maxim sudah berkali-kali mengajukan supaya anak haramnya itu dibawa ke kantor pusat untuk dilatih? Setujui saja."Mendengar ini, kepala pelayan langsung terperangah. "Tuan, jangan terburu-buru. Tuan Carlos cuma khilaf sesaat, pekerjaannya juga nggak terganggu," ucapnya segera.Arham bahkan dulu melompati anak kandungnya dan langsung menetapkan Carlos sebagai penerus. Namun, sekarang dia malah ingin membawa pulang cucu kedua ...."Dia terlalu mengecewakan. Memang pekerjaan utama nggak terganggu, tapi dia menyalahgunakan kekuasaan, membeli perusahaan-perusahaan kecil semaunya, bahkan memaksa menjalin kerja sama dengan Rich Tech untuk mengembangkan proyek-proyek baru yang jelas kurang menguntungkan." Arham tetap dengan ekspresi datarnya."Begitu emosional dan pendendam. Cepat atau lambat, Grup Suratman akan hancur di tangannya

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 325

    Ternyata tetap harus Arham yang turun tangan langsung. Jika tidak, Carlos pasti akan berani menyuap hakim untuk membuat rencananya berhasil. Melihat masih ada anggota Keluarga Suratman yang bijaksana dan bersedia membela Tamara, dia pun tidak begitu khawatir lagi."Kak Jacob, aku takut nanti Carlos akan menargetkan Rich Tech," kata Tamara dengan khawatir sambil mengernyitkan alisnya karena teringat dengan ancaman Carlos."Nggak apa-apa, kita selesaikan saja seperti waktu itu. Selama ada Pak Arham, Carlos nggak akan berani bertindak sembarangan. Sekarang dia pakai strategi berpura-pura. Dia mengakuisisi Julike Tech yang sedang kerja sama dengan Rich Tech untuk bisa berhubungan langsung dengan kita dan bahkan mengancam kita agar kerja sama tetap berjalan," jawab Jacob.Mendengar perkataan itu, Tamara langsung teringat kemarin dia bertemu dengan Carlos yang keluar dari ruang rapat saat hendak pulang kerja. Sepertinya Carlos memang membahas tentang hal ini."Dia memang menargetkanmu. Tapi,

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 324

    Tamara berpikir kemungkinan besar semua ini hanya sandiwara Carlos untuk melihat apakah dia akan tetap tinggal dan mengkhawatirkan dirinya. Dia pun meminta agar mobilnya segera melaju dan bahkan lebih cepat dari biasanya, tidak ingin memberikan Carlos kesempatan untuk menjalankan siasatnya."Tadi belum makan kenyang, 'kan? Aku reservasi tempat di restoran lain lagi," kata Jacob."Nggak perlu, aku memang nggak begitu lapar. Kak Jacob, bagaimana?" kata Tamara."Aku juga nggak begitu lapar," balas Jacob."Lebih baik reservasi restoran lain lagi, tadi kamu baru makan dikit saja pun sudah berkelahi," kata Tamara.Mendengar perkataan itu, Jacob berpikir dia tidak masalah juga jika tidak makan lagi. Namun, jika pulang sekarang, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk berduaan dengan Tamara lagi. Dia pun menyarankan, "Tapi, sebaiknya kita cari tempat untuk makan, lalu makan pencuci mulut lagi. Bagaimana kalau kita cari restoran cepat saji saja?"Tamara menganggukkan kepala menyetujuinya dan t

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 323

    Di tengah tatapan semua orang.Meskipun berada di tengah puluhan tatapan yang menghakiminya, Tamara secara refleks mengepalkan tangannya. Dia malas untuk menjelaskan apa pun pada Carlos karena dia memang sengaja membiarkan Carlos untuk berpikiran seperti ini. Tujuannya hanya untuk memutuskan semua hubungannya dengan Carlos."Dari ujung rambut sampai ujung kaki, kamu nggak ada yang satu pun yang bisa menandingi Kak Jacob," kata Tamara dengan tegas sambil mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata Jason yang memerah.Mendengar perkataan itu, mata Carlos makin memerah karena ucapan Tamara langsung menusuk ke dalam hatinya. Di mata Tamara, ternyata bahkan sehelai rambut pun dia tetap tidak bisa menandingi Jacob. Harga dirinya sebagai seorang pria benar-benar hancur.Tamara tidak ingin berlama-lama di sana lagi pun langsung menarik lengan baju Jacob dan meninggalkan tempat itu.Jacob pun mengikuti langkah Tamara tanpa mengatakan apa pun dan keduanya pun pergi dari sana."Tamara, kamu akan

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 322

    "Omong kosong! Selama belum resmi bercerai, dia tetap istriku," teriak Carlos sambil menatap Jacob dengan marah."Hakim sudah memutuskan kalian resmi bercerai. Meskipun kamu mau naik banding, hasil putusan pertama tetap nggak akan berubah. Kalau kamu nggak melepaskannya, aku akan telepon polisi," kata Jacob.Melihat pria yang hanya bisa mengandalkan wanita itu mengancamnya akan melapor ke polisi dan Tamara masih tetap melindungi Jacob, Carlos langsung melayangkan tinjunya.Melihat kejadian yang tak terduga itu, para pengunjung yang sedang menyaksikan pun langsung berseru dengan kaget.Ekspresi Tamara juga sudah berubah, dan segera mengulurkan tangan untuk menghentikan.Mungkin karena sudah bertarung beberapa kali sebelumnya, Jacob sudah cukup mengenal pola serangan Carlos dan berhasil menahan pukulan dengan paksa."Semuanya, tolong tenang. Kalau ada masalah, kita bisa membicarakannya dengan tenang," kata pelayan itu yang terkejut dan mencoba untuk melerai.Karena ada tiga pelayan yang

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 321

    "Jacob, apa maksudmu ini?" marah Carlos yang akhirnya meledak karena tidak tahan lagi. Kue selamat untuk merayakan kemenangan perkara selama dua kali, bahkan yang tiga tingkat. Jacob ini sebaiknya makan saja terus sampai mati tersedak."Pak Carlos, ada apa? Kenapa tiba-tiba begitu marah?" kata Jacob yang berpura-pura terkejut dan menatap pria di sampingnya dengan tatapan tak berdaya."Sialan, berhenti berpura-pura. Merayakan perceraianku di depan mataku? Kamu ini gila atau mau cari mati?" teriak Carlos sambil memelototi Jacob dengan ganas.Mendengar Carlos memaki Jacob dengan kata-kata kotor, Tamara langsung mengernyitkan alisnya. Setelah itu, dia menoleh dan menatap Carlos dengan marah.Sebelum Tamara sempat berbicara, Jacob sudah membuka mulut terlebih dahulu dan masih dengan nada yang tak bersalah. "Aku mana ada merayakan perceraianmu. Ini nggak ada hubungannya denganmu, aku bantu Tamara merayakannya.""Kamu jelas-jelas tahu Tamara bercerai denganku," teriak Carlos.Jacob menjawab d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status