Share

Bab 55

Author: Bertha
"Sus, kalau dia tanya aku sudah sadar atau belum, bilang saja aku sempat bangun lalu tidur lagi," ucap Tamara.Perawat itu menatapnya, merasa pria itu mungkin juga tidak akan menanyakan, tapi tetap mengangguk pelan. Ini adalah kamar rawat inap tunggal. Tamara berbaring di ranjang dan menatap kosong ke arah jendela.

Ingin sekali rasanya dia pergi. Dia ingin pergi dan benar-benar menjauh dari dua orang berengsek itu. Padahal tinggal tiga hari lagi, kenapa ... kenapa mereka masih juga menyiksanya?

Ah, salah. Sekarang hanya tersisa dua hari. Besok, dia sudah bisa pergi.

Tamara memejamkan mata. Semua barang sudah dia kemas. Sekarang dia hanya berharap waktu bisa berjalan lebih cepat.

Siang hari.

Tamu tak terduga datang. Ihsan.

"Bu, Anda baik-baik saja?" Ihsan datang membawakan keranjang buah untuk menjenguk.

"Ini atas permintaan Pak Carlos. Dia ingin tahu apakah Anda sudah sadar atau belum."

Ekspresi Tamara datar. Dia bahkan tidak berniat menjawab. Hanya dengan mendengar nama Carlos, hatinya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ida Anida
alurnya lama..3hari mulu
goodnovel comment avatar
Fellicia Gani
Lama betul 3hari rasa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 145

    Tamara membatin, 'Berani, ya? Aku sudah pernah memberanikan diri satu kali. Tapi justru karena itu, aku jadi kehilangan semua keberanian dan bahkan membawa trauma.'Melihat sahabatnya yang merenung, Zoya merasa curiga dan akhirnya bertanya, "Ckck, ekspresi macam apa itu? Seakan-akan kamu punya banyak sekali cerita. Jangan-jangan kamu pacaran di luar negeri?""Nggak, kok. Aku cuma merasa ucapanmu ada benarnya, jadi aku lagi mikir," jawab Tamara setelah tersentak dari lamunannya.Zoya mendengus, lalu berkata, "Pasti, dong. Kalau pacaran nanti, kamu jadikan aku penasihatmu, ya. Aku juga mau jadi pengiring pengantinmu nanti ...."Tamara hanya tersenyum tanpa berkomentar. Dia dan Carlos tidak mengadakan upacara pernikahan, juga tidak mengundang tamu secara terbuka. Jadi, anggap saja tidak pernah menikah sama sekali.....Akhir pekan berlalu dalam sekejap mata.Ternyata memang benar seperti yang dikatakan Arham, seberapa besarnya pun kesedihan Carlos dalam dua hari belakangan ini, begitu har

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 144

    Kepala pelayan melapor bahwa awalnya Carlos tampak cukup tenang, membuat orang mengira emosinya sudah mereda. Namun entah mengapa, dia kembali terisak. Kondisinya benar-benar membuat orang merasa iba.Di ruang tamu depan, Arham yang sedang minum teh mendengar laporan itu. Dia meletakkan cangkir teh dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Kalau sudah capek menangis, biar saja dia istirahat. Kalau sudah cukup istirahat, nanti dia bisa menangis lagi."Kepala pelayan kehabisan kata-kata."Kita nggak perlu mengambil tindakan apa pun. Paling hanya dua hari. Kalau sampai pekerjaannya terganggu, jabatan presdir di Grup Suratman itu nggak akan bisa dia pertahankan. Lagi pula, sudah ada yang mengincarnya di belakang," Arham mendengus dingin.Mendengar hal itu, kepala pelayan langsung teringat dengan anak haram yang berada di luar sana. Usianya hanya lebih muda setengah tahun dari Carlos. Selama bertahun-tahun ini, Arham tidak pernah membiarkan orang itu masuk ke keluarga besar, apalagi mencatatkan

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 143

    Jacob merasa sangat iri pada Carlos. Mana mungkin pria seperti itu pantas mendapatkan cinta Tamara selama bertahun-tahun? Apakah hanya karena dia tidak satu sekolah dengan Tamara di SMA? Karena pria itu lebih dulu masuk dalam hidup Tamara?Melihat kedua wanita itu pergi, Jacob baru berbalik arah menuju rumah. Rencana akhir pekan untuk mengajak Tamara keluar pun kandas."Entah kenapa kamu harus menyuruhku ikutan. Tadinya kukira kamu mau masuk. Padahal cuma bertemu di depan apartemen, apa yang mau dihindari? Itu 'kan tempat umum," Zoya menggoda sambil menyetir."Sebenarnya aku cuma nggak mau sendirian bertemu Jacob, agak canggung ...," jawab Tamara.Semalam pria itu salah paham dan terlihat begitu emosional dan bersemangat, bahkan sempat bicara soal bertanggung jawab untuk menikahinya. Hal itu membuat Tamara agak ketakutan. Lagi pula, Jacob memang sudah menyukainya sejak dulu, jadi dia merasa harus menjaga jarak."Yuk, nonton film sama-sama, lalu makan malam. Aku yang traktir," kata Tama

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 142

    Kini Carlos baru menyadari semuanya, tetapi sudah terlambat. Dia menarik selimutnya dengan erat dan membenamkan wajahnya ke bantal. Kemudian, dia meringkuk perlahan sehingga benar-benar terjebak dalam dunia kecilnya yang kelam.Sementara itu, di tempat lain."Eh, kenapa kamu harus menarikku ikut kalau mau ketemu Jacob?" tanya Zoya sambil menyetir."Nggak baik kalau seorang wanita berkunjung ke rumah pria sendirian. Supaya nggak digosip orang juga," jawab Tamara.Zoya kehabisan kata-kata."Haha, coba kasih tahu aku ... jadi memangnya kalau seorang wanita masakkin sup untuk seorang pria itu wajar-wajar saja?" Zoya memutar mata tak percaya. "Tamara, kalau kamu memang suka sama dia, akui saja. Kenapa mesti sok malu-malu segala? Lagian, Jacob juga suka sama kamu. Kalian berdua itu cinta yang saling berbalas."Tamara yang mendengar kesalahpahaman ini hanya bisa terdiam."Jangan mikir yang aneh-aneh. Semalam itu Jacob cuma menolongku, aku hanya berterima kasih." Tamara menghela napas."Ada ap

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 141

    "Aku yang mengajukan soal investasi pada Kakek Arham, dia setuju. Lalu dia sekalian bertanya padaku apakah aku mau menikah dengan Carlos.""Karena aku sudah menyukainya selama bertahun-tahun, aku jadi mabuk kepayang dan langsung menyetujuinya," jelas Tamara yang akhirnya merinci segalanya."Investasi dan pernikahan bukan hubungan sebab-akibat, tapi berdiri sejajar. Hanya saja karena aku mau menikah, investasi malaikat itu berubah jadi investasi pribadi.""Bisa dibilang juga, itu semacam mahar pribadi dari Kakek Arham. Tapi aku nggak mengambil semuanya, aku hanya memilih sistem bagi hasil 50-50."Tamara menghela napas panjang. Akhirnya dia menuntaskan penjelasannya. Jacob tertegun memandangi Tamara, lalu pikirannya kembali jernih perlahan-lahan dan dia pun mulai tenang.Setelah melepaskan tangannya dari bahu Tamara, gadis itu kembali berkata, "Kak Jacob, pernikahanku dengan Carlos nggak ada hubungannya denganmu. Lagi pula, sekarang sudah zaman apa? Kakek Arham juga nggak mungkin memaksa

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 140

    Saat mengingat ucapan Arham di kantor polisi dan kesempatan pertemuan mereka semasa kuliah. Ditambah dengan dua tahun lalu ketika Tamara membantu mengamankan investasi pribadi 20 miliar untuk usahanya ....Jacob tiba-tiba terdiam sejenak, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Tamara, katakan padaku. Apakah karena investasi itu dulu, Pak Arham jadi memaksamu menikah dengan Carlos?"Jika Tamara dipaksa menikah dengan Carlos demi investasi itu .... Berarti, dialah yang menjadi penyebabnya. Dia yang tidak sengaja mendorong Tamara ke dalam jurang penderitaan!"Bukan begitu, Kak ...." Tamara mendengar suara Jacob yang cemas, lalu menjawab."Pasti begitu! Jangan bohong padaku! Kalau nggak, kenapa kamu tiba-tiba menikah dengan Carlos? Kenapa Pak Arham bilang dia yang bersalah padamu?" Jacob memotongnya."Bukan, benaran bukan, kok. Jangan membuatmu sendiri terbebani ...," Tamara mencoba menjelaskan."Nggak mungkin aku nggak merasa bersalah! Aku yang membuatmu jadi seperti ini!" ucap Jacob penuh pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status